Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 31 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sumayyah
"ABSTRAK
Praktek Kerja Profesi Apoteker di pemerintahan yaitu di Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dilaksanakan dengan tujuan calon apoteker mengetahui dan memahami struktur organisasi dan program kerja Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan (Dirjen Binfar Alkes), khususnya di Direktorat Bina Pelayanan Kefarmasian. Laporan praktek kerja ini antara lain berisi teori mengenai tugas pokok dan fungsi Kementerian Kesehatan, Dirjen Binfar Alkes, serta Sekretariat dan Direktorat-Direktorat Bina yang berada di bawahnya. Laporan ini membahas lebih khusus mengenai Direktorat Bina Pelayanan Kefarmasian dalam hal tugas pokok dan fungsi, sasaran kebijakan, struktur organisasi, dan kegiatan. Selain itu, laporan ini juga memaparkan analisa salah satu program kerja dari Sub Direktorat Farmasi Komunitas yaitu Pengembangan Software Pelayanan Informasi Obat.
Pharmacist profession internship program in government, Ministry of Health Republic of Indonesia, aimed to enable the prospective pharmacist to know and understand organizational structure and work program Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan (Dirjen Binfar Alkes), spesifically in Direktorat Bina Pelayanan Kefarmasian. This report contains theories about main tasks and functions of Ministry of Health, Dirjen Binfar Alkes, and organizations under Dirjen Binfar Alkes. The report discussed in more details about Direktorat Bina Pelayanan Kefarmasian in the terms of main tasks and functions, policy objectives, organizational structures, and activities. Furthermore, the report analized a program of Sub Direktorat Farmasi Komunitas, Development of Drug Information Software.

ABSTRACT
Pharmacist profession internship program in government, Ministry of Health Republic of Indonesia, aimed to enable the prospective pharmacist to know and understand organizational structure and work program Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan (Dirjen Binfar Alkes), spesifically in Direktorat Bina Pelayanan Kefarmasian. This report contains theories about main tasks and functions of Ministry of Health, Dirjen Binfar Alkes, and organizations under Dirjen Binfar Alkes. The report discussed in more details about Direktorat Bina Pelayanan Kefarmasian in the terms of main tasks and functions, policy objectives, organizational structures, and activities. Furthermore, the report analized a program of Sub Direktorat Farmasi Komunitas, Development of Drug Information Software."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Novia Hadriantanella
"Obat Off-label merupakan obat yang diresepkan tidak sesuai dengan ketentuan izin edar termasuk indikasi, dosis, kontraindikasi, usia, dan rute pemberian. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi pola penggunaan obat off-label untuk pasien usia 0 sampai 2 tahun di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati periode Maret 2015. Penelitian ini menggunakan design studi cross-sectional dan data diambil dari resep dan rekam medis periode Maret 2015 dengan teknik total sampling. Sampel penelitian adalah data pasien usia 0 sampai 2 tahun yang menerima obat pada periode Maret 2015. Evaluasi dilakukan terhadap 156 terapi obat dari 25 jenis obat yang digunakan pada 64 pasien dari 113 pasien dengan pasien usia kurang dari 1 bulan (5%) dan pasien usia >1 bulan sampai 2 tahun (95%) terdiri atas laki-laki atau perempuan sebesar 50% serta diagnosis terbanyak adalah epilepsy (36%). Terdapat 8 jenis obat dengan 55 terapi obat. Proporsi kategori off-label dosis sebanyak 20 terapi obat (36%) dengan penggunaan tertinggi adalah sefiksim (50%) dan off-label usia sebanyak 35 terapi obat (64%) dengan penggunaan tertinggi adalah asam valproat (80%). Berdasarkan hasil penelitian, penggunaan obat off-label lebih tinggi pada pasien 1 bulan-2 tahun dan golongan obat yang paling banyak digunakan adalah obat golongan saluran pernapasan sebanyak 5 jenis obat (63%).

