Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Desi Oktafia Fribadi
"Tesis ini merupakan penelitian tentang maskulinitas yang direpresentasikan dalam drama TV Korea You're Beautiful (2009) yang pernah ditayangkan di Indosiar pada tahun 2010. Dalam sepuluh tahun terakhir, drama TV Korea beserta bintangnya menjadi fenomena di kawasan Asia Timur dan Tenggara. Drama TV Korea merupakan salah satu produk kebudayaan populer yang memicu Korean Wave. Drama TV digemari dan dikonsumsi oleh remaja putri dan wanita dewasa karena pencitraan aktor-aktornya yang tampan dan menarik. Sebanyak 10 episode dari 16 episode yang ada dianalisis dengan menggunakan teori semiotika Barthes dan dengan menggunakan model analisis milik Moon dan Jung mengenai maskulinitas dalam masyarakat Korea Selatan. Melalui analisis data visual dan dialognya, diketahui bahwa maskulinitas yang direpresentasikan dalam drama ini merupakan maskulinitas hibriditas dari elemen-elemen maskulinitas global seperti maskulinitas bhisonen Jepang, maskulinitas metroseksual Hollywood, serta maskulinitas tradisional Konfusius. Dengan sendirinya maskulinitas hibriditas tersebut menjadikannya sebagai maskulinitas baru dalam masyarakat Korea saat ini.

This thesis examines masculinity represented on Korean TV drama entitled You're Beautiful (2009). The drama was aired on Indosiar in 2010. In the past ten years, Korean TV drama and its stars became a phenomenon in East Asia and Southeast Asia. Korean TV drama is one of the products of popular culture that triggers the Korean Wave. TV drama is popular amongst teenage girls and adult women and it is consumed because of the image of handsome and attractive actors. A total of 10 episodes of 16 episodes are analyzed by using Barthes's mythology and a model analysis of masculinity in South Korean society developed by Moon and Jung. From visual and textual analysis, it is known that masculinity represented in this drama is a hybrid masculinity comprises of Japan's bishonen masculinity, Hollywood's metro sexual masculinity and traditional masculinity of Confucian. In this way, hybrid masculinity itself can be seen as a new masculinity in Korean contemporary society."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
T30049
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ellysa Utin Apandi
"Penelitian ini membahas sejauh mana keterlibatan seseorang dengan selebriti mempengaruhi persepsi pariwisata mereka terkait suatu destinasi. Sebuah survai melalui penyebaran kuesioner online dilakukan untuk mengetahui persepsi penonton K-drama di Indonesia terhadap Korea terkait keterlibatan mereka dengan selebriti Korea dalam K-drama. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah Structural Equation Modeling (SEM).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterlibatan penonton dengan selebriti secara positif mempengaruhi familiaritas. Pengaruh keterlibatan selebriti secara positif terhadap citra destinasi dan niat kunjungan melalui pengaruh langsung tidak dapat dibuktikan dalam penelitian ini. Pengaruh keterlibatan selebriti terhadap niat kunjungan dihasilkan dari pengaruh tidak langsung melalui familiaritas dan citra kognitif.

This study discusses the extent of people?s involvement with a celebrity affects their perception of tourism destinations. An online survey was conducted by distributing questionnaires to determine the perception of K-drama viewers in Indonesia related to their involvement with Korean Celebrities in K-drama. Data analysis technique used in this study is Structural Equation Modeling (SEM).
The results showed that celebrity involvement positively affected familiarity. The positive effects of celebrity involvement towards destination image and visitation intention not directly proven in this study. The influence of celebrity involvement towards visitation intention is generated from indirect effect through familiarity and cognitive image.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S45522
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Destin Nurafiati Ristanti
"Bahasa yang dipakai oleh suatu kelompok masyarakat belum tentu sama dengan yang dipakai oleh kelompok masyarakat lainnya. Salah satu kelompok masyarakat yang menggunakan kosa kata tertentu adalah kelompok masyarakat yakuza yang ada di Jepang. Kelompok masyarakat ini menggunakan kosa kata yang tidak sama dengan kosa kata yang digunakan oleh masyarakat pada umumnya dengan alasan menjaga rahasia yang ada di dalam kelompok mereka. Dengan tujuan ini, maka bahasa rahasia atau ingo (_B__) kemudian diciptakan. Bahasa rahasia ini kemudian digunakan secara luas oleh kelompok yang menciptakan bahasa rahasia tersebut. Yakuza dapat dilihat melalui cerita yang ada suatu drama televisi. Cerita yang diangkat ke dalam sebuah drama televisi Jepang ada kalanya terinpirasi dari kejadian yang sesungguhnya terjadi, begitupun halnya dengan cerita mengenai yakuza. Oleh karena itu, yakuza yang ada di dalam drama televisi sudah sewajarnya mengikuti hal-hal yang biasa dilakukan oleh yakuza yang sebenarnya.

