Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adiva Aninditasari
"Skripsi ini bertujuan untuk menjelaskan cara untuk bernavigasi melalui proses wayfinding di dalam sebuah labirin. Labirin merupakan sebuah struktur dengan karakteristik yang menimbulkan disorientasi dan menyebabkan kesulitan bagi penggunanya untuk memahami bentuk ruang dan membuat decision plan. Para pengguna merespon pada kesulitan ini melalui proses wayfinding, yaitu proses bernavigasi di dalam space dan menyelesaikan masalah navigasinya. Topik mengenai proses wayfinding di dalam struktur yang menyebabkan disorientasi seperti labirin kemudian muncul, karena kompleksitasnya mempengaruhi proses wayfinding yang terjadi. Dengan menggunakan IKEA Sentul City sebagai studi kasus, skripsi ini menganalisis kompleksitas structural dari sebuah labirin melalui konsep ambages, yang memengaruhi proses wayfinding dalam empat tahap: orientation, information processing, decision making, dan decision execution. Walaupun proses wayfinding masih mengikuti tahapan-tahapan yang sama, faktor- faktor yang dipertimbangkan bergeser karena disorientasi yang diciptakan oleh labirin.

This study is aimed to explain people’s navigation through wayfinding process in a labyrinth. Labyrinth is a structure with disorienting characteristics, that causes difficulties for occupants in perceiving the structure and forming a decision plan. Occupants respond to the difficulties by performing wayfinding, which is an act of navigating through space and solving their navigation problems. The notion about the wayfinding process in a disorienting structure like labyrinth then emerged, as its structural complexity would differ it from other wayfinding processes. Using IKEA Sentul City as a case, this study analyses the structural complexity of a labyrinth manifested through the concept of ambages, which affects the wayfinding process consisted in four parts: orientation, information processing, decision making, and decision execution. Although the wayfinding process still utilizes the same steps, the considered environmental factors shift due to the disorientation caused by the labyrinth."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ocfia Amirul Elawati
"Tesis ini mengeksplorasi pemahaman gagasan after-gravity sebagai dasar metode perancangan arsitektur. After-gravity didefinisikan sebagai keadaan tanpa bobot dan tanpa orientasi, yang menghadirkan medium gerak tubuh yang tidak terbatas. Studi ini mengangkat bagaimana gerak tubuh menjadi penting sebagai respon terhadap suatu konteks yang menghadirkan batas dan gaya. Gravitasi mendefinisikan arah sebagai orientasi ruang arsitektur dan memberikan bobot pada subyek dan obyek pada ruang arsitektur dan dengan demikian memberikan batasan gerak tubuh yang terjadi pada ruang dalam maupun ruang luar arsitektur. Tesis ini menganalisis pengembangan metode desain berdasarkan gravitasi melalui studi analitis tigabelas gerakan tubuh melawan gravitasi seperti menggantung, terbang, atau berputar. Tesis ini berfokus pada pengembangan metode desain arsitektur berbasis after-gravity dengan melihat kerangka relasi interaksi antara pergerakan dengan objek yang bertindak sebagai pusat gravitasi, yakni terdiri dari relasi tubuh dengan tubuh, tubuh dengan obyek, dan tubuh dengan ruang sebagai interaksi. Metode desain arsitektur after-gravity menyoroti pengalaman spasial tubuh yang bergerak dalam menerima rangsangan dan merespons konteks. Memahami arsitektur after-gravity memperluas potensi arsitektur yang melihat relasi kekuatan dalam sebuah konteks dengan tubuh dalam lingkungan yang dibangun secara dinamis.

This thesis examine the idea of after gravity as the basis of an architectural design method.  After gravity is defined as the condition of weightlessness and disorientation that creates unrestricted body movement. The study highlights how body movement becomes essential in response to a context that presents boundaries and forces. Gravity defines direction as the orientation of architectural space and gives weight to subjects and objects in architectural space, unrestricted body movement in interior and exterior spaces. This paper analyzes the development of design methods based on gravity through analytical studies of thirteen body movements against gravity, such as hanging, flying, or rotating. The study focuses on developing an architectural design method based on after-gravity by examining the framework of interaction relations between movement and objects that act as centers of gravity, which includes interactions between body and body, body and object, and body and space. The design method of architecture after gravity highlights the spatial experience of the moving body in receiving stimuli and responding to the context. Understanding architecture after gravity widens the potential of architecture that sees the relations of forces in a context with the body in a dynamically built environment."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library