Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Supriatna
Abstrak :
Perencanaan wilayah suatu daerah biasanya mengedepankan faktor ekonomi untuk pertumbuhan wilayahnya dibandingkan dengan faktor keseimbangan lingkungan termasuk keseimbangan ekosistem yang ada. Faktor bentang alam (lanskap) termasuk faktor yang kurang diperhatikan. Pengelolaan estuari tidak terlepas dari lanskap yang ada, sehingga diperlukan suatu lanskap yang berkelanjutan (sustainable landscape). Model lanskap yang berkelanjutan pada wilayah Estuari Cimandiri sangat diperlukan, dimana pada saat ini pada bagian utara Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimandiri merupakan wilayah terbangun (pabrik, permukiman, gudang, lahan terbuka). Pada wilayah selatannya masih didominasi lahan pertanian. Tujuan umum dari riset ini yaitu membuat suatu model lanskap berkelanjutan pada wilayah estuari sebagai alternatif kebijakan, sedangkan tujuan khusus dalam riset ini: (1) mengkarakteristikan lanskap dan batas wilayah Estuari Cimandiri, (2) menilai hubungan Estuari Cimandiri dengan kondisi sosial dan ekonomi masyarakatnya, dan (3) merumuskan model lanskap yang berkelanjutan pada wilayah Estuari Cimandiri. Pada riset ini variabel yang dipakai adalah batas estuari (salinitas perairan, fisik wilayah, batas administrasi, dan jarak muara sungai ke tempat tinggal masyarakat), karakteristik (tipologi) lanskap, dan sosial ekonomi masyarakat. Analisis menggunakan konsep analisis citra penginderaan jauh, analisis spasial, analisis dinamika spasial, analisis statistik, dan analisis deskripsi. Riset ini menghasilkan model lanskap berkelanjutan dengan peta zona wilayahnya yang potensial dibangun (terbangun) dan wilayah yang prioritas dikonservasi pada wilayah Estuari Cimandiri. ......Regional planning in one area usually prioritize economic factor compared to environmental factor, such as on its ecosystem balance. It can not be separated from the landscape characteristics. Estuarine management can not be separated from the existing landscape, so it require a sustainable landscape. Sustainable landscape model for Cimandiri Estuary is needed by northern part of the Cimandiri watershed where built up area (factories, warehouses, settlement, open space are very dominant), while the southern region is still dominated by agricultural land. The general purpose of the research is to create a model of sustainable landscape in the Cimandiri Estuary as an alternative policy. Special purpose in this research are: (1) to find analyze the characteristics of the landscape and boundary of Cimandiri Estuary, (2) to analyze the relationship between Cimandiri Estuary with social and economic conditions of its people, and (3) to create a formula model of sustainable landscapes in the region of Cimandiri Estuary. The variables used in this research are characteristic boundary (salinity waters, physical area, administration boundary, and distance from estuary to community residences), landscape characteristic (typology), and social and economic communities. The analysis used are the concept of remote sensing, spatial analysis, spatial dynamics, statistical analysis, and description analysis. This research created a model of sustainable landscapes with a map of potential built up area, and the priority area of conservation on the Cimandiri Estuaries.
