Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Azizah Namirah
Abstrak :
Skripsi ini membahas mengenai Peran Organisasi Non Pemerintah (Ornop) dalam Mitigasi Bencana (Studi Kasus Perkumpulan Keluarga Peduli Pendidikan/KerLiP). Peran Ornop yang dilihat dari penelitian ini ialah dalam mitigasi bencana khususnya mitigasi bencana non-struktural dan pendidikan pengurangan risiko bencana(PRB). Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus dengan metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa KerLiP sebagai Ornop melakukan peran dalam mitigasi bencana non-struktural pada level pertengahan dan makro.
This research discusses about Role of Non Government Organization (NGO) in Disaster Mitigation (Case Study Perkumpulan Keluarga Peduli Pendidikan/KerLiP). Role of Ngos which is discussed in this research are in disaster mitigation particular ini non-structural mitigation and education of disaster risk reduction (DRR). This research uses case study approach and qualitative method. The research result shows that KerLiP as NGO execute roles ini non-structural mitigation at the midlevel and macrolevel of intervetion.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herawanti Kumalasari
Abstrak :
ABSTRAK
Indonesia mempunyai sumber panas bumi yang besar namun terletak di perbukitan dan lereng gunung sehingga rawan terhadap longsor, salah satunya adalah lapangan panas bumi X, Provinsi Jawa Barat. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis tingkat risiko longsor yang ditinjau dari tingkat ancaman, kerentanan dan kapasitas serta memberikan alternatif upaya mitigasi bencana melalui penataan ruang. Metode penelitian ini adalah penilaian tingkat risiko dengan pembobotan dan skoring, kemudian sebaran spasial diinterpretasikan kedalam peta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebesar 57 wilayah studi berada pada tingkat risiko longsor sedang atau seluas luas 3.783,2 ha, hal ini disebabkan oleh sebagian besar wilayah studi berada pada tingkat ancaman longsor menengah, tingkat kerentanan tinggi dan tingkat kapasitas sedang. Alternatif upaya mitigasi untuk menjaga keberlanjutan pemanfaatan energi panas bumi ditinjau dari tiga aspek yaitu keberlanjutan ekologi, produksi panas bumi, dan sosial kemudian disusun penataan pola ruang yang dibagi menjadi tiga zona yaitu zona inti, zona penyangga dan zona pengembangan.
ABSTRACT
Indonesia has huge sources of geothermal which are located in mountain hills and slopes, it makes Indonesia prone to landslide. One of the geothermal sources can be found in X geothermal field, West Java Province. The aims of this study are to analysis the risk level of landslide reviewed by the hazard level, vulnerability and capacity and to provide an alternative form of disaster mitigation efforts through the spatial planning. The methods of this research are the assessment of the level of risk by weighting and scoring, then spatial distributions are interpreted into a map. The result of the study shows that 57 or 3.783,2 ha area of the study is in the medium risk level of landslide. It is because most area of the study is in medium risk level with high level vulnerability and medium level capacity. The alternative mitigation effort to keep the sustainability of geothermal energy consumption are reviewed in three aspects which are environmental sustainability, the production of geothermal, and social patterns that are divided into three zones core zone, buffer zone, and transition zone.
2017
T49790
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Cecep Eka Permana, 1965-
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini mengenai kearifan lokal masyarakat Baduy dalam pencegahan bencana. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan melalui metode observasi dan wawancara mendalam, dan data diolah secara deskriptif-analitik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan pandangan tradisional masyarakat Baduy yang diturunkan dari generasi ke generasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) masyarakat Baduy yang selalu melakukan tebang-bakar hutan untuk membuat ladang (huma), tidak terjadi bencana kebakaran hutan atau tanah longsor di wilayah Baduy; (2) di wilayah Baduy banyak permukiman penduduk berdekatan dengan sungai, tidak terjadi bencana banjir; (3) walaupun rumah dan bangunan masyarakat Baduy terbuat dari bahan yang mudah terbakar (kayu, bambu, rumbia, dan ijuk), jarang terjadi bencana kebakaran hebat; dan (4) wilayah Baduy yang termasuk dalam daerah rawan gempa Jawa bagian Barat, tidak terjadi kerusakan bangun an akibat bencana gempa. Kearifan lokal dalam mitigasi bencana yang dimiliki masyarakat Baduy sejatinya didasari oleh pikukuh (ketentuan adat) yang menjadi petunjuk dan arahan dalam berpikir dan bertindak. Pikukuh merupakan dasar dari pengetahuan tradisional yang arif dan bijaksana, termasuk juga dalam mencegah bencana.
