Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Rizki
"Kurangnya penelitian mengenai transisi pada pola asupan dan marker inflamasi usus pada anak gemuk. Studi ini bertujuan untuk melihat hubungan anatara pola asupan dan fecal calprotectin pada anak prasekolah.Studi potong lintang ini dilakukan pada 101 anak dengan BMI Z score > 1 SD dengan median 2.26 (1.61, 3.43) SD serta menggunakan semiquantitative food frequency questionnaires yang telah divalidasi dimana, pola asupan diperoleh dengan menggunakan principal component analysis. Hasil studi menunjukkan 66% anak mempunyai kadar fecal calprotectin > 50 µg/g dan berhubungan dengan BMI Z score (p=0.05, r=1.89). Pola asupan (healthy pattern p=0.132, western pattern p=0.555, staple pattern p=0.541 and milk pattern p=0.534) ditemukan tidak berhubungan dengan inflamasi saluran cerna. Penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk mengkonfirmasi hasil studi ini dengan menggunakan pendekatan lain dan kombinasi antar marker inflamasi usus.

Lack of study confirmed the relationship between transition of diets and gut inflammation marker in obese children. Our study aimed to investigate the association between dietary pattern and fecal calprotectin level in preschool children. A cross sectional study was conducted in 101 children with body mass index (BMI) Z-score > 1 SD and median 2.26 (1.61, 3.43) SD using validated semi quantitative food frequency questionnaires whereas dietary patterns were revealed by principal component analysis. We found 66% children had fecal calprotectin levels > 50 µg/g. The fecal calprotectin level correlated with BMI Z score (p=0.05, r=1.89). Major dietary patterns were revealed: healthy pattern (p=0.132), western pattern (p=0.555), staple pattern (p=0.541) and milk pattern (p=0.534) and multivariate analysis showed no significant association with fecal calprotectin even after full adjustment for age, sex, sedentary physical activity, BMI Z score, fat intake and total fibre intake. Our findings acknowledged the insignificant association diet with gut inflammation marker had been observed due the baseline characteristic BMIZ score of the children more contribute to the elevated of fecal calprotectin level. Further investigations are warranted with a specific inflammatory food approach using a combination of marker gut inflammation."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wita Rizki Amelia
"Tujuan penelitian membahas hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dan faktor-faktor lain dengan status lemak tubuh pada pramusaji di Pelayanan Gizi Unit Rawat Inap Terpadu Gedung A RSCM Jakarta. Penelitian bersifat kuantitatif dengan desain cross sectional, pengambilan sampel secara purposive sampling. Data antropometri didapatkan dengan pengukuran langsung saat penelitian. Analisis data meliputi crosstabs dan chi-square, menggunakan SPSS versi 13.0.
Hasil penelitian, 88.9% dan 38.9% orang berstatus gizi lebih masing-masing memiliki persen lemak tubuh mendekati tinggi/tinggi dan lemak viseral tinggi(p<0.05). Disarankan kepada pramusaji untuk membiasakan sarapan pagi, mengkonsumsi makanan tinggi serat dan sering beraktivitas fisik.

