Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Erwin Firmansyah Saputro
"ABSTRAK
Selama ini DME (dimetil eter) disintesis dari metanol dalam satu reaktor dan dimurnikan dalam dua kolom distilasi sehingga biaya produksinya tinggi karena reaktor dan kolom ini menyumbang 50-70% dari total biaya produksi. Dengan proses distilasi reaktif, konversi metanol dapat ditingkatkan dengan signifikan sekaligus memurnikan produk DME pada waktu yang sama, sehingga memangkas biaya produksi DME dengan signifikan pula. Akan tetapi, dua proses (reaksi dan separasi) yang terjadi dalam satu kolom menyebabkan berkurangnya katup pengendalian yang berfungsi sebagai aktuator pada sistem pengendalian. Akibatnya, unit ini bersifat sangat non-linear, dan perancangan sistem pengendalian unit distilasi reaktif menjadi tantangan tersendiri. Penelitian ini ingin menemukan konfigurasi pengendalian PI yang optimum untuk mengatasi gangguan. Parameter konfigurasinya meliputi pemilihan manipulated variable (MV) yang dapat berupa laju alir umpan atau laju alir pemanas pada reboiler, dan controlled variable (CV) yang dapat berupa suhu talam yang paling sensitif atau laju produksi DME. Konfigurasi tersebut juga disertai penyetelan (tuning) pada pengendali PI dengan metode penyetelan Auto Tuning Variation. Pemilihan CV dan MV menghasilkan dua kemungkinan struktur pengendalian (control structure, CS), yakni CS 1 dan CS 2. Hasil simulasi menunjukkan talam 5 memiliki suhu yang paling sensitif sehingga suhu talam ini dipilih sebagai CV. Simulasi dinamiknya menunjukkan bahwa CS 2 lebih baik dari pada CS 1, karena CS 1 gagal menangani gangguan sebesar -5%, sedangkan CS 2 mampu menangani gangguan hingga ±25%.

ABSTRACT
Conventionally, DME was synthesized from methanol and purified using two distillation columns, which contributes about 50-70% to the cost of production. Using reactive distillation process, the conversion of methanol can be enhanced greatly and purifying the DME at the same time, thus reducing the cost of production, significantly. The two processes (reaction and separation) occurred in the same column reduce the number of control valves as the actuator for control system. This makes reactive distillation column is very non-linear in terms of controllability, and therefore the design of control system of such column can be quite a challenge. In this research, the optimum PI controller configuration will be obtained. The parameters for this configuration are the choice of manipulated variable (MV) that can be the feed flow rate or steam flow rate in reboiler and the controlled variable (CV) that can be the most sensitive tray temperature or the production rate. The configuration also including the PI controller tuning by using Auto Tuning Variation (ATV) method. The CV-MV pairing choice results two possible control structures, namely CS 1 and CS 2. The result showed that the tray #5 was the most sensitive tray temperature and selected as CV. The dynamic simulation showed that CS 1 failed to handle -5% disturbance change, while CS 2 succesfully handle up to ±25% disturbance change.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63408
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mitterank
"Minyak kelapa tersusun atas 90% asam lemakjenuh dan 10% asam lemak tidak jenuh. Kandungan asam lemak terbesar dalam minyak kelapa adalah asam laurat. Kandungan asam laurat dalam minyak kelapa adalah 40 - 45%. Karena kandungan asam lauratnya yang begitu dominan maka, minyak kelapa sering disebut minyak laurat. Asam laurat sendiri telah terbukti berkhasiat untuk mengatasi obesitas, meningkatkan metabolisme tubuh serta bertindak sebagai antimikrobia pada bakteri dan virus tertentu. Metode isolasi yang digunakan adalah dengan reaksi transesterifikasi, pemisahan dengan distilasi batch, dan reaksi saponifikasi. Reaksi transesterifikasi dilakukan untuk menghasilkan metil ester minyak kelapa, dimana trigliserida diubah menjadi gliserol dan metil ester dan asam-asam lemak dengan pengaruh katalis natrium metanolat dalam suasana metanol beriebih. Metil ester lalu dipisahkan dengan menggunakan distilasi untuk mendapatkan fraksi metil lauratnya Asam laurat bebas dihasilkan dengan mengadakan reaksi hidrolisis alkaline atau yang lebih lazim disebut reaksi saponifikasi terhadap fraksi metil laurat yang dihasilkan. Asam Laurat hasil isolasi lalu dicek konsentrasinya dengan menggunakan kromatografi gas. Pada reaksi transesterifikasi untuk menghasilkan metil ester diadakan dua macam variasi. Variasi yang dilakukan adalah variasi rasio mol metanol/minyak kelapa dan variasi konsentrasi katalis. Variasi rasio mol reaktan yang dilakukan adalah : (4:1), (4,5:1), (5:1), (5,5:1) dan (6:1). Sedangkan variasi konsentrasi katalis yang dilakukan adalah 0,5%, 1%, 1,5% dan 2%. Variasi kondisi transesterifikasi dimaksudkan agar dapal diketahui hubungan antara kondisi reaksi transesterifikasi dengan konsentrasi asam laurat yang berhasil diisolasi. Hasil isolasi asam laurat terbesar didapatkan pada kondisi reaksi transesterifikasi : rasio mol metanol / minyak kelapa (6:1), 4,833 % dan konsentrasi katalis NaOH 2 %."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49604