Abstract

This study examines the indigenous Baduy society in preventing disaster. This study used a qualitative approach. Data collected by observation and depth interview methods, and analysis conducted by descriptive-analytical. This study aims to gain knowledge and traditional ways of Baduy society that has passed down from generation to generation. The results showed that (a) cut-and-burn systems in Baduy forests to open field for dry rice cultivation (huma) did not cause forest fires, (b) Baduy settlements adjacent to the river is not flooding, (c) houses and buildings made of materials combustible (wood, bamboo, thatch, and palm fiber) infre quent fires, and (d) Baduy territory included in the earthquake-prone areas of West Java, there is no damage to buildings due to the earthquake disaster. This is because the pikukuh (customary rules) that serve as guidelines and dir ection for Baduy think and act. Pikukuh are the basis of traditional knowledge that wise and prudent, so avoid the disaster.
[Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat UI; Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia], 2011
J-pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Pasat Agustiana
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh model mitigasi bencana terhadap ketahanmalangan siswa. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu dengan rancangan posttest only control group design. Populasi penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri yang berjumlah 336 orang di kawasan rawan bencana di kabupaten Buleleng tahun ajaran 2011/2012. Sampel penelitian berjumlah 48 orang yang ditentukan dengan teknik group random sampling. Siswa kelompok eksperimen diberi pembelajaran dengan model mitigasi bencana, sedangkan siswa kelompok kontrol dibelajarkan dengan model belajar konvensional. Data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif berupa pemahaman IPA yang dikumpulkan dengan test objektif dan data ketahanmalangan yang dikumpulkan melalui kuesioner. Data pemahaman dan ketahanmalangan siswa dianalisis dengan statistik inferensial, yaitu MANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman dan ketahanmalangan siswa yang diajar dengan model pembelajaran mitigasi bencana lebih baik daripada pemahaman siswa yang diajar dengan model pembelajaran konvensional.
Singaraja: Lembaga pendidikan tenaga kependidikan Universitas pendidikan Ganesha, 2013
370 JPP 46:2 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
R. Cecep Eka Permana, 1965-
Abstrak :
Penelitian ini mengenai kearifan lokal masyarakat Baduy dalam pencegahan bencana. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan melalui metode observasi dan wawancara mendalam, dan data diolah secara deskriptif-analitik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan pandangan tradisional masyarakat Baduy yang diturunkan dari generasi ke generasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) masyarakat Baduy yang selalu melakukan tebang-bakar hutan untuk membuat ladang (huma), tidak terjadi bencana kebakaran hutan atau tanah longsor di wilayah Baduy; (2) di wilayah Baduy banyak permukiman penduduk berdekatan dengan sungai, tidak terjadi bencana banjir; (3) walaupun rumah dan bangunan masyarakat Baduy terbuat dari bahan yang mudah terbakar (kayu, bambu, rumbia, dan ijuk), jarang terjadi bencana kebakaran hebat; dan (4) wilayah Baduy yang termasuk dalam daerah rawan gempa Jawa bagian Barat, tidak terjadi kerusakan bangunan akibat bencana gempa. Kearifan lokal dalam mitigasi bencana yang dimiliki masyarakat Baduy sejatinya didasari oleh pikukuh (ketentuan adat) yang menjadi petunjuk dan arahan dalam berpikir dan bertindak. Pikukuh merupakan dasar dari pengetahuan tradisional yang arif dan bijaksana, termasuk juga dalam mencegah bencana.
This study examines the indigenous Baduy society in preventing disaster. This study used a qualitative approach. Data collected by observation and depth interview methods, and analysis conducted by descriptive-analytical. This study aims to gain knowledge and traditional ways of Baduy society that has passed down from generation to generation. The results showed that (a) cut-and-burn systems in Baduy forests to open field for dry rice cultivation (huma) did not cause forest fires, (b) Baduy settlements adjacent to the river is not flooding, (c) houses and buildings made of materials combustible (wood, bamboo, thatch, and palm fiber) infrequent fires, and (d) Baduy territory included in the earthquake-prone areas of West Java, there is no damage to buildings due to the earthquake disaster. This is because the pikukuh (customary rules) that serve as guidelines and direction for Baduy think and act. Pikukuh are the basis of traditional knowledge that wise and prudent, so avoid the disaster.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Aan Ari Witoko
Abstrak :
Tesis ini membahas pengaruh mitigasi bencana,social support, dan social capital terhadap keberfungsian keluarga dengan studi kasus pada masyarakat rawan bencana erupsi Gunung Merapi di Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta). Penelitian menggunakan metode deskriptif analisis dengan observasi dan wawancara mendalam (deep interview). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel mitigasi bencana, social support, dan social capital secara bersama-sama terhadap keberfungsian keluarga masyarakat rawan bencana erupsi Gunung Merapi di Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Analisis korelasi menunjukkan ada hubungan positif pada tingkat kuat antara mitigasi bencana, social support, dan social capital secara bersama-sama dengan keberfungsian keluarga dengan nilai r sebesar 0,619. Dari hasil analisis regresi juga memperlihatkan bahwa pengaruh yang ditunjukkan oleh mitigasi bencana, social support, dan social capital secara bersama-sama terhadap keberfungsian keluarga adalah positif dan signifikan dengan nilai R Square sebesar 0,384 dan F hitung sebesar 17,833. Hal ini berarti bahwa sebesar 38,4 % keberfungsian keluarga masyarakat rawan bencana erupsi Gunung Merapi dipengaruhi secara bersama-sama oleh faktor mitigasi bencana, social support, dan social capital serta selebihnya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lain. Dari hasil analisis kuesioner, observasi, dan wawancara mendalam dengan warga serta berbagai pihak terkait diketahui bahwa apabila mitigasi bencana terus digalakkan dan diperbaiki, social support ditingkatkan, dan social capital dikembangkan, maka keberfungsian keluarga akan semakin meningkat dan tetap dapat berjalan meskipun dalam kondisi rawan bencana.
