Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Melenia Savhira
"Penelitian mengenai identitas melalui narasi tertulis seperti pada memoar dan biografi sudah populer di bidang linguistik selama beberapa dekade. Dalam tulisan ini, memoar terkenal yang ditulis oleh Michelle Robinson Obama, Becoming (2018), diteliti dengan tujuan untuk menganalisis konstruksi identitas. Memoar ini secara spesifik dipilih karena narasi personal yang kuat dan cerita yang menginspirasi, dimana menceritakan perjuangan seorang wanita Afrika-Amerika melawan diskriminasi di Amerika Serikat. Tulisan ini berfokus pada bagian tertentu dari memoar, yaitu Becoming Us, yang dianalisis melalui pendekatan DHA (Analisis Wacana Historis) yang dipelopori oleh Ruth Wodak. Pendekatan ini menyediakan beberapa strategi diskursif, beberapa di antaranya adalah referensi/nominasi dan predikasi yang diaplikasikan untuk menganalisis fitur-fitur linguistik yang menyediakan representasi positif, negatif, dan netral dari aktor sosial. Semua representasi yang ada nantinya berkontribusi untuk mengonstruksi identitas budaya dan ras Michelle Obama. Kebaruan dari penelitian ini terdapat pada pendekatan yang lebih linguistik dan konteks sejarah sebagai usaha untuk meneliti identitas.

Researches on identity through written narrative such as memoir and biography have been popular in the linguistics field over the decades. In this paper, a famous memoir written by Michelle Robinson Obama, Becoming (2018), is examined as a means to analyze the construction of identities. This particular memoir is chosen because of the strong personal narrative and inspiring story which recounts the struggle of the African American woman against discrimination in the United States. This paper focuses on the selected section of the memoir, Becoming Us, which is examined through the Discourse-Historical Analysis (DHA) pioneered by Ruth Wodak. This approach offers several discursive strategies, some of which are referential/nomination and predication that are applied to analyze the linguistic features which provide positive, negative, and neutral representations of the social actor. All of these representations then contribute to construct Michelle Obama’s cultural and racial identities. The novelty of this research lies in a more linguistic approach and historical context as the endeavors to examine the identities."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Andifa Chaerunnisa
"Berbagai jenis latar belakang sosial atau budaya, dikombinasikan dengan status wilayah atau sosial, masuk dalam produksi wacana lisan tertulis. Salah satu wacana lisan yang menarik untuk dibahas adalah wawancara politik. Sering terungkap di dalamnya alasan mengapa para pemimpin politik berbicara dengan cara tertentu. Meskipun ada beberapa yang bersikap halus dalam tutur kata mereka, ada juga beberapa yang tidak, salah satunya adalah presiden Filipina, Rodrigo Roa Duterte. Dikenal dengan kepribadiannya yang blak-blakan, ia sering menyatakan hal-hal kontroversial yang memengaruhi negaranya dan menuai kritik dari berbagai tempat. Menggunakan analisis wacana kritis model van Dijk (2004) tentang strategi makro penggambaran positif terhadap diri sendiri dan penggambaran negatif terhadap pihak lain 25 strategi mikro lainnya, penelitian ini menganalisis bagaimana Duterte memandang hubungan negara-negara lain dengan Filipina dalam wawancara bersama Russia Today. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Duterte menentang hubungan Filipina dengan Amerika Serikat yang terlihat dari representasi negatif yang diterimanya dibandingkan dengan Rusia dan Cina. Strategi diskursif yang paling banyak digunakan adalah implikasi, leksikalisasi, dan contoh/ilustrasi. Selain itu, strategi-strategi ini juga digunakan Duterte untuk mencapai tujuan-tujuan pribadinya.

Different types of social or cultural background, combined with a region or social status, go into the making of spoken or written discourse. One of the interesting spoken discourses to discuss is political interview. It often reveals the intention of political leaders way of speaking. While there are those who are subtle in their way of talking, there are also a few who do not, one of whom is the Philippines president, Rodrigo Roa Duterte. Known for his outspoken personality, he often states controversial things that influence his country and derive critics from various places. Using van Dijks (2004) framework on the macro strategies of positive self-presentation and negative other-presentation plus the other 25 micro strategies, this research analyzes how Duterte views other countries relations with the Philippines based on his most-watched English interview with Russia Today. The findings revealed that Duterte is against the Philippines relations with the USA as the latter is being presented negatively compared to Russia and China. The discursive strategies that are mostly used are implication, lexicalization, and example/illustration. Moreover, these strategies are also used to reach his own goals."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library