Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gunawan Rahardjo
Abstrak :
ABSTRAK
Fenomena Post-earning Announcement Drift (PAD) pertama kali dikenali keberadaanya di NYSE dan AMEX pada tahun 1968 oleh Ball dan Brown. Penelitian yang dilakukan oleh Ball dan Brown tersebut merupakan penelitian terhadap pergerakan return saham disekitar pengurnuman laba (laporan keuangan). Ball and Brown menemukan bahwa return saham - saharn perusahaan yang telah mengumumkan earning yang lebih besar dari perkiraan, returnnya cenderung untuk meningkat terus menerus selama beberapa waktu setelah pengumuman tersebut. Dan hal sebaliknya juga terjadi, yaitu return saharn akan turun terus menerus selama beberapa waktu setelah pengumuman laporan keuangan yang mengumumkan laba lebih rendah dari perkiraan.

Studi mi meneliti tentang keberadaan fenomena PAD di Indonesia khususnya di BEJ. Penelitian yang dilakukan meliputi saharn - saharn perusahaan yang telah tercatat di BEJ sejak tahun 1992 dan pengamatan dilakukan atas sembilan puluh saham yang dipilih secara acak. Pengamatan terhadap return saham - saham dalam pengamatan dilakukan disekitar pengurnuman laporan keuangan pertengahan dan akhir tahun dalam periode tahun 1995 sarnpai dengan tahun 1997.

Unexpected earnings dihitung berdasarkan perkiraan dari time series of earning perusahaan - perusahaan tiap semesternya. Pengumuman laporan keuangan tersebut dikelompokkan menjadi 5 kelompok berdasarkan pada besarnya standardized unexpected earnings (unexpected earnings per standard error of unexpected earnings), dari kelompok 1 (very bad news) hingga kelompok 5 (very good news). Abnormalreturn disekitar pengumuman laporan keuangan dihitung berdasarkan return saham dikurangi dengan return portfolio yang terdiri dari saham - saham perusahaan dengan kelompok nilai kapitalisasi yang sama.
,br> Dari penelitian mi dapat dilihat bahwa bertambahnya abnormal return secara terus menerus untuk perusahaan yang mengumunikan 'good news' laporan keuangan dan berkurangnya abnormal return bagi yang mengumumkan 'bad news' terjadi di BE!, tetapi tidak berarti secara statistik. Selain itu juga ditemukan bahwa perbedsan pergeseran antara kelompok 'very good news' dan 'very bad news', yaitu selisih CAR antara kedua kelompok tersebut semakin membesar secara berarti untuk beberapa periode pengamatan (terus bergeser pada arah yang berlawanan).

Pengelompokkan saham - saham berdasarkan nilai kapitalisasinya menunjukkan bahwa untuk 'very good news' laporan keuangan, harga saham bereaksi secara berarti tepat pada saat pengumuman laporan keuangan untuk perusahaan - perusahaan dengan nilai kapitalisasi pasar besar. Sedangkan untuk penisahaan - perusahaan dengan nilai kapitalisasi pasar kecil, abnormal return justru bergerak negatif dimulai sebelum laporan keuangan tersebut diumumkan. Untuk pengumuman 'very bad news' laporan keuangan, pergeseran abnormal return untuk saham perusahaan - perusahaan dengan kapitalisasi pasar kecil terjadi path periode 1 hingga 10 hari setelah pengumuman. Sedangkan perusahan - perusahaan dengan kapitalisasi pasar besar, cumulative abnormal return saham - saham tersebut bergerak secara berarti dari 40 hari sebelum hingga 20 hari setelahnya.

Fenomena PAD terjadi di BEJ secara lemah, yang berarti bertambahnya abnormal return disekitar pengumuman laporan keuangan secara terus menerus sangatkecil. Tetapi dari hal tersebut tidak dapat ditarik kesimpulan logis bahwa BEJ telah efisien dalam bentuk setengah kuat. Hal mi dapat dilihat dari arah dan besamya respon dari pasar tepat pada saat tanggal pengumuman laporan keuangan, yang mana BEJ hanya memberikan respon dengan arah yang sesuai dan berarti secara statistik pada pengumuman 'very good news'. Dua kemungkinan penyebab hal tersebut adalah laporan keuangan yang tidak dianggap sebagai informasi yang berarti bagi publik atau kelemahan dalam metodology penelitian PAD ini.
