Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hanifa Aulia Qurotaayun
"Latar Belakang Status epileptikus adalah kondisi kegawatdaruratan Neurologi yang dapat terjadi pada anak. UKK Neurologi IDAI menerbitkan Rekomendasi Penatalaksanaan Status Epileptikus IDAI 2016 agar terdapat keseragaman tata laksana serta menghindari over dan underteatment. Tujuan Mengkaji dan mengevaluasi penerapan Rekomendasi Penatalaksanaan Status Epileptikus UKK Neurologi IDAI 2016 dan variabel yang memengaruhi tata laksana status epileptikus oleh dokter spesialis anak di Indonesia. Metode Metode penelitian menggunakan studi potong lintang dengan instrumen penelitian berupa kuesioener daring yang berisi 16 pertanyaan kesesuaian tata laksana, dengan total skor 21. Penelitian dilakukan selama bulan Oktober 2023. Respondens merupakan dokter spesialis anak di Indonesia yang tergabung dalam Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Hasil Rerata skor kesuaian tata laksana status epileptikus dari 129 subjek adalah 11,68 dari 21,00. Rentang skor subjek adalah 2,00 hingga 19,00. Proporsi dokter spesialis anak yang mengetahui rekomendasi adalah 97,3% dan yang pernah mendapatkan sosialisasi adalah 82,9%. Signifikansi uji komparatif rerata skor kesesuaian kategori usia <41 tahun, 41-60 tahun, >60 tahun adalah p=0,071, kategori tahun kelulusan ≤10 tahun dan >10 tahun p=0,04, kategori tempat kerja klinik/praktik pribadi, rumah sakit tipe B/A dan rumah sakit tipe C/D adalah 0,309, kategori lokasi kerja kota madya dan kabupaten adalah p=0.279, serta kategori riwayat sosialisasi dan tidak p=0,139. Terdapat perbedaan kemampulaksanaan rekomendasi tata laksana antara lokasi kerja praktik/klinik pribadi dan rumah sakit sebesar p=0,287 dan rumah sakit tipe B/A dan rumah sakit tipe C/D sebesar p=0,013, serta berdasarkan tempat kerja sebesar p=0,798. Kesimpulan Terdapat perbedaan rerata skor kesesuaian rekomendasi tata laksana yang secara statistik bermakna pada kategori tahun kelulusan ≤10 tahun dan >10 (p=0,04), serta perbedaan kemampulaksanaan rekomendasi di rumah sakit tipe B/A dan rumah sakit tipe C/D (p=0,013).

Introduction Status epilepticus is a neurological emergency condition that can occur in children. Indonesian Pediatric Society (UKK Neurologi IDAI) issued the IDAI 2016 Recommendations for the Management of Status Epilepticus to ensure consistent management of status epilepticus. Objective To assess and evaluate the implementation of the UKK Neurologi IDAI 2016 Recommendations for the Management of Status Epilepticus and the variables influencing the management of status epilepticus by pediatric specialists in Indonesia. Method The research methodology used a cross-sectional study design with an online questionnaire as the research instrument, consisting of 16 questions on the appropriateness of management, with a total score of 21. The research was conducted in October 2023. The respondents were pediatric specialists in Indonesia who are members of the Indonesian Pediatric Society (IDAI). Results The mean score of compliance with the managementguuidelines recommendations based on workplace in hospital type B/A and hospital type C/D (p=0.013). guidelines for status epilepticus from 129 subjects is 11.68 out of 21.00. The range of subject scores is from 2.00 to 19.00. The proportion of pediatric specialists who are aware of the recommendations is 97.3%, and those who have received training is 82.9%. The significance of the comparative test for the mean scores of compliance in the age categories <41 years, 41-60 years, and >60 years is p=0.071. p=0.04 For the categories of years since graduation ≤10 years and >10 years, p=0.309. for the categories of workplace in clinics/private practice, hospital type B/A, and hospital type C/D, p=0.795 for the categories of working location in rural and urban area, and p=0.139 for the categories of history of training and no training. The difference in the implementation of management guideline recommendations based on working location with a significance of p=0.287 in clinic/private practice and hospitals, and p=0.013 in hospital type B/A and hospital type C/D. The difference in the implementation of management guideline recommendations based on workplace with a significance of p=0.798 in rural and urban area. Conclusion There is a statistically significant difference in the mean scores of compliance with the management guideline recommendations in the categories of years since graduation ≤10 years and >10 years (p=0.04), and difference in the implementations of management."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhini Dwirespati
"

