Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sitohang, R. Vensya
Abstrak :
Penyakit difteri sudah jarang di temukan di Indonesia. Sebagaimana terlihat dari hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1986 dan 1992 sebagai penyebab kesakitan dan kematian pada bayi/balita menduduki peringkat 5 (9,4 %) dan 6 (3,3 %) di Jawa - Bali serta tahun 1995 peringkat ke 7 (2,1 %), namun dalam kurun waktu Oktober tahun 2000 sampai dengan Juli tahun 2001 penyakit ini menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) pada beberapa Desa dan Kecamatan di Kabupaten Cianjur Jawa Barat. Dari data-data yang ada bahwa program imunisasi DPT di tempat KLB terjadi, berjalan dengan lancar bahkan Desa tersebut sudah mencapai status Universal Child Immunization (UCI). Sejalan dengan kontradiksi tersebut penulis terdorong untuk melakukan penelitian terhadap faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian difteri selain faktor imunisasi. Dari beberapa faktor tersebut penulis memfokuskan pada faktor kepadatan serumah karena cara penularan penyakit ini adalah dengan kontak langsung, kontak tidak langsung melalui benda, tangan, makanan dan minuman yang terkontaminasi. Disamping cara penularannya faktor-faktor lain tersebut juga berkorelasi positif terhadap hubungan kepadatan serumah dengan kejadian difteri. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 186 orang dengan jumlah kasus 93 orang dan kontrol 93 orang. Hasil dari penelitian ini didapat bahwa faktor kepadatan serumah berhubungan dengan kejadian difteri dan faktor yang berpengaruh terhadap hubungan tersebut adalah faktor kepadatan human kamar tidur, sumber pengeluaran, faktor pengeluaran keluarga, faktor status imunisasi dan faktor status gizi. Berdasarkan hasil penelitian disarankan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur untuk tetap mempertahankan cakupan imunisasi yang tinggi secara terus menerus khususnya DPTIDT dan merata di semua Desa khususnya yang padat penghuninya. Alga disarankan kepada Puskesmas ditempat yang penduduknya padat untuk mengaktifkan pemberian makanan tambahan melalui Posyandu, upaya perbaikan gizi keluarga di Kecamatan dan melalui program pemberian makanan tambahan di sekolah. Kepada Pemerintah Kabupaten Cianjur disarankan untuk mengalokasikan dana Program Pengembangan Kecamatan (PPK) untuk pembangunan perumahan khususnya penduduk yang padat penghuninya. Daftar bacaan : 45 (1964 - 2041)
Relation between Crowded in House and Difteri on Outbreak Difteri in Cianjur District West Java year 2000 - 2001Difteri has been rarely found in Indonesia. As shown on the Survey result of household health (SKRT) in year 1986 and 1992, the disease are causes the death for baby and pre school, and having its ranks of 5`h (9,4 %) and 6`s (3,3 %) in Java - Bali also in the year of 1995 is the 7' ranks (2,1 %) out of Java - Bali. While in October 2000 until July 2001 there is created an out break affect in several Village and Sub District in Cianjur District West Java. From the existing datas, program of DPTlDT Immunization in out break place had happened is good and that Villages have get Universal Child Immunization (UCI) status. According to this contradictif the writer motivated to take the research about risk factor to relation with difteri occurred that difteri beside the immunization factors. From several factors, here with the Writer focus on crowded in house due to this disease is contamination of direct contact, contamination of indirect contact trough the body, arms, food and drinks. Besides the contamination, other factors