Abstract
A language which is used by a society group is not similar with language used by other groups. One of the society groups using certain language is yakuza group which exist in Japan. This kind of society use different language in order to keep group`s secret from outside world. Therefore, hidden language or ingo (_B__) was created. A group which has created some hidden language speaks using this language commonly. Yakuza could be seen within drama stories in television. This story sometimes inspired by real things in a real life. The same thing also happens in yakuza story in television. Therefore, yakuza in drama television stories naturally imitate activity, language, and other things usually done by the real yakuza
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S13709
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
R. Komalasari
"Pada suatu komunitas tuturan, pilihan variasi tindak tutur kesopanan dalam peristiwa tuturan permintaan maaf digunakan oleh individu-individu komunitas tersebut bukan merupakan suatu kebetulan. Pilihan variasi tindak tutur tersebut merupakan suatu strategi bertutur dalam bentuk perilaku ketika berinteraksi sosial. Strategi bertutur ini lebih banyak dipengaruhi oleh kendala-kendala sosial-budaya daripada faktor-faktor linguistik. Oleh karena itu, pilihan variasi tindak tutur dapat menghantarkan pada persepsi penutur tentang tindak tutur tersebut sebagai suatu kesatuan makna sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan interpretasi makna sosial dan kendala-kendala sosial-budaya yang mempengaruhi pemilihan variasi tindak tutur yang digunakan oleh pelaku komunikasi dengan melalui analisis tindak tutur yang dipilih oleh penutur dengan pertimbangan yang telah dikemukakan di atas.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan analisis deskriptif. Sumber data yang digunakan skenario drama TV Oshin karya Sugako Hashida yang diterbitkan tahun 1983. Penelitian ini dilakukan pada tiga domain bentuk komunikasi interpersonal Jepang. Uchi mono (in-group), shitashii mono (close friend) dan soto mono (out-group). Sumber data yang merupakan cuplikan wacana percakapan dianalisis berdasarkan analisis unit-unit interaksi dari Dell Hymes (1974): situasi tuturan (speech situation), peristiwa tuturan (speech event) dan tindak tutur (speech act). Analisis unit-unit interaksi ini bertujuan mengungkapkan setting dan sistuasi sosial yang muncul dalam pemilihan variasi tindak tutur, teori sosialogi Nakane Chie (1970) untuk menganalisis kendala-kendala sosial-budaya yang mempengaruhi pemilihan variasi tindak tutur kesopanan dalam peristiwa tuturan permintaan maaf; Kubata Osamu (1974), Mio Osamu dan liaruta Toosaku (1995) dan Natsuko Tsujiro (1996) untuk menganalisis faktor-faktor linguistik dan variasi tindak tutur kesopanan yang dipilih oleh pelaku komunikasi.
Hasil temuan dalam penelitian ini adalah pengungkapan kendala-kendala sosial budaya yang dapat mempengaruhi pemilihan tindak tutur kesopanan dalam peristiwa tuturan permintaan maaf status sosial yang bersifat vertikal (joge kankei), kedekatan sosial (Uchi-soto mono dan shitashii mono) dan jenis kesalahan yang dianggap sebagai misbehavior dan tidak berterima dalam masyarakat komunitas tersebut. Pemilihan variasi tindak tutur kesopanan dalam peristiwa tuturan permintaan maaf didominasi pada domain in-group dan digunakan oleh penutur subordinat pada petutur superior dengan jenis pilihan keigo (honorification) : kenjoogo (humble) dan teinego (polite). Jenis variasi tindak tutur kesopanan ini mempunyai makna sosial yang ditekankan pada kerendahan hati dan diri penutur dan menekankan sifat formal. Adanya pemilihan variasi tindak tutur berdasarkan kendala-kendala sosial-budaya ini bertujuan untuk melancarkan alur komunikasi, menghindari konflik sosial dan menjaga keharmonisan diantara partisipan. Strategi tindak tutur kesopanan dalarn hal ini bermakna sebagai penghalus, meminimalisasikan kesalahan penutur dan sebagai penghantar pada tuturan berikutnya yang mengandung intention (maksud) sebenamya yang ingin penutur sampaikan pada petutur. Dengan demikian variasi tindak tutur kesopanan ini juga mempunyai nama indirectness."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T15256
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library