Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abdul Razak
Abstrak :
Abstrak
Biogas dapat dihasilkan dari pengolahan limbah rumah tangga dan limbah kotoran ternak, dengan demikian biogas memiliki peluang yang besar dalam pengembangannya karena bahannya dapat diperoleh dari sekitar tempat tinggal masyarakat. Seiring dengan berkembangnya teknologi dan pengetahuan, biogas sudah dikembangkan sebagai energi alternatif yang bisa memanfaatkan berbagai kotoran hewan. Selain kotoran sapi, biogas juga bisa dihasilkan dari kotoran ayam yang. umumnya hanya digunakan sebagai pupuk secara langsung oleh peternak. Penelitian ini bertujuan menghasilkan alat penghasil biogas yang sederhana dan dapat bekerja dengan baik. Tolak ukur alat ini bekerja dengan baik yaitu setelah dioperasikan dengan memanfaatkan kotoran ternak, maka setelah beberapa hari/minggu akan dihasilkan biogas. Penelitian ini diawali dari perencanaan dan perancangan alat yang akan di bangun, design dan gambar kerja alat. Tahap kedua adalah mempersiapkan mesin dan peralatan untuk mempabrikasi alat dan menyediakan bahan. Tahap ketiga adalah membangun alat pengolah biogas dan tahap akhir adalah melakukan uji coba alat, penggunaan alat, pengambilan data dan membuat kesimpulan Penelitian ini menghasilkan alat instalasi biogas dengan ukuran dimensi diameter Digester 467mm, panjang 1700mm dengan diameter saluran inlet dan outlet 50,8 mm. Drum gas berdiameter 358 mm dan tinggi dan tinggi 1190 mm dengan kapasitas maksimal ga 100 liter. Dari alat yang sudah dibuat ini setelah dilakukan pengujian dihasilkan gas bio pada hari ke 20 pasca pengisian di degester. Gas bio yang dihasilkan berwarna biru keputihan dan panjang semburan gas minmal pada hari ke 20 sebesar 18 mm serta maksimal pada hari ke 27 sebesar 41,5 mm serta
Medan: Polimedia Negeri Medan, 2018
338 PLMD 21:2 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Ghaffariy Al Fairadj
Abstrak :
Anaerobik digester pada umumnya mengolah limbah organik menggunakan kotoran ternak mentah untuk menjadi biostarter. Potensi untuk mengembangkan penggunaan agen biostrater hasil modifikasi berbentuk kering belum umum dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi potensi produksi biogas dari inokulum hasil liofilisasi berbahan dasar kotoran sapi dan kuda menggunakan reaktor anaerobik digester. Periode pengukuran untuk mengukur produksi biogas selama 14-21 hari ini dilakukan di laboratorium. Eksperimen ini menggunakan dua buah reaktor dengan inokulum kotoran mentah dan empat buah reaktor dengan inokulum hasil liofilisasi. Teknik liofilisasi terbukti efektif dalam mempertahankan kondisi kotoran mentah agar lebih tahan lama dan mengurangi bau tidak sedap karena secara fisik kadar air dari dalam bahan inokulum telah berkurang drastis dari 71-75% kadar air menurun hingga tersisa 14,12% dan 9,43% kadar air pada masing-masing inokulum hasil liofilisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa campuran kotoran sapi dan kuda mentah sebagai reaktor blanko menghasilkan biogas dengan parameter CH4 yang lebih baik dibandingkan dengan reaktor yang menggunakan inokulum hasil liofilisasi. Pada keseluruhan periode pengukuran reaktor blanko (0) dan reaktor A menunjukkan hasil produksi biogas sebesar 3,894 mL/gVS dan 4,931 mL/gVS sedangkan untuk reaktor B dan C didapatkan gas metana sebesar 1,524 mL/grVS dan 0,279 mL/grVS. Kemudian untuk reaktor D dengan hasil liofilisasi mampu menghasilkan total produksi gas metan 13,169 mL/grVS dalam satu periode pengukuran akhir sedangkan reaktor E tidak sama sekali menghasilkan gas metana. Oleh karena itu, perlu adanya penelitian selanjutnya untuk menentukan komposisi yang lebih cocok dalam pengaplikasian inokulum hasil liofilisasi dalam reaktor anaerobik digester supaya dapat menghasilkan biogas yang lebih optimal. ......Anaerobic digesters generally process organic waste using raw livestock manure to become a biostarter. The potential to develop the use of modified biostrater agents in dry form is not yet common practice. This research aims to evaluate the potential