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2016
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Lamonda
Abstrak :
Kota Tangerang Selatan merupakan kota dengan pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan penduduk tertinggi di Provinsi Banten yang menjadikan pertumbuhan lahan terbangun eksisting tinggi dan cepat sehingga dapat menurunkan daya dukung lahan eksisting sehingga membuat prediksi daya dukung lahan eksisting. Penataan lahan perlu dilakukan agar daya dukung lahan yang ada dapat diketahui sebelum mencapai ambang batas aman. Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan perubahan ruang terbuka tahun 2008-2018 dan model dinamika spasial daya dukung lahan di Kota Tangerang Selatan. Penelitian ini menggunakan data populasi tahun 2008-2018, citra Landsat 5 TM (2008), dan citra Landsat 8 OLI (2013 dan 2018). Prediksi daya dukung lahan dilakukan pada tahun 2008-2100 dengan menggunakan metode sistem dinamik berdasarkan keterkaitan antara kebutuhan lahan berdasarkan pertumbuhan penduduk dan ketersediaan lahan berdasarkan lahan terbangun, yang kemudian dilihat perkembangannya secara spasial menjadi dinamika spasial. model. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tahun 2025 daya dukung lahan di Kota Tangerang Selatan telah mencapai 30% dan pada tahun 2056 daya dukung lahan tersebut sudah tidak mendukung lagi. ...... Tangerang Selatan City is a city with the highest economic growth and population growth in Banten Province, which makes the existing land development high and fast so that it can reduce the carrying capacity of the existing land so that it makes predictions of the carrying capacity of the existing land. Land structuring needs to be done so that the carrying capacity of the existing land can be known before reaching the safe threshold. The purpose of this research is to produce changes in open space in 2008-2018 and a model of spatial dynamics of land carrying capacity in South Tangerang City. This study uses population data for the years 2008-2018, Landsat 5 TM imagery (2008), and Landsat 8 OLI imagery (2013 and 2018). Prediction of the carrying capacity of land was carried out in 2008-2100 using a dynamic system method based on the relationship between land needs based on population growth and land availability based on built-up land, which then saw its development spatially into spatial dynamics. model. The results show that in 2025 the carrying capacity of the land in South Tangerang City has reached 30% and in 2056 the carrying capacity of the land is no longer supportive.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dianovita
Abstrak :
Peningkatan jumlah penduduk di Kota Depok meningkat dari Tahun 2013 hingga 2017 akibat dari urbanisasi. Urbanisasi dapat mengakibatkan penurunan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Penurunan RTH berdampak penurunan kualitas  lingkungan, dimana oksigen yang dihasilkan oleh RTH menjadi berkurang. Oksigen yang dibutuhkan oleh penduduk dan kendaraan bermotor akan terus meningkat, seiring meningkatnya penduduk dan jumlah kendaran bermotor yang beroperasi di Kota Depok. Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Menganalisis luas perubahan Ruang Terbuka Hijau tahun 2013 ke 2017, (2) Menganalisis faktor – faktor yang mempengaruhi penyediaan Ruang Terbuka Hijau di Kota Depok, (3) Membuat model dinamika spasial penyediaan Ruang Terbuka Hijau berdasarkan kebutuhan Oksigen di Kota Depok. Metode klasifikasi multispektral yang digunakan dalam menganalisis perubahan Ruang Terbuka Hijau dari tahun 2013 hingga 2017. Ada 6 faktor yang mempengaruhi perubahan yaitu jarak terhadap jalan, sungai, permukiman, danau, stasiun, dan terminal. Menganalisa faktor yang mempengaruhi perubahan Ruang Terbuka Hijau menggunakan analisis jarak (Euclidean Distance), sedangkan mengetahui besarnya pengaruh menggunakan pemodelan regresi logistic untuk memperoleh persamaan secara matematis. Model Marcov Chain digunakan untuk membuat model prediksi RTH pada tahun 2032. Hasil dari penelitian menunjukan Perubahan ruang terbuka hijau dari bervegetasi menjadi tidak bervegetasi di Kota Depok dari tahun 2013 ke 2017 mengalami penurunan seluas sebesar 30%. Sedangkan prediksi 15 tahun yang akan datang yaitu dari tahun 2017 hingga 2032 ruang terbuka hijau bervegetasi menjadi tidak bervegetasi terjadi sebesar 50%. Enam faktor yang dianalisis dalam mempengaruhi perubahan Ruang Terbuka Hijau dari bervegetasi menjadi tidak bervegetasi yang paling besar yaitu jarak terhadap