Off-label drug is a prescribed drug that unsuitable with official drug information, and patient age, drug indications, dosage, and route of administration that are not appropriate. This study aimed to evaluate of off-label drugs use in under 2-year-old patients in Fatmawati General Hospital on March 2015. Sample data was data of under recieving drug therapy on march 2015. Cross-sectional was used and data were collected by total sampling from prescriptions and medical records. Sample are data 2-year-old patients that recieve drug on March 2015. Sample were 156 drug therapy of 25 item drugs that were used in 64 patients from 113 patients that consist of patient under 1 month (5%) and after 1 month until 2 years (95%) with boys as big as girls (50%) and the highest diagnostic was epilepsy (36%).There were 8 items drugs with 55 off-label drug therapy that consist of 20 (36%) off-label doses with sefiksim was the highest used and 35 (64%) off-label age with valproic acid was the highest used. Based on the results, off-label drug use was higher (63%) in babies and respiratory system drug class was the most frequently used drug in those patients which is 5 item drugs that used.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S59419
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Jasmine Fauziah
"Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) secara resmi diselenggarakan sejak tanggal 1 Januari 2014, dan pada saat itu pula, Formularium Nasional (Fornas) mulai diterapkan sebagai acuan penggunaan obat di fasilitas kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan obat di RSU X Kalimantan Tengah dan RSU Y Nusa Tenggara Timur pada awal penerapan JKN. Penelitian dilakukan secara cross-sectional dengan menggunakan rekapitulasi penggunaan obat RSU X dan RSU Y periode Januari sampai Maret 2014. Obat diklasifikasikan dalam kode Anatomical Therapeutic Chemical (ATC) dan kuantitas obat dinyatakan dalam satuan Defined Daily Dose (DDD). Kualitas penggunaan obat ditentukan dengan mengevaluasi Drug Utilization 90% (DU90%) dan kesesuaian penggunaan obat terhadap Fornas. Kuantitas penggunaan obat di RSU X pada tiga bulan awal penerapan JKN cenderung meningkat.
Obat yang memiliki kuantitas terbesar di RSU X yaitu Amlodipin, Setirizin, Asam Mefenamat, Asam Folat, dan Kaptopril. Kuantitas penggunaan obat di RSU Y pada tiga bulan awal penerapan JKN cenderung menurun. Obat yang memiliki kuantitas terbesar di RSU Y yaitu Asam Folat, Kaptopril, Fero Sulfat, Amlodipin, dan Asam Mefenamat. Kualitas penggunaan obat di RSU X dan RSU Y pada tiga bulan awal penerapan JKN dalam kategori kurang baik, karena masih ada beberapa obat non-Fornas yang masuk dalam segmen DU90%. Penggunaan obat di RSU X dan RSU Y pada awal penerapan JKN masih belum sesuai terhadap Fornas, dengan persentase kesesuaian masing-masing sebesar 84,5% dan 89,8%.

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) has been officially implemented since the first of January 2014 and started to apply the Formularium Nasional (Fornas) as a drug use reference. This research aims to do the drug use evaluation in RSU X Kalimantan Tengah and RSU Y Nusa Tenggara Timur in the early of JKN implementation. This research was conducted by cross-sectional study by using the drug use recapitulation from RSU X and RSU Y in the period of January to March 2014. Drugs are classified in Anatomical Therapeutic Chemical (ATC) code and the quantity of drug is expressed in Defined Daily Dose (DDD) unit. The quality of drug use was evaluated by analyzing the Drug Utilization 90% (DU90%) and the conformity of drug use to Fornas.
