Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nila Salihaty
Abstrak :
Unit Gawat Darurat (UGD) sebagai salah satu unit pelayanan penunjang medik dihadapkan pads tuntutan untuk memberikan pelayanan yang cepat dan tepat sehingga tujuan pelayanan gawat darurat yaitu mencegah kematian dan kecacatan dapat tercapai. Dampak tercapainya tujuan dimaksud secara umum akan terkait dengan mutu pelayanan rumah sakit. Kenyataan menunjukan bahwa saat ini IRD RSUD Jayapura belum mampu mengantisipasi kebutuhan logistik farmasinya terutama ketersediaan obat kebutuhan dasar ruangan sehubungan dengan pelayanan yang diberikan kepada pasien. Berdasarkan permintaan kebutuhan obat IRD (medik) bulanan dijumpai kenyataan bahwa beberapa jenis obat yang diajukan ke Instalasi Farmasi tidak dapat dilayani sesuai permintaan (hanya terpenuhi sebesar 61,47% dalam setahun). Hal ini disebabkan karena terbatasnya stok obat yang ada pada Instalasi Farmasi dan bahkan pada bulan tertentu terdapat beberapa jenis obat yang tidak ada memiliki persediaan (TAP). Tujuan dari penelitian ini adalah diketahuinya gambaran sistem pengendalian penyediaan obat kebutuhan dasar pada IRD RSUD Jayapura sehingga dapat dijadikan bahan masukan guna perbaikan dalam sistem pengendalian penyediaan obat kebutuhan dasar sehingga dapat tercapainya pelayanan rumah sakit. Metode yang digunakan dalam menganalisis kondisi pengendalian penyediaan obat kebutuhan dasar meliputi (1) Masukan (Input) yaitu menggali dan menganalisis permasalahan yang berkaitan dengan pengendalian persediaan yang meliputi aspek-aspek Pengorganisasian, Kebijakan, Personalia, Prosedur, Perencanaan, Pencatatan, Pelaporan dan Pemeriksa intern; (2) Proses pengendalian penyediaan obat kebutuhan dasar di IRD yang berkaitan terhadap delapan aspek pengendalian; dan (3) Keluaran (Output) yaitu terpenuhinya penyediaan obat kebutuhan dasar 1RD secara tepat menurut jumlah, jenis, spesifikasi dan waktu.
Control System for Basic Requirements of Drugs Supply at Emergency Installation at Class B Regional Public Hospital in Jayapura Emergency Unit (IRD) as one of medical supporting service units is facing the demand to provide quick and correct service so that the objective of emergency service, namely to prevent from death and disabbility can be achived. The impact of achivement of such objective in general will be related to the quality of hospital services. The fact indivates that at the moment Emergency Unit (IRD) of Regional Public Hospital of Jayapura has not been able to anticipate its pharmaceutical logistic requirements, particularly the availibility of inhouse basic drugs requirements as given to patiens_ Based on the monthly request for IRD drugs requirements, it reveals that several kinds of drugs as submitted to the pharmaceutical installation can not be complied with according to the request (it can only be complied with 61.47% per anum). This is due to the limited stock of drugs as available in the IRD and even in certain months there are some kinds of drugs that have no stock. The objective of this research is to visualize the exposure of supplying system of basic drugs requirements at IRD RSUD layapura so that it can serve as input for improvement in control system of basic drugs requirements so that the hospital services can complied with. The method applied in analyzing the conditions of stock control of basic drugs requirements includes (1) Input, namely to dig up and analyze the problem related to stock control that includes the aspects of Organizing, Policy, Personnel, Procedure, Planning, Recording, Reporting, and Internal Audit; (2) Process of supply control of basic drugs requirements at IRD that is related to eight aspects of control; and (3) Output, namely, proper supply fulfillment of basic drugs requirements of IRD according to the quantity, kind, specification and time.
