Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Trisna Kumala Satya Dewi
Abstrak :
Penelitian ini berjudul, 'Transformasi Mitos Dewi Sri dalam Masyarakat Jawa". Perumusan masalah penelitian ini, yaitu (1) Bagaimanakah transformasi mitos Dewi Sri dalam sastra', (2) Bagaimanakah persebaran mitos Dewi Sri dalam masyarakat Jawa' dan (3) Bagaimanakah iimgsi mitos Dewi Sri dalam masyarakat Jawa' Tujuan penelitian ini, yaitu (1) Mengungkapkan transformasi mitos Dewi Sri dalam sastra, (2) Mengungkapkan persebaran mitos Dewi Sri dalam masyarakat Jawa, dan (3) Mengungkapkan fungsi mitos Dewi Sri dalam masyarakat Jawa. Teori yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu teori sastra lisan, teori filologi dan transformasi teks. Metode penelitian dalam penelitian ini meliputi beberapa bagian, yaitu (I) Iokasi dan sasaran penelitian, (2) pengumpulan data, dan (3) dokumentasi, yaitu pengumpulan, penggolongan dan penganalisisan. Di samping itu, penelitian ini juga menggunakan pendekatan etnografi. Dalam rangka analisis transformasi teks Dewi Sri digunakan prinsip intertekstualitas dan hipoglam (Riffaterre, 1978) dan Kristeva (Culler, 1977). Penelitian ini menghasilkan hal-hal sebagai berikut. Dalam masyarakat Jawa mitos Dewi Sri bertransformasi dalam wayang purwa lakon Sri Sadana dan Sri Mulih yang dipagelarkan dalam upacara bersih desa. Masyarakat Jawa sering menyebut lakon Sri Sadana dengan Mikukuhan (Mikukuhan Dewi Sri) dan lakon Sri Mulih disebut juga Sri Boyong atau Sri Mantuk Berdasarkan analisis hubungan intertekstualitas maka dapat diketahui bahwa lakon Sri Sadana sebagai teks transformasi secara signifikan teksnya menunjukkan kemiripan dengan hipogram 3 dan 4 yaitu Sera! Manfkmaya (Priyohutomo, 1952) dan Serat Manikmaya (B.97). Di samping itu, juga menunjukkan kemiripan dengan Serat Pustakaraja Budhawaka. Dengan demikian, dapat diketahui pula jenis-jenis hipogram dalam lakon Sri Sadana yaitu ekspansi, konversi, ekserp dan modifikasi serta penggabungan berbagai jenis hipogram. Ekserp merupakan unsur yang paling menonjol dalam lakon Sri Sedona. Berdasarkan analisis hubungan intertekstualitas teks Iakon Sri Mulih dapat diketahui bahwa teks ini menunjukkan perbedaan yang cukup menonjol dibandingkan dengan teks lakon Sri Sadana. Teks Iakon Sri Mulih hanya mirip dengan hipogram l dan jenis hipogramnya tennasuk ekserp serta gabungan ekserp dan modifikasi. Teks lakon Sri Mulih dengan hipogram 2, 3, dan 4 hanya dapat diiidentifikasikan melalui tiga hal, yaitu (I) tokoh Dewi Sri, (2) tema, yaitu 'boyong' (perpindahan tokoh), dan (3) motif-motif, yaitu bencana, petunjuk, kemakmuran, tokoh utama (Dewi Sri) menempati Negara Seberang, dan tokoh utama (Dewi Sri) kembali ke tempat semula (Tanah Jawa). Berdasarkan karakteristik teks lakon Sri Muiih tersebut, maka dalam penelitian ini ditambahkan satu jenis hiporam, yaitu 'motivasi'. 'Motivasi' yaitu munculnya motif-motif atau persamaan motif dalam karya sastra (teks) sebagai akibat dorongan atau motivasi pengarang atau pencerita (dalang) akan ilusi realitas. Berdasarkan peelitian terhadap tradisi bersih desa yang masih melestarikan mitos Dewi Sri, khususnya yang berkaitan dengan pagelaran wayang purwa maka dapat diklasifikasikan menjadi 3 hal sebagai berikut. Pertama, mitos Dewi Sri dalam upacara bersih desa yang berkaitan dengan pertanian khususnya panen padi (panen besar). Kedua, mitos Dewi Sri dalam bersih desa yang berkaitan dengan bulan puasa atau ruwah rosul (rosulan). Ketiga, mitos Dewi Sri dalam upacara bersih desa yang berkaitan dengan sejarah atau asal-usul desa. Mitos Dewi Sri dalam hal persebarannya telah mengambil tempat dalarn dunia realitas yang rasional. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Jawa masih banyak yang mengabadikan nama 'Sri' sebagai nama diri. Mitos Dewi Sri pada era ini masih diaktualisasikan dalam kehidupan keseharian masyarakat Jawa yang berkaitan dengan upacara adat, kesenian, perekonomian, dan pedoman hidup. Persebaran mitos Dewi Sri dapat diidentifikasikan berdasarkan daerah dan masyarakat yang mempagelarkan wayang purwa dengan lakon Sri Sadana atau Sri Mulih dalam tradisi bersih desa khususnya di daerah Surakarta dan sekitamya, yang meliputi Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Boyolali, dan Kabupaten Klaten. Mitos Dewi Sri mempunyai fungsi yang penting dalam masyarakat Jawa. Mitos Dewi Sri yang diaktualisasikan dalam pagelaran wayang purwa lakon Sri Sadana dan Sri Mulih dalam tradisi bersih desa bagi sebagian masyarakat Jawa masih dianggap sebagai syarat yang 'penting'. Mitos Dewi Sri dalam lakon Sri Sadana dan Sri Muiih fungsi sebagai semi ritual dalam upacara bersih desa yang hingga dewasa ini masih dilestarikan oleh masyarakat Jawa. Mitos Dewi Sri berfungsi sebagai mitos kesuburan. Di samping itu, baik lakon Sri Sadana maupun Sri Mulih memiliki beberapa fungsi yang Iain, yaitu sebagai alat pendidikan bagi masyarakat, sebagai alat pengesahan pranata-pranata kebudayaan dan sebagai alat pencerminan angan-angan masyarakat. Lakon Sri Mulih khususnya, dapat dikatakan semacam 'katarsis' terhadap situasi dan kondisi yang sedang dialami oleh masyarakat. Bersih desa dan manfaatnya dalam jangkauan yang lebih luas dapat dijadikan sebagai sarana membina kerukunan antarwarga, perekat kebersamaan, memupuk semangat kegotongroyongan, dan kerukunan antarumat beragama.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
D1617
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mawaddatul Khusna Rizqika
Abstrak :
Budaya Jawa sangat dekat dengan unsur tanah. Orientasi kehidupan sehari-hari berpusat pada keselarasan antara dirinya sebagai makhluk manusia dengan alam sebagai kesatuan bagian yang lebih luas. Upaya manusia Jawa dalam menjaga hubungan baik dengan alam dapat dilihat pada penggunaan ani-ani saat proses panen padi di sawah. Konsep penghormatan kepada Dewi Sri atau Dewi Padi oleh masyarakat Jawa mendasari praktik budaya ini. Menjaga Dewi Sri sama halnya dengan menjaga alam. Demikian juga sebaliknya. Kajian ini bertujuan untuk menginterpretasi koleksi ani-ani yang dikelola oleh Museum dan Cagar Budaya. Koleksi ani-ani tidak hanya dilihat sebagai benda material, tetapi juga memiliki makna mendalam khususnya bagi para pendukung kebudayaan itu sendiri. Pendekatan yang digunakan dalam kajian ini adalah kualitatif yang berdasarkan pada koleksi ani-ani milik Museum dan Cagar Budaya dari wilayah budaya Jawa, khususnya Jawa Tengah
Yogyakarta: Balai Pelestarian Nilai Budaya D.I. Yogyakarta, 2022
900 JSB 17:1 (2022)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Suyami
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1998
899.222 SUY k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Marman Saputra
Abstrak :
Skripsi ini berisi pembahasan mengenai orientasi nilai budaya tentang hakikat hidup dalam pepali Dewi Sri yang terkandung dalam Babad Ila-Ila. Penelitian ini menggunakan teori kerangka Kluckhon. Hasil penelitian ini adalh bahwa Pepali Dewi Sri dalam Babad Ila-Ila memang mengandung orientasi nilai budaya Jawa. Pada akhirnya dapat dilihat bahwa ajaranpepali Dewi Sri dalam Babad Ila-Ila mengandung sebuah ajaran hidup dalam bersikap, bertindak, bertingkah laku, dan cara tentang masalah rumah tangga, pertanian, sesaji, dan bayi.