The quantity of drug use in early JKN implementation in RSU X increases. Drugs that have the largest quantity in RSU X are Amlodipine, Cetirizine, Mefenamic Acid, Folic Acid, and Captopril. The quantity of drug use in early JKN implementation in RSU Y decreases. Drugs that have the largest quantity in RSU Y are Folic Acid, Captopril, Ferro Sulfate, Amlodipine, and Mefenamic Acid. Quality of drug use in both RSU X and RSU Y in the early of JKN implementation is less good, inferred from the non- Fornas drugs in DU90% segment. The drug use in both RSU X and RSU Y in early of JKN implementation is not conform with Fornas, with percentage of the conformity of each is 84,5% and 89,8%.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S65716
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Subhan Asfari
"Apotek merupakan sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian oleh Apoteker. Praktik kerja profesi yang dilaksanakan di Apotek Kimia Farma No. 55 Kebayoran Lama ini, bertujuan agar mahasiswa mendapatkan pengalaman nyata dalam melakukan pekerjaan kefarmasian di apotek. Pekerjaan kefarmasian yang dilakukan di apotek diantaranya; pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai; serta pelayanan farmasi klinis. Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai sendiri terdiri dari proses perencanaan; pengadaan; penerimaan; penyimpanan; pengendalian; pemusnahan; serta pencatatan dan pelaporan. Sementara itu, pelayanan farmasi klinis yang dilakukan di apotek terdiri dari: pengkajian resep; dispensing; pelayanan informasi obat; konseling; pelayanan kefarmasian di rumah; pemantauan terapi obat; dan monitoring efek samping obat. Pekerjaan kefarmasian yang telah ditugaskan secara khusus kepada mahasiswa adalah pembuatan leaflet mengenai penyakit dan obat gastritis sebagai sarana pendukung dalam pelayanan informasi obat. Tema gastritis dipilih karena angka kejadian gastritis tinggi; berisiko menimbulkan komplikasi serius; serta banyak diobati secara swamedikasi sedangkan swamedikasi berpotensi menimbulkan banyak kesalahan pengobatan. Materi leaflet berasal dari sumber terpercaya dan terkini, serta telah ditulis dengan bahasa yang mudah dimengerti pasien. Leaflet telah didesain dengan paduan layout, warna, jenis dan ukuran huruf yang tepat, dan telah disisipkan gambar dan ilustrasi untuk menarik minat baca pasien.

Apotek pharmacy is a pharmaceutical service facility where the pharmaceutical work is done by pharmacists. The internship that held at Apotek Kimia Farma No. 55 Kebayoran Lama, intended to make the students to get real experience in doing the pharmaceutical works in the pharmacy. The pharmaceutical works which had been conducted in pharmacy including management of pharmaceutical preparation and medical devices and clinical pharmacy services. Management of pharmaceutical preparation and medical devices consist of the planning procurement admission storage control removal as well as documentation and reporting process. Meanwhile, clinical pharmacy services at pharmacy consist of the assessment of prescription dispensing drug information service counseling home pharmacy care therapeutic drug monitoring and monitoring of drug side effects. The pharmaceutical working which had been commissioned to the student made leaflets about gastritis disease and its medicine as supporting tool for drug information services. Gastritis had been selected for the topic of leaflet because gastritis has high prevalence may lead to serious complications treated by self medication whereas the self medication potentially induces medication error. The content of the leaflets had been originating from the trusted and the last source, and had been written with diction that easily understood for the patient. Leaflet had been designed with proper layout, color, and font, and had been attached with pictures and illustrations to attract the patient interest."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Alfianita
"Puskesmas merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama dengan lebih mengutamakan pada upaya pencegahan. Praktik Kerja Profesi di Puskesmas Kecamatan Johar Baru Jakarta Pusat Periode Bulan April Tahun 2016 ini bertujuan untuk memahami peran dan tanggung jawab Apoteker dalam melakukan praktik kerja kefarmasian di Puskesmas sesuai dengan ketentuan perundang-undangan dan etika kefarmasian yang berlaku, mengetahui bagaimana pelayanan resep di puskesmas, serta menambah pengetahuan dan melatih keterampilan dalam bekerja. Selain itu praktik kerja ini diharapkan dapat melatih para calon Apoteker untuk terampil dalam menghadapi dunia nyata. Praktik kerja di Puskesmas Kecamatan Johar Baru ini dilakukan selama dua minggu yaitu dari tanggal 5-15 April 2016 dengan tugas khusus yaitu Pelayanan Obat kepada Pasien Melalui Leaflet.

