Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Idmar Aulia Putra
"Senyawa dihidropirimidin merupakan salah satu senyawa penting dalam pengembangan berbagai macam obat di industri farmasi karena memiliki berbagai aktivitas biologis. Reaksi Biginelli adalah metode yang umum digunakan untuk sintesis dihidropirimidin, yang melibatkan kondensasi tiga komponen: aldehida aromatik, β-ketoester, dan urea atau tiourea, dengan bantuan katalis untuk mempercepat reaksi. Dalam penelitian ini, dilakukan variasi reaksi Biginelli menggunakan substrat asetilaseton dan katalis asam dari jus belimbing sayur. Selain itu, penelitian ini mengembangkan penggunaan sikloheksanon sebagai pengganti β-ketoester, untuk mendapatkan senyawa dihidropirimidinon/tion. Hasil penelitian reaksi Biginelli menggunakan substrat asetilaseton dan katalis belimbing sayur memiliki kondisi optimal pada penggunaan 0,25 mL JBS, 1,25 mL pelarut menghasilkan produk dengan yield 87%, sedangkan menggunakan katalis HCl 37% kondisi optimal pada penggunaan 0,25 mL HCl, 1,25 mL pelarut menghasilkan produk dengan yield 92%. Reaksi Biginelli menggunakan substrat sikloheksanon belum membentuk produk dihidropirimidinon/tio-on, namun terbentuk senyawa alternatif yang belum diketahui.
Dihydropyrimidine compounds are crucial in the development of various drugs in the pharmaceutical industry due to their diverse biological activities. The Biginelli reaction is a commonly used method for synthesizing dihydropyrimidines, involving a three-component condensation of aromatic aldehydes, β-ketoesters, and urea or thiourea, with a catalyst to accelerate the reaction. In this study, variations of the Biginelli reaction were carried out using acetylacetone as a substrate and acid catalyst from starfruit juice. Additionally, cyclohexanone was explored as a β-ketoester substitute to produce dihydropyrimidinones/thiones. The results of the Biginelli reaction study using acetylacetone substrate and starfruit catalyst showed optimal conditions at the use of 0.25 mL starfruit juice, 1.25 mL solvent, yielding a product with 87% yield. In contrast, using 37% HCl catalyst, the optimal conditions were 0.25 mL HCl, 1.25 mL solvent, yielding a product with 92% yield. The reaction with cyclohexanone did not produce dihydropyrimidinones/thiones but resulted in an unknown alternative compound."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Agnes Yuliana
"[Kurkumin merupakan senyawa multipoten yang terdapat dalam tanaman kunyit. Tanaman kunyit banyak terdapat di Indonesia dan negara Asia lainnya. Kunyit sering digunakan sebagai bahan jamu, bumbu masakan, dan perwarna makanan. Meskipun kurkumin telah menunjukkan banyak manfaat, kurkumin masih belum diakui sebagai senyawa obat. Hal ini disebabkan bioavailabilitas kurkumin buruk. Salah satu alasan buruknya bioavailabilitas kurkumin adalah kelarutan kurkumin pada cairan biologis rendah dan stabilitasnya kurang baik. Usaha untuk meningkatkan bioavailabilitas kurkumin telah dilakukan, salah satunya adalah dengan melakukan sintesis analog kurkumin. Substitusi basa Mannich pada senyawa organik dapat meningkatkan kelarutan senyawa tersebut. Berdasarkan pemikiran tersebut, senyawa derivat Mannich dihidropirimidin-2-on kurkumin dicoba untuk disintesis. Percobaan sintesis ini dilakukan melalui tiga tahap reaksi, yaitu (1) sintesis 4,6-dimetil-2-hidroksipirimidin HCl, (2) sintesis dihidropirimidin-2-on kurkumin, dan (3) Substitusi basa Mannich pada dihidropirimidin-2-on kurkumin. Sintesis tahap (1) dilakukan dengan merefluks urea dan asetil aseton dalam pelarut etanol pada suhu 70oC memperoleh rendemen 77,59%; tahap (2) dilakukan dengan merefluks senyawa 4,6-dimetil-2-hidroksipirimidin HCl dengan vanilin dalam campuran pelarut etanol dan toluena pada suhu 100oC memperoleh rendemen 94,81%; tahap (3) dilakukan dengan mengaduk senyawa dihidropirimidin-2-on kurkumin dalam pelarut asam asetat glasial pada suhu 70oC. Dari hasil elusidasi struktur diketahui bahwa produk senyawa sintesis tahap (3) belum diperoleh.
, Curcumin is a multipotent compound contained in turmeric. Turmeric is widelyavailable in Indonesia and other Asian countries. Turmeric is often used as amedicinal, seasoning, and food coloring. Although curcumin has shown manybenefits, curcumin is still not recognized as medicinal compounds. This is due topoor bioavailability of curcumin. The reasons for poor bioavailability of curcuminare the low solubility of curcumin in biological fluids and poor stability. Attemptshave been done to improve the bioavailability of curcumin, one of which is toperform synthesis of curcumin analogues. Mannich base substitution in organiccompounds can increase the solubility. Based on that idea, Mannich derivatives ofcompounds dihydropyrimidine-2-one tried to be synthesized. This synthesisexperiments conducted through three reaction steps, namely (1) the synthesis of4,6-dimethyl-2-hydroxypyrimidine HCl, (2) synthesis of dihydropyrimidine-2-onecurcumin, and (3) substitution Mannich bases on dihydropyrimidine-2-onecurcumin , Synthesis stage (1) conducted by refluxing urea and acetyl acetone inethanol at 70°C obtained 77.59% yield; Step (2) is carried out by refluxing thecompound 4,6-dimethyl-2-hydroxypyrimidine HCl with vanilin in a solventmixture of ethanol and toluene at 100oC obtained 94.81% yield; Step (3) carriedout by stirring dihydropyrimidine-2-one curcumin compound in glacial acetic acidsolvent at 70°C. From the elucidation results, it is known that the product ofsynthesis stage (3) has not been obtained.]"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S59207
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library