Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ino Suryana
Abstrak :
ABSTRAK
Masalah perpindahan dan perombakan pencemar dalam air tanah dapat dimodelkan dalam bentuk sistem persamaan diferensial parsial parabolik nonlinier. Perombakan yang dimaksud adalah menghilangkan atau mengurangi pencemar sehingga tidak membahayakan bagi lingkungannya. Variabel-variabel dalam sistem persamaan diferensial parsial tersebut terdiri dari pencemar, oksigen, dan mikroorganisme. Dalam sistem ini menunjukan adanya interaksi antara pencemar, oksigen dan mikroorganisme. Interaksinya adalah dengan adanya oksigen, mikroorganisme akan berkembang biak dan mendegradasi pencemar sehingga konsentrasi pencemar akan berkurang dari keadaan sebelumnya.

Untuk menyelesaikan sistem persamaan diferensial parsial tersebut dilakukan diskritisasi. Diskritisasi ini menggunakan metoda beda hingga (finite difference). Diskritisasi dilakukan pada variabel spasial persamaan diferensial parsial, yang menghasilkan sistem persamaan diferensial biasa. Sistem persamaan diferensial biasa yang dihasilkan adalah sistem persamaan diferensial biasa nonlinier yang berukuran besar.

Penyelesaian sistem persamaan diferensial biasa di atas dilakukan dengan pendekatan numerik. Integrator yang digunakan adalah metoda multistep, prediktorkorektor. leberapa nilai solusi awal yang diperlukan disediakan oleh metoda Runge-Kutta Implisit Diagonal dari Viz. Penyelesaian ini menggunakan besar langkah yang adaptif. Besar langkah adaptif diperlukan untuk mengatasi besar kesalahan iokal (local truncation error) yang berubah-ubah pada setiap langkahnya. Implementasi dilakukan dengan menggunakan bahasa pemrograman FORTRAN 77.

Eksperimen dilakukan pada komputer pribadi dengan clock rate 120 Mhz, dengan nilai awal pencemar berkonsentrasi tinggi di bagian tengahnya yang ditunjukkan oleh ekspresi 4 *-?ill - x * x- y *_yl , oksigen dan mikroorganisme berkonsentrasi merata (homogen) pada seluruh penampang (aquifer). Konsentrasi oksigen dan mikroorganisme masing-masing adalah 4,5 dan 0,1. Waktu pengamatan selama 130 hari dan area terbagi atas grid 10x lO dengan toleransi 10-1. Hasil komputasi penyelesaian dengan metoda prediktor-korektor menunjukkan hasil yang efektif, dan waktu komputasi untuk menyelesaikan tiga titik pertama (metoda Runge-Kutta Implisit Diagonal) mendekati dua kali dari waktu yang digunakan oleh metoda prediktor-kcrektor untuk menyelesaikan titik berikutnya sampai titik terakhir (If).