This thesis discusses the influence of disaster mitigation, social support, and social capital against the functioning of family with a case study on disaster- prone communities eruption of Mount Merapi in Sleman Special Region of Yogyakarta. This research using descriptive analysis method with observation and in-depth interviews. The results showed that there is a positive and significant influence of variables disaster mitigation, social support, and social capital together toward family functioning society prone to eruptions of Mount Merapi in Sleman district of Yogyakarta Special Region. Correlation analysis showed there was a strong positive relationship between the level of disaster mitigation, social support, and social capital together with family functioning with r value of 0.619. From the results of the regression analysis also showed that the effects shown by disaster mitigation, social support, and social capital together against the functioning of the family is positively and significantly to the value of R Square of 0.384 and F count equal to 17.833. This means that 38.4% of family functioning society prone to eruptions of Mount Merapi affected jointly by disaster mitigation factors, social support, and social capital as well as the rest influenced by other factors. From the analysis of questionnaires, observations, and interviews with residents and various stakeholders in mind that if disaster mitigation continue to be encouraged and improved, enhanced social support and social capital is developed, it will increase family functioning and still be able to run even in conditions of disaster-prone.
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Damayanti Wardyaningrum
Abstrak :
The study of network communication has significant implication for disaster mitigation research. Network communication providing map for information dissemination regarding disaster mitigation, quantifying the relations between people, the vulnerable people need evacuation could be identified, and the intervention to the group in network communication could help people to promote the behaviour changing in disaster mitigation. The concept strength of weak ties as one of the sub concept of network communication by Granovetter use for these research. His research find that pople use their weak ties than their strong ties to have new information for getting new job. Contrary, for finding information in disasaster mitigation the use of strong ties is more dominant than the use of strong ties. This research has some significant finding. First, there are diferences in structure of tweleve network communication in some elements of centralization, betwenes, diameter and size. Second, the network decentralized to the people in social structure, common local people and people from outside vilages. Third, local people prefer using their strong ties rather than using their weak ties in seeking disaster mitigation information. Fourth, there is no significant diferences between people using the information (old information and new information regarding the mitigation disaster) and their relation (strong ties or weak ties). Fitfth, Javanese culture affect the serve of strong ties. Those are patrilineal culture, collectives culture and the traditional perception regarding Merapi volcanoe that still remain in some local people.
Kajian jaringan komunikasi merupakan disiplin ilmu yang memiliki kontribusi penting dalam penanganan bencana. Penyebaran informasi lebih cepat dilakukan pada jaringan yang padat, orang yang terisolasi dari jaringan cenderung tidak selamat ketika terjadi bencana, serta intervensi pada kelompok dapat dilakukan dengan menempatkan aktor-aktor pada jaringan untuk mempromosikan perubahan perilaku. Jaringan juga memainkan peranan dalam adaptasi berbasis komunitas pada peristiwa bencana. Konsep kekuatan ikatan lemah (strength of weak ties) menekankan bahwa orang memperoleh informasi tentang pekerjaan baru dari ikatan lemah (weak ties). Sebaliknya, mereka yang memiliki sedikit ikatan lemah (weak ties) akan tercabut dari akses informasi dan cenderung terikat hanya pada informasi dari berita-berita di sekitar wilayahnya atau dari teman-teman dekatnya saja dan menghilangkan berbagai kesempatan dalam mengakses ide-ide baru serta peluang di pasar tenaga kerja. Dari penelitian diperoleh beberapa temuan penting. Pertama, terdapat perbedaan struktur pada dua belas jaringan komunikasi dalam mitigasi bencana untuk elemen sentralitas, antara, diameter, kepadatan, dan ukuran jaringan. Kedua, sentralitas jaringan tersebar ke orang-orang yang merupakan orang-orang di struktur sosial, warga dusun biasa dan orang-orang yang berasal dari luar dusum. Ketiga, warga dusun lebih mengandalkan relasi dengan ikatan kuat (strong ties) dibandingkan dengan ikatan lemah (weak ties) dalam memperoleh informasi tentang bencana. Keempat, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara jenis informasi yang digunakan warga dusun (informasi lama atau informasi baru) dengan jenis relasi warga (strong ties atau weak ties) Kelima, ikatan kuat (strong ties) yang terbentuk karena lingkup budaya Jawa yang menganut patrilineal, kolektivis dan masih adanya sebagian masyarakat yang memiliki kepercayaan tradisional tentang Merapi.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
D2185
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ikwan setiawan
Abstrak :