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Uluq Silfia
Abstrak :
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2015 sampai dengan bulan Mei 2016 terhadap ikan tenggiri yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Sungailiat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sumberdaya ikan tenggiri pada kondisi MSY, MEY dan OAE dan mengevaluasi tingkat pemanfaatannya. Parameter ekonomi yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga ikan dan biaya meliputi biaya bahan bakar, bahan pengawet (es dan garam) oli, dan pangan. Alat tangkap yang digunakan adalah jaring insang hanyut dan pancing. Metode pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling dan data bioekonomi diolah menggunakan perangkat lunak microsoft excel 2013 dan Maple 18. Data tersebut meliputi jumlah trip kapal, jumlah produksi alat tangkap, nilai produksi alat tangkap dan jumlah logistik kapal. Biological overfishing dan economic overfishing diduga telah terjadi dalam pemanfaatan ikan tenggiri tersebut. Persentase rata-rata tingkat pemanfaatan sebesar 67,74 % dengan upaya penangkapan sebesar 150,28%.
This study was conducted in November 2015 until May 2016 to the mackerel landed in Sungailiat Fishing Port. This study aims to analyze resources of mackerel on condition MSY, MEY and OAE and evaluate the level of utilization. Economic parameters in this study were the price of fish and the cost includes the cost of fuel, preservatives (ice and salt) and food. Fishing gear used are drift gill nets and hand line. The sampling method is purposive sampling and the bioeconomy data was processed using software microsoft excel 2013 and Maple 18. The data includes the number of boat trips, the production of fishing gear, the production value and the number of logistics. Biological overfishing and economic overfishing alleged has occurred in the utilization of the mackerel fish. The average percentage utilization 67.74% and 150.28% of fishing effort.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
T45603
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wospakrik, Stevy Kristofer
Abstrak :
Telah dilakukan pemodelan kecepatan subregional dan konversi kedalaman dari dua horizon seismik yaitu horizon Top Kais dan horizon Base Cretaceous di area Tangguh, Papua. Penelitian ini dilakukan karena belum ada pemodelan kecepatan dengan skala subregional yang menyertakan parameter geologi di area Tangguh. Faktor geologi yang mempengaruhi kecepatan rerata di area subregional Tangguh adalah litologi dan ketebalan interval. Untuk itu telah dilakukan pemodelan geologi dengan 2 layer berdasarkan litologi yaitu: shale (layer 1: SRD - Top Kais) dan karbonat+klastik (layer 2: Top Kais - Base Cretaceous). Metode External Drift Kriging menggunakan horizon Top Kais dan Base Cretaceous terbukti mampu memprediksi kecepatan pada skala subregional dimana data sumur tidak banyak (sparse). Didapatkan rentang (range) kecepatan rerata Top Kais adalah 1700m/sec hingga 2500m/sec dan rentang kecepatan rerata Base Cretaceous adalah 2700m/sec hingga 4000m/sec. Hasil penelitian ini adalah model kecepatan yang dapat digunakan untuk skala subregional Tangguh. Horizon kedalaman (depth horizon) dari penelitian ini dapat digunakan untuk penentuan rentang volume secara deterministik dari prospek di area eksplorasi (ILX) yang baru.