permukiman sebesar 0,439, sedangkan yang paling kecil pengaruhnya yaitu jarak terhadap danau yaitu hanya sebesar 0.00000093. Model prediksi 2032, Model simulasi ruang terbuka hijau pada tahun 2017 menghasilkan nilai akurasi sebesar 81,10 %, nilai ini sudah cukup baik karena lebih dari 80%. ......The increase in population in Depok City increased from 2013 to 2017 due to urbanization. Urbanization can lead to decrease green open space. The reduction in green open space has effect of decreasing the quality of the environment, where the oxygen produced by green open space is reduced. The oxygen needed by residents and motorized vehicles will continue to increase, as the population increases and the number of motorized vehicles operating in the Depok city. This study aims to: (1) Analyze the extent of changes in green open space in 2013 to 2017, (2) Analyze the factors that influence the provision of green open space in Depok City, (3) Model the spatial dynamics of providing green open space based on oxygen requirements in Depok City. The multispectral classification method used in analyzing changes in the green open space from 2013 to 2017. There are six factors that influence the change, namely the distance to roads, rivers, settlements, lakes, stations, and terminals. Analyzing the factors that influence changes in green open space using distance analysis (euclidean distance), while knowing the magnitude of influence using logistic regression modeling to obtain mathematical equations. The Marcov Chain model is used to make prediction models for green open space by 2032. The results of the study show that changes in green open space from vegetation to non-vegetation in Depok city from 2013 to 2017 decreased by 30%. Whereas the prediction of the next 15 years is from 2017 to 2032 vegetated green open spaces to become non-vegetated will occur at 50%. The six factors analyzed in influencing changes in green open space from being vegetated were not the most vegetated, namely the distance to settlements was 0.439, while the least influential was the distance to the lake which was only 0.00000093. Prediction model 2032, simulation model of green open space in 2017 produces an accuracy value of 81.10%, this value is quite good because it is more than 80%.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
T53559
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Habib Subagio
Abstrak :
Lahan basah adalah bagian penting yang terintegrasi dengan ekosistem global yang memiliki fungsi penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan seperti mencegah atau mengurangi dampak banjir, menampung air permukaan dan serta menyediakan habitat unik baik flora maupun fauna. Lahan basah perkotaan memberikan jasa ekosistem langsung bagi masyarakat sekaligus mendorong kelangsungan funsi ekologi kota. Upaya pengendalian ruang wilayah kota memerlukan instrumen yang mampu mengintegrasikan variabel lingkungan kompleks yang terdiri dari aspek biofisik, aspek sosial-kultur, dan aspek ekonomi. Perkembangan pemodelan dinamika spasial saat ini masih terkonsentrasi pada penggunaan driving factor biofisik, sementara kompeksitas dinamika alih fungsi lahan perkotaan tentu dipengaruhi oleh faktor pendorong selain biofisik. Riset ini bertujuan; 1) menganalisis peran dari setiap faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan basah perkotaan berdasarkan hasil pemanfaatan penggalian data (data mining), 2) mengkontruksikan pemanfaatan penggalian data spasial untuk pemodelan dinamika spasial, dan 3) membangun model dinamika spasial untuk memproyeksikan komposisi spasial penggunaan lahan sebagai masukan dalam evaluasi keberlanjutan lahan basah perkotaan. Metode yang dipakai adalah pemodelan dinamika spasial dengan mengintegrasikan model markov, model cellular automata, dan model driving factor yang dihasilkan dari analisis spasial multitemporal dan pemanfaatan penggalian data spasial. Riset menggunakan 17 data driving factor yang dikategorikan dalam 3 varibel yaitu biofisik, sosio kultur dan ekonomi. Riset mengadopsi 8 driving factor biofisik yang digunakan dalam riset-riset sebelumnya, semnetara itu hasil kontruksi penggalian data spasial menambahkan 9 driving factor yang mewakili variabel sosio-kultur dan variabel ekonomi. Peran dari variabel sosio-kultur dan variabel ekonomi secara mayoritas lebih besar dalam mempengaruhi dinamika spasial alih fungsi lahan basah perkotaan. Hasil riset menunjukkan bahwa keberlangsungan lahan basah perkotaan wilayah riset masih