Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dian Novita Lestari
Abstrak :
Fotokatalisis merupakan metode alternatif untuk pengolahan air limbah dan fotokatalis TiO2 adalah katalis yang banyak digunakan, karena inert, tidak bersifat toksik, dan murah. Namun, celah energi (bandgap) yang lebar pada TiO2 yaitu sekitar 3.2 eV, setara dengan cahaya UV dengan A 388 nm, membatasi aplikasi fotokatalitiknya nanya pada daeran UV, tapi tidak pada daerah cahaya tampak (visible). Padahal canaya tampak tersedia melimpah sebagai cahaya matahari yang sampai ke bumi. Salah satu upaya untuk meningkatkan efisiensi fotokatalitik TiO2 yaitu dengan menyisipkan dopan pada matrik Kristal TiO2, di mana elemen dopan menjadikan matrik katalis baru yang memiliki energi celah lebih kecil, yang setara dengan energi canaya tampak. Salah satu dopan paling menjanjikan adalah nitrogen. Pacla penelitian ini dilakukan sintesis dan karakterisasi dari TiO2 yang di doping dengan nitrogen (N-TiO2) serta dibandingkan aktivitasnya baik secara fotokatalitik maupun fotoelektrokatalitik dengan TiO2 yang tidak di beri dopan. Karakterisasi bahan hasil preparasi menunjukkan bahwa N-TiO2 memiliki energi celan lebih kecil yaitu sebesar 3.0169 eV dibandingkan TiO2 yang tidak didoping dengan nitrogen yaitu sebesar 3.2861 eV. lndikasi keberhasilan penyisipan nitrogen juga diperolen clari profil puncak serapan infra merah dan spektrum Energy Dispersive Xray (EDX), yang jelas mengindikasikan kenadiran nitrogen dalam matrik N-TiO2. Pengujian aktifitas fotokatalisis dan fotolektrokatalis, baik menggunakan sinar UV dan sinar tampak, menunjukkan bahwa, dilihat dari tetapan Iaju reaksinya, N-TiO2 mampu mendegradasi zat warna Congo Red dan asam benzoat Iebih cepat dibandingkan TiO2 tampa doping.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S30482
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yofentina Iriani
Abstrak :
ABSTRAK
Penumbuhan lapisan tipis Barium Strontium Titanat (Ba1-xSrxTiO3) dengan berbagai doping telah berhasil dilakukan di atas substrat Pt/Si menggunakan metode Chemical Solution Deposition yang disiapkan dengan spin coating. Ada tiga tahap penting dalam pembuatan lapisan tipis dengan metode ini yaitu pembuatan Iarutan, proses spin coating, dan proses annealing. Optimalisasi parameter-parameter yang terkait dengan proses pembuatan lapisan tipis telah dilakukan yang meliputi jenis substrat, jumlah lapisan, kecepatan dan waktu putar pada proses spin coating, suhu dan waktu annealing, heating rare. Optimalisasi parameter penumbuhan lapisan tipis Ba1-xSrxTiO3 di atas substrat yang disiapkan dengan spin coater adalah keoepatan putar saat proses spin coating, 3000 rpm selama 30 detik dengan suhu annealing 800°C selama 3 jam dengan heating rare 2°C/menit. Pada variasi berbagai ion dopan yang diberikan pada BST didapatkan lanthanum merupakan ion dopan yang sangat baik untuk meningkatkan sifat ferroelektrik untuk aplikasi memori karena dengan pemberian 1% mol dopan lanthanum bisa menaikkan polarisasi remanen sekitar 37% dan menurunkan medan koersif sekitar 0,8%.