Velocity modelling and depth conversion of two seismic horizons (Top Kais and Base Cretaceous) was performed for subregional scale at Tangguh area, Papua. This study was initiated because there were no any previous works on velocity modelling for subregional scale at Tangguh area which incorporated any geological parameters. Geological factors that affected the average velocity distribution at Tangguh are lithology and interval thickness. Therefore a 2 layer geological model was created which was defined by lithology: shale (layer 1: SRD - Top Kais) and carbonate + clastic (layer 2: Top Kais - Base Cretaceous). External Drift Kriging by using Top Kais and Base Cretaceous horizons was proved to be superior to predict velocity distribution on sparse well data in a subregional scale. It was found that the average velocity range for Top Kais was 1700m/sec to 2500m/sec and the average velocity range for Base Cretaceous was 2700m/sec to 4000m/sec. The velocity models as the outcome of this study can be used for Tangguh subregional scale. The depth horizons can be used to define the deterministic volume of the prospects in the new ILX area.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
T29609
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dony Armanto
Abstrak :
Aspek biologi ikan terbang merupakan salah satu informasi ilmiah yang dibutuhkan dalam merumuskan kebijakan pengelolaannya. Aspek ini diuji pada ikan terbang Cheilopogon katoptron yang merupakan hasil tangkapan utama nelayan di perairan Pemuteran Bali Barat, dengan pengoperasian drift gillnet selama bulan April-Juni 2011. Aspek biologi merupakan permasalahan utama yang dibahas dalam penelitian, dengan tujuan untuk memperoleh informasi nisbah kelamin, pola pertumbuhan, kondisi, masa pemijahan, kondisi lingkungan, dan makanan. Pengumpulan sampel meliputi data panjang-berat, kematangan gonad, isi perut, data parameter fisik air dan populasi plankton. Data dianalisis dengan fungsi regresi, uji-t dan koefisien determinasi. Data sebaran panjang untuk ikan terbang jantan pada 168-231 mm dan betina 158-284 mm, dengan perbandingan sex ratio jantan-betina sebesar 1,8:1,0. Kondisi ikan terbang jenis ini dinyatakan sebagai ikan yang kurus dan belum memasuki masa pemijahan. Pertambahan ukuran panjang ikan memberikan pengaruh yang nyata dan keeratan yang tinggi terhadap pertambahan berat ikan terbang Cheilopogon katoptron jantan (2,6 %) dan betina (1,8 %). Pertambahan panjang ikan juga memberikan pengaruh yang nyata terhadap volume isi perut ikan terbang Cheilopogon katoptron, yakni pada kisaran 1,7 - 2,8 %. Pada bulan Juni 2011, perairan Pemuteran Bali Barat diduga terjadi upwelling, yang didukung oleh data parameter fisik air laut dan adanya lonjakan pertumbuhan fitoplankton.
Biological aspects of flying fish is one of the scientific information needed to formulate management policy. This aspect was tested on Cheilopogon katoptron which the main catches of fishermen in the waters of Pemuteran Bali Barat, with the operation of drift gillnet during of April to June 2011. Biologycal aspect is the main issue discussed in the research, with the aim to obtain information sex ratio, growth patterns, conditions, spawning time, food and environmental conditions. Samples collection was cover of length-weight data, gonad maturity, stomach contents, physical water parameters and plankton populations. Data were analyzed with regression, t-test and determination coefficient. Data on the distribution of the length on male was 168-231 mm and female was 158-284 mm, with a sex ratio of male-female were 1.8:1.0. The condition of fish flying fish species is expressed as a skinny and have not entered the spawning period. Added fish length gives a real impact and high closeness of flying fish weight Cheilopogon katoptron, males (2.6 %) and females (1.8 %). Fish length also provide a noticeable effect on the stomach contents volume of, in the range of 1.7 % to 2.8 %. In June 2011, the waters of Pemuteran Bali Barat is suspected upwelling, which is supported by the data of physical water parameters and occurrence of phytoplankton blooming.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
T30172
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Budiman
Abstrak :
ABSTRAK
Tantangan aliran data besar membutuhkan mesin pembelajaran khusus. Ragam, variabilitas dan kompleksitas berkaitan dengan masalah pergeseran konsep CD . Jumlah dan kecepatan berkaitan dengan masalah skalabilitas. Kami mengusulkan pendekatan integrasi jaringan syaraf konvolusi CNN dengan mesin pembelajaran ekstrem ELM yang menggunakan banyak CNNELM secara paralel. Solusi CD pendekatan pertama, CNNELM adaptif ACNNELM-1 menggunakan ELM tunggal dengan banyak CNN dengan menerapkan Adaptif Online Sequential ELM. Pendekatan ke- dua ACNNELM-2 menggunakan paduan penggabungan matriks dari banyak CNNELM. Solusi skalabilitas, Distributed averaging DA CNNELM bekerja dengan konsep MapReduce. CNNELM mulai dengan cetakan bobot yang sama kemudian dilatih secara asinkronus menggunakan partisi dari data pelatihan. Hasil akhir didapat dengan merata-ratakan bobot kernel dan ELM output. Ini menghemat waktu pelatihan dibandingkan satu CNNELM dengan pelatihan keseluruhan data. Kami mempelajari metoda pelatihan propagasi balik untuk memperbaiki akurasi dengan iterasi. Kami melakukan verifikasi dengan data extended MNIST, Not-MNIST dan CIFAR10. Kami men-simulasikan pergeseran virtual, pergeseran nyata , dan pergeseran hibrid. Pelatihan DA membagi data pelatihan menjadi beberapa himpunan partisi lebih kecil. Perangkat yang dipakai adalah Deep Learning toolbox dengan CPU parallel, dan Matconvnet dengan GPU. Kelemahan metoda ini memerlukan pemilihan penambahan parameter pembelajaran dan distribusi data pelatihan.