This undergraduate theses discusses about value orientation culture in Pepali Dewi Sri (The Admonitions of Dewi Sri The Fertility Godess) including in Babad Ila-Ila (The Story of Ancestors_Words of Wisdom) Manuscript. This research used the theory of Kluckhohn framework. Results from this undergraduate theses are Pepali Dewi Sri inside the Babad Ila-Ila contains Javanese cultural value orientations. In the end, we could understand that the admonitions of Dewi Sri in the Babad Ila-Ila contains a doctrine of life in terms of actions, reactions, behavioral matters, domestic issues, agricultural issues, offerings to the mystical powers, and how to prevent babies from the disturbances caused by the bad spirits.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S11662
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nanny Sri Lestari
Abstrak :
ABSTRAK
Mitos Dewi Sri adalah sebuah cerita kepercayaan rakyat yang sudah sangat tua atau lama. Mitos atau cerita Dewi Sri dikenal di kalangan masyarakat Jawa baik secara lisan maupun tertulis. Pada cerita lisan yang tersebar di kalangan masyarakat luas terdapat berbagai macam versi namun Intil ceritanya tetap sama. Bentuk penyebaran lainnya adalah secara tertulis dalam bentuknya naakah cerita. Dalam naskah--naskah lama cerita Dewi Sri tidak berdiri sendiri tetapi bergabung dengan atau termasuk dalam suatu bagian cerita yang besar, namun seperti halnya dalam cerita lisan inti ceritanya tetap sama.

Cerita Dewi Sri versi lisan dan tulisan ini memiliki satu keunikan jika diperhatikan secara seksama. Keunika tersebut terletak pada versi pengembangan garis besar ceritanya. Pengembangan versi cerita bertumpu pada sebelas hal. Pertama, Dewi Sri berasal dari kahyangan. Kedua, Dewi Sri istri Raden Sedana. Ketiga, Dewi Sri, memiliki kecantikan yang sempurna. Keempat, Dewi Sri sebagai istri Raden Sedana, menghadapi persoalan dengan raksasa Kala. Kelima, Dewi Sri dan Raden Sedana melarikan diri ke hutan untuk menghindari raksasa kala. Keenam, Dewi Sri dan Raden Sedana bersembunyi di hutan. Ketujuh, Dewi Sri dan Raden Sedana berjanji membalas budi rakyat yang telah menolong mereka berdua. Kedelapan, Dewi Sri dan Raden Sedana, akhirnya mati karena sakit. Kesembilan, setelah kematian Dewi Sri dan Raden Sedana dari tempat kuburnya muncul tanaman yang sangat berguna bag' manusia. Ke sepuluh, raksasa Kala eangat marah dan menjelma menjadi binatang perusak tanaman rakyat. Kesebelas, Dewi memohon pada dewata agar mau menolong rakyat. Pada bagian yang kesebelas ini versi pengembangan ceritanya banyak sekali.

Dewi Sri memang bukan mahluk manusia. Dewi Sri adalah mahluk supernatural dari Jenis perempuan. Kemudian menjelma ke bumi juga sebagai mahluk perempuan lagi, kebetulan juga dengan nama Sri. Dewi Sri membalas budi manusia yang menolongnya dengan cara meninggalkan tanaman yang berguna bagi umat manusia. Ketika sudah meninggalkan bumi kembali ke dunia supernatural, masyarakat mengenangnya dengan membuat kegiatan upacara. Kegiatan upacara mengenang jasa Dewi Sri ini, akhirnya berkembang menjadi kegiatan ritual budaya.

