Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Audie Revanza Satyabhaskara
"Tulisan ini membahas mengenai representasi perfeksionisme dalam karya film Social Dilemma. Beberapa konsep pendukung seperti dramaturgi dan hirarki kebutuhan juga digunakan untuk membantu memahami perfeksionisme yang dimunculkan film tersebut. Lebih lanjut, tulisan ini menggambarkan adanya keterkaitan antara perfeksionisme dengan Kesehatan mental yang dilakukan individu dalam ruang media sosial. Motivasi individu untuk dihargai oleh orang lain dalam ruang sosial media membuat terciptanya perilaku perfeksionis yang pada akhirnya terkait dengan masalah kesehatan mental. Namun, hal ini tidak bisa digeneralisasi karena fenomena tersebut adalah representasi dari sebuah film.

This article describes the representation of perfectionism in the movie The Social Dilemma. Concepts, such as dramaturgy and hierarchy of needs, help to grasp the perfectionism that appeared in the movie. In addition, this paper depicts the correlation between perfectionism and mental health carried out by an individual on social media. The individual’s motivation to get appreciated by others on social media creates perfectionist behaviour, which eventually leads to mental health issues. However, this cannot be generalised, considering that the perfectionism phenomenon is only a representation of a movie.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Wy. Suratni
"ABSTRACT
Film sebagai karya sent memiliki kelengkapan dari beberapa unsur seni yaitu seni rupa dan desain, seni fotografi, seni artitektur, seni tari, seni puisi sastra, seni teater (drama) dan seni musik. Salah satu unsur seni dalam film adalah drama, untuk itu fungsi dan peran teater (drama) dalam film sangat erat relevansinya. Materi tentang drama pada Program Studi Film dan TV ISI Denpasar masuk dalam mata kuliah Dramaturgi. Materi pada mata kuliah dramaturgi memiliki karakteristik berbeda dengan prodi lainnya. Hal ini merupakan masalah bagi pengampu untuk dapat menyesuaikan kebutuhan drama dalam film. Luaran dari matakuliah dramaturgi dapat memerankan tokoh
dalam film sesuai tuntutan skenario. Guna menghasilkan luaran tersebut maka diperlukan metode pengajaran yang efektif mengingat latar belakang mahasiswa dari non pertunjukan. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka peneliti melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan 3 tahapan. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa proses pembelajaran Dramaturgi sebagai upaya meningkatkan hasil belajar mahasiswa adalah dengan menggunakan pendekatan belajar tuntas (mastery learning). Dosen tidak hanya menggunakan metode ceramah untuk materi yang bersifat teori namun juga mengkolaborasikan dengan metode diskusi kelompok. Materi
yang bersifat praktek, dikembangkan dengan mengkombinasikan metode dernontrasi, simulasi, sandiwara dan permainan. Dosen bertindak sebagai fasilitator mahasiswa dalam proses pembelajaran. Dosen mengembangkan media pembelajaran yang tidak hanya menggunakan LCD dengan PPT tapi juga menambahkan bantuan video,
musik illustrasi dan puisi untuk mempermudah mahasiswa dalam kelas praktek, Serta memindahkan kelas praktek ke alam terbuka untuk membantu mahasiswa mendalami proses penjiwaan kelas praktek Dramaturgi. Pembaharuan tersebut membawa dampak sangat signifikan yaitu meningkatkan hasil belajar mahasiswa setiap tahapannya."