ABSTRACT
Big stream data challenges need special machine learning. Variety, variability and complexity are related with concept drift CD problem. Volume and velocity are related with scalability problem. We proposed integration approach Convolutional Neural Network CNN with Extreme Learning Machine ELM that used multi parallel CNNELM. For CD, the 1st approach, the Adaptive CNNELM ACNNELM 1 used single ELM with multi CNN by employing Adaptive Online Sequential ELM. The 2nd approach ACNNELM 2 used matrices concatenation ensemble from multi CNNELM. For scalability solution, the distributed averaging DA CNNELM worked with MapReduce concept. CNNELM started with the same weight template afterward trained asynchronously using the partition of training data. Final result obtained by averaging all kernel and ELM output weights. This saved training time instead of single CNNELM trained by the whole data. We studied the backpropagation method to improve the accuracy through iterations. We verified using extended MNIST, not MNIST and CIFAR10 data set. We simulated virtual drift, real drift, and hybrid drift. The DA training divided the training data set to be some smaller partition set. The tools are Deep Learning toolbox with CPU parallel enhancement, and Matconvnet with GPU. The drawbacks need additional learning parameters and the distribution of training data selection.
2017
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Inal Aprilia
Abstrak :
Pada tahun 1960, MIT menemukan sistem struktur yang efisien untuk tipe bangunan seperti hotel dan apartemen yaitu sistem struktur staggered truss. Studi awal mengenai karakteristik dinamik sistem ini terhadap beban gempa di Indonesia perlu dilakukan sebagai dasar referensi pemilihan sistem struktur ini untuk hotel dan apartemen di Indonesia. Objek penelitian terdiri dari tiga variasi ketinggian gedung yang berada di Jakarta dimana dimodelkan dengan menggunakan perangkat lunak ETABS. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa sistem struktur ini cukup fleksibel berdasarkan ketentuan periode getar RSNI-03-1726-2010. Sistem struktur ini akan memiliki pola ragam getar yang cukup baik setelah ketentuan gaya geser dasar dan simpangan antar tingkat RSNI-03-1726- 2010 terpenuhi. Simpangan antar tingkat yang dialami bangunan memberikan bentuk grafik menyerupai 'zig-zag' dikarenakan terdapatnya staggered truss atau rangka batang yang berselang seling setiap story.
In 1960, MIT found the economically efficient structure system for buildings such as hotel and apartment, which is called staggered truss structure system. Study of the dynamic characteristics for this structure system towards earthquake is needed as a further reference for choosing this system for hotel and apartment in Indonesia. Object of this research consist of three building height variations which are located in Jakarta that are modelled using ETABS software. The result shows that this structure system is flexible based on the requirements of fundamental period in RSNI-03-1726-2010. This structure system will have acceptable mode shape after the requirements of base shear and story drift in RSNI-03-1726-2010 is fulfilled. This structure system gives chart of story drift close to zig-zag shaped curve caused by staggered truss placement in each story.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1961
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hanna Tsabitah
Abstrak :
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah menciptakan celah untuk mengeksekusi suatu kejahatan siber tertentu hingga mengeksekusi para pelakunya sekalipun, seperti aksi vigilantisme digital melalui doxing sebagai reaksi sosial terhadap kejahatan yang dilakukan dengan bentuk kejahatan siber lainnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan proses di mana korban penipuan online melakukan drift dan mendalihkan tindakannya sebagai pelaku doxing di Twitter, secara khusus melalui penerapan teknik netralisasi. Penelitian ini menggunakan data berupa utas kasus di Twitter yang diunggah oleh para korban penipuan online, berisikan pengalaman viktimisasi yang dilengkapi oleh penjabaran kronologi kasus dan penyebaran beberapa data pribadi sensitif orang lain. Dalam menganalisis konten tersebut, digunakan teori drift oleh Matza (1964) serta konsep teknik netralisasi oleh Sykes dan Matza (1957), Klockars (1974), dan Henry (1990). Hasil analisis menunjukkan bahwa