Sementara itu di sisi lain dalam masyarakat Jawa dikenal suatu konsep budaya yang sudah tertanam kuat, bahwa perempuan Jawa yang baik adalah perempuan yang mampu melaksanakan ma lima. Ma lima adalah konsep masyarakat Jawa tentang perempuan Jawa yang ideal, artinya seorang perempuan Jawa harus mampu, pertama, masak yaitu mengolah bahan makanan yang sehat untuk keluarganya. Kedua, masak yaitu merawat penampilan jasmaninya dengan baik agar tetap sehat. Ketiga, manak artinya melahirkan dan merawat anak-anaknya dengan baik. Keempat, mrantasi yaitu mampu mengatasi segala masalah dengan cekatan dan baik. Kelima manembah, yaitu menyembah kepada Tuhan dengan baik sesuai dengan ajaran agamanya. Konsep ini dikenal dan tertanam dengan baik pada setiap perempuan Jawa, baik itu yang berpendidikan tinggi maupun yang berpendidikan rendah.

Ketika situasi jaman berubah, konsep yang dikenal oleh masyarakat Jawa tidak mengalami perubahan. Tetapi keadaan fisik social masyarakat mengalami perubahan yang besar sesuai dengan menggelegarnya era industrialisasi di seluruh. Indonesia dengan pusatnya di Jawa. Kota besar selalu dipenuhi oleh kegiatan industri yang dilapisi oleh sarana sampingan yang selalu menarik perhatian orang untuk melihat. Akibatnya arus perhatian penduduk juga terarah pada keadaan ini. Banyak perempuan Jawa yang.ikut suaminya atau keluarganya masuk ke kota. Sementara tinggal di kota persoalan yang dihadapi tidak lama seperti ketika di desa.

Keadaan ini tidak menimbulkan perubahan yang banyak bagi perempuan Jawa yang sudah mengenal konsep ma lima. Satu dari kelima unaur konsep ma lima yang dianggap dapat membantu keluarga dalam memecahkan kesulitan hidup di perkotaan adalah ma yang keempat yaitu mrantasi. Wujud nyatanya dilakukan dengan melanjutkan tradisi berjualan rempah-rempah. Jika di desa hal ini dilakukan dengan cara yang sangat sederhana, maka di kota perempuan Jawa yang berjualan rempah-rempah melakukannya dengan dipandu oleh suatu pemikiran yaitu harus mendapatkan keuntungan nyata secara ekonomis, karena hal ini sangat berarti banyak bagi keluarganya.

Situasi selanjutnya adalah perempuan Jawa yang tinggal di daerah perkotaan dan berjualan rempah-rempah di pasar. Pertama, perempuan Jawa yang berjualan rempah-rempah di pasar pada ummnya memang menikmati pendidikan formal yang sangat terbatas. Tetapi dalam kegiatan sehari-hari di lingkungan rumah-tangga mereka, mereka mendapat pendidikan informal yang terns menerus. Jadi secara tidak langsung mereka memiliki satu pengetahuan tentang keperluan rumah-tangga, dalam segi tertentu misalnya untuk segi ramuan tradisional, seperti kecantikan dan kesehatan. Kedua, pengalaman berjualan membantu meningkatkan pemahaman mereka terhadap maters rempah-rempah yang
diperdagangkan. tetapi hal ini sekaligus merupakan malapetaka yang berujung saringan nasib dan rejeki bagi mereka. Maksudnya bagi perempuan Jawa yang berjualan rempah-rempah sebagai pemula Bering terjadi, mereka tidak mampu mengelola barang dagangannya dan akhirnya tidak mampu berjualan lagi karena kehabisan modal.
Ketiga, dart basil situaai ini perempuan Jawa yang mampu bertahan adalah pereempuan Jawa yang bernasib balk mampu nnenemukan jalan keluarnya. Misalnya dengan mengurangi volume maters dagangan tetapi meragamkan materi dagangan. Terutama materi dagangan yang mampu bertahan hingga satu bulan lebih. Dengan cara demikian mereka berharap agar mereka dapat memperpanjang waktu penjualan dan masih dapat melakukan transaksi dagang, Berta memperkecil resiko kerugian akibat materi menjadi busuk.

Keempat, situasi ini membuat perempuan Jawa berada pada satu keadaan yang sangat menjepit. Di satu sisi mereka harus membantu memenuhi kebutuhan keluarga. Di nisi yang lain pengetahuan mereka secara formal sangat minim. Situasi ini menggiring perempuan Jawa pada satu titik pandang bahwa kegiatan yang mereka lakukan ini harus dapat dipertahankan dan sekaligue dapat memberikan jalan keluar bags" pemehuhan - kebutuhan rumah-tangga.

