Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 30 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Herlita
Abstrak :
Permasalahan perkotaan timbul akibat terjadinya perubahan tata guna laban berupa alih fungsi kawasan terbuka dan ruang hijau menjadi kawasan pennukiman. Pertambahan penduduk yang cukup pesat, berdampak pada timbulnya permukiman-pennukiman liar di sepanjang saluran yang tentunya akan menghambat kelancaran aiiran dan merubah pola aliran. Kurang berfungsinya prasamna dan sarana dminase yang disebahkan oleh menurunnya kapasitas saluran serta kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya drainase, dengan cara membuang sarnpah di saluran sehingga menyebahkan penyumbatan, juga turut menyebabkan terjadinya genangan. Khusus untuk kawasan Galur dan Kammpung Rawa dimana terdapat Kali Sentiong yang seharusnya berfungsi sebagai penyalur air dan tampungan sementara air dari kawasan sekitamya akan tetapi Kali Sentiong mengalami perubahan, mengingat sepanjang saluran pembuang tersebut sudah tidak mampu lagi menanggung beban debit dsri daerah layanannya dan kondisinya tidak terpelihara, padahal saluran tersebut merupakan saluran yang sangat vital dalam penanggulangan banjir genangan. Dari basil evaluasi kapasitas saluran existing temyata lebih kecil sehingga hal ini merupakan salah satu faktor timbulnya genangan-genangan yang terjadi di kawasan Kampung Rawa dan Galur" Tiga alternatif layout saluran sistem drainase memberikan kelebihan dan kekurangan masing-masing dapat digunakan sebagai alternatif pilihan untuk perbaikan sitem drainase"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S35718
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Adanya perubahan penggunaan lahan dari lahan pertanian dan Iahan kosong menjadi kawasan perumahan mengakibatkan meningkatnya Koefisien Dasar Bangunan (KDB). Dengan meningkatnya KDB mengakibatkan meningkatnya pula Koefisien Run-off serta mengecilnya Koefisien infiltrasi.

Dengan terjadinya peningkatan koetisien Run-off maka pada saat musim hujan dengan intensitas yang cukup tinggi akan menyebabkan terjadinya barnir dalam waktu yang relatif singkat. Bila hal ini terjadi dan tidak tersedianya Saluran Drainasi yang mempunyai kapasitas daya tampung yang cukup memadai akan mengakibatkan luapan disekitar saluran darainasi dan luapan pada tempat-tempat yang mempunyai elevasi yang Iebih rendah dari Muka Air Banjir. Upaya mengurangi meningkatnya koefisien run-off dan memperbesar koefisien infillrasi salah satunya adalah dengan membuat Sumur resapan

Perubahan KDB dilingkungan Perumahan Bintaro Jaya pada saat ini nampaknya menjadi penyebab terjadinya banjir di bagian hilir perumahan ini sehingga diperlukan studi untuk malakukan Evaluasi Sistem Saluran Drainasi yang ada.

Studi ini meliputi perhitungan kapasitas disain untuk 5 dan 10 tahun dan membandingkannya dengan kapasitas drainasi eksisting, serta menghitung sistem drainasi dengan sumur resapan yang memenuhi kriteria hidrologi dan hidrolika yang sesuai sebagai salah satu upaya memperbesar infiltrasi dan mengurangi koefisien run-off.

Hasil studi dan cvaluasi menghasilkan kapasitas saluran eksisting Qeks sebesar = 44-041 M3/del pada Tilik Pcngamatan II A Sub catchman area 20, 2a di segmen penampang Titik S| s/d Sm. Nilai ini Iebih besar dari Debit domestik maksimum Q65 = 26.096 M3/det dan Qdm = 30.047 M3/det sehingga saluran eksisting yang ada masih aman untuk menampung debit banjir dengan periode ulang 5 Tahun dan 10 Tahun.

Sedangkan pada Titik Pengamatan H B Sub catchman area 20, 2a, 2b di segmen penampang S21 s/d S29 yang kapasitas saluran eksistingnya Qeks = 36.033 M3/det dan debit banjir rencana Qdj = 32.4l5 M3/det serta Qam = 37.323 M3/del, artinya saluran eksisting masih aman untuk menampung debit banjir dengan untuk periode ulang 5 tahun tetapi tidak mampu dan aman untuk menampung debit disain 10 tahun.

