Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tiarlan
Abstrak :
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan sindrom/kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh retrovirus yang menyerang sistem kekebalan tubuh/pertahanan tubuh. Sampai saat ini AIDS telah membunuh jutaan manusia. Indonesia akan memasuki kategori negara dengan wabah umum HIV/AIDS, berarti wabah itu sudah mulai merajalela di masyarakat umum, tidak lagi hanya pada kelompok orang yang berperilaku beresiko tinggi tertular HIV/AIDS. Sampai sekarang ini belum ada pengobatan yang dapat menangani HIV/AIDS secara total, walaupun obat antiretroviral saat ini dapat dipakai untuk menekan reproduksi HIV. Maka, dalam menanggulangi wabah HIV/AIDS, peningkatan kesehatan (preventif dan promotif) merupakan cara yang paling efektif untuk dilakukan saat ini. Dalam ilmu kesehatan masyarakat ada tiga cara utama untuk mencegah penularan HIV/AIDS melalui jalur seksual, yang dikenal dengan singkatan ABC.A adalah singkatan dari Abstinence, yaitu tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah. B adalah singkatan Be faithful: setia pada pasangan, dengan tidak melakukan hubungan seksual dengan orang lain, kecuali pasangannya sendiri. C adalah singkatan dari Condom, yaitu menggunakan kondom, jika langkah A dan B tidak dapat dilakukan. Pendidikan kesehatan ialah suatu upaya atau kegiatan untuk menciptakan perilaku masyarakat yang kondusif untuk kesehatan. Artinya, pendidikan kesehatan berupaya agar masyarakat menyadari atau mengetahui bagaimana cara memelihara kesehatan, bagaimana menghindari atau mencegah hal-hal yang merugikan kesehatan mereka dan kesehatan orang lain, ke mana seharusnya mencari pengobatan bilamana sakit, dan sebagainya. Tujuan akhir dari pendidikan kesehatan adalah agar masyarakat dapat mempraktikkan hidup sehat bagi dirinya sendiri dan bagi masyarakat. Penelitian tentang Sikap Mahasiswa FKM UI terhadap upaya pencegahan HIV/AIDS melalui penggunaan kondom ini ditujukan kepada mahasiswa FKM UI Program Sarjana Reguler angkatan 2004 dan 2005. Mengingat mahasiswa FKM UI merupakan calon praktisi kesehatan yang akan mempengaruhi sikap masyarakay dalam melakukan upaya peningkatan kesehatan. Sikap mahasiswa FKM UI terhadap upaya pencegahan HIV/AIDS melalui penggunaan kondom dilihat melalui tiga komponen, yaitu kognisi, afeksi, dan konasi. Ketiga komponen ini dapat di ukur melalui kuesioner yang diberikan kepada mahasiswa S1 reguler angkatan 2004 dan 2005. jumlah responden dihitung dengan menggunakan rumus estimasi proporsi, kemudian di hitung berdasarkan proporsi mahasiswa pada setiap jurusan. Dari 3 komponen sikap yang diteliti, ternyata kognisi positif mahasiswa FKM UI terhadap upaya pencegahan HIV/AIDS melalui penggunaan kondom cukup tinggi (67,1%), walaupun nilai afeksi dan konasi positif terhadap upaya pencegahan HIV/AIDS melalui penggunaan kondom rendah (48,7% dan 47,4%). Berdasarkan penelitian di atas dibutuhkan tindak lanjut dari beberapa pihak, diantaranya pihak Perguruan Tinggi (FKM UI), Pemerintah, dan Mahasiswa, agar bersama-sama bekerja sama untuk memberikan pengetahuan-pengetahuan yang lebih mendalam tentang upaya pencegahan HIV/AIDS melalui penggunaan kondom.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
S-5427
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ginto Saputra
Abstrak :