are also correlation positive towards the crowded in house with difteri occurred. Total samples in these examination are 186 poeples with 93 person case group and 93 person control groups. Result of this research founded that crowded in house factors related with the difteri disease and another risk factor affected to that relation is : crowded in bedroom, contamination facts, family expenses, immunization status and nutrition status. Based on the result of this research, the writer suggested to the Govennent in Cianjur expected to alocated compensation load of oil and gas priority to do the Program Pengembangan Kecamatan (PPK) in the matter of houses construction especially in the crowded area. To Department of Health in Cianjur District to keep continiuosly the immunization of DPTIDT in all Villages which having a high population. Also suggested to Public Health Centre to increase service give meal supplement in Integreted Health Post (Posyandu) and by Upaya Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) programme at Sub District and by Pemberian Makanan Tambahan di Sekolah (PMTS) programme. It is also recommended to another researcher to investigate the relation crowded in house and difteri occurred by applying cohort design, it is expected that all information found in the research may help the stakeholders to implement the policies related to the recovery of difteri disease. Bibliography 45 (1964 - 2001)
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T 8383
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marfin
Abstrak :
Latar belakang: Difteri merupakan penyakit menular akut yang disebabkan oleh corynebacterium Diphteriae yang dapat menyebabkan kematian. Dinas Kesehatan Kabupaten Garut melaporkan kasus difteri sebanyak 33 kasus dalam periode Desember 2017-Januari 2018. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 1501 Tahun 2010, 1 kasus difteri merupakan Kejadian Luar Biasa. Riset ini bertujuan menggambarkan kasus difteri secara epidemiologi, melihat model fit untuk prediksi faktor yang berhubungan dengan kejadian difteri dan melihat efikasi Vaksin. Metode: Penelitian ini menggunakan desain kasus kontrol. Besar sampel dalam penelitian ini sebanyak 121 responden dengan jumlah kasus 31 responden dan kontrol 90 responden. Penelitian ini dilakukan oleh Tim dari mahasiswa FETP FKM UI dan Dinas Kesehatan Kabupaten Garut yang dilaksanakan tanggal 6-9 Februari 2018 di 13 Puskesmas yang dilaporkan adanya kasus. Analisis data dilakukan dengan uji resgresi logistic untuk melihat nilai odds ratio menggunakan stata versi 14,2 di Laboratorium Komputer FKM UI. Hasil: Pola KLB merupakan propagated epidemic yang terjadi pada umur 1 Tahun -71 Tahun. Kasus Primer terjadi pada minggu 48 Tahun 2017. Analisis multivariat fit model menunjukan status imunisasi berhubungan dengan kejadian difteri (Pvalue = 0,036; OR=3,5; 95% CI = 1,08-11,10) dan riwayat perjalanan berhubungan dengan kejadian difteri (Pvalue = 0,000; OR = 5,4; 95% CI = 2,08-13,93). Efikasi vaksin DPT, DT, Td sebesar 71,4%. Kesimpulan dan saran: Telah terjadi penularan penyakit dari orang ke orang. Indeks case dan sumber penularan tidak diketahui karena mobilitas penduduk yang tinggi. Ada hubungan bermakna antara status imunisasi dan riwayat perjalanan dengan kejadian difteri. Disarankan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Garut agar dapat Meningkatkan Kwalitas dan cakupan imunisasi DPT, DT, Td, Meningkatkan perbaikan pencatatan imunisasi dengan tertib, dan Meningkatkan koordinasi pelaporan dalam penemuan kasus baru dan karier.