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rino Sugiarto
"Saat ini minyak bumi mendominasi sebagai sumber utama bahan bakar untuk motor bakar. Energi yang terbarukan merupakan salah satu solusi untuk menghadapi persoalan krisis energi yang memprediksi habisnya bahan bakar minyak bumi dimasa mendatang. Salah satu sumber energi yang terbarukan adalah Bioethanol.
Dalam penelitian ini, dilakukan rancang bangun compact distillator dengan memamfaatkan gas buang dari motor bakar sebagai alat utama pengolahan ethanol. Tujuannya adalah ingin menghasilkan produk ethanol layak menjadi bahan bakar yaitu ethanol dengan kadar diatas 85%. Untuk mengetahui performa dari produk low grade ethanol yang didistilasi ini dilakukan pengujian unjuk kinerja bahan bakar dengan parameter laju konsumsi bahan bakar, kondisi gas buang dan pengaruh penambahan ethanol kedalam bahan bakar terhadap kinerja mesin.
Dari hasil penelitian ini diharapkan compact distillator dapat menyerap panas gas buang dari knalpot secara maksimal sehingga laju distilasi compact distillator mampu memenuhi kebutuhan konsumsi bahan bakar Sepeda Motor Suzuki thunder 125 cc. Gas buang bioethanol hasil distillasi compact distillator lebih ramah lingkungan, kadar CO rendah (±0.5 % Vol), HC rendah (±44.3 ppm Vol), NOx tidak terdeteksi (0 ppm Vol).

Currently petroleum dominates as the main source of fuel for motor fuel. Renewable energy is one solution to face the problem of energy crisis that predict petroleum fuels in the future will be run out. One source of renewable energy is Bioethanol.
In this study, compact distillator design to utilization exhaust gases from motorcycle as the primary energy resource to processing ethanol. The goal is to produce decent products into ethanol fuel is ethanol with a concentration above 85%. To determine the performance of low-grade product distilled was carried out engine performance testing with the rate of fuel consumption, exhaust gas conditions and the effect of adding ethanol into the fuel on engine performance.
From the results of this study are expected compact distillator can absorb heat from the exhaust gases are maximum, so the rate of distillation able to sufficient the fuel consumption of Suzuki Motorcycles thunder 125 cc. Bioethanol exhaust compact distillasi results distillator more environmentally friendly, low CO levels (± 0.5% Vol), low HC (± 44.3 ppm Vol), NOx was not detected (0 ppm Vol).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1679
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Syaehul Akbar
"Ketersediaan bahan bakar minyak bumi yang tidak terbarukan memaksa manusia untuk beralih ke sumber energi alternatif. Saat ini minyak bumi mendominasi untuk sumber utama bahan bakar untuk motor bakar. Energi yang terbarukan merupakan salah satu solusi untuk menghadapi persoalan ini. Salah satu sumber energi yang terbarukan adalah Bioethanol. Dalam penelitian sebelumnya dilakukan rancang bangun compact distillator dengan memanfaatkan gas buang dari motor bakar sebagai alat utama pengolahan ethanol. Tujuannya adalah ingin menghasilkan produk ethanol layak menjadi bahan bakar yaitu ethanol dengan kadar diatas 90%. Pada penelitian ini, dilakukan pengontrolan temperatur pada evaporator dengan beban 300 Watt dimana pada penelitian sebelumnya didapat kesimpulan pada beban 300 Watt didapatkan hasil maksimal untuk mampu memenuhi kebutuhan konsumsi bahan bakar pada Genset. Pada temperature 90°C yang dikontrol pada evaporator menghasilkan hasil yang maksimal yaitu mampu memenuhi fuel consumtion untuk genset. Pada temperature 85°C yang dikontrol pada evaporator menghasilkan kadar alkohol yang tinggi tetapi tidak memenuhi fuel consumtion. Pada temperatur 90°C dapat disimpulkan didapatkan hasil maksimal dikarenakan dapat memenuhi fuel consumtion juga kadar yang cukup tinggi. Gas buang pada temperatur 95°C memiliki Kadar CO rendah (±1,2 % Vol), HC rendah (±150 ppm Vol).