for biogas production from lyophilized inoculum made from cow and horse manure using an anaerobic digester reactor. The measurement period for measuring biogas production is 14-21 days and is carried out in the laboratory. This experiment used two reactors with raw feces inoculum and four reactors with lyophilized inoculum. The lyophilization technique has proven to be effective in maintaining the condition of raw manure so that it lasts longer and reduces unpleasant odors because physically the water content of the inoculum material has been reduced drastically from 71-75% water content decreasing to remaining 14.12% and 9.43% levels. water in each inoculum resulting from lyophilization. The research results showed that a mixture of raw cow and horse manure as a blank reactor produced biogas with better CH4 parameters compared to reactors using lyophilized inoculum. During the entire measurement period, the blank reactor (0) and reactor A showed biogas production results of 3.894 mL/gVS and 4.931 mL/gVS, while for reactors B and C, methane gas was obtained at 1.524 mL/grVS and 0.279 mL/grVS. Then reactor D with lyophilization results was able to produce a total methane gas production of 13,169 mL/grVS in one final measurement period, while reactor E did not produce any methane gas at all. Therefore, further research is needed to determine a more suitable composition for applying the lyophilized inoculum in an anaerobic digester reactor so that it can produce more optimal biogas.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iffah Nurfaiz
Abstrak :
Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki kurang lebih 62.388 Unit Pengolahan Ikan (UPI) yang tersebar di Indonesia. Dalam pengelolaan hasil laut, limbah hasil pengolahan ikan memiliki proporsi 30‒40% dari total berat ikan yang terdiri dari padatan dan cairan yang dapat menjadi ancaman bagi lingkungan dan sumber eutrofikasi di pesisir, jika tidak dikelola dengan baik. Anaerobic Digester (AD) dapat menjadi salah satu alternatif pengolahan sebagai penghasil biogas dan limbah ikan dapat dimanfaatkan sebagai substratnya, namun terdapat beberapa kekurangan yaitu memiliki Long-Chain Fatty Acids dan konsentrasi logam ringan yang tinggi, sehingga menggangu bakteri metanogen, serta dapat mendegradasi protein yang menyebabkan konsentrasi tinggi amoniak bebas (NH3). Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan penambahan susbtrat lain dengan variasi rasio menggunakan komposisi massa substrat limbah ikan, sampah makanan, kotoran sapi, dan serbuk gergaji yaitu 40:40:15:5 (reaktor A) dan 30:30:20:20 (reaktor B). OLR yang digunakan yaitu 2,5 kg VS/m3.hari. Penelitian ini dilakukan di Pondok Pesantren Mahasiswa Al Hikam, Depok selama 15 hari dalam kondisi mesofilik menggunakan 2 (dua) reaktor skala pilot berkapasitas 1.200 L. Penelitian ini bertujuan menganalisis reduksi padatan dan logam ringan, serta produktivitas dan komposisi biogas. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kuantitatif dan eksperimental skala pilot. Pengolahan data dilakukan menggunakan software IBM SPSS Statistic 25. Hasil penelitian menunjukkan reaktor A dan B (secara berurutan) mampu mereduksi padatan sebesar 97,42±0,76% dan 97,95±0,21%; reduksi logam Natrium (Na) 91,56±0,66% dan 73,85%±5,73%, Calcium (Ca) 99,55±0.22% dan 99,52±0.04%, Kalium (K) 94,89±0,51% dan 91,56±0,23%, Magnesium (Mg) 95,08±0,64% dan 96,77±0,39%; menghasilkan volume biogas 190,73±L/kg.VS dan 205,74±72,94 L/kg.VS; methane yield 122,36±32,85 L.CH4/kg.VS dan 131,76±45,78 L.CH4/kg. Pengukuran komposisi gas CH4 64,19±5,24% dan 64,12±2,03%, CO2 35,57±5,20% dan 35,79±2,02%, H2S 0,24±0,10% dan 0,08±0,09%. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan signifikan antara variasi rasio komposisi massa substrat reaktor A dan B terhadap volume dan komposisi gas, serta reduksi padatan dan logam ringan. ......Indonesia is a maritime nation with roughly 62,388 Fish Processing Units (UPI) dispersed throughout the nation. In marine product management, fish processing waste has a proportion of 30‒40% of the total fish weight consisting of solids and liquids that can be a threat to the environment and a source of eutrophication on the coast, if not managed properly. The anaerobic digester (AD) is a viable alternative for biogas production because it can utilize fish waste as a substrate. However, it has certain disadvantages, including the presence of high levels of light metals and long-chain fatty acids, which can disrupt the methanogen bacteria and break down proteins that raise free ammonia (NH3) concentrations. Thus, another substrate was added to this study in a different ratio based on the mass composition of sawdust, food waste, cow dung, and fish waste substrates, specifically 40:40:15:5 (reactor A) and 30:30:20:20 (reactor B). The OLR used is 2.5 kg VS/m3.day. This study used 2 (two) 1,200 L pilot-scale reactors with mesophilic conditions over a 15-day period at the Al Hikam Student Islamic Boarding School in Depok. This study aims to analyze the reduction of solids and light metals, as well as the productivity and composition of biogas. The research methods used are quantitative descriptive approaches and pilot scale experiments. Data processing was carried out using IBM SPSS Statistic 25 software. The results showed reactors A and B (respectively) were able to reduce solids by 97.42±0.76% and 97.95±0.21%; metal reduction Sodium (Na) 91.56±0.66% and 73.85%±5.73%, Calcium (Ca) 99.55±0.22% and 99.52±0.04%, Potassium (K) 94.89±0.51% and 91.56±0.23%, Magnesium (Mg) 95.08±0.64% and 96.77±0.39%; resulting in a biogas volume of 190.73±L/kg. VS and 205.74±72.94 L/kg. VS; methane yield 122.36±32.85 L.CH4/kg. VS and 131.76±45.78 L.CH4/kg. Measurement of CH4 gas composition 64.19±5.24% and 64.12±2.03%, CO2 35.57±5.20% and 35.79±2.02%, H2S 0.24±0.10% and 0.08±0.09%. The results showed no significant difference between variations in the ratio of mass composition of reactor substrates A and B to gas volume and composition, as well as reduction of solids and light metals.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Shara
Abstrak :
Anaerobic digester merupakan unit limbah menjadi energi yang dapat mengurangi masalah limbah organik dan menghasilkan energi berupa biogas namun membutuhkan waktu yang lama dan menghasilkan produksi biogas yang kurang optimal. Oleh karenanya dilakukan prapengolahan untuk mengatasinya. Pengujian BMP dilakukan selama 39 hari pada suhu 35±1°C untuk melihat pengaruh prapengolahan kimiawi dengan penambahan 0,1mol/L dan 0,04mol/L NaOH terhadap produksi biogas dan biodegradibilitas lumpur tinja. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa NaOH sebagai alkali dalam prapengolahan kimiawi tidak menunjukkan kinerja yang optimal jika diterapkan pada lumpur tinja. Penambahan NaOH tidak mengoptimalkan pembentukan biogas dan metana kumulatif. Produksi biogas dari sampel tanpa prapengolahan sebesar 5,99 ml sedangkan untuk dosis 0,1 mol/L dan 0,04 mol/L masing-masing memproduksi 5,01 dan 2,06 ml biogas selama 39 hari. Produksi kumulatif metana tanpa prapengolahan sebesar 11,79 mlCH4/gVS dan untuk penambahan 0,1mol/L dan 0,04mol/L masing-masingnya 11,36 dan 6 mlCH4/gVS. Namun, prapengolahan dapat meningkatkan biodegradibilitas dengan meningkatkan efisiensi pengurangan VS dan COD sebesar 76,76% dan 40,91% untuk dosis 0,1 mol/L dan 48,72% dan 75,45% untuk dosis 0,04mol/L. Persentase pengurangan tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan lumpur tinja tanpa prapengolahan dengan persen pengurangan untuk VS dan COD sebesar 40,91% dan 66,67%. ...... Anaerobic digester is waste to energy unit that not only overcome organic waste problem but also produce energy in the form of biogas. However, anaerobic digestion process need a long retention time and biogas produced is not optimal so pretreatment prior to anaerobic process is necessary. BMP assay conducted in 39 days at 35±1°C to investigate effects of chemical pretreatment on biogas production and biodegradability of faecal sludge. Results shows that NaOH as alkali reagen in chemical pretreatment did not