Agar saluran eksisting pada segmen ini tetap aman dan mampu untuk menampung debit disain yang direncanakan, salah satu alternatifnya adalah membuat sumur resapan. Sumur resapan dibuat dengan ukuran 1.20 x 1.20 M2 dengan kedalaman berpariasi sesuai dengan besar kecilnya tipe bangunan
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S35631
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Boca Raton : CRC Press, 2018
628.1 URB
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Farida Asni
Abstrak :
ABSTRAK
Memasuki Pembangunan Jangka Panjang (PJP) II Pemerintah Indonesia telah mengambil suatu kebijaksanaan pembangunan yaitu pembangunan perekonomian nasional dengan menitikberatkan sektor industri sebagai penggerak utama dan sekaligus sebagai pendongkrak perekonomian nasional. Kebijaksanaan makro yang ditempuh ini cenderung bergeser dari agraris ke industrialis. ? Adanya aksesibilitas yang tinggi dan didukung oleh tersedianya sarana dan prasarana di P. Jawa untuk tumbuh dan berkembangnya industri maka kegiatan industri tersebut cenderung terkonsentrasi di wilayah Jakarta terutama di Jakarta Utara. Selain menimbulkan dampak positif, kegiatan Lt, industri ini juga menimbulkan dampak negatif yang antara lain adalah tingginya laju urbanisasi dan tingkat kepadatan penduduk. Pada umumnya para pendatang ini mempunyai tingkat ekonomi yang relatif rendah (miskin) dengan tingkat keterampilan yang kurang memadai, sehingga mereka cenderung hidup di tempat-tempat kumuh dan daerah marginal. Pesatnya perkembangan kegiatan perekonomian (industri, perdagangan, jasa, pernerintah, dan lainnya) dan tingginya laju urbanisasi di wilayah Jakarta ini terutama di Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara telah menimbulkan berbagai persoalan lingkungan yang cukup kompleks. Persoalan lingkungan tersebut antara lain adalah meningkatnya kebutuhan lahan dan air, timbulnya permukiman kumuh, meluasnya daerah banjir dan genangan, pendangkalan muara sungai oleh lumpur dan sampah, memburuknya sistem drainase dan abrasi. Penelitian ini berlokasi di daerah Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perubahan morfologi lahan daerah penelitian, pengaruh reklamasi lahan dan perubahan penggunaan lahan, serta kemampuan sistem drainase dan faktor-faktor fisik lahan yang mempengaruhinya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu suatu metode yang digunakan untuk membuat suatu gambaran mengenai situasi atau kejadian melalul pengadaan akumulasi data dasar. Pendekatan yang digunakan adalah teknik penginderaan jauh (remote sensing). Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Stratified Purposive Sampling dengan satuan lahan sebagai stratanya. Pada satuan lahan ini diambil sampel pewakilnya sebanyak 30 sampel. Berdasarkan hasil interpretasi foto udara pancromatic hitam putih skala 1 : 5000 tahun 1994 dan peta tata guna lahan tahun 1980 skala 1 : 20 000 serta didukung oleh peta geologi, peta tanah, peta dasar* dan peta lainnya maka diperoleh informasi bahwa daerah penelitian dipengaruhi oleh proses fluvial dan marin, sehingga dapat dibedakan menjadi lima (5) satuan bentuk lahan yakni : Dataran Aluvial (Fl), Tanggul Aiam (F2), Cekungan Fluvial (F3), Rawa Belakang (F4), dan Dataran Aluvial Pantai (Ml). Didasarkan pada jenis penggunaan lahannya di daerah penelitian ini terdapat 23 jenis satuan lahan, yakni : Fl-pk, Fl-sw, Fl-lk, Fl-ind, F2-lk, F3-pk, F3-sw, F3-lk, F3-ind, F3-js, F3-sp, F4-pk, F4-lk, F4-sp, F4-js, F4- tbk, Ml-pk, MMk, Ml-ind, Ml-sp, Ml-js, Ml-tbk, danMl-mgr. Untuk mengatasi kelangkaan lahan yang didasarkan pada pertimbangan ekonomi, di wilayah Kecamatan Penjaringan telah dilakukan kegiatan reklamasi lahan. Selama periode tahun 1980 - 1994, lahan di wilayah ini telah direklaraasi seluas 1.179,70 ha yang meliputi wilayah daratan dan perairan dangkal. Besamya lahan yang direklamasi adalah sebagai berikut satuan bentuk lahan F3 seluas 620, 6 ha atau 52,65 %; satuan bentuk lahan F4 seluas 322,0 ha atau 27,32 %; satuan bentuk lahan Ml seluas 63,2 ha atau 5,36 % dan wilayah perairan dangkal (pantai) seluas 172,8 ha atau 14,63 %. Melihat kondisi fisik lahannya, kegiatan reklamasi lahan tersebut sudah dapat dipastikan akan membawa dampak linkungan (banjir), dimana sejumlah air baik yang berasal dari curah hujan lokal (rainfall) maupun limpasan air permukaan (surface run off) akan kehilangan tempat, sehingga air tersebut cenderung mengalir ke tempat yang