Denpasar: Institut Seni Indonesia Denpasar, 2017
700 JSRD 21:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ardi Wilda Irawan
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas presentasi diri dalam online dating kencan daring di Setipe.com. Presentasi diri adalah salah satu elemen penting dalam kencan daring. Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana presentasi diri dalam kencan daring. Untuk melihat hal tersebut, peneliti menggunakan teori dramaturgi Goffman. Selama ini presentasi diri Goffman lebih dekat dengan konteks luring, penelitian ini berusaha mendudukkannya dalam konteks daring. Penelitian ini menggunakan metode netnografi untuk mengetahui cara informan menampilkan dirinya dalam percakapan dengan calon pasangan di kencan daring. Penelitian ini akan meneliti dua pengguna kencan daring N=2 dari Setipe.com. Data yang digali adalah profil diri dan interaksi informan dengan calon-calon pasangannya melalui fitur chat di Setipe.com. Hasil penelitian ini menemukan bahwa informan melakukan presentasi diri dalam kencan daring melalui penulisan profil diri dan pesan percakapan dengan match. Sistem kencan daring juga membuat presentasi diri terjadi secara bertahap dan memudahkan informan dalam melakukan presentasi diri. Informan melakukan presentasi diri sejak mendaftar di kencan daring sampai bertukar kontak. Cara-cara yang informan tempuh untuk mempresentasikan dirinya, antara lain: menyeleksi informasi dalam mengisi profil diri, menggunakan informasi dari match untuk mendefinisikan situasi, menonjolkan topik penting untuk mengelola impression management, dan meminta kontak pribadi match agar bisa berpindah ke medium komunikasi yang lebih privat.

ABSTRACT
This research discusses the self presentation in online dating in Setipe.com. This research aims to find out how an individual present him herself in online dating. As one of the important element on online dating, the researcher uses Goffman rsquo s dramaturgy theory to observe the self presentation. Although Goffman rsquo s theory places dramaturgy in offline context, this research is trying to put dramaturgy in online context. The method used in this research is netnography. This research will observe two online dating user N 2 from setipe.com. The data are the informant rsquo s profile and interaction with the match through the chat in setipe.com. The result shows that the informant was presenting himself in online dating. The informant presented himself by shaping his profile and conversing with his match. The online dating system also makes it easy for the informant to present himself gradually. The informant was also presenting himself by exchanging contact with his match. The informant was doing the presentation of self by selecting the profile information, using the match rsquo s information to define the situation, emphasizing a certain topic as an impression management, and asking for the match rsquo s number so that they can switch into a more private communcation medium."
2017
T48783
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elysa Anjarina Handika Putri
"Tugas karya akhir ini membahas mengenai fenomena proses penangkapan yang ditayangkan pada publik sebagai hasil kerja sama antara media massa dengan kepolisian. Teori yang digunakan untuk menjelaskan fenomena tersebut, yaitu teori dramaturgi Erving Goffman, teori social exchange benefit, dan teori deterrence. Objek yang digunakan dalam penulisan ini, yaitu tayangan program “86” yang merupakan hasil kerja sama antara NET TV dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia. Dari analisis yang dilakukan, terdapat temuan bahwa tayangan program “86”meskipun kerja sama yang dilakukan berdampak positif bagi pihak polisi maupun media massa, tetap terdapat celah adanya informasi yang dapat disalahgunakan oleh masyarakat yang berpotensi menjadi pelaku.

This final project discusses the phenomenon of the arrest process that is aired to the public as a result of collaboration between the mass media and the police. The theories used to explain the phenomenon are Erving Goffman's dramaturgy theory, social exchange benefit theory, and deterrence theory. The object used in this paper is the broadcast of the "86" program which is the result of collaboration between NET TV and the Indonesian National Police. From the analysis conducted, there are findings that the broadcast of the "86" program, although the cooperation carried out has a positive impact on the police and mass media, there are still faults in information that can be misused by people who have the potential to become perpetrators."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aphrodita Julia Saraswati
"Penelitian ini menggambarkan bagaimana proses dramaturgi Goffman terjadi pada pasangan milenial yang menikah di masa pandemi Covid-19, yang menggunakan Instagram Live untuk menayangkan acara pernikahannya. Penelitian ini berupa studi kasus kualitatif dengan paradigma interpretif, dengan pengumpulan data yang dilakukan melalui wawancara mendalam dan dianalisis secara tematik (thematic analysis). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembatasan selama Covid-19 menyebabkan proses dramaturgi pernikahan termediasi melalui siaran pernikahan di Instagram Live. Proses dramaturgi dimulai dari panggung belakang, di mana pengantin mempersiapkan berbagai rencana termasuk bagaimana mereka berperan, kemudian membangun kerja sama tim. Manajemen impresi yang dilakukan pasangan pengantin antara lain pemisahan penonton livestreaming, mengumumkan status baru, mementaskan tradisi dan identitas budaya, serta berperan sesuai ekspektasi. Panggung belakang dan manajemen impresi menghasilkan panggung depan dimana pengantin melaksanakan peran pernikahan untuk menampilkan impresi diri melalui acara pernikahan di hadapan penonton. Di saat yang sama, terdapat pula dramaturgi yang tereduksi oleh karena situasi pandemi yang membatasi, antara lain keterbatasan dalam physical setting, personal front, teknis livestreaming, pertunjukan yang gagal, dan momen silaturahmi yang hilang.

