Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Andre Rizki Ramdhani
"Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana perbandingan antara aktivitas kewargaan offline dengan online. Perkembangan teknologi mendorong pembentukan aktivitas kewargaan dalam bentuk baru yaitu melalui platform digital. Beberapa studi sebelumnya menjelaskan terdapatnya aktivitas kewargaan yang dilakukan secara online. Selain itu, terdapat juga studi yang menjelaskan bahwa masyarakat lebih tertarik untuk melakukan aktivitas kewargaan secara online. Namun, ditengah kemudahan untuk melakukan aktivitas kewargaan secara online, keinginan untuk melakukan aktivitas kewargaan secara offline justru kurang diminati. Hal ini menyebabkan adanya perbedaan preferensi untuk melakukan aktivitas kewargaan, baik itu aktivitas kewargaan secara offline maupun online. Peneliti memiliki hipotesis bahwa terdapat perbedaan dalam aktivitas kewargaan yang dilakukan secara offline maupun online. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode pengumpulan data yaitu survey secara online kepada mahasiswa FISIP UI angkatan 2019. Hasil penelitian menunjukkan teknologi dapat meningkatkan angka partisipasi dalam perilaku kewargaan secara online. Hasil penelitian juga menunjukkan teknologi belum meningkatkan kesadaran responden untuk menggunakan hak warga negara (sosial, politik, dan sipil) dengan efektif.
This research has a purpose to describe the comparison between offline citizenship with online citizenship activities. The growth of technology has pushed the citizenship activities in a new form and that is through digital platform. Previous studies explain that there are several citizenship activities done thorugh online platform. Another thing, there are some studies that explain that people are more interested to do citizenship activities through online platform. But, in the middle of easiness to do citizenship activites through online platform, there is little interest to do citizenship activites through offline platform. This indicate that there are differences in preference to do citizenship activities, whether it online or offline. Researcher has a hypothesis that there are difference between citizenship activities done through online and offline. This Research is using quantitative method with survey as data gathering method to college student FISIP UI year 2019. Result of this research shows that technology can increase the participation rate in digital citizenship. Another result also shows that technology has not yet increase the awareness of respondent to use their citizenship rights (social, politics, and civil) effectively."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Syahrul Muhammad Ghiffari
"Era digital semakin berkembang pesat, ditandai dengan semakin banyak platform di internet guna menunjang aktivitas persebaran informasi. Web 2.0 sebagai bentuk inovasi baru di internet dengan tujuan memberikan keleluasaan bagi para pengguna untuk dapat berpartisipasi sebagai produsen maupun konsumen informasi di media digital melalui budaya partisipatoris. Keluaran dari fenomena tersebut ialah kehadiran content creator sebagai penyalur informasi baru di era Web 2.0 pada platform media sosial. Penelitian ini memadukan digital citizenship sebagai landasan etika dalam menjalankan budaya partisipatoris di dunia digital. Sehingga, peran warganet sebagai aktor budaya pengawasan diperlukan untuk menjaga batasan atau pelanggaran content creator yang berpotensi terjadi di dunia digital. Begitu pula bagi warganet sebagai bagian dari berjalannya budaya partisipatoris di media sosial. Penelitian ini berfokus untuk menganalisis budaya partisipatif content creator yang terbilang masih sangat bebas dengan disertai budaya pengawasan dari warganet agar tidak terjadi pelanggaran etika. Hasilnya, pengguna media sosial baik content creator maupun warganet memiliki kesadaran untuk menjaga etika di dunia digital. Namun, tak jarang ditemui ragam perilaku warganet lain yang melewati batas etika. Bentuk-bentuk budaya partisipatoris seperti afiliasi, ekspresi, pemecahan masalah kolaboratif, dan sirkulasi merupakan hasil implementasi yang dilakukan content creator. Sementara, warganet memiliki cara sendiri untuk menjalankan fungsi pengawasan persebaran konten di dunia digital melalui komentar.
The digital era is growing rapidly, marked by the increasing number of platforms on the internet to support information dissemination activities. Web 2.0 as a form of new innovation on the internet with the aim of providing freedom for users to be able to participate as producers and consumers of information in digital media through participatory culture. The output of this phenomenon is the presence of content creators as distributors of new information in the Web 2.0 era on social media platforms. This study combines digital citizenship as an ethical basis for implementing participatory culture in the digital world. Thus, the role of netizens as actors of supervisory culture is needed to maintain the boundaries or violations of content creators that have the potential to occur in the digital world. Likewise for netizens as part of the implementation of participatory culture on social media. This study focuses on analyzing the participatory culture of content creators which is still relatively free accompanied by a culture of supervision from netizens so that ethical violations do not occur. As a result, social media users, both content creators and netizens, have an awareness to maintain ethics in the digital world. However, it is not uncommon to find various other netizen behaviors that cross ethical boundaries. Forms of participatory culture such as affiliation, expression, collaborative problem solving, and circulation are the results of implementation carried out by content creators. Meanwhile, netizens have their own way to carry out the function of monitoring the distribution of content in the digital world through comments."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Abdurrahman
"Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan civic engagement dan digital citizenship pada ranah pendidikan berbasis komunitas virtual. Dalam penelitian-penelitian sebelumnya, kegiatan seperti itu merupakan bagian dari program institusi pendidikan formal. Tujuannya adalah untuk mempermudah siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan media sosial. Untuk memperkaya penelitian-penelitian sejenis, peneliti berargumen bahwa komunitas virtual dapat menyelenggarakan edukasi daring secara mandiri tanpa menjadi bagian dari program institusi pendidikan formal sebagai ruang alternatif pembelajaran daring di luar sistem komodifikasi pendidikan. Penyelenggaraan tersebut bersifat egaliter, inklusif, dan anti-kapitalis. Hal ini masih berkaitan dengan prinsip socialist community design, civic engagement, dan digital citizenship suatu kalangan untuk menggerakkan massa mewujudkan alternatif pendidikan yang ideal sehingga menjadi utopia nyata bagi warga sipil. Perwujudan utopia tersebut sedari awal berlandaskan teknologi digital guna meminimalisir batasan, nyatanya masih memiliki sejumlah kendala dari pihak kapitalis dan negara. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan kasus Komunitas Ensiklopedia Bebas ID (EBID). Data dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara mendalam para pengurus komunitas tersebut, serta pengamatan pada berbagai konten dan beberapa program yang dijalankan oleh divisi komunitas
The aim of this study is to explain civic engagement and digital citizenship in the realm of virtual community-based education. In previous studies, such activities are part of the formal educational institution program. The goal is to brough easier ways for students to follow the learning process using social media. To enrich similar studies, researchers argue that virtual communities can carry out online education independently without being part of formal educational institution programs as an alternative space for online learning outside the educational commodification system. The implementation is egalitarian, inclusive, and anti-capitalist. This is still related to the principles of socialist community design, civic engagement, and digital citizenship of a party to mobilize the masses to realize an ideal educational alternative so it could become a real utopia for civilians. The realization of this utopia from the start was based on digital technology in order to minimize boundaries, in fact, it still has many obstacles from the capitalist side and the state. This paper uses qualitative approach with the case of Ensiklopedia Bebas ID (EBID) community. Data in this study gained by in-depth interview from people who run the community, along with observation on various content and several programs that was held by their division."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library