Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maabuat, Rolex L.
"Penelitian ini bertolak dari dugaan bahwa produktivitas pekerja ditentukan oleh dua variabel utama yaitu kemampuan dan motivasi kerja para pekerja. Variabel-variabel yang menentukan motivasi kerja antara lain karakteristik pekerjaan dan iklim organisasi. Produktivitas pekerja sebagai perbandingan antara keluaran dengan masukan dalam satuan waktu kerja tertentu setiap pekerja. Karakteristik pekerjaan sebagai sifat-sifat yang terdapat pada pekerjaan operator yaitu variasi ketrampilan, identitas tugas, signifikansi tugas, otonomi, dan umpan balik. Kehadiran kelima dimensi inti karakteristik pekerjaan ini dapat menimbulkan kondisi psikologis kritis pada individu pekerja yang menuntun pada pencapaian produktivitas. Sedangkan iklim organisasi sebagai suatu lingkungan internal perusahaan dalam bentuk peraturan, kebijakan pimpinan, prosedur serta cara pelaksanaan kegiatan perusahaan, relatif bersifat tetap dan dialami setiap pekerja dalam dimensi-dimensi otonomi individual, tinggi rendahnya posisi berdasarkan struktur, orientasi imbalan, perhatian dan kehangatan serta dukungan, serta perkembangan dan kemajuan. Sebagai lingkungan internal perusahaan, maka iklim organisasi dapat mempengaruhi produktivitas pekerja.
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi berdasarkan data empiris mengenai besaran dan arah pengaruh karakteristik pekerjaan dan iklim organisasi terhadap produktivitas pekerja. Penelitian ini bersifat "ex post facto", dengan subyek penelitian sebanyak 99 orang pekerja operator Bagian Linking PT Big Star Knitting di Jakarta. Data penelitian diperoleh dengan menggunakan Panduan Observasi Produktivitas, kuesioner Job Diagnostic Survey, dan kuesioner Iklim Organisasi. Kedua macam kuesioner tersebut telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Pengolahan dan analisis data menggunakan komputer Program SPSS/PC+4.0, untuk analisis varians, analisis korelasi, dan analisis regresi ganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan:
1. Terdapat pengaruh karakteristik pekerjaan dan iklim organisasi secara bersama-sama terhadap produktivitas pekerja. Karakteristik pekerjaan dan iklim organisasi dapat memberi sumbangan efektif secara bersama yang bermakna terhadap produktivitas pekerja. Secara sendiri-sendiri karakteristik pekerjaan dan iklim organisasi dapat berpengaruh positif dan bermakna terhadap produktivitas pekerja, di mana karakteristik pekerjaan memiliki pengaruh yang lebih kuat dibandingkan pengaruh iklim organisasi terhadap produktivitas pekerja.
2. Terdapat hubungan yang positif dan bermakna antara karakteristik pekerjaan dan kondisi psikologis kritis. Dimensi variasi ketrampilan, identitas tugas, dan signifikansi tugas berhubungan secara positif dan bermakna dengan kondisi keberartian pekerjaan. Ketiga dimensi karakteristik pekerjaan tersebut dapat memberikan sumbangan efektif secara bersama yang bermakna terhadap munculnya kondisi keberartian pekerjaan. Tidak terdapat hubungan yang positif antara dimensi otonomi dan kondisi tanggungjawab pekerjaan. Sedangkan dimensi umpan balik berhubungan positif dan bermakna dengan kondisi pengetahuan hasil kerja.
3. Terdapat hubungan yang positif dan bermakna antara kondisi psikologis kritis dan produktivitas pekerja.
4. Terdapat hubungan yang positif dan bermakna antara karakteristik pekerjaan dan produktivitas pekerja. Terbukti dimensi umpan balik mempunyai hubungan yang positif dan bermakna dengan produktivitas pekerja. Sedangkan variasi ketrampilan, identitas tugas, signifikansi tugas, dan otonomi, masing-masingnya tidak ada hubungan yang bermakna dengan produktivitas pekerja.
5. Dimensi-dimensi karakteristik pekerjaan secara bersama-sama dapat berpengaruh positif dan bermakna terhadap produktivitas pekerja. Kelima dimensi karakteristik pekerjaan dapat memberikan sumbangan efektif secara bersama yang bermakna terhadap produktivitas pekerja. Hanya dimensi umpan balik yang dapat berpengaruh positif terhadap produktivitas pekerja, sedangkan dimensi variasi ketrampilan, identitas tugas, signifikansi tugas, dan otonomi, masing-masing tidak berpengaruh secara positif terhadap produktivitas pekerja.
6. Terdapat hubungan yang positif dan bermakna antara iklim organisasi dan produktivitas pekerja. Dimensi orientasi imbalan, dan dimensi perhatian, kehangatan serta dukungan, masing-masing berhubungan secara positif dengan produktivitas pekerja. Sedangkan dimensi otonomi individual, tinggi rendahnya posisi berdasarkan struktur, dan perkembangan serta kemajuan, masing-masingnya tidak berhubungan secara positif dengan produktivitas pekerja.