give an optimal results. Unpretreated sludge produce 5,99 ml biogas and addition of 0,1mol/L and 0,04mol/L NaOH produce 5,01 ml and 2,06 respectively. Chemical pretreatment also can not increase the cumulative methane yield (CMY). CMY of unpretreated sludge is 11,79 mlCH4/gVS and for pretreated sludge of 0,1mol/L and 0,04 mol/L are 11,36 dan 6 ml CH4/gVS respectively. Although chemical pretreatment can not increase biogas production and CMY, it can inrease the biodegradability of faecal sludge. Efficiency of VS and COD reduction of 0,1 mol/L are 76,76% and 40,91%; and for 0,04 mol/L are 48,72% and 75,45%. Meanwhile the reduction of VS and COD of unpretreated faecal sludge are 40,91% and 66,67% which less than the pretreated faecal sludge.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S65709
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cahyani Eko Trisnawati
Abstrak :
Kebutuhan energi di Indonesia sebagian besar masih diperoleh dari sumber energi yang tidak dapat diperbaharuil. Biogas sebagai salah satu sumber energi terbarukan cukup potensial dikembangkan di Indonesia karena sumber bahan bakunya melimpah, dan dapat membantu mengatasi permasalah pengelolaan limbah. Masalah dalam penelitian adalah pemanfaatan biogas sebagai sumber energi terbarukan sudah diketahui secara luas namun perkembangannya belum begitu signifikan. Tujuan penelitian adalah menganalisis persepsi masyarakat terhadap kondisi pengelolaan kotoran ternak dan sampah saat ini, membuat desain digester sederhana untuk mengolah kotoran ternak dan sampah rumah tangga menjadi biogas beserta analisis kelayakan ekonominya. Metode yang digunakan untuk pengukuran persepsi masyarakat adalah survey serta wawancara kepada tokoh masyarakat dan pimpinan desa. Pengembangan desain sederhana digester menggunakan perhitungan neraca massa dan perhitungan waktu tinggal dan divalidasi dengan, FGD, sedangkan analisis kelayakan ekonomi menggunakan metode Benefit Cost Analysis. Hasil penelitian menunjukkan persepsi masyarakat terhadap pemanfaatan kotoran ternak dan sampah rumah tangga baik. Desain digester biogas yang diusulkan untuk diterapkan di lokasi penelitian menggunakan skala rumah tangga, dengan bahan baku campuran kotoran ternak dan sampaah rumah tangga yang mudah terurai. Hasil analisis kelayakan ekonomi menunjukkan model digester ini layak secara ekonomi. Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa pemanfaatarn kotoran ternak dan sampah rumah tangga di lokasi penelitian dapat berkelanjutan. ......Most of Indonesia's energy needs are still obtained from non-renewable energy sources. Biogas as a renewable energy source has the potential to be developed in Indonesia because the source of raw materials is abundant, and can help overcome waste management problems. The problem in this study is that the use of biogas as a renewable energy source is widely known but its development has not been significant. The aim of the study was to analyze people's perceptions of the current condition of livestock manure and waste management, to make a simple digester design to develop the utilization of livestock manure and household waste and to carry out an economic feasibility analysis. The method used to measure community perceptions is through surveys and interviews with community leaders and village leaders. Making a simple digester design based on the results of surveys, interviews, literature studies, and FGDs, while the economic feasibility analysis uses the Benefit Cost Analysis method. The results showed that the public's perception of the use of livestock manure and household waste was good. The biogas digester design proposed to be applied at the research site is a fixed dome type with a household scale, with a mixture of livestock manure and household waste that easily decomposes as raw material. The results of the economic feasibility analysis show that this digester model is economically feasible. The conclusion of this study is that the utilization of livestock manure and household waste at the study site can be sustainable.