This research describes how Goffman's dramaturgical process manifests for millennial couples who married during the COVID-19 pandemic and used Instagram Live to broadcast their wedding events. As a qualitative case study with an interpretive paradigm, this research utilized thematic analysis of data collected through in-depth interviews. The results reveal that pandemic restrictions necessitated mediation of wedding dramaturgy through Instagram Live broadcasts. The dramaturgical process commenced backstage as couples made plans, including impression management details, before building teamwork with vendors. Impression management by brides and grooms involved segmenting audiences, declaring new marital statuses, exhibiting cultural traditions and identities, and meeting expected roles. This backstage preparation and impression curation ultimately produced front stage performances to audiences through Instagram Live. At the same time, couples experience redacted dramaturgy with limitations in physical setting, personal front, livestreaming itself, also cancelled performances, and loss of bonding moments."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yanuar Galih Wiryawan
"Dramaturgi merupakan sebuah teori yang dikemukakan oleh Erving Goffman dalam
memandang interaksi sosial. Teori tersebut telah digunakan dalam banyak penelitian baik interaksi tatap muka ataupun interaksi termediasi. Penelitian-penelitian dramaturgi pada komunikasi termediasi mengesampingkan latar dimana teori ini dibuat yaitu interaksi tatap muka. Konsep-konsep pada dunia tatap muka memiliki karakteristik yang berbeda sehingga peneliti perlu menganalisis ulang penggunaan teori ini dalam komunikasi termediasi khususnya MMOG. Di dalam Massively Multiplayer Online Games (MMOG), interaksi sosial terjadi melalui komunikasi termediasi. Pemain dapat melakukan hal-hal yang sama dengan komunikasi tatap muka namun dengan cara yang berbeda. Penelitian ini merupakan penelitan kualitatif dengan menggunakan strategi etnografi digital. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa avatar merupakan representasi diri pemain yang terdiri dari tiga bentuk yaitu penampilan karakter, perpanjangan suara, dan perpanjangan teks dari pemain. Definisi wilayah atau panggung pada Dramaturgi mengalami pembauran dan menghasilkan panggung baru yaitu panggung virtual. Perilaku dan tampilan pemain MMOG merupakan hasil dari narasi developer game dan interaksi antar pemain

Dramaturgy is a theory by Erving Goffman that looks at social interaction. This theory
has been used in many studies, both face-to-face and mediated interactions.
Dramaturgical research on mediated communication ignores the setting where this theory
was created: face-to-face interaction. Concepts in the face-to-face world have different
characteristics, so researchers need to re-analyze the use of this theory in mediated
communication, especially MMOG. In Massively Multiplayer Online Games (MMOG),
social interaction occurs through mediated communication. Players can do the same
things as face-to-face communication but differently. This research is qualitative research
using digital ethnography strategies. The results of this research show that the avatar
represents the player's self, consisting of three forms: the appearance of the character, an
extension of the voice, and an extension of the player's text. The definition of area or stage
in Dramaturgy has experienced a blending and produced a new stage, namely the virtual
stage. The behavior and appearance of MMOG players result from the game developer's
narrative and interactions between players
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fransisca Shaendy Marshelia
"Tesis ini membahas tentang dramaturgi dan manajemen impresi yang dilakukan ibu pekerja Public Relations profesional sebagai ibu ideal di media sosial. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan interpretatif. Data primer dikumpulkan dari wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan ibu pekerja melakukan manajemen impresi pada media sosial. Pilihan konsistensi peran aktor yang dimainkannya dipengaruhi oleh harapan sosial. Manajemen impresi sebagai ibu ideal akan disesuaikan untuk penonton. Manajemen impresi ibu pekerja di media sosial sebagai ibu ideal merupakan kelanjutan pertunjukan dari penampilan panggung di kehidupan nyata yang berjalan tidak memuaskan. Selain itu, lingkungan kerja ibu pekerja turut membentuk impresi yang dilakukannya.

