Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Randal Sartony
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S35317
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hendriawan Kurniadi
Abstrak :
Pada umumnya, model dari dinding penahan tanah adalah dinding satu sisi, artinya ada dinding pada salah satu sisi model, dan ada boundary pada sisi lainnya. Pada kenyataannya, dinding di dunia nyata umumnya adalah dinding dua sisi, artinya ada dinding pada sisi kiri, dinding pada sisi kanan, dan backfill di antaranya. Pada penelitian ini, perilaku seismik dari dinding satu sisi, dan dinding dua sisi diamati. Model dari dinding penahan tanah yang mendapatkan beban seismik dimodelkan dengan menggunakan PLAXIS. Jenis dari dinding adalah modular block, tinggi dinding 6 m, dan digunakan perkuatan geogrid. Panjang dari geogrid adalah 0,7 H. Variabel bebas pada penelitian ini adalah frekuensi gempa, akselerasi gempa, elevasi titik pengamatan, dan jumlah sisi (satu atau dua). Variabel terikat adalah faktor amplifikasi (Am), dan frequency spectrum. Dapat disimpulkan bahwa frekuensi gempa mempunyai pengaruh yang besar terhadap respon amplifikasi dari sistem. Dari frequency spectrum, dapat disimpulkan pula bahwa perilaku dari dinding satu sisi, dan dinding dua sisi berbeda. ...... Generally, models of earth retaining wall are single sided wall, it means that there is a wall on one side of the model, and there is a boundary on the other side of the model. In fact, there are a lot of double sided wall, it means that there is a wall on the left side of the model, a wall on the right side of the model, and backfill in between. In this research, the seismic behaviours of the one sided wall, and the two sided wall are observed. The models of the earth retaining wall that receive seismic loading are modeled using PLAXIS. The type of the walls are modular block, the height of the walls are 6 m, and geogrid reinforcements are used. The length of the geogrids are 0,7 H. The independent variables for this research are earthquake frequencies, earthquake accelerations, elevation of observation point, and number of side (one or two). The dependent variables are amplification factor (Am), and frequency spectrum. It can be infered that earthquake frequencies have big impact on the amplification responses of the walls. From frequency spectrum, it can be infered too that the behaviour of the one sided wall and behaviour of double sided wall are different.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T42273
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pria Ardhana
Abstrak :
Struktur dinding penahan tanah yang umumnya dijumpai hanya menahan satu muka atau sisi luar timbunan saja. Namun di samping itu juga terdapat struktur dinding yang menahan kedua muka atau sisi timbunan yang saling bertolak belakang, seperti dijumpai pada abutment flyover atau jembatan. Material struktural dinding penahan tanah dapat menggunakan bahan beton, baja, atau geosintetik (geogrid atau geotekstil). Penggunaan geosintetik sebagai elemen struktural bangunan infrastruktur semakin populer di seluruh dunia karena terbukti memiliki ketahanan yang baik bahkan terhadap gempa dan terutama benefit ekonomisnya, termasuk aplikasinya sebagai dinding penahan tanah. Akhir-akhir ini, konsiderasi terhadap resiko kejadian gempa terhadap bangunan semakin tinggi, seiring dengan dampaknya terhadap kehidupan manusia, terutama mengingat semakin seringnya kejadian gempa. Penelitian ini merupakan studi parametrik melalui pemodelan metode elemen hingga menggunakan program Plaxis terhadap struktur dinding penahan tanah dua muka meliputi dinding perkuatan lapis-lapis geogrid dan dinding kantilever beton di bawah pembebanan gempa dengan variasi akselerasi dan frekuensi gempa serta aspek geometri timbunan. Hasil-hasil analisis yang akan dievaluasi di antaranya adalah tekanan lateral seismik, gaya dorong lateral seismik, koefisien lateral seismik, dan perbedaan fase. Dilakukan juga perbandingan antara output pemodelan dengan hasil metode-metode desain pseudostatik untuk mengevaluasi kinerjanya. ......The structure of the retaining wall which is generally found retains only one outside facing of the soil embankment. But besides that there is also a wall structure that retains the