Kelima, sesuatu yang harus dipertahankan ini bagi perempuan Jawa yang berjualan rempah-rempah di pasar, bukan hanya dihitung secara kemampuan berfikir tetapi juga harks-ada pemberian dart Tuhan Yang Maha Kuaaa. Dengan kepasrahan ini, perempuan Jawa berusaha memohon kepada Tuhan agar diberi peruntungan yang balk. Hal ini mengingatkan mereka kepada Dewi Sri yang telah memberikan kemammuran pada manusia.
Dari situasi yang terus menerus mengalami perubahan akhirnya terjadi suatu keadaan yang menggiring pada suatu ?pandangan masyarakat bahwa perempuan Jawa yang ideal adalah perempuan Jawa yang mampu mrantasi. Artinya tidak hanya sebagai ibu rumah-tangga, tetapi juga mampu membantu menutupi keperluan rumah-tangganya dengan bekerja di luar rumah.
Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1997
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Turita Indah Setyani
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Anekawati
Abstrak :
Masyarakat agraris perkebunan masih memegang erat adat tradisi perkebunan yang dipercaya membawa hasil panen yang melimpah. Selain itu, masyarakat juga memiliki kehidupan yang damai dan tentram.Di lingkungan perkebunan teh, para petani selalu mengadakan perayaan pasca penen sebagai wujud syukur terhadap hasil panen yang melimpah. Selain sesajen sebagai simbol hantaran untuk para Dewa, mantra Dewi Sri juga memiliki peranan penting dan menjadi bagian dari prosesi adat tersebut. Mantra Dewi Sri pada sajian Tari Bedhoyo Pucuk Putri memiliki pengaruh yang besar untuk mempersatukan masyarakat dengan nilai gotong-royong. Penelitian tentang mantra Dewi Sri pada sajian Tari Bedhoyo Pucuk Putri dianalisis dengan menggunakan pendekatan sosiolinguistik sehingga peneliti menemukan fenomena bahasa sehingga mampu memberikan dampak wujud pelestarian alam di bidang perkebunan teh di Kemuning. Ditemukan 4 (empat) jenis ragam bahasa antara lain frozen, formal, intimate, consultive dan intimate dan 4 (empat) fungsi ragam register yaitu emotif, konatif, puitik dan metalingual dari hasil kajian mantra Dewi Sri pada sajian Tari Bedhoyo Pucuk Putri di lingkungan perkebunan teh Kemuning, Karanganyar
Yogyakarta: Balai Pelestarian Nilai Budaya D.I. Yogyakarta, 2022
900 JSB 17:1 (2022)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Endah Malahayati
Abstrak :
Investasi yang ditanamkan untuk fasilitas rawat inap kelas I dan VIP (segmen kelas atas) cukup besar, sehingga bila utilisasinya rendah ditambah dengan tidak tercapainya target pendapatan dari segmen ini maka rurnah sakit tidak dapat melaksanakan kebijakan subsidi silang secara optimal kepada kelas rawatan yang lebih rendah, terlebih bila pendapatan dari kelas rawatan yang lebih rendah juga tidak tercapai. Rumah Sakit perlu memprioritaskan peningkatan utilisasi dan pendapatan dari kelas rawat inap ini sehingga dapat membantu menutupi pendapatan ruang rawat inap secara keseluruhan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh infomasi besarnya pasar potensial produk pelayanan rawat inap kelas I dan VIP di Rumah Sakit Dewi Sri Karawang yang merupakan salah satu rumah sakit swasta yang ada di Kabupaten Karawang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode survey dan telaah data dan datanya dianalisa secara kualitataif. Untuk memperoleh informasi besarnya pasar potensial yang akan akan menyerap pengembangan dan peningkatan utilisasi produk pelayanan rawat inap segmen atas ini, peneliti melakukan analisa terhadap hal-hal yang mempengaruhi besarnya pasar potensial tersebut yaitu :
1. Analisa hasil penjualan seperti karakteristik demogragik, geografik dan psikografik dari pasien yang telah menjalani rawat inap (penetrated market) serta menilai daerah potensial dari penetrated market tersebut.
2. Analisa faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan seperti keadaan umum masyarakat Kabupaten Karawang yang diproleh melalui gambaran geodemografiknya, menganalisa minat dan daya beli masyarakat terhadap produk pelayanan rawat inap segmen atas.