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ismaniari
Abstrak :
Anaerobic digester telah menjadi salah satu metode untuk mengolah limbah organik yang mampu menghasilkan biogas sebagai energi baru dan terbarukan. Namun, operator dan/atau pengguna teknologi anaerobic digester seringkali mengalami kendala teknis. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi perilaku pengguna teknologi anaerobic digester pada tipe pra-fabrikasi dalam operasional dan pemeliharaannya, menganalisis kinerja operasional, serta menganalisis hubungan antara perilaku dan output untuk penetapan prosedur operasional pengolahan limbah organik. Lokasi penelitian dilaksanakan di Banten, Karawang, dan Bandung karena menyesuaikan dengan proyek penempatan instalasi teknologi anaerobic digester tipe pra-fabrikasi yang masing-masing berada di daerah pesisir, pertanian, serta peternakan. Identifikasi mengenai kendala dan perilaku dalam mengoperasikan teknologi anaerobic digester yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yaitu wawancara. Identifikasi tersebut dilakukan terhadap variabel frekuensi feeding; jumlah feeding; volume air tambahan untuk feeding; sumber air untuk feeding yang digunakan; durasi perendaman substrat dalam ember pencampur untuk feeding; pencacahan substrat untuk feeding; serta frekuensi pemeliharaan waterdrain. Sedangkan, metode kuantitatif juga digunakan dengan melakukan pengukuran beberapa parameter lingkungan yaitu pH, temperatur, total solids, volatile solids, chemical oxygen demand, dan pengukuran produksi biogas, serta konsentrasi metana pada biogas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dua variabel identifikasi perilaku pengguna unit anaerobic digester pada tipe pra-fabrikasi mampu mempengaruhi kinerja operasional unit anaerobic digester secara signifikan, yakni volume air yang ditambahkan untuk feeding mampu mempengaruhi warna api dan kestabilan tekanan biogas (p<0,05) serta variabel identifikasi durasi perendaman substrat untuk feeding mampu menghasilkan produk biogas lebih banyak ±13,3% (p<0,05). Dengan demikian, penambahan volume air dan durasi perendaman substrat dapat menjadi perilaku yang efektif dalam menghasilkan biogas. Rata-rata hasil kinerja operasional unit anaerobic digester tipe pra-fabrikasi menghasilkan nilai TSR (84,3±48,35%); VSD (61,4±70,62%); dan CODR (75±69,26%). Sementara, pH output sudah optimum sebesar 7,2±0,51. Parameter temperatur sampel input dan output tergolong mesofilik, masing-masing sebesar 28,1±1,990C dan 27,7±2,010C. Sedangkan, produksi biogas dan kadar metana menghasilkan nilai masing-masing sebesar 498±456,36 Lbiogas/kgVS dan 214±183,41 LCH4/kgVS. ......Anaerobic digester is getting widely known for its capability to treat organic waste into renewable energy. However, its operators and/or users often experienced technical problems. Therefore, this study aimed to identify the pre fabricated anaerobic digester users behaviour in operational and maintenance context, analyze operational performance, as well as establish basic operational concept of organic waste treatment. The study was carried out installed anaerobic digester in Banten, Karawang, and Bandung because they were following the pre fabricated type of anaerobic digester installation project, which were located in coastal area, agriculture, and animal husbandry. The identification of pre-fabricated anaerobic digester users behaviour in operational and maintenance context used qualitative methods by means of interview. Several variables were observed and analysed in terms of feeding frequency; the total amount of feeding; additional water input and its sources; the duration of substrate immersion; pre-treatment substrate for feeding; and the frequency of waterdrain maintenance. Meanwhile, quantitative methods were also used by measuring several environmental