two outside facings of the embankment i.e. flyover or bridge abutment structures. Retaining wall structural materials can use concrete, steel or geosynthetic materials (geogrids or geotextiles). The use of geosynthetics as a structural element of infrastructure buildings is increasingly popular throughout the world since the satisfying prove of good resistance even to the great earthquakes and especially its economic benefits, including its application as a retaining wall. Eventually, the consideration of the risk of earthquake events in buildings has been higher, along with its impact on human life, especially the rapid occurence of earthquake events. This study is a parametric analysis through modeling the finite element method using the Plaxis program on back to back retaining wall including the geogrid MSE wall and concrete cantilever wall under earthquake loading with variations of earthquake acceleration, earthquake frequency and geometry aspect of embankment. The analysis results that will be evaluated are lateral seismic pressure, lateral seismic force, lateral seismic coefficient, and phase difference. There is also comparisons between output modeling and the results of pseudostatic design methods to evaluate its performance.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T54168
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yohanes Pembaptis Budi Bayuadi
Abstrak :
Pedoman pelaksanaan pekerjaan telah dimiliki oleh kontraktor pondasi dalam  dan dinding penahan tanah. Namun dalam pelaksanaan pekerjaan pondasi dalam dan dinding penahan tanah seringkali menghadapi risiko yang jika terjadi dapat mengakibatkan peningkatan keterlambatan pekerjaan. Risiko pelaksanaan pondasi dalam dan dinding penahan tanah sering timbul karena adanya risiko yang tidak terlihat di dalam tanah. Oleh karena itu, diperlukan pedoman pelaksanaan yang berbasis risiko. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi risiko, menganalisis dampak yang kemudian membuat respon risiko dan mengembangkan pedoman pelaksanaan berdasarkan risiko. Metode kualitatif dengan menggunakan Analityc Hierarchy Process (AHP) digunakan dalam penelitian ini. Ditemukan faktor risiko yang dominan adalah beton tidak memenuhi spesifikasi, akses jalan yang terbatas ke lokasi proyek, kurangnya koordinasi dengan masyarakat sekitar, kesalahan metode pelaksanaan dan ketelitian tim surveyor. Oleh karena itu, respon risikonya adalah mengganti beton sesuai spesifikasi, mengelola akses dan jadwal transportasi terutama peralatan dan material ke lokasi proyek, pelibatan masyarakat, mengevaluasi dan menentukan metode yang lebih tepat serta mengevaluasi dan menghitung ulang desain. Pedoman pelaksanaan berdasarkan risiko diharapkan dapat digunakan oleh kontraktor spesialis untuk meminimalkan dampak negatif pada konstruksi pekerjaan pondasi dalam dan dinding penahan tanah.      ......A technical execution guidelines have been owned by contractor for deep foundation and retaining walls works. However, in carrying out the work of deep foundations and retaining walls, its was often face risks, which if its occur, can result in increased construction delay. The execution of deep foundation dan retaining walls risks often arise due to invisible risks in the ground. Therefore, the execution guidelines based on risk is required. This research aims to identify risks, analyze impacts which then build the risk responses and develop execution guidelines based on risk. Qualitative methods using Analityc Hierarchy Process (AHP) is used in this research. It was found dominant risk factor are concrete does not meet specification, limited road access to the project site, lack of coordination with the surrounding community, wrong method statement and the accuracy of the surveyor team. Therefore, the risk response are replacing the concrete according to the requirement, managing the access and schedule for transportation especially equipment and materials to the project site, community engagement, evaluating and determining the more appropriate  method as well as evaluating and re-calculating the design. Execution guidelines based on risk are expected to be used by specialist contractors to minimize the negative impact on the construction of deep foundation and retaining wall works.