3. Analisa akses terhadap lokasi rumah sakit dari wilayah/ kecamatan yang ada di Kabupaten Karawang untuk menentukan daerah potensialnya. Hasil penelitian ini menemukan bahwa pangsa pasar untuk produk pelayanan rawat inap segmen atas di Kabupaten Karawang masih cukup besar sehingga dengan strategi pemasaran yang tepat, program rumah sakit untuk meningkatkan utlisasi dan pendapatan dari segmen ini dapat direalisasikan. Dari penelitian ini pula diperoleh informasi bahwa pasar potensial untuk produk pelayanan rawat inap kelas I dan VIP ini adalah konsumen yang bertempat tinggal dalam radius 10 - 15 km dari lokasi rumah sakit, merupakan kelompok masyarakat dengan penghasilan tertinggi , berpendidikan tinggi serta bekerja pada sektor perdagangan dan industri. Hasil penelitian dan saran- saran yang diajukan diharapkan dapat memberi masukan bagi RS. Dewi Sri Karawang untuk meningkatkan utilisasai dan pendapatan dari rawat inap kelas I dan VIP. ...... Big investment has been put into providing In Patient Departement facilities for first and VIP class aimed for upper class segment In the case of low utilization of this facility, and or the target income from this segment cannot be reched. The hospital need to put the priority on increasing utilization and income from this first and VIP class In Patient Departement to cover the income from In Patient Departement facility overall. The research aimed to have information on potential market of first and VIP class In Patent Departement facilities, conducted at Dewi Sri Hospital - a private hospital in Karawang Regency. This descriptive research use method of survey and data prediction, then the data is qualitatively analyzed. The analyses were on :
1. The influencing aspects of potential market, such as characteristic on demographic, geographic and psycographic aspect from penetrated market, and then judgment on potential market area from this penetrated market.
2. Factors influencing the market based on general condition of people in Karawang Regency, which coming from geo-demographic view, analyzing interest and capability to buy this upper class segment In Patient Departement Services.
3. Acses to hospital compare to surrounding area I districts to determine potential market for the hospital. As the result, it was found that the market for upper class segment In Patient Departement market still widely open, and by using a proper marketing strategy, the hospital program to increase utilization and income from this segment will be able to reach. It was found also that potential customer which live within radius fifteen kilometers from the hospital has highest income in the regency, with high education and work in industry and trade sector. The research result and suggestions can be use as an input for Dewi Sri Hospital to increase utilization and income from first and VIP class In Patient Departement.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T4796
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
[Place of publication not identified]: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, [1984]
398.216 DEW
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
R.Ng. (Raden Ngabehi) Ranggawarsita
Abstrak :
Serat Pustaka Raja jilid III A ini merupakan lanjutan dari jilid II D yang menceritakan tentang perjalanan Dewi Rukmawati dari tahun (Jawa) 467 hingga selanjutnya (hlm. 2 s/d 74); 2. Serat Pustaka Raja Purwa Jilid III B adalah lanjutan dari jilid III A, menceritakan tentang perjalanan Dewi Sri dan Raden Sedana (hlm. 74 s/d 139); 3. Serat Pustaka Raja Purwa jilid III C dan D adalah lanjutan dari jilid III B, berupa cerita-cerita tahun (Jawa) 475 s/d 501 (hlm buku: 150 s/d 274); 4. Serat Pustaka Raja Purwa jilid IV A merupakan sambungan dari Serat Raja Watara yang terdapat dalam Serat Pustaka Raja Purwa III D, berupa cerita-cerita yang berasal dari tahun 527 s/d 556 (hlm buku: 3 s/d 64); 5. Serat Pustaka Raja Purwa jilid IV B. Berisi cerita-cerita dari tahun 556 s/d 569 (hlm buku: 65 s/d 128); 6. Serat Pustaka Raja Purwa jilid IV C. Berisi cerita-cerita dari tahun Jawa 569 dan seterusnya (hlm buku: 128 s/d 193); 7. Serat Pustaka Raja Purwa jilid IV D. Berisi cerita tentang Ikan Kutuk yang kembali berubah menjadi Bathara Paswa dan seterusnya (hlm buku: 193 s/d 265).
Yogyakarta: Kolf Buning, 1939
BKL.1056-CW 42
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library