kelima utas kasus terbukti sebagai tindakan vigilantisme digital dengan tipologi tertentu yaitu investigating dan hounding. Vigilantisme digital juga dilakukan melalui tindakan doxing yang menyerang beberapa konsep identity knowledge, terutama nama lengkap legal. Perbedaan tujuan doxing dalam kelima utas kasus mengarahkan mereka pada tipologi tertentu. Melalui uraian doxing sebagai bentuk kejahatan siber, disimpulkan bahwa korban penipuan online telah melakukan drift atas dirinya sendiri menjadi pelaku doxing, yang juga berkaitan erat dengan terjadinya suatu proses Van Dijk Chain dalam setiap kasus. Guna mengetahui dan menganalisis viktimisasi yang menghasilkan drift, penjabaran teori drift secara lebih spesifik dielaborasikan dan didukung oleh penerapan teknik netralisasi oleh pelaku doxing dari masing-masing utas kasus, sehingga memungkinkan terjadinya proses pendalihan atau pembenaran terhadap kejahatannya. ...... The development of information and communication technology has created loopholes to execute certain crimes or even to execute the offenders or perpetrators itself, for example digital vigilantism through doxing as a social reaction to crime which committed with another form of cyber crime. The purpose of this research is to explain the process in which the online fraud victims drift and justify their actions as Twitter- doxing offenders, specifically through the application of neutralization techniques. This research uses data in the form of Twitter threads which are uploaded by the victims of online fraud itself, containing experiences of victimization and followed by a description of the chronology of the cases and dissemination of the fraudsters’ sensitive personal data. In analyzing the content, drift theory by Matza (1964) and the concepts of neutralization techniques by Sykes and Matza (1957), Klockars (1974) and Henry (1990) were used. The results of the analysis show that all five Twitter threads are proven to be a form of digital vigilantism with certain typologies, namely investigation and hounding. Digital vigilantism is also exercised through acts of doxing which attack some notions of knowledge identity, especially the legal name. Different goals of doxing in all five threads leads them to a certain typology. Through the explanation of doxing as a form of cyber crime, then it means that the online fraud victims have drifted themselves into doxing offenders, which is also closely related to the occurence of the Van Dijk Chain process on each case. In order to identify and analyze the victimization which results in drift, the elaboration of drift theory is more specifically elaborated and supported by the application of neutralization techniques, done by doxing offenders from each thread, thus enabling a process of justification of their crimes.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yolanda Rahmi Safitri
Abstrak :
ABSTRAK

Peramalan tingkat mortalitas sangat dibutuhkan oleh perusahaan asuransi pada perencanaan kebijakan dalam penentuan premi untuk mengurangi risiko kerugian di masa mendatang. Dalam tesis ini, model Cairns-Blake-Dowd (CBD) digunakan untuk meramalkan tingkat mortalitas di Indonesia. Model CBD memuat dua parameter runtun waktu. Parameter-parameter dari model CBD diestimasi dengan menggunakan metode Least Square. Kemudian, peramalan parameter model CBD untuk beberapa periode ke depan dilakukan dengan menggunakan metode Bivariate Random Walk with Drift. Hasil dari peramalan parameter ini disubstitusi ke model CBD untuk mendapatkan tingkat mortalitas di Indonesia dalam beberapa periode ke depan. Keakuratan dari hasil estimasi dan peramalan diukur dengan menggunakan Mean Squared Error (MSE).


ABSTRACT


Forecasting mortality rates is needed by insurance companies in policy planning to determine premiums to reduce the risk of losses in the future. In this thesis, the Cairns-Blake-Dowd (CBD) model is used to forecast Indonesian mortality rates.  The CBD model contains two-time series parameters. The CBD model`s parameters are estimated by using the Least Square method. Then, parameters prediction for the next few periods used the Bivariate Random Walk with Drift method. The results of parameters prediction will be substituted to the CBD model to obtain Indonesian mortality rates for the next few periods. The accuracy of the estimation and forecasting results are measured by using Mean Squared Error (MSE).