The focus of this study is dramaturgy and impression management by professional public relations workers as ideal mothers on social media. This research is a qualitative research with an interpretive approach. Primary data were collected from in-depth interviews. The results showed that working mothers performed impression management on social media. The choice of consistency in the actor's role depends on social expectations. Impression management as an ideal mother will be adjusted for the audience. The management of the impression of working mothers on social media as ideal mothers is a continuation performance of the unsatisfying stage performance in real life. In addition, the working environment formed how working mothers manage their impression.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T55311
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laksmi
"Disertasi ini mengkaji bagaimana individu-individu dalam suatu organisasi mengkonstruksi makna layanan publik di dalam konteks tertentu. Para pekerja di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi DKI Jakarta (BPAD), lembaga pemerintah di bidang layanan perpustakaan umum, melaksanakan layanan kepada masyarakat dengan cara yang berbeda dari peraturan. Mereka melayani pengunjung dengan membedakan atribut sosial. Ketika melayani pengunjung anak, karyawan berkata dengan kasar, tetapi ketika melayani orang dewasa, mereka bersikap penuh perhatian. Sikap mereka menjadi lebih ramah ketika menghadapi pengunjung yang berwajah indo, atau yang membawakan makanan kecil untuk petugas. Setiap tindakan individu dalam melayani merupakan cerminan refleksi mereka atas interaksi yang terjadi sehari-hari dalam internal organisasi. Berdasarkan realitas tersebut, pertanyaan penelitian dirumuskan sebagai berikut: bagaimana para pekerja mengkonstruksi makna layanan publik di perpustakaan umum? Pertanyaan diuraikan menjadi: 1) bagaimana pimpinan dan para karyawan mendefinisikan situasi ketika mereka berada di atas panggung?; 2) bagaimana pimpinan dan para karyawan sebagai tim mengelola kesan di panggung untuk mengkonstruksi makna layanan publik di perpustakaan umum? Penelitian yang dilakukan sejak Januari 2007 hingga Desember 2009 ini menggunakan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data menggunakan metode wawancara, pengamatan terlibat, dan analisis dokumen. Penelitian dilakukan di BPAD, jl. Rasuna Said, Kuningan, Jakarta. Para informan adalah pimpinan dan para karyawan yang saat itu tercatat sebagai pegawai dan semuanya diberi nama samaran. Temuan yang diperoleh adalah bahwa, 1) hubungan kekuasaan membentuk unit layanan di BPAD sebagai unit yang memiliki kinerja paling rendah dan kurang berkontribusi untuk perkembangan organisasi, sehingga layanan kepada pengguna dipahami sebagai pekerjaan yang tidak berarti; 2) situasi yang didefinisikan dan diinterpretasikan secara berulang-ulang tersebut, yang diwarnai kerikuhan, iri hati, tarik-menarik kepentingan, dan ketidakpastian pencapaian tujuan organisasi, menunjukkan lemahnya solidaritas dan kesetiakawanan dalam tim kerja. Secara singkat, layanan publik bukan sekedar prosedur dan tata cara melayani pengunjung, tetapi sesungguhnya merupakan suatu proses budaya yang dikonstruksi oleh sekelompok individu, yang terdiri dari para bawahan, pimpinan, dan lembaga induk. Interaksi yang dilandasi oleh relasi kekuasaan dan lemahnya solidaritas dan kesetiakawanan menyebabkan para karyawan mengekspresikan makna layanan berdasarkan kepentingan pribadi.