ABSTRACT
Barium Srontium Titanate thin films (Ba1-xSrxTiO3) with variation ion dopant have been developed on Pt/Si substrates by using Chemical Solution Deposition method followed by spin coating. There are three steps for deposition of thin films: solvent preparation, spin coating process, and annealing process. Optimalisation of the parameters related to the dcpostion of thin films process have been done by varying the substrates, quantity of layers, angular velocity and time of spin coating process, temperature and time of annealing, and the heating rate. The optitmnn parameters of Ba1-xSrxTiO3; thin film deposition on substrate Pt/Si was found at 3000 rpm angular velocity of spin coating process for 30 second at annealing temperature 800°C for 3 hours with heating rate 2°C/menit. On varying the ion dopant given on BST, lanthanum was found to be the best ion dopant to increase ferroelectric properties for memory application, here 1% mol dopant lanthanum can increase remanen polarization approximately 37% and reduce coersif field approximately 0,8%.
Depok: 2009
D1227
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nuning Aisah
Abstrak :
Zinc oxide (ZnO) merupakan material semikonduktor tipe-n yang memiliki energi celah pita langsung yang lebar sebesar ~ 3.3 eV serta sifat-sifat optik lain yang menarik, sehingga sangat potensial untuk diaplikasikan pada berbagai bidang seperti elektronik, optoelektronik, sensor, divais fotonik, serta fotokatalis. Dopan pada nanostruktur ZnO merupakan salah satu cara efektif untuk meningkatkan sifatsifat fisika ZnO untuk berbagai aplikasi. Dalam penelitian ini dilakukan sintesa material nanorod ZnO dengan tiga variasi konsentrasi dopan cerium 0%, 3% dan 5% menggunakan metode utrasonic spray pyrolysis pada saat pembenihan (seeding) dan metode hidrotermal untuk penumbuhan (growth) nanorod diatas substrat indium tin oksida (ITO) untuk aplikasi fotokatalitik. Selanjutnya dilakukan karakterisasi meliputi morfologi permukaan dengan field emission scanning electron microscopy (FESEM), struktur kristal dengan difraksi sinar X, sifat optik melalui spektrofotometer UV-VIS dan Photoluminescence serta uji aktivitas fotokatalitik untuk degradasi metilen biru. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa dopan cerium 3% telah menghasilkan morfologi nanorod ZnO berbentuk heksagonal yang tumbuh lebih seragam pada bidang kristal (002), intensitas absorbansi cahaya ultraviolet yang meningkat sehingga dapat meningkatkan kecepatan degradasi metilen biru.
Zinc oxide (ZnO) is a n-type semiconductor material which has a wide direct band gap energy of ~ 3.3 eV, and other interesting optical properties, so it?s potentially applied to various fields such as electronics, optoelectronics, sensors, photonic devices, and also photocatalyst. Dopant in ZnO nanostructures is an effective way to improve ZnO?s structural properties in various applications. In this study, ZnO nanorod material were synthesized with three cerium dopant concentration of 0%, 3%, and 5% using utrasonic spray pyrolysis methods for ZnO seeding process, and the hydrothermal method used for growth nanorod on indium tin oxide (ITO) substrate for photocatalytic application. X-ray diffraction, field emission scanning electron microscopy (FESEM), UV-VIS and Photoluminescence spectroscopy were used to characterize the crystal structure, surface morphology and optical properties of ZnO nanorods and the photocatalytic activity test for methylene blue degradation. The experimental results showed that 3% cerium dopant has produced hexagonal morphology ZnO nanorod growing more uniform on (002) crystal planes, increased the intensity of ultraviolet absorbance thereby increase the degradation speed of methylene blue.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
T46720