dapat terus terjaga pada seluruh skenario model dengan tren luas lahan basah yang terus menurun. Skenario optimal merupakan pilihan terbaik dengan komposisi spasial yang rasional dan menunjukkan indikator penilaian lingkungan yang memiliki resiko paling rendah untuk indikator nilai koefisien limpasan rerata sebesar 0,458 lebih rendah dibandingkan skenario BAU dengan nilai koefisien limpasan rerata sebesar 0,462. Skenario optimal ini memiliki konsekuensi terjadinya fragementasi lahan basah yang lebih tinggi pada lahan basah yang terdapat pada alokasi lahan untuk permukiman dan lahan jasa perdagangan. Number of Patch (NP) pada skenario optimal pada tahun 2016 sebesar 105 meningkat menjadi 198 pada tahun 2034, lebih tinggi dibandingkan dengan skenario BAU yang menunjukkan NP sebesar 33 pada tahun 2016 dan NP sebesar 78 pada tahun 2034. ......Wetlands are an important part that is integrated with global ecosystems that have important functions in maintaining environmental balance such as preventing or reducing the effects of flooding, storing surface water and as well as providing unique habitats for both flora and fauna. Urban wetlands provide ecosystem services directly to the community while promoting the sustainability of the city's ecological functions. Efforts to control spatial planning require instruments capable of integrating complex environmental variables consisting of biophysical aspects, socio-cultural aspects, and economic aspects. The development of spatial dynamics modeling is currently still concentrated on the use of biophysical driving factors, while the complexity of urban land use change is certainly influenced by driving factors other than biophysical aspects. This research aims; 1) analyzing the role of each factor that influences the conversion of urban wetlands based on the results of the utilization of data mining, 2) constructing the utilization of spatial data mining for spatial dynamics modeling, and 3) building spatial dynamics models to project the spatial composition of land use as input in evaluating the sustainability of urban wetlands. The method used is spatial dynamics modeling by integrating the Markov model, cellular automata model, and driving factor models resulting from multitemporal spatial analysis and the use of spatial data mining. The research uses 17 driving factor data which are categorized into 3 variables namely biophysical, socio-cultural and economic. The research adopted 8 biophysical driving factors used in previous research, while the results of the construction of spatial data mining added 9 driving factors representing sociocultural and economic variables. The role of socio-cultural variables and economic variables is predominantly higher in influencing spatial dynamics over the function of urban wetlands. The results of the research show that the sustainability of urban wetlands in the research area can still be maintained in all model scenarios with a trend of decreasing area of wetlands. The optimal scenario is the best choice with a rational spatial composition and shows the environmental assessment indicators that have the lowest risk for the average runoff coefficient value of 0.458 lower than the BAU scenario with an average runoff coefficient of 0.462. This optimal scenario has the consequence of higher fragmentation of wetlands in the wetland area contained in the allocation of land for settlements and commercial areas. The number of patches (NP) in the optimal scenario in 2016 was 105 increased to 198 in 2034, higher than the BAU scenario which showed a NP of 33 in 2016 and a NP of 78 in 2034.
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2019
D2673
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ammar Asfari Ruby Poeradiredja
Abstrak :
Wilayah Cianjur Utara terletak di pegunungan yang sumberdayanya melimpah, namunpertumbuhan penduduknya terjadi dengan cepat, sehingga akan terjadi penurunan dayadukung lingkungan karena tuntutan penduduk akan lahan terbangun. Prediksi terhadapdaya dukung lingkungan penting untuk dilakukan. Data kependudukan 2006 ndash; 2016dan citra Landsat 7 ETM 2006, 2011, dan 2016 digunakan dalam penelitian ini. Dayadukung diamati melalui model sistem dinamis hubungan antara pertumbuhanpenduduk dan ketersediaan lahan dalam kurun waktu tahun 2006 - 2100, kemudiandijadikan model dinamika spasial. Hasil prediksi model menunjukkan lahan terbangundari tahun 2026 ndash; 2060 berkembang pada wilayah yang sesuai hingga kurang sesuaiuntuk lahan terbangun.