This dissertation studies how individuals constructs the meaning of public services in a specific context in an organization called Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah DKI Jakarta (BPAD). All the workers of BPAD, a governmental institution of a public library, do not perform the service according to the rules. The service is based on the personal front. When serving children, they speak rudely, on the contrary, when they serve adults, they perform with full attention. In addition, They become more hospitalize towards their user with western face, or the ones who bring them snacks. Every service conducted by the workers reflects their every day interactions at the work place. Based on the fact, the research questions are as follows: how do the workers construct public services at the public library? The question embraced two subquestions: 1) how do the leaders and subordinates define situation on the stage?; 2) how do they as a team manage certain impression on the stage in order to construct the meaning of public services? Some of importants points are that the research held during January 2007 to December 2009 uses qualitative approaches. It uses methods of the data collection which consist of interviews, participant observations, and document analysis. Informants used are the workers officially-registered as employees and they are given pseudonym names. The place of its research is held at a BPAD, at Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta. The findings show that 1) the power relation considers that the unit of services at BPAD has the lowest performances and the least contributions to the organizational developments, therefore its user service is understood as unqualified work; 2) situations that are defined and interpreted repeatedly, which colored with awkwardness, jealousy, conflict of interest, and unpredictable change in achieving organization goals, shows to lack of a solidarity and a loyalty in the working teams. In short, the public services are not merely procedures and ways of serving users, but actually are a cultural process constructed by a group of individuals, which comprised of superiors, subordinates, and parent institution. Interaction based on power relation and lack of solidarity and loyalty in the working teams cause all workers to express the meaning of services based on a private interest which bring them conflict of interests."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
D907
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yohana Parida Kristina
"Penelitian ini membahas proses pembentukan pertunjukan Raminten Cabaret Show dengan memahami dramaturgi, dramaturgi queer, dan peran artefak media dalam pertunjukan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode studi kasus dan paradigma konstruktivisme. Berdasarkan wawancara mendalam dan diskusi kelompok, ditemukan bahwa Raminten Cabaret Show membentuk pertunjukan dengan melakukan dramaturgi pada praktik pertunjukan queer, yaitu drag queen, impersonator, lip-synch, dan mimesis, dalam kesatuan pertunjukan kabaret. Pertunjukan dramaturgis diatur melalui penampilan wajah personal, pengelolaan impresi, pengaturan versi diri dalam wilayah interaksi, serta interaksi penampil dan penonton. Penampil menggunakan artefak media, seperti sepatu hak tinggi, rambut palsu, kostum, riasan wajah dan aksesoris sebagai wajah personal dan tirai dramaturgi. Karakteristik queer atau keunikan dalam pertunjukan Raminten Cabaret Show terdapat pada komersialisasi pertunjukan queer sebagai kuasa, lokalisasi nilai dalam pertunjukan, dan jarak lokal-global dalam konteks, praktik, dan istilah. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa 1) pertunjukan Raminten Cabaret Show terbentuk melalui proses dramaturgi pada seni pertunjukan berkarakteristik queer, 2) dalam proses ini, artefak media berperan signifikan sebagai katalis bagi simbol dan karakteristik queer dalam transformasi panggung dramaturgi pertunjukan, 3) keunikan dalam proses pembentukan pertunjukan membentuk Raminten Cabaret Show sebagai seni pertunjukan queer di Indonesia.

This study focuses to explain the formation process of Raminten Cabaret Show’s performance by understanding the dramaturgy, queer dramaturgy, and role of media artifacts in the performance. This study is a qualitative research with case study method and constructivist paradigm. Based on in-depth interviews and group discussions, this study discovers that Raminten Cabaret Show forms its performance by performing dramaturgy in queer practices, such as drag queen, lip- synch, impersonator, and mimesis, inside a cabaret performance. Dramaturgical performances are arranged through personal front, impression management, layers of selves management in dramaturgy regions, and interaction between artists and audiences. The artists use media artifacts; heels, wig, costumes, make-up, and accessories, as their personal front and dramaturgy curtain. Queer characteristics or uniqueness in Raminten Cabaret Show’s performance is located in the commercialization of queer performance as a power, localization of values, and the gap between local-global context, practice, and terms. This study concludes that 1) Raminten Cabaret Show’s performance is formed through dramaturgical process of queer performing arts, 2) in this process, media artifacts played a significant role as catalysts for queer symbols and characteristics in the dramaturgy stages transformation, 3) the uniqueness inside the formation process of the performance formed Raminten Cabaret Show as a queer performing arts form in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library