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T12921
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendraryatmo
Abstrak :
Sebagai pemenuhan terhadap tuntutan pelayanan kesehatan masyarakat pada umumnya dan karyawan maupun keluarga karyawan khususnya, sekaligus sebagai pemenuhan terhadap kebijakan pimpinan perusahaan tentang pengetatan anggaran di semua bagian termasuk bagian kesehatan, aspek perbekalan farmasi memegang peranan yang sangat penting karena melibatkan investasi yang cukup besar. Oleh karena itu diperlukan sentuhan di bidang manajemen persediaan obat-obatan agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh pimpinan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kebutuhan persediaan obat-obatan baik jenis maupun jumlah untuk seluruh klinik yang ada di perusahaan Asamera Oil Company dengan melihat jumlah pemakaian seluruh obat-obatan, besarnya nilai investasi yang tertanam di obatobatan, serta nilai kritis dari obat-obatan tersebut selama tahun 1995 dalam upaya pengendalian persediaan. Jenis penelitian ini adalah penelitian operasional, yang berdasarkan waktunya adalah cross sectional dengan menggunakan data primer yang dikumpulkan dari hasil wawancara dan kuesioner, disamping itu juga menggunakan data sekunder yang merupakan laporan penggunaan obat-obatan selama tahun 1995. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa perencanaan pengadaan obat-obatan di bagian kesehatan Asamera Oil Company dilakukan setahun 2 kali dengan alur pengadaan, distribusi sampai obat-obatan tiba di lapangan adalah 4 bulan, lamanya waktu ini mungkin disebabkan oleh panjangnya rantai birokrasi yang mencapai 14 tahapan. Terdapat 462 jenis obat yang dipakai selama tahun 1995. Dengan analisis ABC indeks kritis ditunjukkan bahwa dari seluruh obat-obatan tersebut, jumlah obat yang harus selalu ada atau masuk dalam katagori A adalah sebanyak 74 item dengan nilai investasi sebesar Rp. 136.222.16$ atau 56,53% dari total investasi, katagori B sebanyak 231 item dengan investasi sebesar Rp. 89.040.610 atau 36,95% dan total investasi serta kelompok C sebanyak 157 item dengan investasi sebesar Rp. 15.723.784,50 atau sebesar 6,52%. Pengendalian persediaan analisis ABC indeks kritis untuk kelompok A adalah dengan fixed order quantity dimana ROP dan EOQ sangat diperhitungkan seperti pada contoh untuk Arnoxan 500, sedangkan kelompok B dan C dengan menggunakan periodic reorder system. Oleh karena begitu kompleksnya manajemen persediaan obat, sedangkan analisis ABC indeks kritis hanya merupakan salah satu cara pengendalian persediaan, maka untuk mengurangi beban dalam pengendalian, dapat dilakukan dengan mengembangkan Quality Assurance tentang pengelolaan obat-obatan. Tidak hanya tentang jenis obat-obatan saja, akan tetapi mulai dan perencanaan sampai dengan diterimanya obat di lapangan. Pada pengelolaan obat, diharapkan di masing-masing departemen terkait dibuat suatu gugus untuk peningkatan kualitas yang bertujuan memperpendek siklus pengadaan obat disamping mengurangi rantai alur pengadaan. Sedangkan untuk mengatasi banyaknya jenis obat yang beredar dapat dilakukan dengan standarisasi atau penyeragaman jenis obat yang dipakai untuk pengobatan penyakit-penyakit tertentu.
Optimalization of Drugs Supply Control at the Medical Department Asamera Oil Company January - December 1995To satisfy the needs of medical services to the people in general, the employees and their families in particular, and at the same time to meet the management tight budget policy at all departments including the medical department, pharmaceutical supply aspect plays a very critical role as it involves a big amount of investment. The drugs supply management, therefore requires a review in order to be able to reach the objectives set by management. The objective of this survey is to identify drugs supply requirement based on types and quantity in all Asamera Oil Clinics by considering the quantity of drugs consumption, the amount of drugs investment, as well as the drugs critical value during 1995 in an effort to control the supply. This survey is an operational research, and cross sectional based on time by using primary data collected from interviews and questionnaire, and also by using secondary data, i.e. drugs consumption report during 1995. From this survey it was found that the drugs procurement planning at the medical department Asamera OH Company was made twice a year, the process of which, from procurement, shipment and received in the fields, took 4 months. The long period for the process was probably due to many stages that involved 14 stages. There were 462 types of drugs used in 1995. By using ABC critical index analysis, it was shown that from all of the medicines, the types of medicines that should always be in stock in the A category were 74 items, the investment value of which was Rp.136.222.168,- or 56,53 % from the total investment. In the B category were 231 items with investment value of Rp.89.040.610,- or 36,95 % of the total investment and in the C category were 157 items with investment value of Rp.15.723.784,50 or 6,52 % of the total investment. The supply control of critical index ABC analysis for category A was based on fixed order quantity where ROP and EOQ was calculated as that given in the Amoxan 500 example, whereas category B and category C was done based on periodic reorder system. Because of the complexity of the supply management of medicines, whereas the critical index ABC analysis is a part of the supply control methods, to reduce the control jobs, we can develop a quality assurance on the management of medicines, not only for the types of medicines but also from the planning stage to the receive of medicines in the field. In the management of medicines, it is expected that each related department form a quality circle to increase quality aimed at shortening the procurement cycles of medicines, in addition to reducing the procurement process. To overcome the great number of drugs circulation, we can standardize the types of medicine used for treatment.
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library