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
David Kristianto
Abstrak :
ABSTRAK Penyakit yang disebabkan oleh vektor nyamuk masih sering terjadi di Indonesia, terutama demam berdarah dengue. Penggunaan minyak cengkeh yang dienkapsulasi berpotensi sebagai insektisida alami yang aman bagi penggunanya. Pemilihan kain sebagai media pengaplikasian, dikarenakan susunan serat kain yang sesuai, serta permukaan kain yang bersifat polar sehingga dapat dimodifikasi dengan TiO2 untuk menghadirkan kemampuan swabersih. Penelitian yang telah dilakukan bertujuan untuk memperoleh loading optimum dari dopan CuO pada TiO2 sebagai upaya meningkatkan performa fotokatalis TiO2, serta mendapatkan kain dengan kemampuan swabersih dan antinyamuk yang optimum. Proses deposisi dopan dilakukan dengan metode Photo Assisted Deposition (PAD) yang dilanjutkan dengan kalsinasi. Karakterisasi yang dilakukan pada komposit CuO/TiO2 adalah SEM-EDX dan UV-Vis DRS, sementara karakterisasi yang dilakukan pada kain yang termodifikasi minyak cengkeh-CuO/TiO­2 adalah FTIR dan GC-FID. Uji kinerja yang dilakukan pada komposit CuO/TiO2 adalah degradasi metilen biru, serta uji kinerja swabersih terhadap lumpur dan kemampuan antinyamuk pada kain termodifikasi minyak cengkeh-CuO/TiO2. Hasil SEM menunjukkan bahwa jumlah agregat yang lebih banyak ditemukan sampel CuO/TiO2 dibandingkan TiO2. Kemudian, hasil UV-Vis DRS menunjukkan bahwa keberadaan dopan CuO dapat menurungkan band-gap energy. Hasil tersebut dibuktikan dengan meningkatnya aktivitas fotokatalitik pada sampel 3%CuO/TiO2 yang optimum dalam mendegradasi metilen biru mencapai 95% dalam waktu irradiasi 30 menit. Di sisi lain, sampel katun 38%MC-3%CuO/TiO2 memiliki persentase kemampuan swabersih sebesar 83% terhadap lumpur, karena keberadaan dopan CuO yang meningkatkan jumlah oxygen vacancies dan terdeteksinya ikatan Ti-O-Si pada karakterisasi FTIR sehingga kain yang termodifikasi semakin bersifat hidrofilik. Kemampuan antinyamuk yang optimum diperoleh pada sampel 38%MC-3%CuO/TiO2 dengan rata-rata jumlah nyamuk yang hinggap terkecil, yaitu 4, serta didukung oleh hasil GC-FID dan ikatan aromatik C=C pada FTIR yang menunjukkan adanya eugenol sebagai agen antinyamuk.
ABSTRACT Diseases that are caused by the mosquito as the vector still often happens in Indonesia, especially dengue hemorrhagic fever. The application of encapsulated clove oil is potentially becoming a natural insecticide without any negative side effects. This research chose cotton fabric as application media due to the suitable fiber structure and the polarity of fabric surface which can be developed by TiO2 to produce self-cleaning properties. The purposes of the research are to get the optimum loading of CuO on TiO­2 to improve photocatalytic performance and producing cotton fabric with optimum self-cleaning and anti-mosquito performances. The dopant deposition process is carried out using the Photo Assisted Deposition (PAD) method, followed by calcination. Characterizations of CuO/TiO2 composite are SEM-EDX and UV-Vis DRS, while on modified cotton by clove oil-CuO/TiO2 composite are FTIR and GC-FID. The performance tests that have been done are degradation organic compound which is modeled by methylene blue for CuO/TiO2 composite and self-cleaning performance test using sludge and anti-mosquito performance for modified cotton with clove oil-CuO/TiO2 composite. SEM results show the morphological differences between CuO/TiO2 and TiO2 are the amount of aggregate, which CuO/TiO2 has higher amount of aggregate. Then, UV-Vis DRS shows the presence of dopant CuO can lower band-gap energy. The result is also confirmed by the increased photocatalytic activity in 3%CuO/TiO2 sample which is optimum in degrading methylene blue reaching 95% in 30 minutes irradiation. This is also in line with the results of the performance of self-cleaning to sludge with a percentage of self-cleaning ability by 83% for cotton 38%MC-3%CuO/TiO2 sample because the existence of CuO dopant which increases the number of oxygen vacancies and Ti-O-Si bond is detected using FTIR, so the modified fabric is increasingly hydrophilic. The optimum anti-mosquito performance is obtained in cotton 38%MC-3%CuO/TiO2 sample with the smallest average of mosquitoes perched at amount of 4, and supported by GC-FID results and aromatic C=C bond in FTIR results that confirm the existence of eugenol as an anti-mosquito agent.