Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Haloho, Agustina Br
Abstrak :
Latar Belakang: Ventilasi mekanik diperlukan pasien kritis di unit perawatan intensif dengan tujuan menormalkan kadar gas darah arteri dan menyeimbangkan kadar asam basa, namun penggunaan ventilasi mekanik yang berkepanjangan dapat menyebabkan terjadinya Ventilator Associated Pneumonia, cedera paru, infeksi nosokomial, dan sepsis. Ketebalan diafragma memiliki korelasi signifikan dengan lama penggunaan ventilasi mekanik. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan faktor-faktor risiko dengan ketebalan diafragma pasien kritis di ICU, sehingga dapat membantu untuk memprediksi lamanya penggunaan ventilasi mekanik. Metode: Penelitian ini merupakan studi analitik observasional terhadap 30 subjek penelitian yang memenuhi kriteria penerimaan selama periode September 2018- Desember 2018 di Ruang Perawatan Intensif RSUP Dr. Mohammad Hoesin. Ketebalan diafragma pasien kritis yang menggunakan ventilasi mekanik diukur pada hari ke-0, ke-3, ke-5 dan kemudian dibandingkan. Hasil: Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan ventilasi mekanik didominasi oleh laki-laki (63,33 %), usia 40-70 tahun (63,33%), dengan status nutrisi kategori tidak obes (90%). Penurunan ketebalan diafragma signifikan terjadi pada hari ke-3 (nilai P = 0,026). Penurunan ketebalan diafragma memiliki hubungan yang bermakna dengan RNL (nilai P = 0,003), kadar prealbumin (nilai P = 0,025), IMT (nilai P = 0,015), sepsis (nilai P = 0,010), dan pemberian albumin artifisial (nilai P = 0,013). Sedangkan usia (nilai P = 0,603), jenis kelamin (nilai P = 0,906), opioid (nilai P = 0,315), dan kadar glukosa (nilai P = 0,303) menunjukkan hubungan yang tidak bermakna secara statistik. Simpulan: Penurunan ketebalan diafragma terjadi pada subjek yang menggunakan ventilasi mekanik dipengaruhi oleh RNL, kadar prealbumin serum, IMT, sepsis, dan penggunaan albumin intravena, namun tidak dipengaruhi usia, jenis kelamin, penggunaan opioid, dan pemberian infus albumin intravena. ......Background: Mechanical ventilation required by critical patients in intensive care unit to normalizing arterial blood gas and balancing acid-base levels, but prolonged use of mechanical ventilation can cause ventilator associated pneumonia, lung injury, nosocomial infections, and sepsis. Diaphragm thickness has a significant correlation with the duration of mechanical ventilation uses. This study aims to analyze the relations of risk factors with the thickness of the diaphragm of critical patients in the ICU. Hopefully it can help to predict the length of the mechanical ventilation uses. Methods: This study was an observational analytic study of 30 research subjects who met the acceptance criteria during the period September 2018-January 2019 in the Intensive Care Unit of Dr. Mohammad Hoesin Hospital. The diaphragm thickness of critical patients using mechanical ventilation was measured on the 0th, 3rd, 5th and then compared by days. Results: The study showed that the use of mechanical ventilation was dominated by men (63.33%), ages 40-70 years (63.33%), with nutritional status in the category of not obese (90%). A significant decrease in the thickness of the diaphragm occurred on the 3rd day (p-value = 0.026). The decrease in diaphragm thickness has a significant relations with RNL (p-value = 0.003), prealbumin level (p-value = 0.025), BMI (p-value = 0.015), sepsis (p-value = 0.010), and artificial albumin (p-value = 0.013). Whereas age (p-value = 0.603), gender (p-value = 0.906), opioid (p-value = 0.315), and glucose level (p-value = 0.303) showed a relations that did not reach statistical significance. Conclusion: The decrease in diaphragm thickness occurred in subjects using mechanical ventilation affected by RNL, serum prealbumin levels, BMI, sepsis, and intravenous albumin uses, but were not affected by age, sex, opioid use, and intravenous albumin infusion.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T58910