The aim of this study is how Body Mass Index and Other Factors Related to Body Fat Status on Waitress at Nutrition Service of Integrated Admission Unit Building A RSUPN Dr.Cipto Mangunkusumo Jakarta. This is a quantitative study with cross sectional approach, samples are collected by purposive sampling. Anthtopometry data are collected directly by measurement. Analysis included crosstabs dan chisquare, by using SPSS version 13.0.
The result, 88.9% dan 38.9% are overweight with each of them have slightly high/high body fat percentage and high visceral level(p<0.05). The researcher sugested that waitress should have breakfast gradually, consume foods containing high dietary fiber, frequent physical activity.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Setyowati
"Maternal mortality in childbirth in developing countries is still high. The study describes the qualitative methods used to
examine the knowledge, attitude, beliefs and behaviour related to nutrition and nutritional supplementation of pregnant
women. The role of village midwives and cadres? in relation to nutrition education resulted in improving nutritional
behaviour of pregnant women to some extent, but poverty and culture restricted the ability of pregnant women to access
better food. The study shows that the position of pregnant woman is low within the hierarchy of both the health care
system and the power structures of the broader community. Husbands, mothers-in-law, village midwives, cadres and
village leaders all have more power in determining nutrition during pregnancy. However, some women tried to eat
better and more nutritious food in secret, thereby subverting culture and the authority of husbands and mothers-in-law."
[Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat UI;Universitas Indonesia. Fakultas Ilmu Keperawatan;Universitas Indonesia. Fakultas Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia], 2010
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yanuar
"Kuantitas dan kualitas konsumsi pangan merupakan masalah penting yang harus diperhatikan, terhadap timbulnya masalah gizi. Kelebihan atau kekurangan terhadap satu atau beberapa jenis pangan akan mengakibatkan kekurangan terhadap zat zat gizi tertentu terutama zat gizi mikro, sedangkan konsumsi pangan yang seimbang, baik secara kuantitas dan kualitas dapat mencegah keadaan salah gizi, baik kekurangan maupun kelebihan gizi serta penyakit yang menyertainya kemudian.
Secara umum, kuantitas konsumsi pangan penduduk pada 6 Kotamadya di Propinsi Sumatera Barat telah cukup baik (diatas 90% dari Tingkat Konsumsi Energi), baik pada daerah perkotaan maupun pedesaan. Kualitas konsumsi pangan yang dilihat menurut tingkat keragamannya, terutama yang berasal dari beras belum menunjukkan penurunan, bahkan meningkat sedikit dari tahun sebelumnya (63.4%), yaitu 64% dan 66.2% pada daerah perkotaan dan daerah pedesaan. Konsumsi protein yang berasal dari hewani relatif sangat tinggi, sedangkan konsumsi protein nabati, terutama yang berasal dari kacang kacangan cukup rendah. Skor PPH secara umum telah melampaui target skor PPH nasional tahun 1997 (72.26), yaitu 82.74 dan 78.66 untuk daerah perkotaan dan daerah pedesaan.
Jenis penelitian ini adalah survey potong lintang, dengan jumlah sampel 1021 keluarga yang bertujuan untuk mengetahui gambaran dan perbedaan konsumsi pangan keluarga yang dilihat dari kuantitas, yaitu rata rata konsumsi energi dan kualitas yang dilihat dari keragaman konsumsi pangan dan skor PPH pada daerah perkotaan dan pedesaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara konsumsi energi keluarga diperkotaan dan keluarga pedesaan. Besar keluarga merupakan varibel yang berhubungan dengan kuantitas dan kualitas konsumsi pangan keluarga. Sedangkan secara kualitas dapat dikatakan terdapat perbedaan skor PPH keluarga diperkotaan dan skor PPH keluarga dipedesaan (p< 0.05), dimana skor PPH daerah perkotaan lebih tinggi dari pada skor PPH daerah pedesaan. Selain variabel daerah tempat tinggal, variabel jumlah keluarga merupakan variabel yang berperan dominan berhubungan dengan konsumsi energi dan skor PPH nasional diantara variabel independen lainnya.
Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa walaupun dengan skor mutu konsumsi pangan yang telah baik, belum dapat dikatakan keragaman konsumsi pangan juga baik. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam peningkatan program gizi, khususnya program penganekaragaman pangan, sesuai dengan anjuran PUGS.

The Analysis of Quantity and Quality of Family Food Consumption using Desirable Dietary Pattern or Pola Pangan Harapan (PPH) approach in Urban and Rural Area in every district of West Sumatera Province in 1997The quantity- and quality food consumption are important matter to pay attention, in relation with nutrition problem. Over and less in one or more kinds of food will cause lack of certain nutrition substances, especially micro nutrition, while balance food consumption, either in quantity or in quality can prevent the condition of malnutrition, either under nutrition or over nutrition and their following disease.
Generally, the quantity of population food consumption in 6 districts in west Sumatra province is quite good (above 90% of energy consumption level), both in rural and urban areas. The quality of food consumption seen according to its diversity level, especially that is made of rice has not decreased, but it even has increased composed to the previous year (63.4%), that is 64% and 66.2% in rural and urban areas. Protein consumption originating from animals is relatively very high, while protein consumption originating from vegetables, especially from peas is relatively low, The PPH score , generally, exceeds the 1.997 national PPH score target (72.26), that is 82.74 and 78.66 for urban and rural areas.
The kind of this research is cross sectional survey, using 1021 samples of family aimed to find out the description and difference of family food consumption seen from the quantity point of view, that is energy consumption diversity and PPH score in rural and urban areas.
The result of this research shows that there's no difference between urban and rural family food consumption. In quantity point of view it can be said that there is PPH score difference between urban and rural families (p < 0.05), where PPH score in urban area is higher than in rural area. Beside domicile variable, family size variable plays a role dominantly in relation with energy consumption and national PPH score among other variables. In this research it can be conclude that, even though the score of food consumption quality is good, it cannot yet be said that food consumption diversity will be automatically good. It is hoped that this research can be used as a consideration in increasing nutrition program, especially food diversification program, in accordance with guideline nutrition balance proposition."
Depok: Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indriya Laras Pramesthi
"ABSTRAK
Risiko kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil dapat meningkatkan risiko dampak buruk pada kelahiran. Asupan gizi yang cukup selama kehamilan merupakan hal penting yang dapat menjamin kelahiran optimal. Informasi mengenai asupan gizi dan pola konsumsi antara ibu hamil dengan risiko dan tanpa risiko KEK masih terbatas. Studi komparatif potong-lintang dilakukan pada 63 ibu hamil dengan risiko KEK dan 74 ibu hamil tanpa risiko KEK. Informasi mengenai asupan makan diperoleh melalui satu hari penimbangan makan, satu hari recall 24 jam, dan tujuh hari perhitungan makanan (food tally). Analisis dengan Mann Whitney U dan Independent T digunakan untuk membandingkan asupan gizi makro dan mikro pada dua kelompok, sedangkan tes Chi-square digunakan untuk menilai hubungan antara kecukupan gizi dengan status KEK ibu hamil. Asupan gizi antara dua kelompok tidak menunjukan perbedaan yang signifikan. Akan tetapi, terdapat tren yang menunjukan bahwa ibu hamil tanpa risko KEK memiliki asupan gizi yang relatif lebih tinggi dibandingkan ibu hamil risiko KEK untuk energi, protein, lemak, karbohidrat, asam folat, dan magnesium. Kecukupan protein menunjukan hubungan yang bermakna dengan status KEK. Meskipun jumlah frekuensi konsumsi kelompok-kelompok makanan antara ibu hamil dengan risiko dan tanpa risiko KEK tidak berbeda, tetapi rata-rata jumlah porsi yang dikonsumsi pada kelompok sayuran hijau dan kacang-kacangan relatif lebih banyak pada ibu hamil tanpa risiko KEK dibanding ibu hamil dengan risiko KEK. Dari studi ini disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada asupan gizi, kecuali untuk protein, antara ibu hamil dengan risiko dan tanpa risiko KEK.