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kamelia Rinati
Abstrak :
Penambahan dopan logam Cu dilakukan dalam modifikasi permukaan permukaan Ti6Al4V, untuk merancang fotokatalitik sistem dengan efisiensi tinggi di bawah cahaya tampak. Mendopankan logam Cu pada permukaan fotokatalis menggunakan metode photo-assisted deposition. Variasi konsentrasi logam Cu (0,05 M; 0,10 M; 0,15 M) dilakukan untuk memperoleh kondisi optimum fotokatalis yang aktif dibawah cahaya tampak. Hasil karakterisasi SEM-EDX dan XRD, menunjukkan bahwa sampel yang dianodisasi dengan elektrolit gliserol memiliki morfologi dan kristalinitas lebih baik dibandingkan sampel yang dianodisasi dengan elektrolit asam. Hasil uji pembentukan biofilm secara in vitro dengan bakteri Streptococcus mutans menunjukkan sampel yang didopankan dengan dopan Cu berkonsentrasi 0,15 M memiliki kinerja fotokatalitik yang paling baik, dengan hasil sebesar 99% persentase disinfeksi bakteri dibandingkan dengan model kontrol pada jam ke-16 pengukuran. Hasil ini menunjukkan sampel yang didopankan dengan dopan Cu berkonsentrasi 0,15 M merupakan kondisi optimum untuk menghambat pembentukan biofilm dalam penelitian ini
Optimization of morphology and crystallinity of TiO2 nanotubes (TNT) fabricated on the surface of Ti6Al4V with anodizing method using a variation of the type of electrolyte. To design a system with high efficiency photocatalytic under visible light, the addition of a transition metal dopant antibacterial namely Cu (Copper). Cu-doped surface on the dental implat using photo-assisted deposition method. Variations in the concentration of Cu (0.05 M; 0.10 M; 0.15 M) were performed to obtain the optimum conditions photocatalysts active under visible light. Results of SEM-EDX and XRD characterization, indicate that the sample which is anodized with glycerol electrolyte, have better morphology and crystallinity than the sample which is anodized with acid electrolyte. The test results of in vitro biofilm formation test by Streptococcus mutans showed sample of which doped with Cu that have concentration of 0,15 M has the best photocatalytic performance, with percentage of disinfection of bacteria at 99% compared with the control model at 16th hour measurement. These results show the samples TNT/G/0,15 which doped with Cu dopant concentration of 0,15 M is an optimum condition to inhibit biofilm formation in the study
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64638
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Linda Isnaeniyah
Abstrak :
Polianilin (PANI) merupakan salah satu polimer konduktif yang menarik karena memiliki karakteristik yang menguntungkan, seperti dapat memiliki konstanta dielektrik. Dengan demikian, PANI konduktif dapat berperan sebagai material dielektrik. Pada penelitian ini, telah dilakukan sintesis PANI konduktif melalui proses reaksi kimia untuk melangsungkan proses polimerisasi. Konduktifitas listrik PANI ditimbulkan melalui doping garam dengan cara mencampurkan PANI-EB sebanyak 8 gram kedalam 20-100 ml larutan kalium klorida 10 %. Keberhasilan sintesis PANI konduktif diindikasikan oleh spectrum FTIR dan pengukuran nilai konduktifitas listriknya. Hasil evaluasi kedua indikator tersebut menujukkan bahwa semua PANI yang telah didoping