North Cianjur region lies in the mountains with abundant resources, but the populationgrowth quickly, there will be carrying capacity decline because of population demandsfor built up land. Prediction of environmental carrying capacity is important to do, itwas observed through system and spatial dynamics model of relationship betweenpopulation growth and land availability in 2006 2100 period. Population data 2006 2016 and Landsat 7 ETM 2006, 2011 and 2016 images were used in this study. Modelprediction results shows that the built up land from 2026 ndash 2060 developing in asuitable until less suitable area for constructed land.
2017
S66870
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Dety Novia Utami
Abstrak :
Keberadaan Gunung Merapi di Kabupaten Sleman membuat lahan pertanian subur sehingga menjadi daya tarik bagi manusia untuk menempati wilayah tersebut. Pertumbuhan penduduk yang tinggi akan menyebabkan tuntutan penduduk akan ketersediaan lahan terbangun tinggi pula, sehingga membuat daya dukung lingkungan pada Kabupaten Sleman menurun. Akan tetapi, aktivitas vulkanik Gunung Merapi menjadi sebuah ancaman bagi masyarakat yang bermukim di kawasan Rawan Bencana Gunung Merapi. Prediksi terhadap ketersediaan lahan serta kaitannya dengan kawasan rawan bencana, dan daya dukung lingkungan perlu untuk dilakukan. Data kependudukan 2007-2017 dan citra Landsat 7 ETM 2007, 2012, dan Landsat 8 OLI 2017 akan digunakan dalam penelitian ini sebagai variabel dalam model dinamika spasial. Sedangkan, data fisik serta data aksesibilitas seperti kemiringan lereng, bentuk medan, jarak dari sungai, jarak dari kawasan lindung, jarak dari jalan, dan jarak dari pusat pertumbuhan ekonomi akan digunakan sebagai faktor pembatas wilayah terbangun. Daya dukung lingkungan dapat diamati melalui model sistem dinamis hubungan antara pertumbuhan penduduk dan ketersediaan lahan dalam kurun waktu tahun 2007-2100, kemudian dijadikan model dinamika spasial untuk diketahui perilaku spasialnya. Prediksi hasil dari model ini, menunjukkan bahwa lahan terbangun semakin meningkat tiap tahunnya, memadati wilayah yang sesuai untuk lahan terbangun, dan kemudian berkembang pada wilayah yang kurang sesuai untuk lahan terbangun serta menempati kawasan rawan bencana Gunung Merapi.
The existence of Mount Merapi in Sleman Regency makes the agricultural land so fertile and that becomes the attraction for humans to occupy the region. A high population growth will lead to the residents demand of the availability built up land higher, that makes the environmental carrying cappacity in Sleman Regency decrease. However, the volcanic activity of Mount Merapi becomes a threat to the people who live in the area of Disaster Prone Areas of Mount Merapi. Predictions on the availability of land as well as the relation to the disaster prone areas, and the carrying capacity of the environment needs to be done. 2007 ndash 2017 population data and Landsat 7 ETM 2007, 2012, and Landsat 8 OLI 2017 imagery will be used in this research as variable in the spatial dynamics model. Meanwhile, physical and accesibility data such as slope, landform, distance from the river, distance from protected area, distance from road, and distance from the center of economic growth will be used as limiting factor of built up land. Environmental carrying capacity can be observed through a dynamic system model of the relationship between population growth and land availability within the period of 2007 2100, then made into the spatial dynamics model to know its spatial stance. The results of this model show that built up land increasing every year, packed areas that are suitable for built up land first, then encroach on areas which not suitable for built up land and Mount Merapi Disaster Prone Areas.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arti Aulia
Abstrak :