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Numberi, Johni Jonatan
Abstrak :
ABSTRAK
Eksperimental difusion laminar jet flame bioetanol ampas sagu pada tungku pembakaran honai burner terdiri dari pre-experimental dan eksprimental. Pre-experimental meliputi karakterisasi material ampas sagu dan karakterisasi bahan bakar bioetanol. Eksprimental meliputi flame characteristic, flame phenomena dan kinerja honai burner dengan parameter utama adalah distribusi temperatur, distribusi tekanan dan distribusi kecepatan. Tujuan pre-experimental untuk menganalisis material ampas sagu menggunakan SEM dimana nilai karbonnya CK 76 , proximate 82,4 kandungan karbohidrat sangat layak di proses sebagai bahan bakar bioetanol. Karakterisasi bahan bakar meliputi viscosity 1.03 cp , density 0.82 g/L , gas chromatography 61.04 , low heating value 80 =16.166 MJ/Kg, heat release rate 140 kW/m2, nilai pengujian menunjukan bioetanol ampas sagu 80 sangat layak sebagai bahan bakar. Originalitas penelitian karakteristik nyala api bahan bakar bioetanol yang optimal adalah bioetanol 80 , dengan 4 tahapan proses yaitu preheating, pool fire, jet flame dan dry out. Eksperimen ini menggunakan honai burner dengan variasi jumlah hole 1-16. 14 hole 45 lebih optimal dengan temperatur 480?C-750?C dengan laju massa bahan bakar 60 ml/menit, gas hasil pembakaran CO 0.01 , CO2 0.2 dan HC 27 ppm. Novelty pada penelitian ini adalah difusion laminar jet flame bioetanol ampas sagu menggunakan honai burner secara atmospheric dengan laju alir bahan bakar berdasarkan gravitasi. Hasil komputasi CFD memperlihatkan vektor distribusi kecepatan fluida bioetanol yang terdapat pada ruang bakar untuk kondisi udara atmosfir diabaikan dan laju alir bahan bakar 60 ml/s. Menunjukkan terjadi fenomena lifted-distance, kecepatan bahan bakar keluar mulut burner seragam, semburan bahan bakar akan mengembang dengan batas semburan pada sistem ruang bakar. Sedangkan daerah dimana kecepatan reaksi bahan bakar serta fraksi massa bahan bakar belum mengalami perubahan karena belum terpengaruh oleh gaya geser viskos dan difusi potential-core. Berat molekuler semburan gas bioetanol tidak berubah dimanah massa jenis gas bioetanol tidak konstan, difusivitas bahan bakar dan momentum sama. Laju reaksi akan mempengaruhi stabilitas nyala api pada sudut jet hole 45 yang memberikan kondisi nyala difusion laminar jet flame sebagai kondisi yang diinginkan pada aplikasi kompor rumah tangga. Kontribusi penelitian ini sebagai salah satu solusi dalam menjawab permasalahan energi daerah, kebutuhan energi, akses terhadap energi, ketersedian energi dan menciptakan kemandirian energi daerah dari pemanfaatan limbah ampas sagu sebagai bahan bakar bioetanol. Secara khusus penelitian ini dapat di aplikasikan pada proses pembakaran tungku menggunakan honai burner untuk kebutuhan energi rumah tangga masyarakat Papua di daerah terisolasi.
ABSTRACT
Experimental difusion laminar jet of flame bioethanol sago dregs on honai burner stove consists of a pre experimental and eksprimental. Pre experimental includes characterization of sago dregs material and bioethanol fuel characterization. Experimental include flame characteristic, flame phenomena and honai burner performance with main parameters are temperature distribution, pressure distribution and speed distribution. The pre experimental objective of analyzing sago dregs material using SEM is 76 , proximate 82, 4 carbohydrate content is very feasible in process as bioethanol fuel. Fuel characterization includes viscosity 1.03 cp , density 0.82 g L , gas chromatography 61.04 , low heating value 80 16.166 MJ Kg, heat release rate 140 kW m2, test value shows bioethanol 80 Very feasible as fuel. Originality research characteristic of bioethanol fuel flame optimal is 80 bioethanol, with 4 stages process that is preheating, pool fire, and jet flame and dry out. This experiment uses a honai burner with a variation in the number of holes 1 to 16. 14 holes 45 more optimal with 480 C 750 C temperature with fuel mass 60 ml min, 0.01 CO2 0.02 CO2 gas 0.2 And HC 27 ppm. Novelty in this research is difusion laminar jet flame bioetanol pulp sago using honai burner atmospheric with fuel flow rate based on gravity. The CFD computation results showing the velocity distribution velocity of bioethanol fluid presents in the combustion chamber for negligible atmospheric air conditions and a fuel flow rate of 60 ml s. showing a lifted distance phenomenon, fuel velocity out of the burner 39 s mouth uniform, bursts of fuel will expand with blast limit on the combustion chamber system. Whereas the rate at which fuel reactions and fuel mass fractions have not changed has not been affected by viscous shear forces and potential core diffusion. The molecular weight of the bioethanol gas burst does not change as the mass of the bioethanol gas type is not constant, the fuel diffusivity and the momentum are the same. The reaction rate will affect the stability of the flame at a 45 angle jet hole which provides a flame condition of laminar jet flame difusion as the desired conditions in the household stove application. The contribution of this research as one solution to answer the problems of regional energy, energy needs, access to energy, availability of energy and creating regional energy independence from the utilization of waste of sago waste as bioethanol fuel. Specifically this research can be applied to the stove combustion process using honai burner for the energy needs of Papuan households in isolated areas.