The availability of non renewable petroleum fuels force people change to alternative energy sources. Currently petroleum dominated for the main source of fuel for combustion. Renewable energy is one solution to deal with this issue. One source of renewable energy is Bioethanol. In a previous study conducted distillator compact design by utilizing exhaust gases from motor fuels as a primary means of ethanol processing. The goal is to produce viable products into fuel ethanol is ethanol with levels above 90%. In this study, conducted at the evaporator temperature control with a load of 300 Watt which this conclusions obtained in previous studies on the load 300 Watts has maximum results obtained to be able of consumption needs of fuel on the genset. At 90°C temperature-controlled at the evaporator produces maximum that is able to meet the fuel consumtion for the genset. At 85°C temperature-controlled at the evaporator produces high konsentris of alcohol but did not meet of fuel consumtion. At temperatures of 90°C can be concluded get the most out due to meet the fuel consumtion and also has high konsentris of alcohol. Gas have low levels of CO (± 1.2% Vol), low HC (± 150 ppm Vol)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S605
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Budhi Raharjo
"Konsumsi minyak bumi sebagai bahan bakar semakin tinggi setiap tahunnya. untuk mencegah krisis dan langkanya sumber energi ini diperlukan energi alternatif baru. Energi terbarukan merupakan pilihan tepat dalam menangani persoalan krisis energi ini. Sayangnya pemanfaatan energi terbarukan di Indonesia masih sangat minim dan belum diberdayakan secara optimal. Salah satu energi terbarukan adalah bioethanol yang didapat dari tebu, gandum, umbi dan jagung. Bioetanol sangat cocok digunakan sebagai energi alternatif karena bahan baku pembuatannya mudah tumbuh subur di iklim tropis Indonesia. Dalam penelitian ini menggunakan compact distillator dengan mengontrol temperatur panas gas buang dari motor bakar dinamis sebagai alat pengolahan ethanol. Tujuan pengujian ini untuk menghasilkan produk ethanol dari kadar rendah sampai menjadi kadar yang sempurna untuk dipakai sebagai bahan bakar yaitu ethanol dengan kadar diatas 85%. Dari hasil penelitian ini diharapkan compact distillator mampu meningkatkan destilasi low grade ethanol secara maksimal sehingga mampu memenuhi kebutuhan konsumsi bahan bakar Sepeda Motor Suzuki thunder 125 cc.

Consumption of petroleum as fuel higher each year. To prevent crisis and the scarcity of energy sources is a new alternative energy necessary. The new energy is the right choice of dealing with this energy crisis. Unfortunately, the use of renewable energy in indonesia is still very minimal and not in an optimal empower. Renewable energy is one of bioethanol derived from sugar cane, wheat, maize and corn. Bioetanol is suitable as an alternative energy for the manufacturing of raw material are easy to grow abundantly in tropical indonesia. In this riset using compact distillation by controlling the temperature of the exhaust heat from the motor as a dynamic fuel ethanol processing. Purpose of this riset to produce ethanol from low levels to a level that is perfect for use as fuel in the ethanol to levels to a level that is perfect for use as fuel in the ethanol to levels above 85 %. Of the results of this study is expected to increase distillate compact low grade ethanol to the maximum so as to meet the needs of motorcycle fuel consumption suzuki thunder 125 cc."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42777
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library