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Bram Kilapong
Abstrak :
Latar Belakang. Penggunaan ventilator merupakan intervensi paling banyak digunakan di ICU. Kelemahan otot pernapasan dan otot ekstremitas pada pasien kritis meningkatkan lama penggunaan ventilator. Penelitian ini melihat hubungan antara tebal otot diafragma, tebal otot rektus femoris dan otot bisep brakii sebagai salah satu prediktor lama penggunaan ventilator di ICU, serta melihat kontribusi masing-masing pengaruh tersebut terhadap lama penggunaan ventilator. Metodologi. Penelitian ini merupakan penelitian observasi analitik dengan desain penelitian kohort longitudinal, yang dilakukan pada pasien baru yang menggunakan ventilator di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo antara kurun waktu Desember 2018 sampai Febuari 2019. Sebanyak 30 sampel yang memenuhi kriteria inklusi diambil dan diikuti selama lima hari perawatan di ICU. Hasil Penurunan tebal otot diafragma dan penurunan luas penampang otot biseps brakii dan otot rektus femoris dapat terjadi dalam 24 jam dan bersifat fluktuatif. Penurunan tebal otot diafragma dan penurunan luas penampang otot ekstremitas memiliki kecepatan yang berbeda. Kontribusi penurunan tebal diafragma terhadap lama penggunaan ventilator hanya 31,05%. Kesimpulan Perubahan tebal otot diafragma, penurunan luas penampang otot rektus femoris dan penurunan luas penampang otot bisep brakii serta peningkatan kadar CRP darah tidak dapat digunakan sebagai prediktor lama penggunaan ventilator.
Background. Mechanical ventilation is the most common intervention used in ICU. Respiration and extremities muscle weakness in critically ill patients tend to increase duration of mechanical ventilation. This study analyzed the relation among diaphragm muscle thickness, cross section area of rectus femoris and biceps brachii muscle, inflammation and duration of mechanical ventilation. Contribution of each factor as predictor to duration of mechanical ventilation was also analyzed. Method. This is an analytic observational study with longitudinal cohort design. The sample are newly intubated critically ill patients in Cipto Mangunkusumo National Hospital between December 2018 and February 2019. Thirty samples who met inclusion criteria were recruited and followed up for five days. Result. Diaphragm muscle thinning, cross sectional area muscle decrease can be seen within 24 hours after initiating ventilator and were highly fluctuative. Diaphragm muscle and extremities muscle cross section area had different rates of decline. Quantitative muscle parameters decline and increase of blood CRP concentration were unable to predict duration of mechanical ventilation. The contribution of diaphragm muscle thinning to duration of mechanical ventilation was 31,05% Conclusion. Diaphragm muscle thinning, rectus femoris and biceps brachii muscle cross sectional area decline and increased CRP level could not be used to predict duration of mechanical ventilation.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T57675
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nathaniel Argus
Abstrak :
ABSTRACT
Gedung parkir split-level menjadi salah satu alternatif pilihan untuk menghemat lahan untuk ruang parkir. Namun demikian bentuk diafragma yang panjang dan sempit pada gedung parkir split-level menimbulkan gaya aksial tarik dan tekan yang harus bisa diantisipasi dengan baik. Pada penelitian ini ditemukan bahwa konfigurasi ramp pada gedung parkir split-level mempengaruhi struktur secara global maupun lokal. Penelitian menggunakan analisa gempa respon spektrum dan kombinasi statik diafragma sesuai SNI 1726:2012. Penelitian ini memvariasikan panjang bentang diafragma, jumlah lantai, dan permodelan diafragma. Ramp mengubah pola deformasi tingkat struktur dan distribusi gaya seismik pada balok kord. Pada umumnya gaya aksial tarik dan tekan hanya terjadi pada salah satu sisi saja dari diafragma, namun pada gedung ini gaya tekan justru terjadi pada kedua sisi diafragma split-level.
