Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Salman Arrifqy
Abstrak :
ABSTRAK Lembaga Keuangan Mikro(LKM)dihadapkan dengan double-bottom line, dimana disatu sisi harus memberikan layanan terhadap masyarakat miskin, dan disaat yang sama harus sustain secara finansial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan dari tercapainya double-bottom line yang dihadapi microfinance secara bersaman. Penelitian ini menggunakan data dari 126 LKMdari 42negara. Dengan menggunakan pendekatan logistic, penelitian ini menemukan bahwa tercapainya double-bottom line yang dihadapi microfinance secara bersamaandipengaruhi oleh aspek capital, efisiensi, resiko, ukuran, profit orientation,lendingmethodology, status lembaga, aspek regional,faktor eksternal seperti kondisi krisis, sertafaktor makroekonomi sepertitingkat inflasi, sedangkan GDP growth menunjukan hasil yang tidak signifikan.Untuk memperkaya perspekif dan membuat pemahaman yang lebih komprehensif, penelitian ini juga menambahkan komparasi peforma LKM di negara OIC dan non-OIC dalam pembahasan.
ABSTRACT Microfinance is faced witha double-bottom line, which on one hand must provide services to the poor, and at the same time must be financially sustainable. This study aims to determine the determinants of achieving a double-bottom line faced by microfinance together. This study uses data from 126 microfinance from 42countries. Using a logistic approach, this study found that the achievement of the double-bottom line faced by microfinance simultaneously was influenced by aspects of capital, efisiensi, resiko, ukuran, profit orientation, lending methodology, status lembaga, regional aspects, external factors such as crisis conditions, as well as macroeconomic factors such as inflation rates, while GDP growth shows insignificant results. To enrich perspectives and make understanding more comprehensive, this research also adds an comparation between microfinance performance in OIC and non-OIC countriesto the discussion.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dien Ayu Annisa
Abstrak :
Keuangan mikro merupakan salah satu instrumen yang digunakan dalam permasalahan kemiskinan melalui penyediaan layanan keuangan kepada orang miskin. Dalam melayani orang miskin, LKM memiliki misi utama yaitu menjangkau orang paling miskin. Di sisi lain, LKM dihadapkan pada kondisi untuk mencapai keberlanjutan secara finansial (sustainability). Dua kondisi ini dikenal dengan “double-bottom-line.” Dalam hal ini, terdapat berbagai pendapat mengenai LKM dalam menghadapi isu trade-off antara kedalaman jangkauan dan keberlanjutan. Oleh karena itu, studi ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi suatu LKM di Indonesia dalam mencapai kinerja sosial (outreach) dan keuangan (sustainability). Studi juga melakukan analisis lebih lanjut terkait kinerja LKM berdasarkan klasifikasi industri, yaitu usia, status kelembagaan dan jangkauan. Studi ini menggunakan kumpulan data empiris dari MIX Market, Annual Report BMT UGT Nusantara dan BPRS Amanah Ummah, selama 10 tahun, yaitu dari tahun 2009-2019. Melalui pendekatan regresi panel Random Effects Model (REM) dan Fixed Effects Model (FEM), hasil studi menemukan bahwa aspek keberlanjutan, efisiensi dan beban secara signifikan memengaruhi kinerja sosial. Sedangkan aspek beban, efisiensi, pendapatan dan leverage secara signifikan memengaruhi kinerja keuangan. Berdasarkan klasifikasi usia berdiri, LKM dewasa terbukti lebih baik dalam mencapai kinerja keuangan dan LKM baru lebih baik dalam mencapai kinerja sosial. Selanjutnya berdasarkan klasifikasi status kelembagaan, hasil studi menemukan bahwa LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) lebih baik dalam mencapai double-bottom-line. Studi ini diharapkan dapat mengisi kesenjangan dan memperkaya literatur terkait kinerja LKM di Indonesia dalam memenuhi double-bottom-line. ......Microfinance is one of the instruments used in poverty problems through providing financial services to the poor. In serving the poor, MFIs have a primary mission, which is to reach the poorest people. On the other hand, MFIs are faced with the condition to achieve financial sustainability. These two conditions are known as the "double-bottom-line." There are various opinions regarding MFIs in dealing with the trade-off issue between depth of outreach and sustainability. Therefore, this study aims to analyze the factors that influence an MFI in Indonesia in achieving depth of outreach and financial sustainability. The study also conducted further analysis of the performance of MFIs based on industry classifications, namely age, institutional status, and outreach size. This study collects empirical data from MIX Market, Annual Report BMT UGT Nusantara, and BPRS Amanah Ummah, for ten years, from 2009-2019. This study uses the Random Effects Model (REM) and Fixed Effects Model (FEM) to process the data and found that sustainability, efficiency, and burden significantly affect social performance. Whereas aspects of expenses, efficiency, income, and leverage significantly affect financial performance. Based on the classification of established age, adult MFIs are better at achieving financial performance, and new MFIs are better at achieving social performance. Furthermore, based on the classification of institutional status, the study found that NGOs are better at achieving the double-bottom-line. This study expects to fill the gap and enrich the literature related to MFI's double-bottom-line in Indonesia.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rais Mitra Mahardika
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menguji bagaimana pengaruh partisipasi nasabah perempuan terhadap pencapaian double bottom line lembaga keuangan mikro Islam dan Konvensional di wilayah Asia Selatan dan Asia Tenggara. Data yang digunakan pada penelitian ini berasal dari MIX Market dan World Development Index (WDI) World Bank. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode unbalanced panel data. Kemudian, penelitian ini juga membandingkan antara LKM Islam dan LKM konvensional serta membandingkan antar kedua wilayah sampel untuk menguji apakah terdapat perbedaan dampak antara partisipasi nasabah perempuan terhadap perbedaan wilayah dan jenis LKM. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa partisipasi nasabah perempuan dapat mendorong LKM di wilayah Asia Selatan dan Asia Tenggara untuk mencapai double bottom line. Selain itu, hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa perbedaan karakteristik wilayah, jenis LKM menghasilkan pengaruh yang berbeda antara partisipasi nasabah perempuan terhadap pencapaian double bottom line pada LKM. ......This study aims to examine the female client participation in achieving Islamic and conventional microfinance double bottom line in two regions, namely South Asia and South East Asia. This study uses MIX Market and World Development Index (WDI) databases published by the World Bank. The method used in this study is an unbalanced panel data regression method. Moreover, this study divides the analysis into some sub-sample categories, such as based on region (South Asian and South East Asia) and type of MFI (Islamic and Conventional) to find out whether there are different results produced by those sub sample categories. The result of this study shows that female client participation significantly induces both regions’ MFIs to achieve a double bottom line. In addition, this study also shows that different characteristics of the region and type of MFI yield different outcomes of MFI double bottom line due to female client participation.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library