This article aims to discuss the religious-ecological knowledge of the Tenggerese community on the slope of Mount Bromo, Probolinggo (East Java, Indonesia) and its contribution to disaster mitigation. Within the framework of traditional ecological knowledge, we will analyze field data from 2011 until 2016. The results of this study show that many Tenggerese people believe Mount Bromo to be the axis of religion and its surrounding area to be a sacred place. They also believe in and practice several religious-ecological customs in understanding volcanic eruptions and various natural signs. For them, an eruption is a supernatural process involving gods and goddesses that takes place to improve living conditions. However, living in postcolonial times with modern cultures and capitalistic agricultural practices has made some Tenggerese people question and challenge religious authorities when they experience the economic damage caused by volcanic eruptions. Religious authorities can handle the challenge by invoking the concept of communal harmony. Further, we argue, government agencies may incorporate Tenggerese religiousecological knowledge into disaster mitigation practices. They can combine modern mitigation mechanisms with such wisdom. This hybrid mitigation model may facilitate the coordination of government agencies with traditional leaders to prepare strategically before a disaster strikes as well as implement tactical actions when a disaster occurs.
Kyoto : Nakanishi Printing Company, 2022
050 SEAS 11:3 (2022)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Rahmadi
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai kesiapan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang dalam pelaksanaan manajemen bencana. Kesiapan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang tersebut ditinjau melalui kegiatan-kegiatan pra-bencana yang sudah mereka lakukan. Fokus penelitian ini adalah tindakan-tindakan mitigasi bencana yang sudah dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang. Penelitian ini dilakukan dengan metode post-positivism dan desain deskriptif. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang sudah siap dalam melaksanakan manajemen bencana. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang memiliki program-program yang berkesesuaian dengan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana, yaitu berfokus kepada kegiatan pra-bencana dan pembangunan kapasitas masyarakat. Meskipun telah memiliki kesiapan yang mumpuni dalam pelaksanaan manajemen bencana, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang masih menghadapi banyak kekurangan sebagai sebuah instansi kebencanaan. Permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang umumnya berakar pada minimnya dana yang dimiliki dan kurangnya kompetensi sumber daya manusia yang mereka miliki akibat banyaknya tindakan mutasi yang mereka lakukan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang dapat mencapai parameter kesiapan dan menjalankan fungsinya dengan baik melalui kerjasama dan kemampuan koordinasi mereka yang sangat baik dengan para stakeholder kebencanaan dari luar instansinya.
ABSTRACT
This thesis take up about institutional readiness of Padang Disaster Management Agencyon disaster management. Institutional readiness of Padang Disaster Management Agencyis reviewd upon pre disaster action which they have taken. This research focused on disaster mitigation act done by Padang Cities Regional Disaster Relief Agency. This research done on post positivism method and designed as a descriptive literature. This research describe that Padang Disaster Management Agencyhave the institutional readiness on disaster management. Padang Disaster Management Agencyhave programs which is in line with Undang Undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana, which focused on pre disaster action and community capacity building. Although fulfilled institutional readiness parameter, Padang Disaster Management Agencystill have so many problems as a disaster management institute. The problem which Padang Disaster Management Agencyis having usually rooted on their small budget and incompetence of their human resource because of the careless mutation which happened inside of it. Padang Disaster Management Agencyfulfilled institutional readiness parameter and done their job by cooperating and coordinating with disaster management stakeholder outside of their own institute.
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
This volume gathers the latest advances, innovations, and applications in the field of wind engineering, as presented by leading international researchers and engineers at the XV Conference of the Italian Association for Wind Engineering (IN-VENTO 2018), held in Naples, Italy on September 9-12, 2018. It covers highly diverse topics, including aeroelasticity, bluff-body aerodynamics, boundary layer wind tunnel testing, computational wind engineering, structural dynamics and reliability, wind-structure interaction, flow-induced vibrations, wind modeling and forecast, wind disaster mitigation, and wind climate assessment. The contributions, which were selected by means of a rigorous international peer-review process, highlight numerous exciting ideas that will spur novel research directions and foster multidisciplinary collaboration among different specialists.
Switzerland: Springer Nature, 2019
e20509921
eBooks  Universitas Indonesia Library