Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rola Mesrani
Abstrak :
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan distres kerja sebagai epidemi global abad ke-21. Pegawai yang bekerja di instansi pemerintahan sangat berisiko mengalami distres kerja, termasuk Unit Pelaksana Teknis Kementerian Kesehatan di Batam. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis determinan distres kerja pegawai pada Unit Pelaksana Teknis Kementerian Kesehatan di Batam tahun 2023. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional, dengan sampel penelitian ini diambil menggunakan metode purposive sampling yang berjumlah 174 orang. Pengumpulan data menggunakan kuesioner Copenhagen Psychosocial Questionnaire (COPSOQ) III ditambah dengan 4 pertanyaan terbuka. Hasil penelitian menunjukan bahwa mayoritas pegawai mengalami distres ringan (62,6%). Berdasarkan analisis inferensial dengan uji chi square terdapat hubungan faktor individu (jenis kelamin) dengan distres kerja, dan terdapat hubungan faktor psikososial (work-life balance) dengan distres kerja pegawai pada Unit Pelaksana Teknis Kementerian Kesehatan di Batam Tahun 2023. Uji regresi logistik ganda menunjukan variabel jenis kelamin merupakan faktor yang paling dominan, yaitu pegawai perempuan memiliki peluang sebesar 6,2 kali lebih tinggi dibandingkan laki-laki untuk mengalami distres kerja setelah dikontrol variabel usia, sifat pekerjaan, hubungan interpersonal, dan work life balance. Perlu dilakukan upaya pengendalian dan pencegahan distres kerja pegawai dengan menerapkan manajemen stres di tempat kerja baik di tingkat individu maupun organisasi. ......The World Health Organization (WHO) classifies job distress as a global epidemic of the 21st century. Employees working in government agencies are highly at risk of experiencing job distress, including the Technical Implementation Unit of the Ministry of Health in Batam. This study aims to analyze the determinants of job distress among employees in the Technical Implementation Unit of the Ministry of Health in Batam in 2023. The study adopts a cross-sectional design, with a sample of 174 individuals selected using purposive sampling method. Data collection is done using the Copenhagen Psychosocial Questionnaire (COPSOQ) III, supplemented with 4 open-ended questions. The results of the study show that the majority of employees experience mild distress (62.6%). Based on inferential analysis using the chi-square test, there is a relationship between individual factors (gender) and job distress, and a relationship between psychosocial factors (work-life balance) and job distress among employees in the Technical Implementation Unit of the Ministry of Health in Batam, 2023. Multiple logistic regression analysis indicates that gender is the most dominant factor, with female employees having a 6,2 times higher chance of experiencing job distress compared to male employees, after controlling for age, job nature, interpersonal relationships, and work-life balance variables. Efforts to control and prevent job distress among employees are necessary, including the implementation of workplace stress management at both individual and organizational levels.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Resty Wulandari
Abstrak :
Distres kerja menjadi masalah kesehatan yang cukup serius di industri konstruksi. Distres kerja dikaitkan dengan perasaan emosional dan mental, tapi juga dapat berdampak buruk pada kesehatan secara fisik, menurunkan motivasi, produktivitas, dan kepuasan kerja. Ada berbagai faktor yang mempengaruhi timbulnya distres kerja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor risiko distres kerja pada pekerja konstruksi proyek XYZ, baik faktor individu, faktor psikososial, dan faktor dukungan sosial. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Penelitian dilakukan pada pekerja konstruksi XYZ pada bulan Maret-Mei 2023. Jumlah sampel penelitian adalah 127 responden yang diambil dengan teknik non random sampling. Kuesioner yang digunakan adalah Short Version-New Brief Job Stress Questionnaire (SV-NBJSQ) dan 3 pertanyaan tambahan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji statistik chi-square dan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan faktor risiko yang berhubungan dengan distres kerja adalah faktor psikososial job control, kompatibilitas dengan pekerjaan, interaksi dengan atasan, interaksi dengan organisasi, dan faktor dukungan sosial. Hasil analisis menunjukkan variabel yang dominan berhubungan dengan distres kerja adalah job control dan dukungan sosial. Dari kedua variabel tersebut, dukungan sosial adalah variabel yang paling dominan berhubungan dengan distres kerja (AOR=4,062) ......Job distress is a serious health problem in the construction industry. Job distress is associated with emotional and mental feelings, but it can also have a negative impact on physical health, reducing motivation, productivity and job satisfaction. There are various factors that influence the emergence of job distress. This study aims to analyze the risk factors of job distress on XYZ construction workers, including individual factors, psychosocial factors, and social support factors. This research used a cross sectional design. The research was conducted on XYZ construction workers in March-May 2023. The number of samples in this study were 127 respondents who were taken using a non-random sampling technique. The questionnaire used is the Short Version – New Brief Job Stress Questionnaire (SV-NBJSQ) and 3 additional questions. Data analysis was performed using the chi-square and logistic regression statistical test. The results showed that the risk factors associated with job distress were psychosocial factors, job control, job compatibility, interactions with superiors, interactions with organizations, and social support factors. The results of the analysis show that the dominant variable related to job distress are job control and social support. Among these two variables, social support is the most dominant variable related to job distress (AOR=4,062).
