Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Salsabil Afifa
"Industri kreatif menjadi salah satu fenomena yang berkembang seiring dengan masifnya globalisasi. Perkembangannya begitu masif sehingga mulai diperhatikan dalam kajian studi Hubungan Internasional. Salah satunya adalah dalam proses diplomasi ekonomi yang berlangsung, dengan industri kreatif ini menjadi salah satu keunggulan kompetitif yang dapat bersaing di pasar global. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis kelola industri kreatif yang berpengaruh terhadap diplomasi ekonomi Indonesia dengan sub sektor mode sebagai studi kasus. Dipilihnya Indonesia adalah karena adanya kedekatan antara isu ekonomi kreatif dengan diplomasi ekonomi yang dilakukan. Sementara sub sektor mode dipilih karena menjadi salah satu kontributor tertinggi dalam industri kreatif Indonesia. Dalam melakukan analisis, penulis menggunakan kerangka konsep governance dalam industri kreatif dan juga diplomasi ekonomi. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, penulis menemukan bahwa tata kelola industri kreatif ini berpengaruh dalam diplomasi ekonomi. Pengaruh ini terlihat dari masuknya industri kreatif ke dalam ranah politis, di mana menjadikan sub sektor mode sebagai isu non- tradisional dalam pelaksanaan diplomasi ekonomi. Tentunya hal ini tidak terlepas dari aktor-aktor sub sektor mode selain pemerintah dalam tingkat domestik Indonesia. Selain itu, juga terdapat aspek-aspek lain yang mempengaruhi berjalannya diplomasi ekonomi tersebut yang berkaitan dengan tata kelola industri kreatif Indonesia itu sendiri seperti konteks hubungan internasional, ekonomi politik internasional, hingga perekonomian itu sendiri.

Creative industry become one of the phenomenon that develops along with the massive globalization. Its development was so massive that it began to be noticed in studies of International Relations. For example is the ongoing economic diplomacy process, with creative industry become one of the competitive advantages that can compete in the global market. This paper aims to analyse the relationship between creative industry governance with Indonesia's economic diplomacy in the fashion sub-sector. The choice of Indonesia was due to the closeness between the issues of the creative economy and the economic diplomacy undertaken. While the fashion sub-sector was chosen because it is one of the highest contributors to Indonesia's creative industry. In conducting the analysis, the author use the framework of governance in the creative industries and also economic diplomacy. Based on the analysis that has been done, the author find that the governance of creative industries is influential in Indonesia's economic diplomacy. This influence can be seen from the significant of the creative industry have to the political sphere, which makes the fashion sub-sector as a non-traditional issue in the implementation of economic diplomacy. Of course this is inseparable from the actors of the fashion sub-sector besides the government at the Indonesian domestic level. In addition, there are also other aspects that affect the course of economic diplomacy relating to the governance of Indonesia's creative industry itself such as dynamic in international relations, international political economy, and of course the economy."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia , 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Berlian Helmy
"ABSTRAK
Laut Cina Selatan (LCS) sudah menjadi isu utama bagi pemerintahan RI karena kaitannya
dengan masalah pengamanan kedaulatan wilayah RI yang bersentuhan dengan kepentingan
negara-negara yang terlibat di dalamnya. Indonesia memliki kepentingan dalam sengketa
LCS karena sebagian dari ZEE Indonesia bertentangan dengan 9 garis putus-putus cina.
Meskipun Indonesia bukan negara yang bersengkata langsung (non-claimant states), akan
tetapi apabila tidak dikelola dengan baik, akan memicu konflik antar negara yang dapat
mengancam keamanan wilayah RI. Untuk mendalami permasalahan ini, penulis akan
menggunakan 1,5 track diplomacy sebagai cara utama untuk mengelola potensi konflik di
wilayah LCS. 1,5 track diplomacy adalah gabungan antara track 1 diplomacy dan track 2
diplomacy. 1,5 track diplomacy mengedepankan low-politics yang djalankan oleh negara
maupun LSM dalam koordinasinya untuk menciptakan sinkronisasi dan harmonisasi untuk
meredam potensi konflik resolusi secara konstruktif. Dengan demikian, teori liberalism
menguatkan pembenaran bahwa LSM dan negara mempunyai peran yang luar biasa dan sangat
menentukan dalam politik global bagi pengelolaan potensi konflik untuk ditransformasikan
menjadi potensi kerjasama yang saling menguntungkan. 1,5 track diplomacy merupakan
pilihan strategi yang paling tepat dalam menghasilkan konstruksi keamanan baru yang lebih
konstruktif sehingga implementasinya perlu dikedepankan oleh Indonesia sebagai negara
besar yang paling berpengaruh di kawasan."
Jakarta : Biro Humas Settama Lemhannas RI , 2019
321 JKLHN 40 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Sekretariat Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan, Kementerian Luar Negeri, Republik Indonesia, [Year of publication not identified]
327.2 IND k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library