ABSTRACT
Split-level parking building is one of the alternative options for saving land for parking spaces. However, the long and narrow diaphragm shape in a split-level parking building creates a tension and compression axial force that must be well anticipated. In this study it was found that the ramp configuration in a split-level parking building affects both global and local. The study used earthquake response spectrum analysis and the combination of static forces for diaphragm based on SNI 1726: 2012. This study varied the length of the diaphragm span, number of floors, and diaphragm modeling. Ramp changes the structural level deformation pattern and seismic force distribution on chord beams. In general, the axial force that occurs in the diaphragm is tension and compression that only occurs on one side of the diaphragm, but in this building the compressive force occurs on both sides of the split-level diaphragm.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Ganitha Sundawangi
Abstrak :
ABSTRAK
Perilaku dinding diafragma pada pekerjaan galian dalam dengan metode Bottom-up maupun Top-down dapat dimodelkan dengan pemodelan numerik. Namun pada pemodelan numerik ini membutuhkan asumsi yang tepat. Pada penelitian ini dilakukan perbandingan antara hasil inclinometer dengan pemodelan Bottom-up untuk meninjau kesesuaian asumsi pemodelan dengan keadaan asli. Penyesuaian tersebut dilakukan dengan beberapa kondisi seperti penyesuaian parameter tanah, kekakuan dinding diafragma, dan besar beban prestress angkur. Kemudian dilakukan pemodelan Top-down untuk melihat pengaruh perbedaan metode terhadap perilaku dinding diafargma. Hasil yang didapatkan nilai defleksi maksimum pada metode Bottom-up memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan metode Top-down, dikarenakan adanya kekakuan slab. Pada pemodelan metode Top-down terdapat beberapa variasi yang dilakukan, seperti jarak antar slab menunjukan semakin lebar jarak antar slab maka maksimum defleksi dinding diafragma akan semakin besar pula. Sedangkan jika jarak kingpost lebih dekat pada dinding maka maksimum defleksi dinding diafragma akan semakin besar. Sedangkan pada variasi penampang kingpost tidak menunjukan adanya perbedaan defleksi dinding.
ABSTRACT
The behavior of diaphragm wall in deep excavation process with bottom-up or top-down method can be modeled with numerical modeling. However, the numerical modeling requires an exact assumption. In this research, comparison between result from inclinometer and bottom-up modeling is reviewed to find the suitability of modeling assumptions with the original condition. Adjustments are done with several conditions such as adjusting soil parameters, stiffness value of diaphragm wall, and prestress load value of the anchor. Then, the top-down model is made to see the effect of different construction method to the behavior of diaphragm wall. Results show that maximum deflection of bottom-up method is greater than top-down method, due to the presence of slab stiffness. Some variations are made for the top-down method such as the distance between slab that shows the wider the distance, the greater the deflection of diaphragm wall and if the distance between kingpost and diaphragm wall is closer, the greater the maximum deflection of diaphragm wall. Meanwhile, variation in kingpost?s profile did not show any difference of the diaphragm wall deflection.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S65498
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sidharta Kusuma Manggala
Abstrak :
Pembedahan abdomen atas berkaitan disfungsi diafragma. Disfungsi diafragma merupakan penyebab PPC (postoperative pulmonary complication). Terapi oksigen konvensional (TOK) merupakan terapi standar pada pasien pasca pembedahan abdomen atas. Terapi HFNC (high-flow nasal cannula) memiliki berbagai mekanisme yang berbeda dengan TOK dan dipikirkan dapat membantu fungsi diafragma pascapembedahan abdomen atas. Studi ini bertujuan untuk membandingkan kemampuan HFNC terhadap TOK dalam mempertahankan fungsi diafragma pascapembedahan abdomen atas. Studi ini dilakukan di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo dari November 2018 – September 2019. Tujuh puluh satu pasien dibagi secara acak menjadi dua kelompok: kelompok TOK dan HFNC. Enam puluh enam pasien mendapat intervensi setelah ekstubasi di ICU (intensive care unit). Seluruh subjek dilakukan pencatatan nilai DTF (diaphragm thickening fraction) menggunakan ultrasonografi, ΔTIV (perubahan tidal impedance variance), ΔEELI-G dan ΔEELI-ROI (perubahan end expiratory lung impedance global dan region of interest) menggunakan EIT (electrical impedance tomography), PaO2 dan PaCO2 (tekanan parsial oksigen dan karbon dioksida arteri) secara berkala