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prih Budi Susilowati
Abstrak :
Salah satu unsur dari internal stability pada dinding penahan tanah perkuatan polyester strip adalah pull out resistance. Komponen utama yang berperan dalam pull out resistance adalah interaksi yang terjadi antara tanah timbunan dengan polyester strip yang mengakibatkan adanya friksi/gaya penahan pada dinding penahan tanah. Dalam penelitian ini penulis akan mempelajari gaya pull out yang terjadi pada pengetesan di lapangan dan gaya pull out pada pengetesan dengan pull out box. Hasil test tersebut juga akan digunakan untuk untuk mendapatkan nilai sudut geser antara polyester strip dengan tanah timbunan dan menghitung kapasitas pull out maksimum berdasarkan persamaan dalam FHWA. ......One of the internal stability elements of retaining wall is the pull out resistance. The main components that involve in the pull out resistance is the interaction that occurs between the soil and polyester strip that resulted friction / pull out force. The author will study the result of pull out force obtained in field test and from experimental using the pull out box. The result also will be used to calculate friction angle value between polyester and the soil and to calculate the maximum pull out capacity using the FHWA equation.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T30214
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Saiful Sakti
Abstrak :

ABSTRAK
Pertumbuhan di bidang perekonomian yang semakin pesat di Indonesia telah merubah wajah kota Jakarta menjadi sebuah kota metropolitan. Meningkatnya pertumbuhan penducluk di Jakarta mempengaruhi meningkatnya kebutuhan akan moda transportasi dan prasarana jalan. Semakin pesatnya perkcmbangau lalu lintas, kemungkinan besar tidak dapat tertampung lagi pada konstruksi yang telah ada, baik jalan layang maupun darat. Untuk mengatasi masalah tersebut, salah satu altematif yang dapat digunakan di Indonesia pada umumnya dan Jabotabek pada khususnya digunakan sistem transportasi dengan volume angkut yang tinggi dan bcbas hambatan, yaitu subwcly.

Subway adalah jalan bawah tanah dengan KA sebagai moda transportasinya Dengan sistem ini, penduduk dapat diangkut dalam jumlah yang besar tanpa mengalami kemacetan dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, sistem ini akan diterapkan di DK! Jakarta sebagai satu alterantif dalam rnengatasi masalah lalu lintas. J alur Blok M-Kota direncanakan sebagi jalur subway pertama yang akan dibangun di Jakarta.

Studi ini dimaksudkan untuk mengetahui kestabilan gedung dan permukaan tanah akibat pelaksanaan kontruksi terowongan dangkal (subway) apabila di kiri~kanan jalan diberi dinding penahan. Sehingga akan diketahui seberapa besar deforrnasi yang terjadi akibat penerowongan tersebut, khususnya penumnan pada permukaan jalan/tanah, akibat adanya terowongan atau gedung yang akan dibangun.

Studi skripsi ini menganalisa simulasi-simulasi terowongan dangkal yang berdinding penahan. Kasus diambil dari proyek pembangunan subway Blok M- Kota dengan iokasi tiktifi Data-data tanah diambil dari laporan penyelidikan tanah proyek pembangunan gedung Prince Office yang terletak di jalan Jend. Sudinnan atau di sekitar Setiabudi. Analisa dilakukan dalam dua dimensi pada penampang vertikal yang memotong lokasi tersebut. Modelisasi dari potongan tersebut diusahakan mendekati keadaan sebenamya. Tanah akan ditinjau dalam dua model konstitutif; yaitu clastis nonhomogen dan elastis-plastis sempurna.

Metode yang digunakan dalam studi ini adalah Metode Elemen I-Iingga (1\¢fE.H)_ Metode ini merupakan suatu rnetoda perhitungan pendekatan terbaik yang dapat digunakan dalam analisis numerik.

Program MEH yang digunakan dalam studi ini adalah piranti lunak SAGE CRISP. Piranti lunak khusus Analisa Geoteknik ini dikembangkan oleh University of Cambridge (UK) dan Sage Engineering Ltd.
