Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Deasy Augusti Wiranda
"ABSTRAK
Penelitian ini berisi analisis simbol dan makna yang ada pada iklan sampo Dove tahun 2013, yang berjudul Dove Hair Therapy Intense Repair. Pada iklan ditemukan tanda yang sarat akan makna. Makna ini akan dikaji lebih dalam menggunakan kajian semiotika. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Tujuan penelitian ini adalah memaparkan simbol dan makna yang tersirat dalam iklan sampo Dove di Belanda tahun 2013. Penelitian ini akan memperoleh hasil berupa makna dari gambar-gambar dan tulisan-tulisan dalam iklan Dove Hair Therapy Intense Repair.

ABSTRACT
This study contains an analysis of the symbols and meanings that exist in the 2013 Dove shampoo ad, entitled Dove Hair Therapy Intense Repair. On the ads found a sign full of meaning. This meaning will be studied more deeply using semiotics study. This research uses descriptive qualitative method. The purpose of this research is to expose the symbol and meaning implicit in Dove shampoo advertisement in Netherlands 2013. This research will get result of meaning from the pictures and writings in Dove Hair Therapy Intense Repair. "
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Yohan Permata
"Sistem transmisi yang handal dan mempunyai reliabilitas yang tinggi akan selalu menjadi pilihan yang utama dalam perancangannya. Saluran udara sebagai salah satu pilihan alternatif untuk menditribusikan energi listrik haruslah memiliki kemampuan yang optimum dalam penyaluran daya tersebut.
Konduktor merupakan komponen utama sistem transmisi saluran udara. Media penghantar yang terbuat dari berbagai bahan yang bersifat konduktif ini menyalurkan arus listrik dari tempat ke tempat lain dengan segala kelebihan dan kekurangannya secara parameter mekanis dan listrik.
Namun seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, parameter mekanis dan elektris konduktor dapat dioptimalkan seperti yang telah digunakan pada Saluran Udara Tegangan Tinggi Durikosambi-Cengkareng. Konduktor ACSR Dove yang dipasangkan pada saluran udara menunjukkan kehandalannya baik secara parameter mekanis maupun listrik. Parameter mekanis meliputi panjang saluran, andongan dan tinggi saluran di atas permukaan dan parameter mekanis berupa resistansi, reaktansi induktifdan reaktansi kapasitif saluran."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40002
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Keni Agusriati
"Brand adalah representasi dari kepribadian produk yang dapat meningkatkan pemasaran produk. Oleh karena itu, banyak perusahaan yang bersedia untuk menghabiskan banyak anggaran untuk membangun brand image yang positif. Salah satu cara untuk membangun brand image adalah menggunakan strategi marketing public relations. PT. Unilever Indonesia Tbk merupakan perusahaan yang menggunakan strategi ini untuk membangun brand image salah satu produknya, Dove dengan membuat program "Dove The Real Beauty".
Seperti halnya tulisan ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis strategi marketing public relations yang dilakukan pada program Dove. Program "Dove The Real Beauty" menggunakan strategi marketing public relations seperti pull, push dan pass kegiatan yang dilakukan yaitu publikasi, event, dan kegiatan pelayanan publik. strategi marketing public relations memiliki peran yang besar dalam membangun brand image positif Dove diantara persaingan produk kosmetik.

Brand is a representation of a product personality that can improve product marketing. Therefore, many companies are willing to spend alot of money to build a positive brand image. One way to build a brand image is using public relations marketing strategy. PT. Unilever Indonesia Tbk is a company that use this strategy to build the brand image of one of its products, Dove by making campaign Dove "Real Beauty The Dove".