memiliki puncak karakteristik transmisi IR antara lain pada angka gelombang 835,21, 1440,87 3059,20 cm-1. Sedangkan konduktifitas listrik yang diperoleh dari PANI-EB sebesar 0,006 mS/cm meningkat menjadi 4,3; 6,7 dan 11,2 mS/cm setelah didoping dengan KCl konsentrasi 10 % berturut-turut sebanyak 100mL, 60 mL dan 20 mL. Sifat konduktif ini mucul karena adanya pengikatan ion Cl- pada rantai polimernya. PANI hasil sintesis melalui proses polimerisasi dan doping KCL ini bersifat dielektrik dengan nilai permitivitas listriknya adalah 0,05 ≤ ε? ≤ 19,97 dan 0,60 ≤ ε?? ≤ 18,69 dalam rentang frekuensi 8-12 GHz. Sebagai konsekuensi sifat dielektrik, PANI hasil sintesis memilki kemampuan menyerap gelombang elektromagnetik, meskipun pada jangkau frekuensi pengujian, nilai Reflection Loss (RL) yang baik diperoleh pada PANI dengan nilai konduktifitas yang rendah. ......Polyaniline (PANI) is one of the conductive polymer which interesting because it has attractive characteristics like dielectric constant in addition to electric conductivity. Thus, conductive PANI can also be considered as dielectric materials. In this study, conductive PANI has been synthesized through the chemical reaction process to allow the polymerization process. Physical property of electrical conductivity in PANI was generated through doping treatment by mixing between PANI-EB of 8 grams in mass and 20-100 ml of 10 % potassium chloride salt solution. The success of the synthesis of conductive PANI was indicated by FTIR spectrum and their respective electrical conductivity values. Results of evaluation for both indicators showed that all doped PANI have an infra-red spectrum characteristic of PANI indicated by absorptions at wave numbers 835.21, 1440.87 and 3059.20 cm-1. Whereas the electrical conductivity value obtained from PANI-EB was 0.006 mS /cm then increased to 4.3; 6.7 and 11.2 mS /cm after doped with KCl salt solutions with the amount respectively100mL, 60 mL and 20 mL. The electrical conductivity of PANI apparently presents due to the formation of ionic binding of Cl- ions in the polymer chains. Hence, the synthesized PANI through polymerization and doping with KCL salt solution has resulted in the dielectric materials with a typical of the electric permittivity value of 0,05 ≤ ε? ≤ 19,97 and 0,60 ≤ ε?? ≤ 18,69 in the frequency range of 8-12 GHz. Consequently, the Synthesized PANI has the ability to absorb electromagnetic waves, though the value of Reflection Loss (RL) which obtained in current frequency low was relatively low.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S63181
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edi Suhendra
Abstrak :
Di kehidupan sosial, masalah ketombe menjadi penting karena memengaruhi kondisi psikologis seseorang. Teknologi fotokatalisis dengan berbagai kelebihan dapat digunakan sebagai solusi masalah ketombe tersebut. Desinfeksi jamur ketombe secara fotokatalitik menggunakan TiC>2 termodifikasi telah dilakukan. TEOS sebagai prekursor SiC>2 dan urea sebagai sumber N ditambahkan ke TiC>2 Degussa P25. Kalsinasi pada suhu 500°C selama satu.jam tidak mengubah bentuk kristal TiC>2 (anatase dan rutile) menurut hasil karakterisasi XRD. Loading urea 0%, 5%, 10%, dan 15% menurunkan band gap fotokatalis dengan band gap masing-masing 3,2; 3,19; 3,15; dan 3,2. Persentase desinfeksi pada iradiasi sinar UY selama 60 menit tanpa fotokatalis (41%), sedangkan dengan adanya TiC>2 (100%) dan TiC>2 dengan loading urea 0% (73%), 5% (21%), 10% (37%), dan (100%). Di bawah sinar tampak, % desinfeksi tanpa fotokatalis (8%), sedangkan dengan TiC>2 (35%) dan TiC>2 termodifikasi dengan loading urea 0% (50%), 5% (26%), 10% (64%), dan 15% (33%). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa loading urea optimal untuk meningkatkan kinerja TiC>2 di bawah sinar tampak sebanyak 10%.