Background : Diphtheria is an acute infectious disease caused by corynebacterium Diphtheriae that can cause death. Health Office of Garut Regency reported cases of diphtheria as many as 33 cases in the period December 2017-January 2018. According to the Minister of Health Regulation number 1501 in 2010, 1 case of diphtheria is an Outbreak. This research aims to illustrate epidemiologic cases of diphtheria, to see fit model for predicting factors related with diphteria outbreaks and to see efficacy vaccine. Method : This investigation uses case control design. The sample size in this study were 121 respondents with an amount of case 31 respondents and control 90 respondents. This investigation was conducted by a team of FETP students FKM UI and Garut District Health Office conducted on 6-9 February 2018 at 13 Puskesmas reported cases. Data analysis was performed by logistic regretion test to see the value of odds ratio using stata version 14,2 in Computer Laboratory of FKM UI. Results : The outbreak pattern is propagated epidemic that occurs at the age of 1 -71 Years. Primary cases occur in week 48 of 2018. Multivariate model fit analysis showed the immunization status related with diphteria (Pvalue = 0,036; OR=3,5; 95% CI = 1,08-11,10), travel history related with diphteriae difteri (Pvalue = 0,000; OR = 5,4; 95% CI = 2,08-13,93). Efficacy vaccine DPT, DT, Td of 71,4%. Conclusions and suggestions : There has been a disease transmission from person to person. There was a significant association between immunization status and travel history with diphtheria events. It is suggested to Garut Regency Health Office to improve the quality and coverage of immunization of DPT, DT, Td, Improving improvement of orderly immunization record, and Improving coordination reporting in new case invention and career.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53655
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alphyyanto Eko Sutrisno
Abstrak :
Pendahuluan Penyakit difteri masih menyebar di Indonesia. Provinsi Jawa Barat memiliki jumlah penduduk terbanyak berada di peringkat kedua di Indonesia. Difteri bersifat menyebar antar wilayah dengan cepat sehingga perlu analisis yang mencakup hubungan antar wilayah. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola sebaran difteri dan faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran difteri dari satu kabupaten/kota ke kabupaten/kota lain di Jawa Barat. Metode Penelitian ini adalah crossectional dengan analisis multivariat menggunakan regresi autokorelasi spasial. Populasi yang digunakan seluruh kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat berjumlah 27 dan menggunakan data bersumber dari BPS tahun 2017 dan Profil Kesehatan tahun 2018. Hasil Sebaran jumlah penemuan kasus difteri yang tinggi di Jawa Barat cenderung berkumpul di wilayah barat dengan nilai indeks Moran 0,2554. Terdapat 7 kabupaten/kota di kuadran 1, terdapat 6 kabupaten/kota di kuadran 2, dan sisanya 15 kabupaten/kota di kuadran 3. Variabel yang berpengaruh adalah Jumlah Tenaga Kesehatan Lingkungan (koefisien = 0,174), Riwayat Balita yang Pernah Diimunisasi DPT (koefisien = -0,559), dan Rumah Tangga yang Memiliki Air Bersih yang Layak c (koefisien = -0,300), serta pengaruh dari wilayah disekitarnya (koefisien = 0,362). Pembahasan Jumlah tenaga kesehatan lingkungan dapat menambah pengetahuan dan kemauan masyarakat untuk berobat sehingga akan meningkatkan jumlah penemuan kasus difteri. Imunisasi DPT dapat meningkatkan kekebalan komunitas sehingga mengurangi penyebaran penyakit ke wilayah lainnya. Masih kurangnya partisipasi unuk imunisasi ulang diperlukan peran serta tokoh agama dan tokoh masyarakat. Penyediaan air bersih dapat meningkatkan PHBS untuk mengurangi kontak dengan bakteri difteri. Kedekatan wilayah berpengaruh karena mobilisasi tinggi penyebaran difteri antar wilayah. Kesimpulan Kasus penemuan difteri di Jawa Barat berpola berkumpul (tidak merata). Faktor yang mempengaruhi adalah Jumlah Tenaga Kesehatan Lingkungan, Riwayat alita yang Pernah Diimunisasi DPT, dan Rumah Tangga dengan Air Bersih.
