Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Bayt, Phyllis Theiss
California: Glencoe Publishing Company, 1982
615.6 BAY a
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Tampubolon, Lediana
"Latar Belakang: Selama proses pengobatan berlangsung dapat terjadi kesalahan yang mungkin disebabkan oleh tenaga kesehatan maupun pasien itu sendiri. Kesalahan medikasi adalah kejadian pemberian obat yang dapat menimbulkan cedera kepada pasien yang seharusnya dapat dicegah selama dalam kontrol tenaga kesehatan, dan pasien itu sendiri. Salah satu peran penting perawat di layanan kesehatan yaitu memperhatikan prinsip tujuh benar obat saat memberikan obat kepada pasien. Dari data insiden keselamatan pasien di rumah sakit X tahun 2015 - 2017 tercatat ada 35 kasus insiden keselamatan pasien yang 14 kasus diantaranya adalah kasus kesalahan pemberian obat di rawat inap. Hal ini tidak sesuai dengan standar yang diatur oleh Kemenkes RI tahun 2008 yang menyatakan bahwa insiden di rumah sakit seharusnya zero accident. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa faktor faktor yang mempengaruhi penerapan prinsip keselamatan pasien oleh perawat dalam proses pemberian obat di bangsal rawat inap rumah sakit X. Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Data primer diperoleh melalui wawancara mendalam dengan 10 orang informan dan observasi. Data yang terkumpul dianalisa untuk mengetahui penyebab kesalahan dan kemungkinan perbaikannya. Hasil Penelitian: Dari penelitian terlihat bahwa faktor yang memicu terjadinya kesalahan pemberian obat di ruang rawat inap rumah sakit X berasal dari kondisi laten yaitu kurangnya jumlah staff keperawatan, turnover yang tinggi dan tidak tersedianya SPO 7 benar pemberian obat. Faktor lingkungan tempat kerja yang kurang memadai, adanyapekerjaan tambahan perawat, kurangnya supervisi dari pimpinan, panduan yang kurangjelas serta tidak adanya farmasi klinik merupakan faktor kontributor yang dapat mempengaruhi terjadinya insiden keselamatan pasien dimana salah satunya adalah kejadian medication error di unit rawat inap rumah sakit X saat ini. Kesimpulan: Faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan prinsip keselamatan pasien dalam pemberian obat di rawat inap rumah sakit X antara lain adalah faktor leadership, kurangnya jumlah SDM pelayan kesehatan, tingginya turnover perawat, faktor lingkungan tempat kerja yang kurang kondusif, tidak tersedianya SPO pemberian obat dengan prinsip 7 benar, sosialisasi yang tidak dilakukan secara konsisten dan kontinyu serta tidak berjalannya program diklat atau pelatihan.
Background: During the treatment of patients held can occur some mistakes, may becaused by health workers and patients itself. Medication error is the incident of a drug provision that can inflicting injury to the patient which can be prevent during in control of health workers, and patients itself. One important role nurses in health services is taking into account the seven right principle while giving medicines to patients. From the data of patient safety incident in hospital X during 2015-2017 there are 35 cases of patient safety incidents when 14 cases of them were cases of medicine error in inpatients ward. It is not conforming to standard arranged by the ministry of Health of Indonesia in 2008 stating that the incident at the hospital supposed to zero accident. This study aimed to analyse factors influencing the application of patient safety by nursesin the process of administering medication in inpatients ward at the X hospital. Methods: The research is the qualitative study. The primary data was obtained through indepth interviews with 10 informants and observation. The data collected were analysed todetermine the cause of error and the possibility of improvement. Results: From this research it can be seen that factors that can be triggered a mistake in theprovision of a medicine in the inpatient ward X hospital derived from latent condition suchas the number of nursing staff, high turnover, the lack of operational standard procedure of 7 right medication administration. Environmental factor such as workplace was inadequate, the additional job for nurses, a lack of supervision from leaders, an unclear guidelines and the absence of clinical pharmacy are the contributor factor that can affect patent safety incident where one of them is the medication error incident in inpatient ward. Conclusion: Factors influencing the occurrence of the application of patient safety at the X hospital among others are leadership, shortage of human resources, the high turnover of nurses, the less condusive of an environmental workplace, the lack of operational standard procedure of 7 right principle in administering medicine, socialization that has not been carried out consistently and continuously as well as the training courses program."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T51023
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Zahrotul Habibah
"
ABSTRAKFilariasis merupakan masalah kesehatan masyarakat terutama di Indonesia Timur antara lain di Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD). Untuk mengeliminasi filariasis, WHO membuat program Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Filariasis dengan diethylcarbamazine citrat (DEC) dan albendazol setiap tahun selama 5 tahun berturut-turut. Untuk mengetahui keberhasilan POPM, perlu dilakukan evaluasi cakupan POPM setiap tahun. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui cakupan POPM filariasis di SBD pada tahun 2012-2013. Penelitan menggunakan desain cros sectional dengan mengevaluasi data POPM Dinas Kesehatan SBD pada tahun 2012 dan 2013. Cakupan POPM filariasis dihitung berdasarkan jumlah penduduk minum obat dibagi penduduk total dan jumlah penduduk sasaran. Target cakupan pengobatan penduduk sasaran adalah >85% dan dari penduduk total adalah> 65%. Hasil penelitian menunjukkan cakupan POPM filariasis berdasarkan penduduk total pada tahun 2012 adalah 1,96% dan tahun 2013 sebesar 1,13%. Cakupan POPM filariasis berdasarkan penduduk sasaran pada tahun 2012 adalah 2,51% dan tahun 2013 adalah 1,35%. Disimpulkan bahwa cakupan POPM filariasis berdasarkan penduduk sasaran dan penduduk total di SBD tidak mencapai target dan cakupan tahun 2013 lebih rendah dibandingkan tahun 2012.
ABSTRACTFilariasis is a burden disease in community especially in East Indonesia as Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD). To eliminate filariasis, WHO developed a program called Massal Drug Administration (MDA) of filariasis using diethylcarbamazine cytrat (DEC) and albendazole every year in 5 years on continued. There is an evaluation every year to know the succeed of MDA. The purpose of this paper is to know how many percentage that covered of MDAin SBD on 2012-2013. This paper is cross sectional mode design by evaluated data MDA of filariasis from Dinas Kesehatan SBD on 2012-2013. The coverage of MDA of filariasis is counted by people who used drugs divided by total people and targeted people in that area. Target of coverage based on targeted people is >85% and for total people is >65%. This research shows that the coverage of MDA of filariasis based on total people on 2012 is 1.96% and on 2013 is 1.13%. The targeted people coverage of MDA of filariasis on 2012 is 2.51% and on 2013 is 1.35%. Consequently, the coverage of MDA of filariasis based on total and targeted people in SBD do not reach the target of MDA of filariasis by WHO and on 2013 it?s lower than 2012."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library