As it does this paper is to investigate and analyze strategic marketing public relations conducted in Real Beauty The Dove campaign. The program Dove Real Beauty use marketing public relations strategy such as pull, push and pass strategy consisting consist of publication activities, events, and public-service activities. Marketing public relations strategy can play a major role in building Dove positive brand image among the cosmetic products competition."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Margaret Alvionita Silkana
"ABSTRAK
Munculnya media baru seperti internet, menyebabkan organisasi mulai mencari cara yang lebih kredibel dan tahan lama untuk menciptakan dialog dengan pelanggan dan mendapatkan prospek dari beriklan pada pasar tradisional. Kehadiran jalan baru berupa humas pemasaran atau marketing public relation MPR mengarahkan strategi pemasaran yang menggunakan hal fundamental dari hubungan masyarakat dalam cara yang lebih inovatif, membina interaksi antara organisasi, produk, konsumen, dan media dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah pemasaran modern. Salah satu perusahaan yang menggunakan MPR dalam melakukan pemasaran adalah Dove. Brand Unilever ini membuat program MPR dengan mengadakan sebuah kampanye global yang mencoba untuk merubah pandangan masyarakat yang selama ini terpengaruh oleh konstruksi media tentang bagaimana definisi cantik yang sebenarnya. Pada makalah ini juga akan diberikan beberapa perbandingan MPR Dove dengan brand lainnya seperti Lifebuoy dan Always. Tujuan dari makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman mengenai konsep MPR dan menjelaskan seperti apa program MPR yang dijalankan oleh Dove yang bertujuan untuk mempengaruhi konsumen dengan meningkatkan pemasaran produk dan citra perusahaan Unilever khususnya pada produk Dove, serta memberikan perbandingan program MPR Dove dengan perusahaan lainnya.
ABSTRACT
The emergence of new media, such as internet, made the organization begins to look for the other way that is more credible and durable to create a dialogue with customers and looking for prospect from advertising traditional market. The existence of a new way in the form of marketing public relation leads marketing strategy that uses the fundamental part of public relation in a more innovative way, to foster interaction between the organization, product, consumer, and media at a pace unprecedented in modern marketing history. One of the company that using MPR in order to do the marketing purpose is Dove. The Unilever rsquo s brand made a MPR programme by held a global campaign that try to change public point of view about beauty that has been constructed by the media. This paper will give the comparison between Dove rsquo s MPR with the other company, such as Lifebuoy and Always. The purpose of this paper is to give an understanding about MPR and explain about Dove rsquo s MPR programme in influencing consumer with the aim to increase the marketing product and Unilever rsquo s image in particular on Dove rsquo s products, and also give a comparison between Dove rsquo s MPR and the other companies. "
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muniha Addin Munawwaroh
"Iklan `Project #ShowUs` Dove, diluncurkan dengan tujuan membuat perubahan terhadap representasi perempuan (termasuk kaum lesbian, queer, dan transgender) yang ada di media dan dunia periklanan, dengan cara menekankan konsep kecantikan yang lebih representatif. Penelitian ini memiliki rumusan masalah berupa bagaimana iklan `Project #ShowUs` Dove Belanda mendefinisi ulang kecantikan yang ada di Belanda, sedangkan tujuan penelitian adalah untuk mengungkap cara Dove melalui `Project #ShowUs` dalam mendefinisi ulang kecantikan yang ada di Belanda. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan gender Judith Butler. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Iklan `Project #ShowUs` Dove Belanda menghadirkan konsep-konsep redefinisi yang berkaitan dengan bentuk dan ukuran tubuh, usia, ketidaksempurnaan fisik, tingkat wawasan dan pekerjaan atau profesi, serta orientasi seksual dan identitas gender. Redefinisi kecantikan yang dibentuk mengundang antusiasme masyarakat Belanda melalui kolom `Doe mee met Project #ShowUs` yang turut mendukung dan menambahkan gagasan dalam konsep redefinisi kecantikan.