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diva Revyanda
Abstrak :
Distres kerja adalah respons negatif fisik dan emosional terhadap ketidaksesuaian antara tuntutan pekerjaan, sumber daya, dan kemampuan pekerja yang dapat menimbulkan dampak terhadap kondisi fisiologis dan psikologis pekerja. Guru SLB Negeri merupakan salah satu profesi yang rentan mengalami distres kerja karena pekerjaannya yang berbeda dengan guru sekolah formal pada umumnya serta memiliki tuntutan peran dan tekanan pekerjaan yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kejadian distres kerja dan menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan distres kerja pada guru SLB Negeri di wilayah Kota Jakarta Selatan. Penelitian ini dilakukan kepada guru dari empat SLB Negeri di Kota Jakarta Selatan. Besar sampel yang digunakan adalah total sampling, yaitu 199 orang. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain penelitian cross-sectional. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner yang diadaptasi dari NIOSH Generic Job Stress Questionnaire. Dari besar sampel sebanyak 199 orang, hanya 186 orang yang bersedia menjadi responden sehingga didapatkan hasil bahwa sebanyak 84 orang (45,2%) mengalami distres kerja dan 102 orang (54,8%) tidak mengalami distres kerja. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berhubungan secara statistik melalui uji chi-square adalah usia (nilai P = 0,034), status pernikahan (nilai P = 0,022), dan ambiguitas peran (nilai P = 0,015) ......Work distress is a physical and emotional negative response to the discrepancy between job demands, resource and abilities of workers, which can has many impact on physiological and psychological conditions of workers. Public special education teacher is one of the professions that are prone to work distress because their jobs are different from other formal schoolteachers and have high job demands and pressures. This study aims to describe the conditions of work distress and analyze the factors related to work distress for public special education teachers in Jakarta Selatan. This study conducted on teachers from four public special educations in Jakarta Selatan so that the sample size used was total sampling, which was 199 respondents. The study method used is quantitative with cross-sectional design study and uses instrument adapted from NIOSH Generic Job Stress Questionnaire. From 199 respondents, only 186 respondents were willing to filled the questionnaire so the results showed that 84 respondents (45,2%) experienced work distress and 102 respondents (54,8%) did not experience work distress. The factors related to work distress through Chi-Square test were age (P value = 0,034), marital status (P value = 0,022) and role ambiguity (P value = 0,015).
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akbar Hasani
Abstrak :
Pada masa pemulihan ekonomi saat ini karyawan dituntut untuk dapat memberikan kontribusi lebih baik yang pada akhirnya meningkatnya distress kerja pada karyawan. Banyak faktor yang dapat memicu terjadinya distress kerja pada seorang pekerja salah satunya adalah faktor psikososial.  PT. X melakukan survey pada setiap direktorat untuk mengetahui tingkat motivasi karyawan dan peningkatan distress kerja karyawan. Hasil survey terebut menunjukkan direktorat Corporate & External Affairs memiliki motivasi kerja paling rendah yang didukung dengan adanya aspirasi terkait meningkatnya distress kerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan faktor risiko distres kerja terhadap tingkat distres kerja pada karyawan di direktorat Corporate & External Affairs di PT X.  Metode penelitian taitu deskriptif kuantitatif, desain studi cross-sectional, dengan jumlah total populasi 40 orang.  Terdapat 7.5% karyawan tidak mengalami distress kerja, 47.5% distress kerja rendah, 42.5% distress kerja sedang, dan 2.5% distress kerja tinggi.  Faktor risiko distress kerja yang berhubungan yaitu beban kerja dan kecepatan kerja, pengendalian, pengembangan karir, hubungan antara pekerjaan dan rumah, tuntutan psikologis, dan perundungan dan kekerasan. PT. X sebaiknya melakukan risk assessment yang komprehensif dan menindak lanjuti hasil survey pada Direktorat & Corporate & External Affairs di PT. X serta membuat media pengawasan untuk mendeteksi terjadinya perundungan dan kekerasan khususnya dalam bentuk verbal seperti kritik yang tidak adil. ...... During the current economic recovery, employees are required to give better contribution, which can increase work distress of employees. Many factors can trigger work distress, one of which is psychosocial factors. PT. X conducted a survey to determine the level of employee motivation and work distress. The survey results show that the Directorate of Corporate & External Affairs has the lowest work motivation supported by aspirations related to increased work distress. The purpose of this study was to analyze the relationship between risk factors for work distress and levels of work stress for employees at the Directorate of Corporate & External Affairs at PT X. The research method is quantitative descriptive, the study design is cross-sectional, sample from total population of 40 people. There are 7.5% employees are categorized as no work distress, 47.5% low distress, 42.5% middle distress and 2.5% high distress.  The risk factors that have association with work distress are workload and pace of work, control, career development, the relationship between work and home, psychological demands, and bullying and violence. PT. X should conduct a comprehensive risk assessment and follow up on survey results and create a program to identify bullying and violence, especially in verbal forms such as unfair criticism.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library