Introduction Diphtheria still widespread in Indonesia, although it has small prevalence but there still increasing in cases. West Java Province has highest population and one of provinces which highest number of discoveriescase in Indonesia. Diphtheria is spread between regions quickly so it needs analysis that includes relationships between regions. Purpose This study was determine distribution pattern of diphtheria and factors that influence spread of diphtheria from one district/city to another district/city in West Java region. Method This study was crosssectional with multivariate analysis used regression spatial autocorrelation. The population used by all districts/cities in West Java Province was 27 and used data from BPS in 2017 and Health Profile in 2018.Result High number of diphtheria case discoveries in West Java tended gather in western region with MoransIndex value was 0.2554. There were 7 districts/cities in quadrant 1, there were 6 districts/cities in quadrant 2, and remaining 15 districts/cities in quadrant 3. Variables that influence wereNumber of Environmental Health Workers (coefficient = 0,174), History of Toddlers Ever Immunized DPT (coefficient = -0,559), and Households that Have Decent Clean Water (coefficient = -0,300), as well as influences from surrounded areas(coefficient = 0,362). Disscusion Number of Health Workers increased knowledge and willingness of community sought treatment so increasednumber of diphtheria cases. DPT immunization increased community immunity thereby reduce spread of disease to other regions. Still eligible to participated for immunization, participation of religious leaders and community leaders needed. Clean water supply can increased PHBS was reduce contact with diphtheria bacteria. Proximity of region had related to high mobilization of spread of diphtheria between regions. Conclusion Cases foundof diphtheria in West Java patterned in western part of the region. Influencing factors are Environmental Health Workers, History of DPT Immunized, and Households with Clean Water.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52741
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Masfufah
Abstrak :
Difteri merupakan penyakit menular yang dapat menyebabkan kematian. Di Indonesia, Difteri merupakan masalah endemis dimana tingkat kematian Difteri selama lima tahun terakhir mengalami peningkatan yaitu sebesar 1,8% pada tahun 2018 menjadi 8,5% pada tahun 2022. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa riwayat vaksinasi dan pemberian Anti Difteri Serum (ADS) merupakan faktor independen yang mempengaruhi kematian akibat Difteri, namun efek gabungan kedua faktor tersebut belum banyak diketahui. Oleh karena itu, dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui hubungan riwayat vaksinasi Difteri dan riwayat pemberian ADS dengan kejadian kematian Difteri di Indonesia. Penelitian ini menggunakan desain studi kasus kontrol dengan menggunakan data sekunder dari laporan surveilans Difteri Kementerian Kesehatan tahun 2018-2022. Hasil penelitian menunjukkan risiko gabungan pada mereka yang tidak divaksinasi dan tidak diberikan ADS sebesar 4,57 kali (95% CI 2,30-9,09) lebih tinggi dibandingkan kasus Difteri dengan riwayat divaksinasi dan diberikan ADS. Risiko indepeden menunjukkan kelompok yang tidak divaksinasi memiliki risiko kematian 3,03 kali (95% CI 1,93-4,75) lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok yang divaksinasi. Sedangkan kelompok yang tidak diberikan ADS memiliki risiko kematian 0,31 kali (95% CI 0,11- 0,82) lebih rendah dibandingkan dengan kelompok yang diberikan ADS, namun hasil ini mungkin masih dipengaruhi oleh faktor-faktor perancu yang belum dikontrol dalam penelitian ini, sehingga tidak dapat disimpulkan bahwa tidak memberikan ADS justru menurunkan risiko kematian akibat Difteri. Sebanyak 45% kejadian kematian Difteri dikaitkan dengan interaksi antara tidak divaksinasi dan tidak diberikan ADS. Oleh karena itu, penting untuk melakukan upaya bersama untuk meningkatkan cakupan vaksinasi dan pemberian ADS secara tepat untuk menurunkan kejadian kematian akibat Difteri. ......Diphtheria is an infectious disease that can cause death. In Indonesia, Diphtheria is an endemic problem with an increasing death rate over the last five years by 1.8% in 2018 to 8.5% in 2022. Previous studies have shown that vaccination and administration of diphtheria antitoxin (DAT) affect mortality, but their combined effect is not widely known. Therefore, a study was conducted to determine the relationship between these two factors and Diphtheria mortality in Indonesia. The research used a case-control design with secondary data from the Ministry of Health's 2018-2022 Diphtheria surveillance report. The findings revealed that individuals