`Project #ShowUs` Dove ad, launched with the aim of making changes to the representation of women (including lesbians, queer and transgender) in the media and advertising world, emphasizes the more representative concept of beauty. The formulation of the problem was how `Project #ShowUs` Dove Netherlands redefined beauty in Netherlands, and the aim was to uncover Dove`s way through 'Project #ShowUs' in redefining beauty in Netherlands. This research used qualitative methods and gender concept of Judith Butler. The results showed that `Project #ShowUs` Dove Netherlands Ad presented concepts of redefinition beauty relating to body shape and size, age, physical imperfection, level of insight and occupation or profession, and also sexual orientation and gender identity. The redefinition of beauty that was formed invited the enthusiasm of the Dutch people through the `Doe mee met Project #ShowUs` column, they supported and added ideas in the concept of beauty redefinition."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nisrina Ayuningkarti
"Iklan merupakan wadah yang paling efektif untuk mempromosikan suatu produk. Seperti Dove dan Rexona yang membuat iklan untuk mempromosikan produk deodorannya di berbagai negara, khususnya Indonesia dan Belanda. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan pesan dan kaitan budaya Indonesia dan Belanda yang terdapat pada iklan deodoran Dove dan Rexona menggunakan teori indeks, ikon, dan simbol Charles Sanders Peirce. Selain itu teori lainnya yang digunakan adalah teori iklan dari Torben Vestergaard dan Kim Schroder dan teori kebudayaan Clifford Greetz. Metode yang digunakan yaitu metode penelitian deskriptif. Iklan akan ditranskripsi dan kemudian dianalisis dengan teori, lalu dideskripsikan indeks, ikon, dan simbol di dalam iklan dan dikaitkan dengan budaya di kedua negara. Dari penelitian ini ditemukan bahwa indeks, ikon, dan simbol dalam iklan berfungsi untuk memberikan informasi dan membangun citra produk kepada calon konsumen. Hasil penelitian lainnya yaitu iklan di kedua negara memperhatikan budaya negara asal. Contohnya pada iklan Dove Belanda menampilkan data kepuasan konsumen karena penduduk negara maju lebih percaya dengan data. Sementara iklan Dove Indonesia menggunakan ilustrasi dan peragaan karena masyarakatnya senang dengan sesuatu yang instan dan nyata.

Commercial is the most effective media in promoting a product. Likewise, Dove and Rexona which designed the commercial in endorsing its deodorizer spread across countries, particularly Indonesia and Netherlands. This research, thereby, aims to elaborate the massages and Indonesia-Netherlands cultural relations which are conveyed on Dove and Rexona deodorizer commercial. The empirical theories as the fundamental of this research consists of the theory of semiotics from Charles Sanders Peirce, theory of commercial from Torben Vestergaard and Kim Schroder, also theory of culture which issued by Clifford Greetz. Further, the research`s methodology is descriptive method. Commercial will be transcripted and analysed based on the fundamental theories. Indexes, icons, and symbols, similarly, will be defined and linked to the cultures in both countries. Other researches indicated that the commercial of both countries considered its originated cultures as well. For instance, the Dove Netherlands ads figured the data of customer`s satisfaction since developed country`s society tend to have faith in data. On the other hand, Dove Indonesia ads prefer to use illustration and demonstration as its society is contented for something practical and authentic."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Kintan Allisya Andini
"Femvertising oleh SheKnows Media (2014) adalah salah satu konsep iklan modern yang mengangkat isu tentang pemberdayaan perempuan. Dengan memanfaatkan pesan emosional, femvertising dapat meraih keterlibatan khalayak yang tinggi terutama pada khalayak perempuan. Dove merupakan salah satu brand kecantikan dan perawatan diri yang menerapkan konsep periklanan femvertising pada setiap kampanye mereka. Riset ini menganalisis bagaimana konten femvertising Dove berdasarkan 5 (lima) pilar femvertising dari Becker-herby (2016) yaitu penggunaan beragam talent perempuan, pesan pro-perempuan, menantang stereotip perempuan ‘ideal’, tidak bersifat sensual dan menampilkan perempuan secara otentik. Metode yang digunakan adalah analisis konten dengan berfokus pada konten femvertising Dove yang diunggah di Instagram mereka pada periode Oktober 2021 - Oktober 2022. Temuan riset ini menunjukkan bahwa kelima pilar femvertising hadir pada semua kampanye femvertising Dove, dengan penekanan yang berbeda-beda pada tiap jenis kampanye. Secara umum pilar yang paling dominan adalah pesan pro-perempuan dan menampilkan perempuan secara otentik.