parameters, such as pH, temperature, total solids, volatile solids, chemical oxygen demand, and measuring biogas production, as well as the concentration of methane in biogas. The results showed that the additional water and the duration of substrate immersion significantly affected the performance of anaerobic digester. Added water could influence the color of the fire and the stability of the biogas pressure p<0,05, while the duration of the substrate immersion increased biogas production by up to ±13,3% p<0,05. The measurement of anaerobic digester showed TSR values ​​84,3±48,35%; VSD 61,4±70,62%; and CODR 75±69,26%. The optimum pH of effluent was 7,2+0,51, while the temperature of substrate input and effluent were classified as mesophilic, with value of 28,1±1,990C and 27,7±2,010C, respectively. Whereas, biogas and methane were produced by up to 498±456,36 Lbiogas/kgVS and 214±183,41 LCH4/kgVS, respectively.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendri Amirudin Anwar
Abstrak :
IPLT Depok adalah unit pelaksana teknis instalasi pengolahan lumpur tinja pada dinas kebersihan dan pertamanan Kota Depok. Volume tinja yang masuk ke IPLT Depok per hari berjumlah minimal 60 m3. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi biogas dari limbah tinja dari IPLT Depok dengan menggunakan reaktor anaerob skala laboratorium kapasitas 5 liter tipe batch dengan pengaduk tipe internal mechanical mixing. Nilai potensi biogas terbaik adalah 30,9 liter biogas per kg TS, dinilai kurang berpotensi karena jauh dibawah literatur yang diketahui nilainya 250-300 L biogas/ kg TS (Xu Yang,2012) atau 380 L biogas/ kg TS (Polprasert,1989). Komposisi biogas terbaik terjadi pada reaktor 2 yaitu 68,83 % metana.Efisiensi penyisihan nilai COD terbaik adalah 32,5%. ......IPLT Depok is an fecal waste treatment technical unit plant in Depok cleanliness and landscaping service. Total minimum volume of feces daily get in IPLT Depok is 60 m3. This study aims to determine the potential of biogas from sludge from IPLT Depok using 5 liter capacity laboratory-scale anaerobic batch reactor with internal type mechanical stirrer mixing. The best value of the biogas potency is 30.9 liters of biogas per kg TS, it is considered less potential because the value is below the known literature value is 250-300 L biogas / kg TS (Xu Yang, 2012) or 380 L biogas / kg TS (Polprasert, 1989) . The best composition of biogas is occurred in reactor 2, it has 68.83% metana. The best efficiency of COD removal value is 32.5%.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42295
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Irene Almakusuma Lucas
Abstrak :
ABSTRAK
Sampah rumah tangga yang sebagian besar berupa sampah makanan masih mendominasi timbulan sampah di Indonesia. Di sisi lain, Indonesia juga mengalami krisis energi. Oleh karena itu, diperlukan suatu teknologi ramah lingkungan yang dapat mengatasi permasalahan dan menghasilkan energi terbarukan. Salah satu alternatif penyelesaian permasalahan ini adalah dengan penerapan dry Anerobic Digester (AD). Pemilihan sistem dry utamanya adalah karena kebutuhan airnya yang lebih sedikit dibandingkan dengan sistem lain. Penelitian dilakukan dengan reaktor anaerobik batch selama 45 hari dengan volume 130 liter. Suhu operasi reaktor adalah pada rentang mesofilik. Substrat yang digunakan adalah sampah makanan kantin dan inokulum yang digunakan adalah efluen anaerobic digester. Terjadi penurunan produksi metana teoritis seiring dengan peningkatan konsentrasi amonia. Adanya indikasi toksisitas amonia dimana konsentrasi amonia mencapai 1.088 mg/L pada pH 7,9. Didapatkan efektifitas reaktor dry anaerobic digester adalah sebesar 43,85% destruksi volatile solid (VS) dan 27,34% destruksi chemical oxygen demand (COD). Rata-rata produksi metana adalah 0,14 L CH4 / gram VS feedstock.