Desa pesisir Parangtritis terletak di pantai selatan Kabupaten Bantul yang terkenal dengan kegiatan wisata dan perikanan tangkap. Keuntungan dari sektor pariwisata dan perikanan tangkap membuat Desa Parangtritis dipandang sebagai ladang untuk mencari nafkah dan menyebabkan penyembuhan dalam populasi atau pendapatan masyarakat Desa Parangtritis. Situasi ini dapat mempengaruhi kebutuhan akan ruang dan tanah yang dapat berdampak pada penurunan daya dukung lingkungan sehingga diperlukan prediksi tentang ketersediaan lahan dengan menggunakan model dinamika spasial. Penelitian ini bertujuan untuk membuat model dinamika spasial untuk ketersediaan lahan dan menganalisis hubungan antara model-model ini dengan tingkat pendidikan dan pendapatan Desa Parangtritis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pemodelan dinamika spasial yang menggunakan data populasi untuk 2008-2018 dan citra Google Earth pada 2008, 2013, dan 2018, dan wawancara dengan area grid yang digunakan untuk tingkat pendidikan dan pendapatan. Pengembangan wilayah yang dibangun diamati melalui model dinamika spasial dari hubungan antara pertumbuhan penduduk dan ketersediaan lahan pada periode 2008-2100. Prediksi model menunjukkan bahwa lahan yang dikembangkan telah berkembang dari area yang sesuai untuk memenuhi kapasitas regional yang tidak sesuai pada tahun 2039. Hasil analisis menunjukkan bahwa pertumbuhan tercepat dari area terbangun adalah di area dengan tingkat pendidikan tinggi dan pendapatan tinggi level.
The coastal village of Parangtritis is located on the southern coast of Bantul Regency which is famous for tourism activities and capture fisheries. The benefits of the tourism and capture fisheries sector make Parangtritis Village seen as a field for earning a living and causing healing in the population or income of the Parangtritis Village community. This situation can affect the need for space and land that can have an impact on reducing the carrying capacity of the environment so that predictions about land availability using a spatial dynamics model are needed. This study aims to create a spatial dynamics model for land availability and analyze the relationship between these models with the level of education and income of Parangtritis Village. The method used in this study is a spatial dynamics modeling method that uses population data for 2008-2018 and Google Earth imagery in 2008, 2013 and 2018, and interviews with the grid area used for education and income levels. Development of the developed area was observed through a spatial dynamics model of the relationship between population growth and land availability in the 2008-2100 period. Model predictions indicate that developed land has developed from suitable areas to meet inappropriate regional capacities by 2039. The results of the analysis show that the fastest growth of the built area is in areas with high education and high income levels.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
Spdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riri Amanda
Abstrak :
ABSTRAK
Kota Pariaman adalah Kota yang menjadi salah satu pilihan tempat berwisata bagi wisatawan yang berkunjung ke Sumatra Barat. wisatawan yang datang ke Kota Pariaman meningkat setiap tahunnya, rata-rata 538.283,6 orang tiap tahunnya untuk wisatawan lokal dan 37 orang untuk wisatawan mancanegara, hal ini dapat disimpulkan bahwa demand meningkat dan supply pariwisatapun juga harus ditingkatkan dengan mengeksplor potensi wisata yang ada pada setiap desa yang diketahui dari tingkat kesesuaian wilayah sumber daya wisata alamnya. Sumber daya wisata alam dianalisis dari data citra landsat 8 Oli, citra landsat 5 TM tahun 2006, 2011, 2018, DEMNAS, distribusi destinasi wisata yang digunakan untuk pemodelan tutupan lahan dan penentuan daya tarik setiap desa. Pemodelan tutupan lahan diolah dengan Cellular Automata dan kesesuaian wilayah wisata dengan teknik ADO-ODTWA. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Kota Pariaman terdapat 4 tipe kesesuaian wilayah. Pada tahun 2019 kesesuaian wilayah sumber daya wisata alam didominasi oleh aksesibilitas tinggi-daya tarik sedang sedangkan pada tahun 2030 juga didominasi oleh kesesuaian wilayah aksesibilitas tinggi-daya tarik sedang namun jika dibandingkan dengan tahun 2019, kesesuaiannya menurun akibat perubahan tutupan lahan menjadi lahan terbangun.
