Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 43 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M.D. Idris
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1979
899.221 3 IDR d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
He, Tjing-Ce
Jakarta: Lentera Dipantara, 2003
899.29 HET d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Turita Indah Setyani
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1992
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Bimo Haryo Dewanto
"Pengetahuan konsumen terdiri dari informasi yang disimpan di dalam ingatan. Informasi yang dipegang oleh konsumen mengenai produk akan sangat mempengaruhi pofa pembelian. Produsen harus mempertimbangkan pengetahuan pembelian yang berkenaan dengan kepercayaan yang dipegang konsumen mengenai dimana dan kapan pembelian harus terjadii.
Sikap adalah kecenderungan yang dipelajari untuk memberikan respon perilaku senang atau tidak senang secara konsisten terhadap obyek tertentu. Persepsi adalah proses dalam individu untuk menyeleksi, mengorganisasi, dan menginterpresentasikan informasi untuk membentuk gambaran dunia yang memiliki arti. Periklanan merupakan salah satu alat yang paling umum digunakan perusahaan untuk mengarahkan komunikasi persuasif pada pembeli sasaran dan masyarakat. Periklanan dapat didefinisikan segala bentuk penyajian non personal dan promosi ide, barang, atau jasa oieh suatu sponsor tertentu yang memeeukan pembayaran.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah grup diskusi. Dalam penelitian ini metode pengambilan sampel yang digunakan adalah sampel berstrata atau stratified sample. Data kualitatif yang telah terkumpul, yaitu yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat dipisah-pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa konsumen memiliki keyakinan yang jauh Iebih kuat mengenai sikap produk mereka biia didasarkan pada pemakaian produk aktual dibandingkan bila didasarkan pada ikian saja. Stimuli sering kaii bersifat ambigu (mendua arti). Ketika stimuli sangat ambigu, individu biasanya akan menginterpretasikan dengan cara pemenuhan kebutuhan pribadi, harapan, minat, dan lain-lain. Adapun saran, dengan melakukan pelacakan terhadap sikap konsumen sepanjang waktu merupakan salah satu cara untuk mengantisipasi perubahan yang potensial di dalam permintaan produk dan perilaku konsumsi. Konsep persepsi memiliki implikasi serta panting bagi pemasar yang dapat memfasilitasikan penerimaan produk baru dengan memasukkan strategi pengurangan resiko dalam kampanye promosi produk barunya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T1586
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trisna Kumala Satya Dewi
"Penelitian ini berjudul, 'Transformasi Mitos Dewi Sri dalam Masyarakat Jawa". Perumusan masalah penelitian ini, yaitu (1) Bagaimanakah transformasi mitos Dewi Sri dalam sastra', (2) Bagaimanakah persebaran mitos Dewi Sri dalam masyarakat Jawa' dan (3) Bagaimanakah iimgsi mitos Dewi Sri dalam masyarakat Jawa' Tujuan penelitian ini, yaitu (1) Mengungkapkan transformasi mitos Dewi Sri dalam sastra, (2) Mengungkapkan persebaran mitos Dewi Sri dalam masyarakat Jawa, dan (3) Mengungkapkan fungsi mitos Dewi Sri dalam masyarakat Jawa.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu teori sastra lisan, teori filologi dan transformasi teks. Metode penelitian dalam penelitian ini meliputi beberapa bagian, yaitu (I) Iokasi dan sasaran penelitian, (2) pengumpulan data, dan (3) dokumentasi, yaitu pengumpulan, penggolongan dan penganalisisan. Di samping itu, penelitian ini juga menggunakan pendekatan etnografi. Dalam rangka analisis transformasi teks Dewi Sri digunakan prinsip intertekstualitas dan hipoglam (Riffaterre, 1978) dan Kristeva (Culler, 1977).
Penelitian ini menghasilkan hal-hal sebagai berikut. Dalam masyarakat Jawa mitos Dewi Sri bertransformasi dalam wayang purwa lakon Sri Sadana dan Sri Mulih yang dipagelarkan dalam upacara bersih desa. Masyarakat Jawa sering menyebut lakon Sri Sadana dengan Mikukuhan (Mikukuhan Dewi Sri) dan lakon Sri Mulih disebut juga Sri Boyong atau Sri Mantuk Berdasarkan analisis hubungan intertekstualitas maka dapat diketahui bahwa lakon Sri Sadana sebagai teks transformasi secara signifikan teksnya menunjukkan kemiripan dengan hipogram 3 dan 4 yaitu Sera! Manfkmaya (Priyohutomo, 1952) dan Serat Manikmaya (B.97). Di samping itu, juga menunjukkan kemiripan dengan Serat Pustakaraja Budhawaka. Dengan demikian, dapat diketahui pula jenis-jenis hipogram dalam lakon Sri Sadana yaitu ekspansi, konversi, ekserp dan modifikasi serta penggabungan berbagai jenis hipogram. Ekserp merupakan unsur yang paling menonjol dalam lakon Sri Sedona.