Depok: Universitas Indonesia, 2017
D2292
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mulyadi
Abstrak :
Persamaan Biot tentang penjalaran gelombang dilatasi dalam medium berpori yang tersaturasi fluida menjelaskan ada tiga gelombang bodi (Body Wave) yaitu dua gelombang dilatasi (gelombang P dan gelombang difusi) dan satu gelombang geser (gelombang S) apabila batuan berpori yang homogen, istropik dan elastik sempurna dikenai tekanan. Kecepatan gelombang P dipengaruhi banyak faktor diantaranya adalah tiga parameter petrofisika reservoir yang terpenting yaitu porositas, permeabilitas dan saturasi air. Model kecepatan gelombang P tersebut akan mengintegrasikan data core, data log dan data seismik untuk mengestimasi distribusi spasial dari tiga parameter reservoir tersebut. Hubungan antara Vp-log (log sonik) dengan Vp yang dihitung dengan model untuk Vsh < 15% dan densitas matrik 2,2 -2,8 gr/cc menunjukkan hubungan yang baik, sehingga model cukup baik digunakan untuk mengestimasi parameter petrofisika. Dari studi yang dilakukan kecepatan gelombang P (Vp) sangat sensitif terhadap perubahan porositas, tetapi tidak sensitif terhadap saturasi air dan permeabilitas. Demikian juga Impedansi Akustik (AI) sangat sensitif terhadap perubahan porositas. Hubungan antara AT, porositas dan saturasi air untuk sumur A menunjukkan hasil yang baik, tetapi AI juga tidak sensitif terhadap perubahan permeabilitas. Poison Ratio baik untuk mengestimasi saturasi air. Dari studi teoritis dan eksperimen, Poison Ratio cukup sensitif dengan perubahan saturasi air. Dengan demikian AI (inversi seismik) baik untuk mengestimasi porositas dan Poison Ratio (analisa AVO) baik untuk mengestimasi saturasi air.
Biot equation for dilatational wave in fluid saturated porous media predicts the existence of three body waves. Two body waves are dilatational wave (P-wave and difusion wave) and the other is shear wave (S-wave) if the porous rock that is homogeneous, isotropic and perfectly elastic is under pressure. P-wave velocity depends on some factors such as three petrophysical reservoir parameter which is very important i.e., porosity, permeability ,and water saturation. The P-wave velocity model will integrate core data, log data and seismic data to estimate spatial distribution of three petrophysical parameter of reservoir. Relationship between Vp from log (Sonic Log) and Vp calculated from the model for Vsh < 15% and density of matriks 2,2 - 2,8 grlcc demonstrates a good relation, therefor the model can be used to estimate the petrophysical parameter. The study indicates P-wave velocity is very sensitive to the change of porosity but not sensitive to permeability and water saturation. Relationship between AI (Acoustics Impedance), porosity and water saturation from well-A to shows a good relation, but Al is not sensitive to the change of permeability. Poison Ratio is good to estimate water saturation. From the theoritical and experimental study, the Poison Ratio is sensitive to the change of water saturation. So Al from seismic invertion is good to estimate porosity and the Poison Ratio from AVO analysis is good to estimate water saturation.