Femvertising by SheKnows Media (2014) is one of the modern advertising concepts that raises the issue of women's empowerment. By utilizing emotional messages, femvertising can achieve high audience engagement, especially in female audiences. Dove is a beauty and self-care brand that applies the concept of femvertising to each campaign. This research analyzes how Dove's femvertising content based on the 5 (five) pillars of femvertising from Becker- herby (2016), namely utilization of diverse female talents, pro-female messages, challenging the stereotype of 'ideal' women, not sensual, and presenting women authentically. The method used is content analysis by focusing on Dove's femvertising content uploaded on their Instagram from October 2021 - October 2022. The findings of this research show that the five pillars of femvertising are present in all of Dove's femvertising campaigns, with different emphases on each type of campaign. In general, the most dominant pillar is a pro-woman message and presenting women in an authentic way."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Digga Delany Hillary
"Pertama kali diluncurkan pada tahun 2011, brand Dove Body Wash mengalami kesulitan di pasar kategori sabun mandi karena memiliki urutan paling rendah di Top Brand Award 2014 dengan Top Brand Index (TBI) 5,3%. Keadaan ini menjadi gambaran drastis karena kedua brand sabun mandi asal Unilever lainnya, yaitu Lux dan Lifebuoy berada di urutan Top 3 pada kategori tersebut.
Setelah melewati penelusuran, ternyata sebagian besar wanita di Indonesia mengetahui produk ini dan banyak yang telah mencobanya. Namun, pada faktanya ditemukan bahwa pengguna Dove Body Wash lebih rendah jumlahnya, jika dibandingkan dengan brand lainya. Poin masalah utama ada pada sebagian besar wanita tidak suka untuk mengganti-ganti brand sabun mandi. Sehingga, Dove Body Wash belum memiliki kesempatan untuk merenggut pasar tersebut. Maka dari itu, masalah ini perlu ditangani oleh strategi komunikasi yang tepat.
Strategi komunikasi pemasaran terpadu yang diberi judul 'The Dove Begins" ini menggunakan daya tarik USP untuk mempromosikan produk dan dilengkapi tagline ?Because it?s never too late? yang mengkondisikan bahwa wanita tidak perlu khawatir jika baru menyadari Dove Body Wash adalah sabun yang mereka cari selama ini. Elemen promosi lebih banyak dititikberatkan pada penggunaan media online dengan total budget sebesar Rp 22.104.203.000,00. Strategi ini ditujukan untuk meningkatkan ketiga kriteria TBI menjadi berjumlah 11% agar berada di urutan Top 3 pada kategori sabun mandi.

First released on the year 2011, the Dove Body Wash brand is having difficulties on the bathing soap market because of its' poor achievement and receiving the lowest position at the Top Brand Award 2014 with a Top Brand Index (TBI) of 5,3%. This situation becoming a drastic example because another bathing soap brand from Unilever, Lux and Lifebuoy, achieved the Top 3 position on that category.
After being through a research, it turns out that a huge amount of women in Indonesia knew the product and many of them had tried it. But, the fact shows that the Dove Body Wash user is considerably much fewer if we were to compare it to another brand. The major problem sits at the fact that many women do not tend to switch bathing soap brands. This resulting that Dove Body Wash could not be having the chance to take its' huge market share for an unforeseeable future. This is why this problem should be handled with the right communication strategy.
This Integrated Marketing Communication Strategy titled "The Dove Begins" are using the appeal of USP to promote the product and a tagline "Because it's never too late" which putting the target at a state that a women should not worry if they just realize that Dove Body Wash is in fact the bathing soap that they need this whole time. Promotions for this campaign mainly consists on the use of online media with a total budget of Rp 22.104.203.000,00. This strategy main objective is to increase the three criteria of TBIs' to reach the amount of 11% so that Dove Body Wash could achieve the Top 3 position for the category of bathing soap.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nugrahani Tunggadewi
"Dove merupakan produk personal care berskala global yang diproduksi oleh Unilever sejak setengah abad yang lalu, di mana awalnya dikenal sebagai "America's beauty bar". Hingga saat ini, Dove telah memiliki beragam varian produk seperti shampo, kondisioner, farming lotion, dan sebagainya. Di Indonesia, Dove di pasarkan sejak tahun 2000 dan sampai saat ini mereknya masih mewakili produk yang cukup kompetitif.