pada dua seri. Efek samping dan keluhan yang muncul dicatat dan ditatalaksana. Total 66 subjek disertakan dalam bivariat menggunakan t-test dan mann whitney, sedangkan analisis tren menggunakan general linear model atau generalized estimating equation. Durasi ventilasi mekanik di ICU, persentase prediksi mortalitas dan skor P-POSSUM antara kedua kelompok berbeda signifikan (p=0,003; 0,001; dan 0,019, secara berurutan). Tidak ada perbedaan tren yang ditemukan antarkelompok pada seri pertama parameter DTF, ΔTIV, ΔEELI-G, ΔEELI-ROI dan PaCO2 (p=0,951; 0,100; 0,935; 0,446; dan 0,705, secara berurutan) maupun pada seri kedua (p=0,556; 0,091; 0,429; 0,423; dan 0,687, secara berurutan). Tren PaO2 pada seri pertama dan kedua berbeda sangat signifikan (p<0,001) karena protokol pengaturan fraksi oksigen yang lebih tinggi pada kelompok TOK. Penggunaan HFNC tidak lebih baik daripada TOK dalam membantu mempertahankan fungsi diafragma pascapembedahan abdomen atas. ...... Upper abdominal surgery is related to diaphragmatic dysfunction. Diaphragmatic dysfunction is the main factors causing postoperative pulmonary complication (PPC). Conventional oxygen therapy (TOK) in the form of nasal cannula, is a standard therapy in post upper abdominal surgery patients. High-flow nasal cannula (HFNC) therapy has a variety of mechanisms that differ from TOK and is thought to be able to maintain diaphragm function in post upper abdominal surgery patients. This study aims to compare the ability of HFNC vs TOK in maintaining diaphragm function for post upper abdominal surgery patients. This study was conducted at RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo from November 2018 - September 2019. Seventy-one patients were randomly divided into two groups: TOK and HFNC groups. Sixty-six patients received intervention after extubation in the intensive care unit (ICU). This given data were all collected periodically in 2 series; diaphragm thickening fraction (DTF) values using ultrasonography, changes in tidal impedance variance (ΔTIV), changes in global end expiratory lung impedance and region of interest (ΔEELI-G and ΔEELI-ROI) using electrical impedance tomography, arterial oxygen and carbon dioxide partial pressure (PaO2 and PaCO2). Side effects and complaints that arise were collected and managed. A total of 66 subjects were included in the bivariate using t-test and mann whitney test, while trends were analyzed by general linear models or generalized estimating equations. The baseline characteristics of mechanical ventilation duration in the ICU, the predicted mortality rate and P-POSSUM score between the two groups were significantly different (p = 0.003; 0.001; and 0.019, respectively). No trend differences were found between groups in the first series of DTF, ΔTIV, ΔEELI-G, ΔEELI-ROI and PaCO2 parameters (p = 0.951; 0.100; 0.935; 0.446; and 0.705, respectively) and in the second series (p = 0.556, 0.091, 0.429, 0.423 and 0.687, respectively). The PaO2 trends in the first and second series differed very significantly (p<0.001) due to the higher oxygen fraction regulation protocol in the COT group. The use of HFNC is no better than COT in maintaining diaphragm function for post upper abdominal surgery patients.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Simamora, Elfrida
Abstrak :
Ibu hamil dengan preeklampsia dengan gambaran yang parah dapat mengakibatkan komplikasi akut dan berisiko menetap dalam jangka panjang bagi wanita dan bayinya. Perjalanan klinis preeklampsia dengan gambaran berat ditandai dengan kemunduran progresif kondisi ibu dan janin. Pendekatan dengan teori Newman “health as expanding consciousness”, disini perawat hadir untuk klien pada titik pilihan kritis dalam hidup mereka dan berpartisipasi dengan mereka dalam proses perluasan kesadaran melalui proses keperawatan. Perawat memfasilitasi wawasan klien melalui berbagi proses pengenalan pola dalam bentuk pemberian proses keperawatan. Selama proses keperawatan, perawat hadir dalam merawat kesejahteraan biologis, psikologis, sosial dan spiritual pasien, sehingga melalui fokus caring Swanson ini yang berfokus pada “maintaining belief”, “being with”, “doing for” dan “enabling”. Uji coba evidence-based practice nursing (EBNP) dengan menggunakan teknik diaphragm breathing menjadi bagian dari proses keperawatan. Alat ukur atau tool yang digunakan untuk mengukur kecemasan ibu hamil adalah menggunakan PRAQ-R2. Hasil yang diterapkan oleh wanita hamil memiliki efek menguntungkan dalam menurunkan kecemasan ibu hamil dengan rata rata pre-test skor 38.6 menjadi 15.4 di post-test. .......Pregnant women with preeclampsia with severe features can cause acute complications and risk long-term persistence for the woman and her baby. The clinical course