1997
S34706
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Andrianto H. Nugroho
Abstrak :
Apabila di dekat sebuah fondasi tiang pancang dilakukan penggalian maka akan terjadi gerakan tanah ke arah galian yang akau menyebabkan timbulnya respon tiang (fenomena passive pile) . Pada penelitian sebelumnya fenomena ini disimulasi dengan menggunakan teknik free-field dimana model tanah dan tiang dipisahkan. Thesis ini membahas fenomena tersebut dengan menggunakan metode elemen hingga tiga dimensi dengan memodelkan tiang dalam massa tanah sebagai elemen beam. Penelitian ini difokuskan pada galian dangkal hingga 4 m dengan dinding penahan tanah dan menguji secara komprehensif mengenai efek kekakuan tiang, kedalaman tiang, pelapisan tanah, jarak tiang dari dinding dan kekangan puucak tiang pada respon yang terjadi pada tiang. Penelitian menunjukkan bahwa gerakan tanah sangat dipengaruhi oleh kekakuam dinding, pelapisan tanah dan panjang dinding. Gerakan tanah, jarak, dan kekangan puncak yang mempengaruhi secara langsung respon tiang. Penambahan kekakuan dinding akan menyebabkan rotasi kaku dinding sehingga respon tiang utama ada di bagian alas tiang. Penelitian ini menjabarkan beberapa kondisi yang harus menjadi perhatian.
When an excavation is carried out near an existing pile foundation, lateral soil movement will be induced and in turn generate pile responses (passive pile phenomenon). Previous studies on this phenomenon utilized free-field techniques where the pile and soil models were separated. This Thesis studies passive piles by employing three dimensional finite element analyses by modeling piles as beam element embedded into the soil mass. The focus of this study is shallow excavations up to 4 in with cantilever walls as support and will study comprehensively on the effects of wall stiffness, depth of wall embedment, pile distance to wall and top restraints to pile responses. Increase of wall stiffness will induce rigid rotation of the wall, moving the main responses to the top of the pile. This study will also elaborate on several conditions relevant to this study.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T27551
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dody Rainaldo
Abstrak :
Selama tahap konstruksi galian dalam pada struktur bangunan bawah tanah, deformasi dinding penahan tanah harus dapat diprediksi dan diperhitungkan. Bila terjadi deformasi dinding penahan tanah yang berlebihan akan berakibat kerugian pada proyek. Maka dari itu, perlu diperlukan analisis terhadap perilaku dinding penahan tanah pada konstruksi galian bertahap. Analisis pemodelan dilakukan menggunakan bantuan perangkat lunak berbasis metode finite element, PLAXIS 2D. Melalui hasil pemodelan, didapat bahwa konstruksi Stasiun MRT Bundaran HI dengan menggunakan metode kostruksi Top Down, akan mengalami defleksi maksimum pada dinding penahan tanah sebesar 53,60 mm. Jika menggunakan metode Internal Braces, defleksi maksimum dinding adalah sebesar 53.42 mm. Pada metode Internal Braces, didapat bahwa semakin besar jarak vertikal strut akan mengakibatkan defleksi yang terjadi pada dinding penahan tanah semakin besar, semakin besar profil strut yang digunakan sebagai struktur penyokong mengakibatkan defleksi yang terjadi pada dinding penahan tanah akan semakin kecil, dan semakin besar jarak horisontal strut akan mengakibatkan defleksi yang terjadi pada dinding penahan tanah semakin besar.