2011
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Ibrahim Harya Dwirekso
Abstrak :
ABSTRAK
Tuntutan pengguna bahan seperti pakaian, kermaik, kaca, dan lain-lain dengan semakin buruknya lingkungan menginginkan bahan terbuat dari material swa-bersih dan swa-steril. Hal tersebut dapat dilakukan dengan modifikasi bahan dengan fotokatalis TiO2, untuk meningkatkan kinerja TiO2 maka diberikan komposit dopan CuO sebagai electron trapper dan SiO2 yang mempertahankan hidrofilitas, namun perlu diketahui seberapa efektif nanokomposit TiO2-SiO2-CuO dari aspek komposisi dan morfologi yang bertujuan mendapatkan komposisi dan morfologi yang terbaik pada sifat swa-bersih dan swa-steril. Pengembangan Nanokomposit TiO2-SiO2-CuO untuk aplikasi swa-bersih dan swa-steril telah dilakukan, nanokomposit dibuat dengan PAD (Photo Assisted Deposition) untuk menempelkan logam Cu pada nanokomposit dan metode Stober untuk menambahkan SiO2 pada nanokomposit kemudian dikalsinasi. Urutan metode pembuatan nanokomposit TiO2-SiO2-CuO dapat dibedakan untuk mendapatkan morfologi nanokomposit yang berbeda dan nanokomposit yang terbentuk dikarakterisasi. Hasil FTIR (Fourier Transform Infra-Red) menunjukkan adanya ikatan Ti-O-Si pada nanokomposit yang dapat meningkatkan sifat hidrofilitas TiO2, sedangkan karakterisasi XRD (X-Ray Diffraction) menunjukkan bahwa adanya silika amorf dan ukuran struktur kristal TiO2 pada nanokomposit rata-rata sebesar 30 nm. Respon sinar tampak nanokomposit meningkat karena adanya dopan logam Cu berdasarkan hasil UV-Vis DRS (Diffuse Reflectance Spectroscopy) dengan bandgap sekitar 2,93 eV. Hasil morfologi pada permukaan nanokomposit TiO2-SiO2-CuO menunjukkan adanya silika yang membentuk granular pada nanokomposit dan persentase massa Cu menurun dengan penambahan komposisi SiO2 dari hasil EDX (Energy Dispersive X-Ray). Hasil CAM (Contact Angle Meter) menunjukkan bahwa nanokomposit memiliki sifat yng hidrofilik dengan sudut kontak 60. Nanokomposit TiO2-SiO2-CuO dengan 3% berat Cu terhadap TiO2 dan komposisi SiO2 sebesar 33% mol memiliki kemampuan disinfeksi E. Coli terbaik hingga 91% disinfeksi dan dekolorisasi metilen biru terbaik sebesar 97% dengan sifat yang superhidrofilik. Nanokomposit TiO2-SiO2-CuO M1 (morfologi 1) yang dibuat dengan memberikan dopan CuO pada TiO2 lalu diselimuti SiO2 memiliki sifat swa-bersih yang lebih unggul dibandingkan nanokomposit TiO2-SiO2-CuO M2 (morfologi 2) yang dibuat dengan menyelimuti TiO2 dengan SiO2 lalu diberikan dopan CuO dengan memiliki konstanta laju dekolorisasi metilen biru hingga 2x lebih besar dan sifat yang lebih hidrofilik, tetapi untuk sifat swa-steril nanokomposit M2 lebih unggul dengan rata-rata disinfeksi bakteri E. Coli sebesar 74,25%.