who were neither vaccinated nor given DAT had a 4.57 times higher risk of death (95% CI 2.30-9.09) than vaccinated and received DAT group. Unvaccinated individuals had a 3.03 times higher risk of death (95% CI 0.11-0.82) than vaccinated individuals. The risk of death was 0.31 times lower (95% CI 0.11-0.82) in those who did not receive DAT. However, it is important to note that these results may still influenced by uncontrolled factors, thus no conclusion can be drawn regarding the reduction of death risk through withholding DAT. Up to 45% of diphtheria-related mortality were linked to the combination of this two factors. To reduce diphtheria deaths, it is essential to enhance immunization coverage and administer DAT properly.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kusuma Scorpia Lestari
Abstrak :
Kasus difteri yang meningkat setiap tahunnya di Kabupaten Sidoarjo merupakan masalah kesehatan yang serius. Difteri merupakan salah satu penyakit yang dapat dicegah melalui imunisasi namun dalam kurun tiga tahun tidak ada penurunan jumlah kasus. Hanya sedikit rumah sehat di Kabupaten Sidoarjo tahun 2010. Penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian difteri di Kabupaten Sidoarjo dengan desain case control. Dilaksanakan pada bulan April - Juni 2012 dengan menggunakan kuesioner, wawancara, observasi, dan pengukuran. Jumlah sampel sebanyak 124 responden dengan jumlah kasus sebanyak 31 dan jumlah kontrol sebanyak 93. Variabel yang diteliti adalah umur, jenis kelamin, pencahayaan alami, luas ventilasi rumah, kepadatan hunian, dinding rumah, lantai rumah, status imunisasi, status gizi, sumber penularan, mobilitas, pengetahuan, dan sikap ibu. Status gizi dan sikap ibu berhubungan dengan kejadian difteri. Variabel yang paling berpengaruh adalah sikap ibu (p value = 0,062 ; OR = 2,304). Variabel umur, jenis kelamin, pencahayaan alami, luas ventilasi rumah, dinding rumah, lantai rumah, status imunisasi, mobilitas tidak berhubungan dengan kejadian difteri. Disarankan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo untuk tetap meningkatkan cakupan imunisasi dasar, memberikan informasi kepada masyarakat untuk meningkatkan asupan gizi dan meningkatkan pengetahuan tentang difteri.
The diphtheria cases raised up in Sidoarjo District is a serious health problem. Diphtheria is a preventable disease through immunization, but in the past three years there was no decreasing number of cases. A few healthy home in Sidoarjo District in 2010. This study was to identify the related factors to diphtheria with case control design. It conducted in April - June 2012 by using questionnaire, interviews, observation, and measurement. Total sample was 124 respondents which number of case 31 respondents and number of control 93 respondents. Variables in this study were age, sex, natural lighting, ventilation wide, density residential, house wall, house floor, immunity status, nutritional status, transmission source, mobility, mother`s knowledge, and mother`s attitude. Nutritional status and mother`s attitude had related to diphtheria. The most influential variable was mother`s attitude (p value = 0,062 ; OR = 2,304). Variables age, sex, natural lighting, ventilation wide, house wall, house floor, immunity status, mobility had not relationship to diphtheria. It is suggested that Sidoarjo Health Office to increase basic immunization coverage, to inform the society to improve nutritional intake and to improve knowledge about diphtheria.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T30478
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lisa Perikani
Abstrak :
ABSTRACT
Anak usia 1-5 tahun atau biasa disebut Balita Bawah Lima Tahun memiliki sistem imun yang rendah dan cukup rentan terhadap serangan penyakit, oleh karena itu anak memerlukan serangkaian imunisasi untuk membangun kekebalan dasar pada tubuhnya. Adanya KLB Difteri dapat meningkatkan resiko balita mengalami kecacatan, kesakitan dan kematian. Pengetahuan ibu berperan penting dalam memenuhi kelengkapan imunisasi difteri sebagai tindakan pencegahan penyakit difteri, hal ini kaitannya dengan kepatuhan ibu. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan kepatuhan imunisasi difteri anak usia 1-5 tahun. Desain penelitian cross sectional menggunakan metode convinience sampling. Sampel penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak usia 1-5 tahun, jumlah sampel penelitian sebanyak 95 responden. Hasil analisa data menunjukan ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan kepatuhan imunisasi difteri anak usia 1-5 tahun p le; p = 0.001, =0.5. Tenaga kesehatan keperawatan dapat meningkatkan upaya preventif dan promosi kesehatan tentang imunisasi dan difteri agar kepatuhan terhadap imunisasi difteri dapat ditingkatkan.