Community Health Center or known as Puskesmas is part of health-care facility that organizes health care service, promotion, and prevention in the first level health care. Profession Internship Program at Puskesmas Kecamatan Johar Baru in Central Jakarta on April 2016 aims to understand the role and responsibilities of pharmacists in doing work practices of pharmacy at puskesmas in according with provisions of legislation and pharmaceutical ethics, also to know how to care prescription in health centers, as well as increase knowledge and practice skills in work. Profession Internship Program is expected to train the skill of candidate pharmacists in the real world. Working practices in Puskesmas Johar Baru was conducted over two weeks from 5 to 15 April 2016, with a special task that is Service Drug Information to Patients Through Leaflet."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sintiya Utami
"ABSTRAK
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Praktek Kerja Profesi Apoteker di Puskesmas Kecamatan Kembangan pada Bulan Februari 2016 bertujuan untuk memahami peranan, tugas dan tanggung jawab apoteker dalam praktek pelayanan kefarmasian di Puskesmas sesuai dengan ketentuan perundangan dan etika farmasi yang berlaku, dan dalam bidang kesehatan masyarakat, memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap perilaku serta wawasan dan pengalaman nyata untuk melakukan praktik profesi dan pekerjaan kefarmasian di Puskesmas, melihat dan mempelajari strategi dan pengembangan praktik profesi Apoteker di Puskesmas, memiliki gambaran nyata tentang permasalahan praktik dan pekerjaan kefarmasian di Puskesmas, mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan tenaga kesehatan lain yang bertugas di Puskesmas. Pelaksanaan praktek kerja di Puskesmas Kecamatan Kembangan dilakukan selama tiga minggu dengan tugas khusus yaitu pengkajian rancangan pembuatan buku Pelayanan Informasi Obat (PIO).

ABSTRACT
Community Health Centres (PHC) is a health care facility that organizes public health attempt and the attempt of individual health first rate, with more emphasis promotive and preventive attempt, to achieve the degree of public health is the highest in the working area. Profession Internship at Puskesmas Kecamatan Kembangan in West Jakarta on February 2016 aims to understand the role, job, and responsibilities of pharmacist in Puskesmas, gain knowledge, skill, attitude, perception, and real experience in pharmaceutical practices at the health center, find strategic ways to develop the role of pharmacist, have real illustration of any problem that occurred in pharmaceutical practices, and have capability to communicate with other health professionals. The profession internship program runs for 3 weeks in Puskesmas Kecamatan Kembangan with special assignment is study design for a book Drug Information Service."
2016
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Elsa Rahmi
"Kegiatan praktek kerja profesi di Puskesmas Kecamatan Cilandak Jakarta Selatan Periode Bulan September 2017 bertujuan untuk memahami peranan, tugas, dan tanggung jawab apoteker dalam praktek pelayanan kefarmasian di Puskesmas sesuai dengan ketentuan perundangan dan etika farmasi yang berlaku dan dalam bidang kesehatan masyarakat; memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap perilaku professionalisms serta wawasan dan pengalaman nyata reality untuk melakukan praktik profesi dan pekerjaan kefarmasian di Puskesmas; melihat dan mempelajari strategi dan pengembangan praktik profesi Apoteker di Puskesmas; serta memiliki gambaran nyata tentang permasalahan problem solving praktik dan pekerjaan kefarmasian di Puskesmas. Mahasiswa melakukan praktek kerja profesi di Puskesmas Kecamatan Cilandak Jakarta Selatan selama dua minggu, yaitu dari tanggal 4 ndash; 15 September 2017. Kegiatan yang dilakukan diantaranya pelayanan resep, Pelayanan Informasi Obat PIO, menyiapkan obat untuk distribusi, penyuluhan, serta diskusi dengan apoteker yang ada di Puskesmas. Selain itu, mahasiswa juga mengerjakan tugas khusus yaitu 'Daftar Informasi Obat Puskesmas Kecamatan Cilandak Jakarta Selatan'. Tujuan dari tugas khusus ini adalah untuk menyediakan daftar informasi obat yang tersedia di Puskesmas Kecamatan Cilandak mengenai indikasi, dosis anak, dosis dewasa, dosis maksimum, aturan pakai, serta kategori kehamilan.