ABSTRACT
User demands of various material such as clothe, ceramic, glass, and others with the worse environment wanted a material to have self-cleaning and self-sterile properties. It can be done by modifying the material with TiO2 photocatalyst, to increase the TiO2 performance, it was given CuO doped as an electron trapper and SiO2 composite to maintain the hydrophilicity, however it was needed to be known how effective the TiO2-SiO2-CuO nanocomposite from its composition and morphological aspect so the purpose is to obtained the best composition and morphology of the nanocomposite in self-cleaning and self-sterile properties. TiO2-SiO2-CuO nanocomposite development for the self-clean and self-sterile application were done and were made by PAD (Photo Assisted Deposition) to attach the Cu metal in the nanocomposite and Stober method to added the SiO2 in the nanocomposite and then were calcinated. The order of the method could be arranged to obtain a different TiO2-SiO2-CuO nanocomposite morphology and were characterized. FTIR (Fourier Transform Infra-Red) analysis showed that Ti-O-Si bond were developed in the nanocomposite which could increase the hydrophilicity of TiO2, while XRD (X-Ray Diffraction) analysis showed that amorphous silica in the nanocomposite and the average size of TiO2 crystaline in the nanocomposite was 30nm. The visible light response of the nanocomposite was increase because of the Cu-doped based on the result from UV-Vis DRS (Diffuse Reflectance Spectroscopy) with the value of the bandgap was 2.93 eV. Morphological result on the surface of TiO2-SiO2-CuO nanocomposite consist silica forming a granular and percentage weight of Cu decrease by the increase of SiO2 composition based on EDX (Energy Dispersive X-Ray) analysis. CAM (Contact Angle Meter) result showed that the nanocomposite has hydrophilic properties with contact angle value 60. TiO2-SiO2-CuO nanocomposite with 3% weight Cu to TiO2 and 33% mole composition of SiO2 posses the best antibacterial and self-cleaning activity which has 91% disinfection of E. Coli and 97.9% efficiency of the decolorization of methylen blue with superhydrophilic properties. TiO2-SiO2-CuO M1 (morphology 1) Nanocomposite which was made by adding the CuO dopant to TiO2 first then covered it by SiO2 consist superior self-cleaning activities than M2 (morphology 2) nanocomposite which was made by covering the TiO2 with SiO2 first then added the CuO dopant, that has 2 times larger kinetic rates of decolorization of methylen blue and more hydrophilic properties, while for the antibacterial activity M2 nanocomposite was superior than M1 nanocomposite which has the average of E. Coli disinfection around 74.25%.
2019
T54149
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ibrahim Harya Dwirekso
Abstrak :
Rekayasa Smart Fabric untuk pakaian balita yang bersifat swa-bersih, swa-steril, dan tidak menyebabkan iritasi telah dilakukan dengan rekayasa berbasis teknologi fotokatalis menggunakan fotokatalis TiO2. TiO2 dibuat dengan menambahkan dopan logam Cu berbentuk CuCl2 dengan metode PAD Photo Assisted Deposition dimana dopan selain sebagai elektron trapper dapat juga sebagai anti - bakteri, hasil karakterisasi pada komposit Cu/TiO2 menggunakan UV - Vis DRS, XRD, SEM - EDX, kemudian dilakukan sonikasi pada saat menempelkan Cu - TiO2 dalam kain tersebut yang bertujuan membuat katalis masuk kedalam serat kain dan dilakukan penambahan TEOS yang mana sebagai perekat, meningkatkan kemampuan swa-bersih, dan membuat sifat mekanik permukaan yang tidak iritatif, karakterisasi kain menggunakan FTIR untuk melihat ikatan pada kain tersebut. Hasil karakteristasi untuk katalis Cu - TiO2 didapatkan band gap terkecil untuk 6 Cu - TiO2 yaitu sebesar 2,42 eV dan memiliki ukuran fasa anatase 33,74 nm dan fasa rutile 49,45 nm dan terdapat kandungan Cu sebanyak 1,96 yang terukur pada EDX. Katalis 3 Cu - TiO2 memiliki kemampuan disinfeksi bakteri E Coli terbaik dengan disinfeksi sebesar 99,7 dalam waktu 2 jam. Hasil FTIR menunjukkan bahwa penambahan TEOS menyebabkan munculnya ikatan TiOSi pada kain