lebih rendah (perkampungan). Selain hal tersebut, faktor tingginya tutupan lahan (land cover) seperti jalan, perkantoran, dan permukiman serta adanya penyurnbatan muara sungai, juga akan mempercepat terjadinya banjir dan genangan. Bila ditinjau darl segi geomorfologi lingkungan, kegiatan reklamasi lahan ini akan berpengaruh langsung terbadap sistem drainascnya. Adapun pengaruh yang ditimbulkannya antara lain adalab berubahnya morfologi lahan, memburuknya sistem drainase, meluasnya daerah banjir dan genangan, dan terjadinya abrasi serta intrusi air laut. Dampak lain yang berpengaruh secara tidak langsung yaitu permukaan tanahnya mengalami penurunan secara kontinyu sebagai akibat dari sifat fisik tanahnya yang belum terkonsolidasi secara maksimum, sehingga tingkat sensitivitas dan kompresibilitas tinggi. Kedua dampak tersebut di atas akan menambah luas daerah banjir dan genangan. Sistem drainase di daerah penelitian ini dipengaruhi oleh faktor fisik lahan yaitu relief-topografi, geologi, tanah (tekstur dan struktur tanah), proses geomorfologi, iklim, dan penggunaan/penutup lahan. Masing-masing faktor fisik tersebut saling terkait dan bersifat akumulatif Dari pengamatan lapangan, teiaah pustaka dan laporan penelitian terdahulu dapat diperoleh kesimpulan bahwa dalam perencanaan pengembangan wilayah (tata ruang) diperlukan data fisik lahan yang sifatnya mutlak. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui daya dukung wilayah dan meminimisasi dampak negatif yang ditimbulkannya, sehingga dapat tercapai tujuan pembangunan nasional yang berwawasan lingkungan.
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stevi Notosagoro
Abstrak :
Kota Depok sebagai kota satelit dari ibukota Jakarta, sekarang ini sudah harus menanggung beban atau ekses dari pertumbuhan pembagunan yang dilakukannya. Permasalahan terletak pada berubahnya tataguna lahan kota Depok yang pada awalnya merupakan daerah pertanian menjadi pemukiman dan tempat-tempat komersial. Selain itu terdapat juga saluran irigasi yang dialih fungsikan menjadi saluran drainase tanpa mempertimbangkan dampak yang terjadi pada wilayah cakupannya. Sehingga saat musim hujan tiba, masalah klasik yang selalu terjadi adalah masalah banjir/ genangan yang terjadi di beberapa tempat di kota Depok. Genangan di Kota Depok pada umumnya merupakan genangan yang disebabkan oleh debit maksimum yang terjadi akibat limpasan air hujan tidak dapat dialirkan oleh saluran drainase. Perubahan tataguna lahan kota Depok, tidak dikuti dengan perubahan sistem drainase untuk mengatasi masalah limpasan permukaan yang terjadi Karena itu dibutuhkan suatu alternatif sistem drainase perkotaan yang sesuai dan terintegrasi berdasarkan peninjauan aspek strukturnya untuk menanggulangi permasalahan yang ada di Kota Depok. Perencanaan alternatif sistem drainase dilakukan dengan menganalisis debit maksimum limpasan dan kapasitas saluran drainase utama untuk mengalirkan limpasan. Untuk mengatasi kelebihan debit limpasan yang terjadi di kota Depok diberikan dua alternatif penyelesaian. Alternatif pertama yaitu perbaikan dan peningkatan kapasitas saluran drainase yang ada (existing channel) yang terdiri dari tiga tahapan pekerjaan konstruksi yaitu pelebaran badan sungai, pengerukan (dredging of retention basins) dan pembangunan tanggul. Sedangkan alternatif kedua adalah pembangunan saluran bawah tanah. Dalam perencanaan kedua alternatif tersebut digunakan metode rasional untuk menghitung debit banjir maksimum, dan metode yang digunakan untuk menghitung kapasitas saluran drainase berdasarkan rumus Manning. ......Depok as a town of satellite from the capital city of Jakarta, this time has to guarantee burden or excess from the growth of development which is conducted. The problem is in the change of the landuse of Depok which initially represent area of agriculture become commercial place and settlement. Beside that there is also an irrigation channel that displaced function become drainage system without consider the impact that happen in the coverage region. So in the rain season, classic problem that always happened is floods problem/pond that happened in some place in Depok. Pond in the town of Depok generally representing pond which is caused by maximum charge that happened because the overflow from rainwater which cannot be conducted by drainage channel. The change of the landuse of Depok, is not followed with the change of the drainage system