ABSTRACT
Children aged 1 5 years or commonly called Toddlers Under Five Years have a low immune system and are quite susceptible to disease attacks, therefore children need a series of immunizations to build basic immunity in the body. The presence of Diphtheria Outbreak may increase the risk of todlers experiencing disability, illness and death. Mother 39 s knowledge plays an important role in fulfilling the completeness of diphtheria immunization as a preventive measure of diphtheria disease, this is related to mother 39 s compliance. The purpose of this study was to identify the relationship between mother 39 s knowledge level and compliance diphtheria immunization in children 1 5 years old. The research design used cross sectional with convinience sampling method. Sample in this research is a mother have children aged 1 5 years old, the number of research samples were 95 respondents. The result of data analysis showed that there was a correlation between mother 39 s knowledge level and diphtheria immunization of children 1 5 years old p le p 0.001, 0.5 Nursing health can improve preventive and health promotion about immunization and diphtheria, so that adherence to diphtheria immunization can be improved.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Buku ini berisi tentang gambaran uji coba PCR multipleks yang dikembangkan oleh peneliti di Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan untuk identifikasi penyebab difteri secara cepat dan akurat. Hal ini penting disampaikan karena sampai dengan saat ini pemeriksaan laboratorium masih menjadi salah satu kendala dalam penatalaksanaan kasus dan pengendalian KLB difteri, khususnya di Indonesia. Jarangnya kasus difteri berimplikasi pada terbatasnya laboratorium klinik yang siap melakukan pemeriksaan sampel secara rutin. Selain itu, lamanya mendapatkan hasil pemeriksaan menggunakan metode konvensional sebagai gold standard seringkali menjadi kendala di lapangan. Oleh karena itu, buku ini mencoba menyajikan beberapa keunggulan dari pemeriksaan laboratorium difteri menggunakan teknik PCR multipleks dibandingkan dengan metode lain. Inti dari buku ini disajikan pada Bab IV dan V tentang hasil penelitian dan pembahasan. Sebagai tambahan, konsep umum atau tinjauan pustaka disajikan pada Bab II untuk memudahkan para pembaca memahami apa yang disampaikan pada Bab IV dan V.
Jakarta: yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2015
615.5 PEN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Novita Sari
Abstrak :
Difteri menjadi penyumbang kejadian luar biasa KLB bagi sebagian wilayah di Indonesia, tidak terkecuali dengan wilayah Provinsi Jawa Barat. Kejadian difteri yang tercatat pada tahun 2015 dan 2016 terekam naik. Kasus difteri meningkat dari 59 kasus menjadi 153 kasus. Kota Depok menjadi salah satu penyumbang kasus yang memiliki angka kejadian yang fluktuatif. Tren penyakit sempat menurun pada 2013-2015, namun kemudian naik pada tahun 2016 menjadi 8 kasus. Penelitian ini membahas tentang bagaimana implementasi kebijakan, yang dilihat dari sumber kebijakan, pengaturan sumber daya, karakteristik instansi pelaksana, struktur birokrasi, komunikasi, pengaruh disposisi dan keadaan sosial-ekonomi dan politik dalam pengendalian Kejadian Luar Biasa KLB difteri dan Outbreak Response Immunization ORI di Kota Depok tahun 2017. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif, melalui wawancara mendalam dan telaah dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih terbatasnya sumber daya terutama SDM, kurangnya kepedulian lintas sektor dan faktor lingkungan sosial, yakni adanya penolakan dari masyarakat untuk vaksinasi, menjadi tantangan dalam pengendalian Kejadian Luar Biasa KLB difteri dan Outbreak Response Immunization ORI di Kota Depok. Diharapkan, kepada implementor kebijakan dapat berkomitmen untuk bekerja sama dengan baik, dan memperhatikan faktor-faktor yang berpengaruh dalam implementasi kebijakan, serta dukungan pemerintah dalam menyediakan vaksin yang halal dan aman serta penelitian mengenai bioterorisme juga dapat dilakukan sebagai pemecahan kasus difteri yang fluktuatif setiap tahunnya.