The activities of the internship at Cilandak Jakarta Selatan Primary Health period September, 2017 aims to understand the role, duties and responsibilities of pharmacists in Primary Health in accordance with applicable laws and ethics; had the insight, knowledge, skills, and practical experience to undertake pharmaceutical practices in pharmacies and can also have the insight of pharmaceutical practice issues to doing profession practices in Primary Health; and observation and learn the strategies and activities that can be undertaken in the course of pharmaceutical practice in Primary Health. Student had an internship at Cilandak Primary Health for two weeks, from September 4th, 2017 until September, 15th, 2017. The activities were include prescription service, drug information service, prepare the medications for distribution, and discussions with pharmacists at Primary Health. In addition, student was also doing a specific task, that was List of Drug Information in Cilandak Primary Health Jakarta Selatan . The purpose of this task was to provide a list of drug information at Cilandak Primary Health regarding indication, pediatric dose, adult dose, maximum dose, direction for use.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fariha Ulfah Azzahrah
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Riska Reza Juliani
"Berdasarkan Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas No. 74 Tahun 2016, Puskesmas memiliki tanggung jawab dalam dalan kegiatan manajerial Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai serta Pelayanan Farmasi Klinik. Salah satu kegiatan pelayanan farmasi klinik yaitu memberikan Pelayanan Informasi Obat (PIO) (Kemenkes RI, 2016). Pelayanan Informasi Obat (PIO) adalah kegiatan yang dilakukan oleh apoteker untuk memberikan informasi secara akurat, jelas dan terkini kepada dokter, apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya serta pasien dan pihak lain di luar puskesmas (Kemenkes RI, 2019). Pelaksanaan pelayanan informasi obat di Puskesmas salah satunya dapat dilakukan dengan membuat leaflet serta melakukan kegiatan penyuluhan khususnya bagi pasien rawat jalan, rawat inap serta masyarakat (Kemenkes RI, 2016). Kegiatan tersebut telah rutin dilakukan di Puskesmas Kecamatan Palmerah. Peran apoteker dalam memberikan Pelayanan Informasi Obat di Puskesmas Kecamatan Palmerah yaitu menjawab pertanyaan terkait obat serta melakukan penyuluhan dan pembuatan leaflet secara akurat, jelas, dan terkini kepada pasien, tenaga kesehatan, dan masyarakat. Informasi terkait Interaksi Obat dan Makanan telah disampaikan dengan baik dan jelas melalui Penyuluhan dan Leaflet kepada pasien di Ruang Tunggu Apotek Puskesmas Kecamatan Palmerah.