2019
T53954
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hafidh Erry Priyanto
Abstrak :
Gedung Bank of America Plaza adalah gedung yang sudah dibangun di San Diego, California, Amerika Serikat. Gedung tersebut merupakan gedung dengan satu sistem penahan beban lateral (single system), yaitu EBF (Eccentrically Braced Frame). Tinggi dari gedung tersebut melampaui batas limit yang sudah ditetapkan untuk gedung dengan satu sistem penahan beban lateral untuk EBF, yaitu 48 meter berdasarkan SNI 1726:2012 tentang Perencanaan Gedung Tahan Gempa. Metode untuk pengecekan awal struktur adalah metode pengecekan Demand/Capacity (D/C) Ratio (DCR) dan nilai DCR harus kurang dari 1 (satu). Dari hasil pengecekan DCR, struktur memiliki penampang profil baja bervariasi. Pada kolom bagian plaza1 dan plaza2, ada beberapa yang harus menggunakan pelat tambahan pada sayap profil untuk menambah kekuatan nominal terhadap beban aksial. Nilai gaya geser dasar seismik respon spektrum kurang dari 0,85 kali dari gaya geser dasar sesimik statik ekivalen, sehingga beban lateral yang digunakan harus diskalakan dan diperbesar berdasarkan SNI 1726:2012 Nilai drift terbesar pada arah x terjadi pada story11, yaitu sebesar 2,026 inchi. Nilai drift terbesar pada arah y terjadi pada story11, yaitu sebesar 1,478 inchi. Karena nilai drift izin yang didapatkan dari hasil perhitungan SNI 1726:2012 adalah 2,584 inchi, nilai drift maksimum struktur memenuhi syarat berdasarkan peraturan SNI 1726:2012. Oleh karena itu, struktur tersebut bisa aman dibangun terhadap beban gempa dengan proses desain yang benar sesuai dengan SNI 1726:2012. ......Bank of America Plaza building is a building that built in San Diego, California, United States of America. The building is single system seismic resisting type bulding (Eccentrically Braced Frame). The height of building is overlimit of the standard SNI 1726:2012 for EBF single system building, the limit is 48 meters. The first method to early check design is Demand/Capacity (D/C) Ratio (DCR) method and the value of DCR must be below of one. From the result of DCR check, the structure has variation of steel profile. For column in plaza1 and plaza2, there are additional steel plate in flange for the improvement of nominal capacity for internal axial force. Respon spectrum’s seismic base shear is below of 0,85 times of static equivalent’s seismic base shear, so lateral force must be scale up based on SNI 1726:2012. Drift maximum in axis x is 2,026 in and drift maximum in axis y is 1,478 in. Because drift limit based on SNI 1726:2012 is 2,584 in, drift maximum of structure is satisfy the condition for allowable drift. Therefore, based on SNI 1726:2012, the structure is safe to be built for seismic load and right design process.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widodo Wahyu Purwanto
Abstrak :
The combination between frames and walls is frequently used in the earthquake resistant design of multistorey reinforced concrete buildings Frames are relatively flexible , it will deform according to the shear mode. Meanwhile walls are usually very stift and it will deform with the flexural one. Accordingly between frames and walls will have a conflict of deformation modes. There is no clear guidance regarding the appropriate ratio between the number of walls and frames. In addition, effects of the rocking foundation to the structural response need to be investigated The seismic behavior of the multistorey reinforced concrete building has been investigated Three types of structure i.e 2 Walls +5 Frames or 2W+5F, 2W+7F and 2W+9F have been used for the structural models. The corresponding structural models are 12- storey buildings with 2 symmetrical beams span and _symmetrical buildings plan. The North-South Component of the 1940 El Centro earthquake record has been used for the input motion. The stifness and damping interaction between the soil and the foundation according to the Lumped ParameterMethod are also used The results of investigation show that the smaller the wall-frame ratio , the bigger the base shear coefficient resisted by walls, the smaller the plastic hinge rotation of the column 's bases, the smaller the total plastic hinge rotation and the hysteretic energy dissipation of every frame. In general, the structural response of the rocking structures are smaller than those the _fixed base structures. The appropriate wall frame-ratio can not be defined definitely without any clear requirement of the design criteria.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
JUTE-15-2-Jun2001-147
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>