ABSTRAK
Household waste which consist largely amount of food waste, still dominates waste generation in Indonesia. On the other hand, Indonesia is also experiencing an energy crisis. Therefore environmentally friendly technology that can solve problems and generate renewable energy is needed. One alternative that can solve the problems is by the application of dry Anerobic Digester (AD). Selection of dry system is mainly because of its water reqirements is less than with other systems. Research carried out by anaerobic batch reactor for 45 days with a volume of 130 liters. The substrate used was cafeteria food waste and inoculum used is the anaerobic digester effluent. The theoretical methane production decrease due to the increased concentration of ammonia. The indication of the toxicity of ammonia in which the ammonia concentration reached 1088 mg / L at pH 7.9. Obtained effectiveness of dry anaerobic digester reactor was amounted to 43.85% VS destruction and 27.34% COD destruction. The average theoretical methane production was 0.14 L CH4 / g VS feedstock.
2016
S65532
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Munthe, Anggi Atesa Apriyani
Abstrak :
Limbah organik terutama sampah makanan memiliki volume yang sangat tinggi dan membutuhkan pengolahan di sumber. Dry anaerobic digestion merupakan salah satu teknologi pengolahan limbah organik yang cukup sederhana, kebutuhan air yang lebih sedikit dan tidak membutuhkan alat pengadukan yang terpasang pada reaktor. Pada penelitian ini substrat yang digunakan berupa sampah makanan yang berasal dari Kantin Fakultas Universitas Indonesia dengan inokulum air lindi dari anaerobic digester yang berada di Pasar Timbul Petamburan, Jakarta Barat. Penelitian ini dilakukan dengan reaktor dry anaerobik batch (TS 19,78%) selama 43 hari dengan nilai C/N campuran 9. Penambahan air lindi dilakukan dua kali pada minggu ke-5 dan ke-6 sebanyak 2 L yang terdiri dari 30% lindi dan 70% air suling. Selama operasi reaktor proses degradasi material organik berjalan dengan baik, dengan penurunan nilai VS dari 82,4% mencapai nilai 57,78% dengan efisiensi penurunan sebesar 30% dengan nilai VSremoved 70,77%. Namun pembentukan metana kurang berjalan dengan baik karena pH yang rendah 3,7-5 pada awal operasi. Volume metana yang dihasilkan sebanyak 0,2452 L dengan presentase gas metana tertinggi pada minggu ke-6 sebesar 8,66%. Pengaruh penambahan air lindi menjaga moisture 93% selama proses operasi di minggu 5 dan 6, meningkatkan nilai COD 9115 mg/l dan peningkatan nilai amonia mencapai 1002 mg/l N NH3 tetapi masih dalam batas toleransi dan belum bersifat toksik.
Organic waste especially food waste have a very high volume and requires processing at the source. Dry anaerobic digestion is one of the organic waste processing technology was quite simple, less water needs and required no stirring tool attached to the reactor. On this study substrate which is used in the form of food waste that comes from the University of Indonesia Faculty Canteen with inokulum leachete from anaerobic digester are in the Timbul market Petamburan, West Jakarta. This research was conducted with reactors dry anaerobic batch (TS 19,78%) during the 43-day with a grade of C/N mix 9. The addition of leachete performed twice in week 5 and 6 as much as 2 L consisting of leachete 30% and 70% distilled water. During the operation of the reactor the process of degradation of organic material went well, with the declining value of its 82.4% VS reached 57.78% efficiency with a decrease of 30% with a value of VSremoved 70,77%. However the formation of methane less going well because of the low pH of 3.7-5 at the start of the operation. The volume of methane produced as much as 0.2452 L with the highest percentage of methane gas on weeks 6 of 8,66%. Influence of addition of leachete moisture keep in ± 93% during the process of operation in weeks 5 and 6, increase the value of COD 9115 mg/l and increased the value of ammonia reached 1002 mg/l NH3 N but still within the boundaries of tolerance and yet are toxic.
2016
S65299
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>