Based on Pharmaceutical Service Standards at Health Center No. 74 of 2016, Community Health Centers have responsibility for managerial activities in the Management of Pharmaceutical Supplies and Medical Consumables and Clinical Pharmacy Services. One of the clinical pharmacy service activities is providing Drug Information Services (PIO) (Ministry of Health Republic of Indonesia, 2016). Drug Information Service (PIO) is an activity carried out by pharmacists to provide accurate, clear and up-to-date information to doctors, pharmacists, nurses, other health professionals as well as patients and other parties outside the puskesmas (RI Ministry of Health, 2019). The implementation of drug information services at the Community Health Center can be done by making leaflets and conducting outreach activities, especially for outpatients, inpatients and the community (Ministry of Health Republic of Indonesia, 2016). This activity has been routinely carried out at the Palmerah District Health Center. The role of the pharmacist in providing Drug Information Services at the Palmerah District Health Center is to answer questions related to drugs and conduct counseling and produce leaflets in an accurate, clear and up-to-date manner for patients, health workers and the community. Information related to drug and food interactions has been conveyed properly and clearly through counseling and leaflets to patients in the waiting room of the Palmerah Health Center Pharmacy.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Roro Wajdilfarah
"Puskesmas merupakan suatu fasilitas kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama. Pelayanan kefarmasian di lingkungan Puskesmas mencakup pengelolaan sediaan farmasi dan bahan media habis pakai (BMHP) dan pelayanan farmasi klinik. Pelayanan farmasi klinik mencakup salah satunya adalah pelayanan informasi obat (PIO). Kegiatan PIO berupa penyediaan dan pemberian informasi obat yang dilakukan oleh Apoteker baik kepada pasien maupun kepada tenaga kesehatan di lingkungan Puskesmas yang memiliki tujuan untuk meningkatkan penggunaan obat yang rasional. PIO dapat disampaikan secara lisan maupun tulisan melalui suatu media yang dibuat untuk memudahkan penyampaian informasi. Pasien dengan penyakit kronis membutuhkan manajemen jangka panjang yang melibatkan kepatuhan pasien sehingga penyampaian informasi obat yang jelas harus diberikan agar pengobatan dapat dilakukan secara optimal dan hasil terapi yang diinginkan dapat tercapai. Salah satu penyakit kronis dengan angka kejadian paling banyak di Puskesmas adalah Diabetes Melitus Tipe2. Pasien dengan DM Tipe 2 membutuhkan kepatuhan minum obat yang baik sehingga penyampaian PIO harus dilakukan baik kepada pasien maupun kepada keluarga pasien untuk mencapai hasil terapi yang diinginkan. Leaflet merupakan salah satu media yang sering digunakan dalam penyampaian informasi. Dalam penyampaian PIO, leaflet baik digunakan karena dapat dibuat dengan tampilan yang menarik namun tetap jelas terbaca sehingga informasi dapat dengan mudah tersampaikan dengan jelas. Tugas khusus ini bertujuan untuk menyusun leaflet informasi mengenai aturan minum obat antidiabetes yang baik. Metode yang digunakan adalah studi literatur dan observasi yang dilakukan untuk mendapatkan kelengkapan informasi yang sesuai dengan persyaratan impelentasi. Hasil dari tugas khusus ini merupakan leaflet yang dipajang di depan instalasi farmasi Puskesmas untuk memudahkan pasien, tenaga kesehatan, maupun pengunjung Puskesmas lainnya untuk mendapatkan dan membaca leaflet.

The Community Health Center is a health facility that carry out public health efforts and first-level individual health efforts. Pharmaceutical services in the Puskesmas environment include management of pharmaceutical preparations and consumable media materials (BMHP) and clinical pharmacy services. Clinical pharmacy services include drug information services (PIO). PIO activities consist of providing and distributing drug information carried out by pharmacists both to patients and to health workers in the Puskesmas environment with the aim of increasing the rational use of drugs. PIO can be conveyed verbally or in writing through a medium created to facilitate the delivery of information. Patients with chronic diseases require long-term management that involves patient compliance so that clear drug information must be provided so that treatment can be carried out optimally and the desired therapeutic outcome can be achieved. One of the chronic diseases with the highest incidence in Community Health Centers is Type 2 Diabetes Mellitus. Patients with Type 2 DM require good medication adherence, so delivery of PIO must be carried out both to the patient and to the patient's family to achieve the desired therapeutic outcome. Leaflets are one of the media that is often used to convey information. In delivering PIO, leaflets are good to use because they can be made with an attractive appearance but are still clearly read so that information can easily be conveyed clearly. This special assignment aims to arrange information leaflets regarding good rules for taking antidiabetic medication. The method used is literature study and observations carried out to obtain complete information in accordance with implementation requirements. The result of this special task is a leaflet that is displayed in front of the Community Health Center’s pharmacy installation to make it easier for patients, health workers and other Community Health Center visitors to get and read the leaflets.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>