AIDS adalah kumpulan gejala penyakit oleh karena menurunnya daya kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV dan merupakan ancaman manusia dimasa mendatang terutama dinegara-negara berkembang termasuk Indonesia. Siswa SMU merupakan sebagian remaja yang perlu mendapat perhatian karena perilaku mereka akan menentukan nasibnya terutama yang berhubungan dengan penyakit AIDS. Dalam rangka mencari cara yang efektif untuk pencegahan penyakit AIDS yang mematikan ini dibutuhkan data tentang karakteristik, sumber informasi, pengetahuan kap tentang penyakit tersebut, terutama kepada kelompok masyarakat usia muda siswa SMU. Tujuan penelitian ini ingin mengetahui apakah ada hubungan antara karakteristik, sumber informasi, pengetahuan, sikap dan perilaku siswa terkait HIV AIDS agar dapat memberikan masukan kepada pengelola program upaya pencegahan penularan HIV/AIDS sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun rencana pencegahan atau memperbaiki dan meningkatkan hasil yang telah dicapai selama ini khususnya terhadap siswa SMU Negeri maupun SMU Suwasta di Kota Bogor. Penelitian ini merupakan penelitian analitik sebagai gambaran secara umum karena terdapat beberapa keterbatasan waktu, tenaga dan biaya. Adapun penelitian ini menurut waktunya termasuk penelitian Cross sectional. Besar sampel penelitian sebanyak 101 orang, dimana sample diambil secara Quota. Masing-masing variable diteliti ditabulasi dan disajikan secara diskriptif, kesemua variabel independent : karakteristik (umur dan jenis kelamin), pengetahuan, sumber informasi dan sikap dilakukan uji statistic untuk mengetahui apakah ada hubungan dengan variable dependen (perilaku). Khusus untuk variabel umur dilakukan uji t-test independent terhadap perilaku, karena umur tidak dikelompokkan. Sedangkan untuk uji statistic antara jenis kelamin, tingkat pengetahua, sumber informasi dan sikap menggunakan uji statistic Chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa antara rata-rata umur dengan perilaku berisiko terkait HIV AIDS setelah dilakukan uji t-test independent didapatkan pv 0,964, dengan hasil ini dapat dikatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara umur dengan perilaku berisiko terkait HIV AIDS. Distribusi frekuensi antara jenis kelamin laki-laki 51 orang (5,9 %) berisiko dan (94,1 %) tidak berisiko, perempuan 50 orang (10 %) berisiko dan (90 %) tidak berisiko. Akan tetapi setelah dilakukan uji statistic didapat pv 0,487 yang artinya tidak terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan perilaku berisiko terkait HIV AIDS. Hasil uji statistic yang dilakukan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku berisiko terkait HIV AIDS didapatkan pv 0,463 artinya tidak terdapat hubungan yang bermanka antara tingkat pengetahuan dan perilaku. Untuk variabel sumber informasi yang diperoleh responden tentang HIV AIDS yang terdiri dari guru, orang tua, tenaga kesehatan, teman, Koran, majalah, televise, radio dan internet setelah dikelompokkan dengan kategori ≥___ 5 baik, dan < 5 dengan kategori buruk, dan setelah dilakukan uji statistic dengan perilaku berisiko terkait HIV AIDS didapat pv 1,0 artinya tidak terdapat hubungan yang bermakna antar sumber informasi dengan perilaku berisiko terkait HIV AIDS. Sedangkan hubungan antara variabel sikap dengan variabel perilaku terkait HIV AIDS setalah dilakukan uji statistic didapat pv 0,726 artinya tidak terdapat hubungan yang bermakna antara sikap dengan perilaku berisiko terkait HIV AIDS. Walaupun setelah dilakukan uji terhadap variabel independent dan variable dependen tidak satupun terdapat hubungan yang bermakna namun secara teori perilaku sangat dipengaruhi oleh factor-faktor tersebut. Perlu kita lihat bahwa dari 101 responden yang diteliti terdapat 8 responden (7,9 %) yang berprilaku berisiko terkait HIV AIDS 5 diantaranya wanita dan 3 laki-laki. Untuk itu kepada pihak penyelenggara sekolah hendaknya bisa bekerjasama dengan dinas (terkait) pengelola program upaya pencegahan penularan HIV/AIDS di Kota Bogor untuk menyusun program penyuluhan AIDS secara periodik dengan menggunakan model/variasi media yang menarik dan selalu mengikut sertakan peran orang tua didalam memberikan informasi AIDS tersebut.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library