to overcome overflow?s from the surface problem that happened. In consequence, it is required an alternative of urban drainage system which is integrated and appropriate based on the sighting of its structure to overcome the problems in Depok. The planning of the alternative is conducted by analyzing maximum overflow?s charge and the main drainage channel capacities to conduct the overflow. To overcome the excess from overflow?s charge that happened in Depok is given two alternative problem solving. The first alternative is repairing and improvement the existing drainage channel capacities which is consist of three construction stages that is river widening, dredging of retention basins, and building of embankment. While the second alternative is building of underground tunnel. In the planning of the alternative is used a rational method to calculate maximum floods charge, and the drainage channel methode based on formula Manning to calculate channel capacities.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S35115
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: : Processing Directorate Pertamina, 1998
624.151 36 ENG
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lalisang, Toar J.M.
Jakarta: Sagung Seto, 2015
616.047 TOA k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Luthfi Marwanto
Abstrak :
ABSTRAK Air hujan merupakan salah satu masalah terpenting dalam penambangan terbuka karena pengelolaan air hujan yang buruk akan menyebabkan genangan pada kawasan tambang sehingga mengganggu proses penambangan. Tambang PT Antang Gunung Merantus (PT AGM) adalah tambang batubara yang berlokasi di Desa Ida Manggala, Hulu Sungai Selatan, sekitar 125 KM dari Banjarmasin di Kalimantan Selatan. Tambang ini memiliki permasalahan dalam sistem pengelolaan air hujan yang menyebabkan genangan di beberapa titik sehingga hutan sekitar kawasan tambang tergenang oleh air. Penelitian bertujuan untuk mengusulkan rencana sistem drainase pada tambang PT.AGM. Pembagian DTA pada tambang dilakukan menggunakan ArcGIS. Selanjutnya, profil DTA akan digunakan sebagai input model hidrologi HEC-HMS untuk mendapatkan debit rencana yang akan digunakan dalam analisis kapasitas pompa, dan dimensi saluran. Hasil dari penelitian ini didapat bahwa DTA pada lokasi studi dapat dibagi menjadi 10 sub-DTA dengan 8 Pond dan 10 Reach. Debit rencana pada periode ulang 5 tahun, 10 tahun, dan 25 tahun berturut-turut adalah 27,8 m3/s, 31,4 m3/s, dan 35,5 m3/s dan kapasitas pompa yang dibutuhkan untuk mengeluarkan air pada pond 7 dan Pond 8 adalah 5 m3/s.
ABSTRACT Rainwater is one of the most important problems in open pit mining because poor management of rainwater will cause inundation into pit that will disrupt the mining process. PT Antang Gunung Merantus mine (PT AGM) is a coal mine located at Ida Manggala Village, Hulu Sungai Selatan, about 125 KM from Banjarmasin in South Kalimantan. This mine has a problem in the rainwater management system that causes inundation at several points so that inunndate forest around mine area. The objective of this paper is to propose stormwater management plan at PT.Antang Gunung Meratus. Catchment Area is analysis is used ArcGIS. Pit catchment properties that will be used as input for hydrological model HMS to calculate discharge for analysis pump capacity and channel dimension. The results of this study found that the DTA at the study location can be divided into 10 sub-DTA with 8 Ponds and 10 Reaches. The discharge in the return period of 5 years, 10 years, and 25 years is 27.8 cfs, 31.4 cfs and 35.5 cfs the pump capacity needed to discharge water at pond 7 and Pond 8 is 5 cfs.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Khamdani
Abstrak :
ABSTRAK
Kecamatan Kelapa Gading merupakan salah satu kecamatan yang terletak di Kotamadya Jakarta Utara yang terdiri dari dataran rendah serta rawan dilanda bencana banjir. Salah satu area di Kelapa Gading yang berdampak paling parah akibat bencana banjir adalah di depan Mall Of Indonesia (MOI). Berdasarkan penelitian sebelumnya, dapat diketahui bahwa salah satu penyebab terjadinya banjir di wilayah Kelapa Gading disebabkan oleh sistem drainasenya yang masih belum dapat memenuhi debit banjirnya sehingga dapat dikatakan bahwa saluran-saluran tersebut tidak efektif dalam menampung besar debit banjir rencananya (Kusumawardhani 2018). Oleh sebab itu pada penelitian ini dibahas lebih merinci sistem drainase mikro