7. Dimensi-dimensi iklim organisasi secara bersama-sama dapat berpengaruh positif dan bermakna terhadap produktivitas pekerja. Kelima dimensi iklim organisasi dapat memberi sumbangan efektif secara bersama yang bermakna terhdap produktivitas pekerja. Dimensi orientasi imbalan, dan dimensi perhatian, kehangatan serta dukungan, masing-masing dapat berpengaruh secara positif dan bermakna terhadap produktivitas pekerja. Sedangkan dimensi otonomi individual, dimensi tinggi rendahnya posisi berdasarkan struktur, dan dimensi perkembangan dan kemajuan, masing-masing tidak berpengaruh secara positif terhadap produktivitas pekerja.
8. Hasil penelitian ini membawa implikasi, antara lain, karakteristik pekerjaan operator Linking dan iklim organisasi PT Big Star Knitting di Jakarta perlu dikendalikan untuk mempertahankan ataupun meningkatkan produktivitas pekerja. Dalam penelitian selanjutnya, perlu mengkodisikan proses produksi untuk pengamatan produktivitas pekerja; serta mengembangkan Job Diagnostic Survey dan kuesioner Iklim Organisasi agar kedua kuesioner ini bisa reliabel dengan keofisien alpha yang lebih tinggi."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1997
T4228
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridzqie Dibyantari
"Latar belakang: Pengkajian Paripurna Pasien Geriatri (P3G) bermanfaat dalam pelayanan pasien lanjut usia. Domain yang sering dinilai adalah status fungsional, disabilitas, status nutrisi, dan kognitif. Namun, pengerjaan P3G membutuhkan waktu yang lebih lama, sehingga dikembangkan bentuk singkat P3G, di antaranya Geriatric 8 (G8). Belum ada publikasi mengenai kesahihan, keandalan, dan performa diagnosis G8 pada populasi umum lansia di Indonesia. Tujuan: mengetahui kesahihan, keandalan, dan performa diagnostik G8. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang yang dilakukan di Poli Geriatri RSCM. Dilakukan pemeriksaan G8 dan P3G terhadap pasien yang memenuhi kriteria seleksi subjek penelitian, kemudian dilakukan uji kesahihan dengan mencari koefisien korelasi dan analisis kappa. Pasien dengan gangguan pada satu domain P3G dikatakan gangguan P3G, yaitu ADL  19, IADL  7, MoCA-INA  25, MNA < 24, atau timed up and go  10 detik. Hasil: terdapat 80 orang subjek penelitian dengan rerata usia 73,68 tahun, Interrater dan intrarater concordance masing-masing adalah 1 dan 0,904 (p<0,005). Interclass corelation coefficient berkisar antara 0,77 (0,412 – 0,913) sampai dengan 1 (1 – 1). Didapatkan nilai Cronbach 0,697. Titik potong acuan yang digunakan 14,25 menunjukkan sensitivitas 70,27 (58,82 – 80,34), spesifisitas 83,33 (35,88 – 99,58), dengan AUC 0,846 (p<0,005), IK95% 0,667- 1,0) Simpulan: G8 cukup sahih dan memiliki keandalan yang baik sebagai instrumen penapisan pasien rawat. Titik potong G8 yang disarankan adalah 14,5 sehingga pasien dengan skor lebih rendah disarankan untuk menjalani pemeriksaan P3G lengkap.

Background: Comprehensive geriatric assessment (CGA) has been proved to be beneficial for older adults care. Domains that usually assessed in CGA are functional status, disability, cognitive function, and nutrtion status. However, CGA takes more time to complete, hence shorter versions of CGA were developed, including Geriatric 8 (G8). G8 was developed to screen older adults with cancer who would benefit the complete CGA. There was no publication regarding validity, reliability, and diagnostic performance of G8 for general population of older adults in Indonesia. Objective: This study aimed to evaluate validity, reliability, and diagnostic performance of G8 in older adults. Methods: This is a cross-sectional study conducted in Geriatric Clinic of Cipto Mangunkusumo National Hospital. Both CGA and G8 were performed, concordance between these tests were analyzed to determine validity, reliability, and diagnostic performance of G8. Abnormal CGA is defined by at least one abnormal CGA domain is identified, i.e ADL  19, IADL  7, GDS  5, MoCA-INA  25, MNA < 24, or timed up and go  10. Commorbidities was assessed by CIRS-G. Results: We found strong inter-rater and intra-rater condordance (kappa=1 and kappa=0.904, p<0.005, respectively). Interclass Coefficient Corelation was ranged 0.77 (0.412 – 0.913) to 1 (1 – 1). We also found acceptable Cronbach of 0.697. For diagnostic performance, the sensitivity was 70.27 (58.82 – 80.34), specificity 83.33 (35.88 – 99.58), with AUC 0.846 (p<0.005), CI95% 0.667-1.0). Conclusion: G8 screening tool is valid and reliable to be used in older adults. G8 also demonstrated good diagnostic performance. We propose 14.5 as cut off point for older adults who need full form geriatric assessment."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library