yang direkayasa. Kain jenis katun Cu - TiO2 1,2 Si memiliki nilai koefisien friksi sebesar 0,65 dan dengan laju pengeringan air sebesar 4,95 mg/menit kemudian mampu mendegradasi senyawa metilen biru sebesar 74,4 dalam waktu 2 jam. Efisiensi dalam swa - bersih lumpur pada rekayasa kain tersebut sebesar 83 dimana merupakan rekayasa yang terbaik diantara rekayasa lainnya. ......Smart fabric engineering for toddlers clothe that is self ndash clean, self steril, and does not cause irritation was done based on technology photocatalyst which used TiO2 catalyst. TiO2 was prepared by adding metal dopped Cu shaped CuCl2 with PAD Photo Assisted Deposition method in which dopped Cu was used for anti bacteria properties and as electron trapper. The characterization for the Cu TiO2 soles using UV Vis DRS, XRD, SEM EDX, and then its sonicated so that Cu TiO2 can be attached to the fabric after adding TEOS to the soles which as the addhesive, enhance self-cleaning abillity and having surface mechanic properties that is non irritation. The characterization of fabric using FTIR to see the bond of the catalyst on the fabric. The result of characterization for Cu - TiO2 catalyst was obtained the smallest band gap for 6 Cu ndash TiO2 is 2.42 eV and have phase size of anatase 33.74 nm and rutile 49.45 nm that have 1.96 Cu composition by EDX measurement. 3 Cu - TiO2 catalyst have the most great bacteria disinfection ability which disinfect 99.7 of E Coli within 2 hours. FTIR result showed that the addition of TEOS cause Ti ndash O - Si bond to be applied in the fabric. Type of fabric cotton Cu ndash TiO2 1,2 Si have the value of coeficient of friction 0.65 and with the drying rate of water 4.95 mg menit then can degradate metyhlen blue compound 74.4 within 2 hours. Efficiency of sludge dirt self cleaning of that type of fabric is 83 which was the best among the other type of fabrics.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Serly Rahmadani
Abstrak :
Pemanfaatan energi dari bahan bakar fosil menjadi pilihan yang paling diminati saat ini. Namun, penggunaanya menyebabkan permasalahan lingkungan yang menjadi salah satu pendorong untuk dikembangkan energi alternatif berbasis hidrogen. Hidrazin hidrat (N2H4.H2O) merupakan material yang dapat menghasilkan hidrogen melalui reaksi dehidrogenasi. Pada penelitian ini, katalis NiPtP/THS berhasil disintesis menggunakan metode impregnasi basah telah dibuktikan menggunakan instrumen karakterisasi XRF, XRD, FTIR, SAA, dan FESEM-EDX. Pengaruh penambahan dopan fosfor dari katalis natrium hipofosfit pada katalis bimetalik NiPt/THS diamati untuk mengetahui dampaknya terhadap peningkatan aktivitas katalitik. Katalis NiPtP0,2/THS menunjukkan performa katalitik yang paling baik dibandingkan variasi lain untuk reaksi dekomposisi hidrazin hidrat dengan nilai TOF sebesar 2392,26 h-1 dan selektivitas mencapai 96,71%. Energi aktivasi untuk reaksi dekomposisi hidrazin hidrat menggunakan katalis NiPtP0,2/THS diperoleh sebesar 46,87 kJ/mol. ......Currently, obtaining energy from fossil fuels is the most popular choice. However, its use causes environmental problems, which are one of the driving forces behind the development of hydrogen-based alternative energy. Hydrazine hydrate (N2H4.H2O) is a material that can produce hydrogen through a dehydrogenation reaction. In this study, the NiPtP/THS catalyst was successfully synthesized using a wet impregnation method, which has been proven using the XRF, XRD, FTIR, SAA, and FESEM-EDX characterization instruments. The effect of adding phosphorus dopant from a sodium hypophosphite catalyst to a bimetallic NiPt/THS catalyst was observed to determine its effect on increasing catalytic activity. NiPtP0.2/THS catalyst showed the best catalytic performance compared to other variations for the decomposition reaction of hydrazine hydrate, with a TOF value of 2392.26 h-1 and a selectivity of 96.71%. The activation energy for the decomposition reaction of hydrazine hydrate using NiPtP0.2/THS catalyst was obtained at 46.87 kJ/mol.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>