pada wilayah DTA MOI. Tujuan dari penelitian ini adalah Mengevaluasi kinerja sistem drainase mikro di wilayah Kelapa Gading, Jakarta Utara dengan cara membandingkan antara hasil perhitungan besar debit banjir rencana daerah tangkapan air dengan kapasitas saluran drainasenya menggunakan bantuan aplikasi WinTR-20 dan HEC-RAS. Dari hasil simulasi dengan menggunakan kedua aplikasi tersebut dapat diketahui bahwa semua saluran drainase mikro pada DTA MOI mampu untuk melalukan debit banjir hingga 25 tahunan selain reach 6. Dilakukan pula evaluasi pada tampungan yang menjadi outlet dari saluran drainase pada DTA MOI tersebut dan dapat diketahui bahwa tampungan tersebut tidak mampu untuk menampung debit banjir 10 tahunan dan 25 tahunan. Berdasarkan hal tersebut, maka diberi usulan berupa peningkatan fungsi tampungan tersebut menjadi sistem polder dengan menempatkan dua buah pompa berkapasitas 0.25 m3/s. Dengan adanya sistem polder tersebut, maka banjir pada DTA MOI dapat diatasi hingga periode ulang banjir 25 tahunan.
ABSTRACT
Kelapa Gading Subdistrict is one of the sub-districts located in North Jakarta Municipality which consists of lowland and prone to floods. One of the areas in Kelapa Gading which had the worst impact due to the flood disaster was in front of Mall Of Indonesia (MOI). Based on previous research, it can be seen that one of the causes of flooding in the Kelapa Gading area is caused by the drainage system which still cannot meet its flood discharge so that it can be said that these channels are not effective in accommodating the large amount of flood discharge planned (Kusumawardhani 2018). Therefore, this study discussed more detailed micro drainage systems in the MOI catchment area. The purpose of this study was to evaluate the performance of micro drainage systems in Kelapa Gading, North Jakarta by comparing the results of the calculation of the amount of flood discharge planned by the catchment area with the capacity of the drainage channel using the help of the WinTR-20 and HEC-RAS applications. From the simulation results using these two applications, it can be seen that all micro drainage channels in the MOI catchment are able to carry out a flood discharge of up to 25 years apart from reach 6. Also carried out an evaluation on the reservoir that became the outlet of the drainage channel at the MOI catchment and found it is unable to accommodate 10 annual and 25 annual flood discharges. Based on this, the proposal was given to increase the function of the reservoir into a polder system by placing two pumps with a capacity of 0.25 m3 / s. With the existence of the polder system, the flooding of the MOI catchment can be overcome until the return period is 25 years.
2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cakra Hadi Cendana
Abstrak :
ABSTRAK
Pada Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi untuk Prasarana Drainase DKI Jakarta ditetapkan bahwa normalisasi dan drainase untuk mengatasi bencana banjir. Namun, drainase belum sepenuhnya terimplementasikan. Skripsi ini membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan pembangunan prasarana drainase berdasarkan peraturan daerah tersebut. Penelitian menggunakan positivist dengan wawancara mendalam para narasumber dan hasil pengamatan realita/langsung di lapangan. Hasil dari penelitian adalah faktor-faktor implementasi kebijakan pembangunan prasarana drainase berhasil walaupun belum maksimal dan faktor yang mempengaruhi implementasi peraturan daerah tersebut adalah komunikasi, sumber daya, disposisi/sikap dan struktur birokrasi.
ABSTRACT
At the Local Regulations Number 1 of 2014 About the Detail Spatial Plan and Zoning Regulations for Drainage Infrastructure Jakarta established that normalization and drainage for the flood disaster. However, drainage has not been fully implemented. This thesis discusses the implementation of the Regional Regulation No. 1 of 2014 and the factors that affect the implementation of the local regulation. Positivist research uses in-depth interviews with informants and observations reality on the ground. Results of the study is the implementation of the Regional Regulation No. 1 of 2014 successful despite not maximized and the factors that affect the implementation of the local regulation is communication, human resources, disposition or attitude and bureaucratic structures.
2016
S66567
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>