ABSTRACT
Risked at chronic energy deficiency (CED) increases the risk of adverse birth outcomes. Adequate maternal nutrient intake during pregnancy is important to ensure optimum birth outcomes. There were limited data available on the dietary intake and dietary pattern comparing pregnant women with and without CED risk. A comparative cross sectional study was done for 63 pregnant women with CED risk and 74 pregnant women without CED risk. Dietary information was obtained from one-day weighed food record (WFR), one-day 24-hour recall and seven-day food tallies. Mann Whitney U and Independent T tests were used to compare nutrients among both groups, while Chi-square was used to assess the association between nutrient adequacy and CED status. Dietary intakes was not significant different between both groups. However, there was a trend that pregnant women without CED risk had higher intake compared to pregnant women with CED risk for energy, protein, fat, carbohydrate, folate, and magnesium. Protein adequacy was the only nutrient that associated with CED status. Dietary pattern, in term of weekly consumtion of food groups was similar among both groups. However, pregnant women without CED risk consumed higher amount of dark green leafy vegetables and legumes, nuts, and seeds groups. These result revealed there were no significantly different on dietary intake, except for protein, between pregnant women with and without CED risk"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizla Syabanni
"Motor neuropati adalah salah satu komplikasi dari diabetes melitus tipe 2. Tanda dan gejalanya adalah kelemahan otot, atrofi otot, otot berkedut dan kram, kekakuan sendi serta paralisis otot. Kondisi dari motor neuropati yang terjadi terus-menerus tanpa penanganan dapat mengakibatkan ulserasi kaki atau amputasi kaki serta lebih lanjut mengakibatkan penurunan kualitas hidup individu dengan diabetes melitus. Karya ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas dari latihan ROM sebagai bentuk intervensi untuk menurunkan tanda dan gejala motor neuropati pada pasien selama 30 menit satu kali setiap hari dalam lima hari. Hasil intervensi dievaluasi menggunakan alat ukur Goniometer dan dilakukan pada saat sebelum dan sesudah intervensi. Hasil menunjukkan terdapat peningkatan sudut sendi pergelangan kaki dan jari-jari kaki setelah dilakukan latihan ROM. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa latihan ROM dapat diaplikasikan sebagai salah satu intervensi untuk menangani masalah motor neuropati pada pasien DM tipe II di rumah sakit.

Motor Neuropathy is a complication of diabetes melitus type 2. The signs and symptoms of motor neuropathy are muscle weakness, muscle athropy, muscle twitch and cramps, joint stiffness and paralysis. The condition of motor neuropathy that occurs continuously without treatment can lead to foot ulceration or amputation of the foot, as well as further, result in decreased the quality of life of individuals with diabetes mellitus. This paper aims to determine the effectiveness of ROM exercises as a form of intervention to reduce signs and symptoms of motor neuropathy in patient for 30 minutes once daily in five days. The results of intervention were evaluated by using the Goniometer measurements and performed at pre and post intervention. The showed an increase in angle of ankle joints and metatarsophalangeal joints. Based on this analysze, can be concluded that ROM exercise can be applied as one of intervention to handle motor neuropathy problem in patient with type II of DM in hospital."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library