Infeksi human Immunodeficiency virus (HIV) yang berkembang menjadi acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) dapat menurunkan angka harapan hidup. Setiap harinya sekitar 850 anak terinfeksi HIV dan 301 di antaranya meninggal karena AIDS. Secara global, penularan dari ibu ke anak menyumbang 90% kasus HIV baru pada anak. Meskipun intervensi untuk mencegah penularan dari ibu ke anak telah berhasil menurunkan tingkat penularan menjadi di bawah 1% di negara maju, namun penularan di negara berkembang masih tinggi, yaitu sebesar 8,9%. Kurangnya pengetahuan dan ketidakpatuhan terhadap rekomendasi yang ada pada program PPIA dapat menjadi penyebab PPIA di indonesia belum terlaksana dengan baik. Studi ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dokter spesialis anak dan dokter spesialis obstetri/ginekologi (obsgin) di Jakarta mengenai PPIA HIV. Studi potong lintang ini melakukan survei pada 106 dokter spesialis anak dan 104 dokter spesialis obstetri/ginekologi di Jakarta menggunakan kuesioner online yang dibagikan melalui aplikasi WhatsApp©. Kuesioner yang digunakan merupakan kuesioner yang baru pertama kali dibuat dan belum pernah ada sebelumnya. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan, termasuk analisis statistik deskriptif untuk secara akurat menilai dan menginterpretasikan data tentang pemahaman dokter dan identifikasi faktor yang mempengaruhinya. Tingkat pengetahuan tentang PPIA HIV pada dokter spesialis anak di Jakarta mayoritas berada pada kategori sedang, dengan sebanyak 14% responden memiliki tingkat pengetahuan rendah, 58% sedang, dan 27% tinggi. Aspek pengetahuan tentang profilaksis merupakan yang terendah pada dokter spesialis anak (sebanyak 41,5% mendapat nilai rendah). Sebaliknya, dokter spesialis obstetri/ginekologi menunjukkan pemahaman yang lebih baik tentang PPIA, dengan 80,8% responden memiliki tingkat pengetahuan tinggi dan tidak ada yang berada pada kategori rendah. Secara keseluruhan, aspek pengetahuan tentang perawatan pasca-persalinan merupakan yang terendah pada dokter spesialis obsgin. Tidak ditemukan korelasi signifikan antara tingkat pengetahuan dengan variabel demografis atau pengalaman profesional di antara para spesialis.


Human immunodeficiency virus (HIV) infection progressing to acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) can significantly diminish life expectancy. Each day, around 850 children are infected with HIV, and among them, 301 succumb to AIDS. Globally, mother-to-child transmission accounts for 90% of new HIV cases in children. While interventions to prevent mother-to-child transmission have successfully reduced transmission rates to below 1% in developed countries, transmission in developing countries remains high, at 8.9%. Lack of knowledge and non-compliance with the recommendations in the PPIA program could potentially be reasons why the PPIA has not been effectively implemented in Indonesia. This study aims to assess the knowledge of pediatricians and obstetrician/gynecologist in Jakarta regarding prevention of mother-to-child HIV transmission and evaluate several factors that may influence it. This cross-sectional study surveyed 106 pediatricians and 104 obstetricians/gynecologists in Jakarta using a newly developed online questionnaire distributed via WhatsApp©. The questionnaire, specifically crafted and designed to measure knowledge about prevention of mother-to-child HIV transmission. Validity and reliability testing were conducted, including descriptive statistical analysis to accurately assess and interpret data regarding physicians' understanding about PMTCT-HIV.Pediatricians in Jakarta have a moderate understanding of PMTCT, with 14% having little awareness, 58% possessing intermediate knowledge, and 27% having excellent comprehension. The majority of pediatricians (41.5%) demonstrated poor understanding of transmission prophylaxis. On the other hand, obstetricians/gynecologists (obsgyn) demonstrated a greater understanding of PMTCT, with 80.8% indicating an excellent level of knowledge. Proficiency in post-natal care among obstetricians/gynecologists was found to be the lowest. There was no significant relationship between level of expertise and demographic variables or professional experience among medical specialists."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library