During the construction phase of the deep excavation of underground building structures, deformation of the retaining wall must be predictable and calculated. If there is an excessive deformation of the retaining wall, it will result in a loss to the project. Therefore, it is necessary to analyze the behavior of the retaining walls in the staged construction of excavation. Modeling analysis was performed using the software based on the finite element method, PLAXIS 2D. Through the modeling results, it was found that the construction of the Bundaran HI MRT Station using the Top Down construction method, will experience a maximum deflection on the retaining wall of 53.60 mm. If using the Internal Braces method, the maximum wall deflection is 53.42 mm. In the Internal Braces method, it is found that the greater the vertical distance of the strut will result in greater deflection that occurs on the retaining wall, the greater the strut profile used as supporting structure results in smaller deflection that occurs on the retaining wall, and the greater horizontal distance the strut will cause deflection which occurs on the larger retaining wall.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widjojo Adi Prakoso
Abstrak :
Pada tanggal 18 Desember 2018 terjadi kegagalan dinding penahan tanah sisi timur dari sebuah galian basemen di Jalan XYZ, Surabaya. Tipe dinding penahan tanah yang digunakan adalah contiguous bored piles yang diperkuat dengan beberapa lapis angkur tanah. Kegagalan dinding penahan tanah terjadi saat kedalaman galian sekitar 12 m, dan kegagalan ini mengakibatkan kelongsoran total Jalan XYZ sepanjang sekitar 50 m dan kelongsoran sebagian halaman dari dua (2) gedung tetangga yang berada di seberang Jalan XYZ. Tujuan dari pelaksanaan praktik keinsinyuran ini adalah untuk mengevaluasi aspek teknis penyebab kegagalan dinding penahan tanah, serta mengevaluasi aspek manajemen keselamatan konstruksi dan mengevaluasi persoalan etika yang terjadi dalam konteks kegagalan dinding penahan tanah. Metode praktik keinsinyuran yang dilaksanakan mengacu pada tujuan tersebut di atas. Metode yang digunakan adalah pengumpulan data dan kemudian analisis dan sintesis mekanisme kegagalan dengan acuan teknis SNI 8460:2017. Metode yang digunakan selanjutnya adalah melakukan studi komparasi hasil pengumpulan data dan sintesis mekanisme kegagalan terhadap dokumen PerMen PUPR RI 10/2021 untuk aspek manajemen keselamatan konstruksi dan dokumen Kode Etik Insinyur 2021 dari PII untuk aspek etika. Berdasarkan analisis numerik dan sintesis yang dilakukan, diketahui bahwa kegagalan dinding penahan tanah sisi timur merupakan konsekuensi dari kegagalan angkur tanah, sedang kegagalan angkur tanah diakibatkan oleh pergerakan horizontal dinding penahan tanah dan oleh penurunan tanah di belakang dinding. Dari evaluasi berbasis SNI 8460:2017 diketahui sejumlah batas ijin telah terlampaui, tetapi hal ini tidak ditindak lanjuti selama pelaksanaan lanjutan proyek pembangunan. Evaluasi manajemen keselamatan konstruksi berbasis Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 10 tahun 2021 menunjukkan temuan berupa ketidaksesuaian dalam bidang keselamatan keteknikan konstruksi, keselamatan dan kesehatan kerja, keselamatan publik, dan keselamatan lingkungan dari proyek pembangunan. Evaluasi aspek etika berbasis Kode Etik Insinyur 2021 dari Persatuan Insinyur Indonesia menunjukkan temuan berupa dugaan awal tidak dipenuhinya Aturan Praktik dan Tata Laku Insinyur. ......On December 18, 2018, a failure of the east side retaining wall of a basement excavation occurred. The excavation was part of a construction project located on Jalan XYZ, Surabaya. The type of retaining wall used was contiguous bored piles supported by layers of ground anchors. The failure o occurred when the excavation depth was about 12 m, and this failure resulted in a ground failure of Jalan XYZ for about 50 m long and partial ground failure of two (2) neighboring buildings across Jalan XYZ. The purpose of this engineering practice study is to evaluate the technical aspects causing the retaining wall failure, as well as to evaluate construction safety management aspects and related ethical issues in the context of retaining wall failure. The method for the engineering practice study is developed to the objectives mentioned above. The method included data collection, as well as analysis and synthesis of failure mechanisms, primarily referenced to SNI 8460:2017. The method also included a comparative study on the results of data collection and synthesis of failure mechanisms referenced to the Minister of PUPR RI Regulation 10/2021 for aspects of construction safety management and to the 2021 PII Engineer Code of Ethics for ethical aspects. Based on the numerical analysis and synthesis performed, it is known that the failure of the east side retaining wall was a consequence of ground anchor failure, while ground anchor failure was caused by horizontal movement of the retaining wall and by subsidence of the soil behind the wall. Based on SNI 8460:2017, it was found that a number clauses had been exceeded, but this was not followed up during the construction. Evaluation of construction safety management based on the Minister of PUPR RI Regulation 10/2021 showed findings in the form of non-compliance in the aspects of construction engineering safety, occupational safety and health, public safety, and environmental safety of development projects. An evaluation of the ethical aspects based on the 2021 PII Engineer Code of Ethics showed findings in the form of initial indications of non-compliance with the Engineers' Rules of Practice and Conduct.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>