ABSTRACT
Kota Pariaman is a city that is one of the choices of places for tourists to visit West Sumatra. Tourists coming to City of Pariaman increase each year, an average of 538283.6 people each year for local tourists and 37 people for foreign tourists, it can be concluded that demand is increasing and tourism supply must also be increased by exploring tourism potential that exists in each village that is known from the suitability level of the region's natural tourism resources. Natural tourism resources were analyzed from Landsat 8 OLI image, Landsat 5 TM image in 2006, 2011, 2018, DEMNAS, distribution of tourist destinations used for modeling land cover and determining the attractiveness of each village. Modeling of land cover is processed by Cellular Automata and the suitability of tourism areas with ADO-ODTWA techniques. Based on the results of the study note that the City of Pariaman there are 4 types of regional suitability. In 2019 the suitability of natural tourism resources is dominated by the high accessibility- medium attractiveness while in 2030 it is also dominated by the high accessibility- medium attractiveness suitability area but when compared to 2019, its suitability decreases due to changes in land cover to built-up area.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tanti Hildayanti
Abstrak :
Kabupaten Banjar memiliki jumlah penduduk sebesar 565.635 jiwa pada tahun 2021. Jumlah penduduk tersebut diprediksi mengalami peningkatan secara terus menerus yang mengakibatkan pertumbuhan lahan terbangun yang ada akan mengalami peningkatan juga. Hal tersebut dapat menyebabkan menurunnya daya dukung lahan yang ada di Kabupaten Banjar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara pertumbuhan penduduk dengan ketersediaan lahan dan mensintesa kajian model dinamika spasial daya dukung lahan di Kabupaten Banjar. Penelitian ini menggunakan data kependudukan tahun 2009-2021. Prediksi daya dukung lahan dilakukan pada tahun 2009-2100 dengan mengunakan metode sistem dinamis. Adapun data yang dibutuhkan berupa pertumbuhan penduduk, ketesediaan lahan, dan juga lahan terbangun yang nantinya akan dilihat perkembangannya secara keruangan menjadi model dinamika spasial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara pertumbuhan penduduk dengan ketersediaan lahan yaitu berbanding terbalik. Ketika jumlah penduduk meningkat, maka ketersediaan akan lahan akan menurun. Hingga pada tahun 2063 diprediksi bahwa luas lahan terbangun yang ada di Kabupaten Banjar telah mencapai 67,94% yaitu seluas 322.912,40 Ha dari wilayah penelitian, sehingga daya dukung lahan yang ada di Kabupaten Banjar sudah mendekati ambang batas pada tahun 2063. ......Banjar Regency has over 565.635 residents in 2021. The total number of residents have experienced a continuous rise which caused the increase of existing built lands to grow even more. This particular event resulted in the downfall of the land carrying capacity in Banjar Regency. The objective of this study is to analyze the connection between the surplus of people with land availability and to synthesize a model dynamic of land carrying capacity in Kabupaten Banjar. This study makes use of the data of citizens in the year 2009-2021. The prediction with the land carrying capacity is done using a method of a dynamics system. However, the data that is needed in the form of population growth, access to land, and built lands will be seen later on as a spatial development model for spatial dynamics. The result of this study is to show the relationship between the increase of population and the preparation of land is inversely proportional. If the growth of the population does not stop, land availability will decrease. It is predicted that in the year 2063, the width of land in Banjar Regency will reach at 67,94% which is as big as 322.912,40 Ha from research area, to the carrying capacity located in Banjar Regency is approaching it’s threshold in 2063.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>