Kesuksesan Unilever dalam memimpin pasar tidak terlepas dari kegiatan promosinya. Sebagai perusahaan yang besar, perusahaan ini tetap konsisten untuk menjaga dan mengkomunikasikan produk mereka kepada konsumen. Begitu pula Dove yang merupakan salah satu produk unggulan mereka kategori personal.
Sekitar pertengahan 2004, Unilever menggelar "Campaign For Real Beauty" yang merupakan global campaign, yang memiliki tujuan yaitu memberikan alternatif cara pandang wanita terhadap arti kecantikan . Kampanye ini ingin mengajak para wanita untuk dapat mendefinisikan kembali arti cantik. Cantik adalah mereka yang dapat memperlakukan diri mereka sendiri dengan baik, menghargai diri sendiri dengan apa adanya, baik itu gemuk, kurus, tua, muda, rambut hitam atau putih, beruban, percaya diri, dan sebagainya. Pembuatan kampanye ini didasari oleh adanya hasil riset terhadap 2000 kaum wanita di seluruh Asia termasuk Indonesia yang mengungkapkan bahwa kaum hawa di tiap negara punya perilaku yang berkaitan dengan rasa percaya diri, bagaimana mereka memandang tubuh mereka dan persepsi mereka tentang kecantikan. Di Indonesia, riset ini dilakukan di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya. Medan, Semarang.
Sebagai lanjutan dari dari hasil riset di Indonesia, dengan membawa global message yang sama, Dove juga menggelar kampanye serupa sekitar pertengahan 2005, khusus produk kategori sabun batang dan shampo. Kampanye ini dikemas dalam bentuk print ad seperti poster dan billboard serta iklan televisi, dengan pertimbangan walaupun media terakhir ini tergolong mahal, akan tetapi sangat efektif untuk menjangkau masyarakat yang lebih luas. Khusus iklan televisi untuk kategori sabun batang, menampilkan 6 wanita kalangan biasa dari berbagai usia dan profesi, dan untuk kategori shampo menampilkan wanita yang terkenal, muda dan periang.
Menentukan cara berkomunikasi yang sesuai dengan target market suatu produk merupakan hal yang terpenting dilakukan setiap produsen, baik itu segmen dari target marketnya, maupun dimensi-dimensi lain yang ada pada lingkungan pasar. Dove yang menembak target pasar wanita, di kelas menengah premium, mempunyai latar pendidikan yang cukup dan tinggal di ibu kota, telah bekerjasama dengan agensi besar Ogilvy & Mather untuk membuat iklan yang dapat mengusung pesan yang diinginkan perusahaan kepada konsumennya.
Mengingat televisi merupakan pilihan media yang cukup strategis untuk produk seperti Dove, akan tetapi biayanya juga sangat besar, oleh karenanya, penting bagi Unilever dan agensi ikian untuk memformulakan suatu iklan yang dapat mengkomunikasikan pesan yang diinginkan produsen.
Efektifitas ikian televisi produk Dove khususnya sabun batang menjadi judul penelitian penulis kali ini. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa materi ikian Dove harus lebih kreatif agar dapat menyentuh sisi emosional dari audience. Pesan yang bersifat abstrak agar dapat ditangkap dengan baik oleh target pasar, sebaiknya iklan dibuat secara berseri, atau memuat suatu jalan cerita yang lebih menarik. Dengan tetap fokus pada frekuensi tayang yang tinggi, tentunya tujuan dari iklan Dove (sabun batang ) lebih dapat tercapai. Di samping perlu adanya kegiatan promosi tainnya, seperti public relations, dan road show ke daerah-daerah bahkan kalau perlu mencari duta Dove yang mewakili profil wanita cantik yang sesungguhnya.