of preeclampsia with severe features is characterized by progressive deterioration of maternal and foetal condition. Approach to Newman's theory of "health as expanding consciousness", here nurses are present for clients at critical choice points in their lives and participate with them in the process of expanding awareness through the nursing process. The nurse facilitates client insight through sharing the pattern recognition process in the form of providing the nursing process. During the nursing process, nurses are present in caring for the biological, psychological, social and spiritual well-being of patients, so that through Swanson's caring focus which focuses on "maintaining belief", "being with", "doing for" and "enabling". Evidence-based practice nursing (EBNP) trials using the diaphragm breathing technique are part of the nursing process. Measuring instrument or tool used to measure the anxiety of pregnant women is using PRAQ- R2. The results applied by pregnant women have a beneficial effect in reducing the anxiety of pregnant women with an average pre-test score of 38.6 to 15.4 in the post-test.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tarcisius Anung Darmawan
Abstrak :
Latar Belakang: Proses penyapihan dari ventilasi mekanis pada pasien sakit kritis dapat mengalami hambatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kemudahan penyapihan dari ventilasi mekanis dipengaruhi oleh keseimbangan cairan kumulatif yang positif, tekanan intraabdominal yang tinggi, ekskursi diafragma yang rendah, dan rasio netrofil limfosit yang tinggi. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan penelitian kohort prospektif dengan subyek penelitian pasien dewasa yang memenuhi kriteria inklusi di ICU yang mendapat bantuan ventilasi mekanis. Dilakukan pemeriksan keseimbangan cairan kumulatif, tekanan intraabdominal, ekskursi diafragma dan rasio netrofil limfosit pada 24 jam pertama dan pada saat mode ventilasi mekanis PS £ 8 atau T-Piece sampai maksimal hari ke 7 atau pada hari ke 7 bila belum berhasil disapih. Hasil: Hubungan antara keseimbangan cairan kumulatif dengan kemudahan penyapihan dari ventilasi mekanis tidak bermakna (nilai p 0,243; OR 1,257; IK 95% 0,787-2,007). Hubungan antara tekanan intraabdominal dengan kemudahan penyapihan dari ventilasi mekanis tidak bermakna (nilai p 0,550; OR 1,14; IK 95% 0,691-1,891). Hubungan antara ekskursi diafragma dan kemudahan penyapihan dari ventilasi mekanis bermakna (nilai p 0,013; OR 1,4; IK 95% 0,321-6,109). Hubungan antara netrofil limfosit rasio dan kemudahan penyapihan dari ventilasi mekanis tidak bermakna (nilai p 0,259; OR 1,33; IK 95% 0,586-3,03). Kesimpulan: Ekskursi diafragma mempengaruhi kemudahan penyapihan dari ventilasi mekanis sedangkan keseimbangan cairan kumulatif, tekanan intraabdominal dan netrofil limfosit rasio tidak mempengaruhi kemudahan penyapihan dari ventilasi mekanis dalam penelitian ini. ......Background: Weaning process of mechanical ventilation in critically ill patients could face resistance. The purpose of this study was to found whether weaning process of mechanical ventilation influenced by positive cumulative fluid balance, high intraabdominal pressure, low diaphragm excursion and high neutrophil lymphocyte ratio . Method: This study is an analytic observational study with prospective cohort design. The subjects are adult mechanically ventilated ICU patients who are included in inclusion criteria. Cumulative fluid balance, intraabdominal pressure, diaphragm excursion and neutrophil lymphocyte ratio initially documented on the first 24 hours then when ventilator mode is Pressure Support £ 8 or using T-Piece until maximum day 7th or until day 7th if coud not be weaned. Result: The relationship between Cumulative fluid balance and weaning process from mechanically ventilated patients were not significant (p value 0,243; OR 1,257; CI 95% 0,787-2,007). The relationship between intraabdominal pressure and weaning process from mechanically ventilated patients were not significant (p value 0,550; OR 1,14; CI 95% 0,691-1,891). The relationship between diaphragm excursion and weaning process from mechanically ventilated patients were significant (p value 0,013; OR 1,4; CI 95% 0,321-6,109). The relationship between neutrophil lymphocyte ratio and weaning process from mechanically ventilated patients were not significant (p value 0,259; OR 1,33; CI 95% 0,586-3,03). Conclusion: Diaphragm excursion have an influence on easiness weaning from mechanical ventilation but cumulative fluid balance, intraabdominal pressure, neutrophil lymphocyte ratio are not influence easiness weaning from mechanical ventilation in critically ill patients in this study.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library