Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ansi Rinjani
Abstrak :
Latar belakang: Insidens metastasis otak lebih tinggi dibanding tumor primer otak dan berisiko menimbulkan kematian dengan penyebab terbanyak berasal dari kanker paru (36,5%) di RSUPN Cipto Mangunkusumo (RSCM). Keterlambatan diagnosis berisiko menyebabkan herniasi otak, sehingga terjadi kecacatan dan kematian. Dibutuhkan data mengenai durasi penegakan diagnosis di RSCM. Metode penelitian: Penelitian ini merupakan studi deskriptif analitik dengan rancangan kohort retrospktif untuk mengetahui kesesuaian antara durasi penegakan diagnosis tumor otak metastasis akibat kanker paru dengan pedoman praktik klinis (durasi ≤2 minggu). Subjek merupakan pasien rawat inap di RSCM pada Januari 2019 s/d Desember 2021. Hasil: Terdapat 12 subjek (30%) dapat ditegakkan dalam waktu ≤2 minggu dengan  median durasi 18,5 hari (IQR (12-34 hari). Selain itu didapatkan durasi 7 hari (IQR 4-11 hari) untuk sampai didapatkannya massa di paru,  durasi 8 hari (IQR 4.5-13 hari) sampai dilakukannya biopsi, dan 6 hari (IQR 3.5-7 hari) sampai keluarnya hasil patologi anatomi. Tidak terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara variabel yang dinilai dengan durasi penegakan diagnosis ≤2 minggu (14 hari). Kesimpulan: Hanya 30% subjek dengan durasi yang sesuai dengan panduan praktik klinis di RSCM. Dibutuhkan diseminasi hasil dan kolaborasi antar bagian agar penegakan diagnosis lebih cepat. ......Background: Incidence of brain metastases is higher than primary brain tumors, with lung cancer as common etiology (36.5%) at Cipto Mangunkusumo General Hospital (RSCM). Delay in diagnosis can cause brain herniation, resulting in disability and death. Data is needed regarding the duration of diagnosis in RSCM. Method: This is a descriptive analytic study with a retrospective cohort design to determine the conformity between the duration of diagnosis of metastatic brain tumors due to lung cancer in daily clinical practice with clinical practice guidelines (duration 2 weeks). Subjects were inpatients at RSCM from January 2019 to December 2021 Results: There were 12 subjects (30%) who could be diagnosed within 2 weeks with a median duration of 18.5 days (IQR (12-34 days). Duration of 7 days (IQR 4-11 days) to obtain a lung mass, 8 days (IQR 4.5-13 days) until a biopsy was performed, and 6 days (IQR 3.5-7 days) until anatomic pathology results were released. There is no statistically significant relationship between the variables assessed and the duration of diagnosis 2 weeks. Conclusion: Only 30% of subjects with the duration matched the clinical practice guidelines at RSCM. Dissemination of results and collaboration between departments is needed to make diagnosis faster.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Alfian
Abstrak :
CT scan dapat memberikan penderajatan (staging) dari suatu keganasan di sinus secara lebih baik. CT akan memperlihatkan dengan jelas batas-batas invasi tumor ke orbita dan retroorbita, lamina kribrosa, atap etmoid, planum sfenoid dan dapat dipakai sebagai modalitas untuk menilai basis kranii dan perluasan ke intrakranial 7. Demikian jugs terhadap tumor-tumor ganas yang dilakukan pengobatan dengan radioterapi 8,9,10. Oleh sebab itu CT scan merupakan sumber informasi penting bagi ahli bedah, dan menjadi suatu pemeriksaan yang dominan untuk penilaian pra dan pasca bedah.