Dove as one of worldwide personal care product produced by Unilever for almost fifty years ago, known as "American's beauty bar". Currently, Dove has various kind of product as one way to maintain its position in the market like shampoo, conditioner, firming lotion etc. The brand of Dove itself was launched to Indonesian market since the year of 2000, and still represents as one of the most competitive product.
The success of being a market leader in Indonesian market in consumer product does not make Unilever weaken the most important marketing strategy activities which is Promotion. As a huge and well known company, Unilever keeps striving to make an extensive commitment in maintaining and communicating its product to the customer and potential customer as well as Dove products which are categorized as personal product.
In the middle of 2004, Unilever conduct a global campaign that brings on the theme of "Campaign For Real Beauty", which intends to provide the beauty redefinition from the woman's perspective. This particular campaign focuses on redefining the meaning of beauty. Beauty is basically not only from the matter of good appearance, good looking etc; but it needs the wisdom and opened hearted mind to explore the horizon of beauty itself. Beauty is represented by women who could treat themselves good and wise, appreciated themselves as what they are, whether they are old, young, huge body, thin body, black hair, white hair, and also with self esteem and so on.
This particular campaign was triggered of by the result of market research which was conducted over 2.000 respondent especially women in Asia region including Indonesian reveals that women in each country has different perspective the meaning of beauty and related behavior attached to it. In Indonesia, the research was conducted in several big cities like Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, and Semarang.
Referring to the Indonesian market research result, Dove conducted similar campaign in the middle of year 2005, especially in soap and shampoo product. This campaign was conducted in the form of advertising printing like billboard, flyers and television advertisement. For television advertisement in soap product, Dove presents 6 ordinary women which are consisted of different kind of age and profession background. And for television advertisement in shampoo product, Dove presents famous, young and cheerful woman.
The communication selection in communicating process to suitable target market is essential to each producer whether in target market and other dimension in the market surroundings to achieve the target. Dove has chosen the selective target market which is the middle class women, good educational and metropolis background. To accomplish this issue, Dove has made an arrangement to Ogilvy & Mather as its advertising company to backup and promote the selective massage to the customer.
Concerning to effectiveness of television advertisement, it is important for Unilever and its advertising agency to formulate the specific advertisement that could present and accommodate the real and effective massage. In this opportunity, the writer attempts to explore the effectiveness of the television advertisement of Dove products. The main result of this paper consists of Dove advertisement materials should be creative in order to get the audience's emotional feelings. To achieve the above goals, the advertisement should be made in serial number and contents of interesting daily life stories. Having high frequent broadcasting in the prime time television, and also other promoting enchanting activities such as public relations, road show to several urban areas; the writer believe that the Dove target market was realized,
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18315
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Munaya Nasiri
"ABSTRAK
Penggambaran perempuan pada iklan membentuk stereotip yang ada di masyarakat. Hal ini terjadi karena pesan yang disampaikan melalui medium televisi menjangkau masyarakat luas. Salah satu bentuk stereotip yang ada adalah stereotip mengenai kecantikan perempuan. Stereotip tersebut dapat ditemukan pada iklan produk perawatan tubuh. Adanya stereotip tersebut, membuat perempuan memiliki konsep diri negatif, yaitu, kurangnya rasa percaya diri. Namun, produk Dove hadir dengan pesan iklan yang berbeda. Dove menggunakan kampanye yang disiarkan di internet dengan membawa nilai post-feminisme, yaitu, meyakinkan perempuan agar berani mengaktualisasikan dirinya. Pada akhir pembahasan, akan terbukti bahwa Dove menyisipkan nilai post-feminisme dalam pesan kampanyenya.

ABSTRACT
The way advertisement describes women?s image frequently forming a stereotype in society. It happens because the message is delivered through the television that can reach a wider audience. One of the stereotypes that exist in society is about women's beauty. We can find it at body-care product ads. This stereotype makes women have a negative self-concept, in which, women have a lack of confidence. But, there is a body care product that appears with a different message. Dove makes a campaign through the internet with post-feminism value. Postfeminism drives people to change their mindset about women's beauty. At the end of the discussion, this paper proves that Dove?s advertisements and campaign, contain postfeminism value.
"
2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>