Diphtheria is contributor of outbreak KLB for some regions in Indonesia, included West Java Province. Diphtheria cases recorded increased through 2015 2016, cases increased from 59 cases to 153 cases. Depok City became one of the contributors of cases that have fluctuating incidents. Disease trends have declined in 2013 2015, but then increased in 2016 to 8 cases. This study discusses policy implementation, viewed from policy sources, resource arrangements, the characteristics of implementing agencies, bureaucratic structures, communications, the influence of dispositions and socio economic and political circumstances in control of Diphtheria Outbreak and Outbreak Response Immunization ORI in Depok City in 2017. This type of research is qualitative research with descriptive design, through in depth interviews and document review. The results showed that the limited resources, especially human resources, the lack of cross sectoral concern and social environment factors, like the rejection of some community for vaccination, became a challenge in controlling the Diphtheria Outbreak and Outbreak Response Immunization ORI in Depok City. It is expected that policy implementers can commit to working together, and taking into the influential factors in policy implementation, as well as government support in providing halal and safe vaccines and research on bioterrorism can also be done as solving cases of diphtheria fluctuating annually.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juhamad
Abstrak :
ABSTRAK
Latar Belakang: Difteri merupakan salah satu penyakit menular dan sering menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) di beberapa wilayah. Difteri merupakan penyakit yang sering menyebabkan kematian, karena racun yang dihasilkan oleh bakteri Corynebacterium diphterie. Bakteri membuat toksin apabila bakteri terinfeksi oleh coryne bacteriophage yang mengandung diphterie eksotoksin. Berdasarkan masalah yang terjadi di Kabupaten Cianjur mulai pada tahun 2013 ditemukan penderita difteri sebanyak 6 kasus dan 1 orang meninggal dengan Case Fatality Rate sebesar 17%. Sedangkan pada tahun 2015 ditemukan penderita difteri sebanyak 3 kasus. Kemudian pada tahun 2017 terdapat 15 pasien difteri yang ditangani RSUD Cianjur beberapa diantaranya dirujuk ke Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung karena jumlah penderita meningkat sedangkan ruang isolasi terbatas. Salah satu daerah yang terjadi KLB yaitu tepatnya di wilayah kerja Puskesmas Cijedil. Data vaksinasi yang di dapat di Puskesmas Cijedil yaitu berjumlah 86 bayi laki-laki dan 87 bayi perempuan sehingga jumlahnya 173 bayi laki-laki dan perempuan, sedangkan yang sudah mendapatkn vaksinasi DPT 1 dan HB1 untuk kategori bayi laki laki berjumlah 71 atau 82,6 % dan kategori bayi perempuan berjumlah 84 atau 96,6 % yang sudah mendapatkan imunisasi DPT1 dan HB1. Metode: Penelitian ini mengunakan desain metode kualitatif yang mempelajari tentang peningkatan praktek imunisasi difteri pada ibu balita di Puskesmas Cijedil,Dinas Kesehatan kabupaten cianjur mulai bulan Februari sampai Maret 2019 dan pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dengan ibu balita dan petugas kesehatan, kader posyandu. Hasil: hasil penelitian menunjukan bahwa adanya peningkatan praktek imunisasi pada ibu balita di Desa Cijedil tahun 2019. Kesimpulan dan Saran: dari hasil wawancara mendalam menggunakan kuesioner di dapatkan bahwa ibu balita terkait pengerahuan ibu balita tentang imunisasi difteri dan pencegahan difteri menunjukan adanya peningkatan praktek imunisasi difteri. Disarankan kepada petugas Petugas promosi kesehatan Dinas Kesehaan Cianjur agar lebih ditingkatkan lagi kunjungan imunisasi setiap satu bulan sekali agar peserta imunisasi difteri dapat mengerti betul tentang pencegahan penyakit difteri.