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T4536
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muthoharrah
Abstrak :
Daun sirih (Piper betle L) memiliki kandungan kavikol yang memiliki aktivitas antibakteri terhadap Propionibacterium acne sebagai salah satu bakteri yang berperan dalam patogenesis jerawat. Meskipun bukan merupakan penyakit serius yang mengancam kesehatan, tetapi dapat membuat penderita merasa tidak nyaman. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan terhadap penelitian sebelumnya yang memformulasikan gel niosom yang mengandung minyak atsiri daun sirih. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa sediaan gel niosom minyak atsiri daun sirih dapat berpenetrasi dibandingkan dengan gel minyak atsiri daun sirih tanpa niosom. Dan sediaan ini diharapkan memiliki stabilitas yang baik. Dalam penelitian ini, gel niosom minyak atsiri daun sirih dan gel minyak atsiri diuji secara transdermal menggunakan sel difusi Franz. Uji penetrasi dilakukan selama 8 jam dan kadar kavikol yang terpenetrasi diukur dengan metode KCKT. Jumlah kavikol pada gel niosom minyak atsiri sirih yang terpenetrasi pada jam ke 8 adalah 129,504µg/cm ± 4,63. Gel minyak atsiri daun sirih tanpa niosom tidak dapat terpenetrasi. Gel yang dibuat dari minyak atsiri daun sirih dengan atau tanpa niosom dalam penelitian ini memiliki stabilitas fisik yang baik selama 12 minggu. ...... Betel leaf (Piper betle L) contains cavichol that has antibacterial activity against Propionibacterium acne as one of the bacteria that play a role in the pathogenesis of acne. Although not a serious disease that threatens health, but can make people feel uncomfortable. This study is a follow-up study of previous research formulating niosome gel containing essential of betel leaf. The purpose of this study was to prove that the gel preparation of niosom of betel leaf oil can penetrate compared with the gel of betel leaf oil without niosome. And this preparation is expected to have good stability. In this study, niosome gel essential oils of betel leaf and essential oil gel were tested transdermally using Franz diffusion cells. The penetration test was carried out for 8 hours and the penetrated cavasol level was measured by the HPLC method. The amount of cavichol on niosome gel of volatile oil of betel which penetrated at 8 o'clock is 129,504?g / cm ± 4,63. The essential oil gel of betel leaf without niosomes can not be penetrated. Gel made from the essential oil of betel leaves with or without niosomes in this study had good physical stability for 12 weeks.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afif Junihar Fakri
Abstrak :
Koefisien difusi merupakan nilai besaran yang menjadi karakterisasi perambatan konsentrasi di antara dua atau lebih zat yang sedang bercampur. Proses difusi memiliki peran penting dalam berbagai aplikasi di bidang kimia, industri, serta dalam kontrol polusi. Metode Wiener’s digunakan untuk memperoleh koefisien difusi larutan karena metode ini dianggap paling efektif dan akurat. Metode ini dipadukan dengan image processing menggunakan Python 3.9 untuk memperoleh nilai koefisien difusi dengan cepat dan akurat. Variasi medan magnet diberikan untuk mengetahui repon sistem, didapat pada larutan dengan kandungan unsur logam didalamnya akan terjadi surface plasmon resonance yang akan mengurangi koefisien difusi larutan-larutan tersebut. Menggunakan sistem ini didapat besar DNaCl-Akuades,DNaCl-Nanogold dan DNaCl-SBF dengan R^2 >= 0.95 Berdasarkan nilai tersebut diperoleh deteksi tepi Sobel lebih baik dari Canny. .......The difusion coefficient is a quantity that characterizes the concentration propagation between two or more substances that are mixed. Difusion processes have an important role in a wide range of applications in chemistry, industry, and pollution control. The Wiener experiment Setup method is used to obtain the diffusion coefficient of the solution because this method is considered the most effective and accurate. This method is combined with image processing using Python 3.9 to obtain the value of the difusion coefficient fast and accurately. The variation of the magnetic field given to determine the response system, obtained in a solution containing metal elements where in it will occur surface plasmon resonance which will reduce the difusion coefficient of these solutions. Using this system, we get DNaCl-Akuades,DNaCl-Nanogold and DNaCl-SBF are obtained with a value of R^2 >= 0.95. Based on this value, the Sobel edge detection is better than Canny.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library