Di Bagian THT FKUI/ RSCM Jakarta, CT scan telah cukup lama dipakai sebagai alat penunjang diagnostik tumor ganas hidung dan sinus paranasal. Berdasarkan-hal tersebut di atas, dan ditunjang dengan cukup banyaknya materi yang dapat diteliti, membuat penulis tertarik untuk mengemukakan peranan CT scan dalam menunjang diagnosis dan penatalaksanaan terhadap tumor ganas hidung dan sinus paranasal.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hery Tiera
Abstrak :
ABSTRAK
Pemeriksaan Urinary Bladder Cancer Antigen (UBC) merupakan salah satupemeriksaan non invasive terbaru dalam mendeteksi karsinoma buli dengan mengidentifikasi ekspresisito keratin 8 dan 18 di dalam urin. Tujuan dari penelitian ini adalah uji diagnostic dari pemeriksaan Rapid UBC pada populasi Indonesia dengan kecurigaan klinis tumor buli.Penelitian ini mengevaluasi 21 pasien secara prospektif di rumah sakit pusat rujukan nasional Indonesia padatahun 2011-2012. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah pasien usia diatas 18 tahun dengan gross hematuria dan hasil pemeriksaan imajing menunjukkan adanya tumor buli, atau pasien KST buli dengan riwayat reseksi tumor buli habis yang menjalani follow up sistoskopi rutin. Kriteria eksklusi meliputi pasien dengan infeksi saluran kemih atau dengan hasil pemeriksaan bakteri tahan asam di urin positif. Pemeriksaan Rapid UBC dilakukan sebelum sistoskopi dilakukan. Hasil pemeriksaan selanjutnya dibandingkan dengan hasil sistoskopi dan histopatologi. Analisa statistic dilakukan dengan perbandingan bivariat menggunakan SPSS v.17.0. Mayoritas subjek penelitian adalah laki-laki (71.4%). Nilai rerata usia adalah 56.1± 15.4 tahun. Lima belas pasien (71.4%) memiliki hasil UBC positif, dan 6 pasien (28.6%) memilikihasil UBC negatif. Diantara pasien-pasien dengan hasil positif tersebut, 93.3% memiliki penemuan sistoskopi positif tumor buli dengan hasil histopatologi menunjukkan positif karsinoma sel transisional buli, dan 1 pasien memiliki hasil sistoskopi dan histopatologi negatif. Diantara pasien-pasien denganhasil UBC negatif, 83.3% memiliki hasil sistoskopi positif menunjukkan adanya tumor buli dan hasilhistopatologi karsinoma sel transisional buli, dan 1 pasien memiliki hasil sistoskopi dan histopatologi negatif. Nilai positif predictive value pemeriksaan rapid UBC dalam mendeteksi KST buli adalah 93.3% dan nilai negative predictive value adalah 16.7%. Sensitivitas rapid UBC dalam penelitian ini sebesar 73.7%, spesifisitas 50%, p=0.5 Pemeriksaan rapid UBC memberikan nilai PPV yang cukup tinggi terkait temuan sistoskopi tumor buli dan hasil histopatologi karsinoma sel transisional buli. Pada penelitian awal ini, pemeriksaan Rapid UBC dapat menjadi pemeriksaan penunjang yang menjanjikan dan berguna untuk evaluasi cepat pada kasus-kasus dengan dugaan tumor buli. Dibutuhkan studi lanjutan dengan jumlah sampel yang lebih besar untuk mengevaluasi nilai diagnostik pemeriksaan Rapid UBC.
ABSTRAK
Urinary Bladder Cancer Antigen (UBC) test is a novel non-invasive detection method of bladder cancer, which identifies the expression of cytokeratin 8 and 18 in the urine. This study objective is to evaluate the diagnostic performance of the Rapid UBC urine test in Indonesian population with clinical bladder tumor. We prospectively evaluated 21 subjects in the national referral hospital of Indonesia from year 2011-2012. The inclusion criteria were patients older than 18 years old with gross hematuria and imaging result suggestive of bladder cancer, or patients with history of complete transurethral resection of bladder tumor who underwent routine follow-up cystoscopy. The exclusion criteria were: active urinary tract infection or positive acid fast bacilli urine test. Rapid UBC urine tests were conducted prior to cystoscopy. The result was compared with cystoscopy and histopatology findings. Statistics were analyzed by chi-square comparison, using SPSS v17.0. Majority of the subjects were males (71.4%). The mean age was 56.1 ± 15.4 years old. Fifteen patients (71.4%) had positive UBC result, and 6 patients (28.6%) had negative UBC result. Among those with positive UBC result, 93.3% had positive cystoscopy finding of bladder mass and histopatology report of bladder TCC, while one subject had negative cystoscopy and histopatology findings. Among patients with negative UBC result, 83.3% had positive cystoscopy finding of bladder mass and positive histopatology report of bladder TCC, whereas one subject had negative cystoscopy and histopatology findings. The positive predictive value of rapid UBC test in detection of bladder TCC was 93.3%, and the negative predictive value was 16.7%. The rapid UBC test sensitivity was 73.7% and, the specificity was 50%, overall p = 0.5.Rapid UBC urine test were giving high positive predictive value associated with positive cystoscopic and histopathologic findings of bladder cancer in our initial evaluation. The UBC rapid test may be a promising additional test that might be useful for quick clinical evaluation of suspected bladder cancer. Further studies with larger samples are required to evaluate the diagnostic value of rapid UBC urine test
Jakarta: [Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia], 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library