ABSTRACT
Background: Diphtheria is an infectious disease and often results in outbreaks in several regions. Diphtheria is a disease that often causes death, because of poisons produced by the Corynebacterium diphterie bacteria. Bacteria make toxins if bacteria are infected by coryne bacteriophage containing diphtheria exotoxin. Based on the problems that occurred in Cianjur Regency, starting in 2013, there were 6 cases of diphtheria sufferers and 1 person died with a Case Fatality Rate of 17%. Whereas in 2015 there were 3 cases of diphtheria sufferers. Then in 2017 there were 15 diphtheria patients treated by Cianjur General Hospital some of whom were referred to Hasan Sadikin Hospital Bandung because the number of sufferers increased while the isolation room was limited. One area that occurred outbreaks is precisely in the working area of the Cijedil Health Center. Vaccination data obtained at Cijedil Community Health Center amounted to 86 male and 87 female infants so that there were 173 male and female infants, while those who had received DPT 1 and HB1 vaccinations for 71 male or male categories of male infants and the category of female infants was 84 or 96.6% who had received DPT1 and HB1 immunization. Method: This study used a qualitative method design that studied the improvement of diphtheria immunization practices in mothers under five at Cijedil Health Center, cianjur district health office from February to March 2019 and data collection was conducted through interviews with mothers of toddlers and health workers, posyandu cadres. Results:. The results of the study showed that there was an increase in immunization practices for under-five mothers in Cijedil Village in 2019. Conclusions and Suggestions: from the results of in-depth interviews using questionnaires to find that mothers of children under five related to the delivery of mothers and diphtheria prevention showed an increase practice of diphtheria immunization. It is recommended to the Cianjur Health Office Health Officer to increase immunization visits once a month so that diphtheria immunization participants can fully understand the prevention of diphtheria.
2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Jannah
Abstrak :
ABSTRAK
Kejadian luar biasa KLB difteri pada tahun 2017 mengindikasikan bahwa cakupan imunsiasi difteri di Indonesia masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pengetahuan, sikap, dan praktik imunisasi difteri pada mahasiswa kesehatan Universitas Indonesia. Penelitian ini merupakan studi deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Sebanyak 427 mahasiswa dari Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Farmasi, Fakultas Keperawatan, dan Fakultas Kesehatan Masyarakat berpartisipasi dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 57,6 mahasiswa memiliki pengetahuan baik tentang penyakit dan imunisasi difteri, 63,5 sikap terhadap imunisasi difteri positif, namun hanya 30,9 mahasiswa sudah imunisasi difteri lanjutan saat dewasa. Hasil penelitian ini dapat digunakan pada program promosi kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap positif, dan praktik imunisasi pada mahasiswa kesehatan.
ABSTRACT
The diphtheria outbreak in 2017 is indicated that vaccine coverage in Indonesia remains low. The aim of this study was to describe knowledge, attitudes, and practice of diphtheria immunization in the healthcare student of Universitas Indonesia. This is a cross sectional descriptive study. A total of 427 students from Faculty of Medicine, Faculty of Dentistry, Faculty of Pharmacy, Faculty of Nursing, and Faculty of Public Health participated in this study. The result of this study showed that majority of respondents had a good knowledge about diphtheria and diphtheria vaccination 57,6 , held positive attitude towards diphtheria vaccination 63,5 , but reported low coverage of adult booster diphtheria vaccination 30,9 . The result of this research can be used for health promotion program to improve knowledge, positive attitudes, and immunization coverage of healthcare students.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>