Berdasarkan analisis hubungan intertekstualitas teks Iakon Sri Mulih dapat diketahui bahwa teks ini menunjukkan perbedaan yang cukup menonjol dibandingkan dengan teks lakon Sri Sadana. Teks Iakon Sri Mulih hanya mirip dengan hipogram l dan jenis hipogramnya tennasuk ekserp serta gabungan ekserp dan modifikasi. Teks lakon Sri Mulih dengan hipogram 2, 3, dan 4 hanya dapat diiidentifikasikan melalui tiga hal, yaitu (I) tokoh Dewi Sri, (2) tema, yaitu 'boyong' (perpindahan tokoh), dan (3) motif-motif, yaitu bencana, petunjuk, kemakmuran, tokoh utama (Dewi Sri) menempati Negara Seberang, dan tokoh utama (Dewi Sri) kembali ke tempat semula (Tanah Jawa). Berdasarkan karakteristik teks lakon Sri Muiih tersebut, maka dalam penelitian ini ditambahkan satu jenis hiporam, yaitu 'motivasi'. 'Motivasi' yaitu munculnya motif-motif atau persamaan motif dalam karya sastra (teks) sebagai akibat dorongan atau motivasi pengarang atau pencerita (dalang) akan ilusi realitas.
Berdasarkan peelitian terhadap tradisi bersih desa yang masih melestarikan mitos Dewi Sri, khususnya yang berkaitan dengan pagelaran wayang purwa maka dapat diklasifikasikan menjadi 3 hal sebagai berikut. Pertama, mitos Dewi Sri dalam upacara bersih desa yang berkaitan dengan pertanian khususnya panen padi (panen besar). Kedua, mitos Dewi Sri dalam bersih desa yang berkaitan dengan bulan puasa atau ruwah rosul (rosulan). Ketiga, mitos Dewi Sri dalam upacara bersih desa yang berkaitan dengan sejarah atau asal-usul desa. Mitos Dewi Sri dalam hal persebarannya telah mengambil tempat dalarn dunia realitas yang rasional. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Jawa masih banyak yang mengabadikan nama 'Sri' sebagai nama diri. Mitos Dewi Sri pada era ini masih diaktualisasikan dalam kehidupan keseharian masyarakat Jawa yang berkaitan dengan upacara adat, kesenian, perekonomian, dan pedoman hidup. Persebaran mitos Dewi Sri dapat diidentifikasikan berdasarkan daerah dan masyarakat yang mempagelarkan wayang purwa dengan lakon Sri Sadana atau Sri Mulih dalam tradisi bersih desa khususnya di daerah Surakarta dan sekitamya, yang meliputi Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Boyolali, dan Kabupaten Klaten.
Mitos Dewi Sri mempunyai fungsi yang penting dalam masyarakat Jawa. Mitos Dewi Sri yang diaktualisasikan dalam pagelaran wayang purwa lakon Sri Sadana dan Sri Mulih dalam tradisi bersih desa bagi sebagian masyarakat Jawa masih dianggap sebagai syarat yang 'penting'. Mitos Dewi Sri dalam lakon Sri Sadana dan Sri Muiih fungsi sebagai semi ritual dalam upacara bersih desa yang hingga dewasa ini masih dilestarikan oleh masyarakat Jawa. Mitos Dewi Sri berfungsi sebagai mitos kesuburan. Di samping itu, baik lakon Sri Sadana maupun Sri Mulih memiliki beberapa fungsi yang Iain, yaitu sebagai alat pendidikan bagi masyarakat, sebagai alat pengesahan pranata-pranata kebudayaan dan sebagai alat pencerminan angan-angan masyarakat. Lakon Sri Mulih khususnya, dapat dikatakan semacam 'katarsis' terhadap situasi dan kondisi yang sedang dialami oleh masyarakat. Bersih desa dan manfaatnya dalam jangkauan yang lebih luas dapat dijadikan sebagai sarana membina kerukunan antarwarga, perekat kebersamaan, memupuk semangat kegotongroyongan, dan kerukunan antarumat beragama."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
D1617
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mawaddatul Khusna Rizqika
"Budaya Jawa sangat dekat dengan unsur tanah. Orientasi kehidupan sehari-hari berpusat pada keselarasan antara dirinya sebagai makhluk manusia dengan alam sebagai kesatuan bagian yang lebih luas. Upaya manusia Jawa dalam menjaga hubungan baik dengan alam dapat dilihat pada penggunaan ani-ani saat proses panen padi di sawah. Konsep penghormatan kepada Dewi Sri atau Dewi Padi oleh masyarakat Jawa mendasari praktik budaya ini. Menjaga Dewi Sri sama halnya dengan menjaga alam. Demikian juga sebaliknya. Kajian ini bertujuan untuk menginterpretasi koleksi ani-ani yang dikelola oleh Museum dan Cagar Budaya. Koleksi ani-ani tidak hanya dilihat sebagai benda material, tetapi juga memiliki makna mendalam khususnya bagi para pendukung kebudayaan itu sendiri. Pendekatan yang digunakan dalam kajian ini adalah kualitatif yang berdasarkan pada koleksi ani-ani milik Museum dan Cagar Budaya dari wilayah budaya Jawa, khususnya Jawa Tengah"
Yogyakarta: Balai Pelestarian Nilai Budaya D.I. Yogyakarta, 2022
900 JSB 17:1 (2022)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1998
899.223 2 KAJ
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1998
899.223 2 KAJ
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rany Nasir
"Shopping Sfree! merupakan suatu bentuk daerah komersil yang cukup scring dilcmukan. Menipakan sualu hal yang menarik jika keheradaannya juslru menimbulkan masalah. Untuk memperbaikinya dibutuhkan pengcrtian dari semua pihak.
Pemerintah tentu menginginkan suatu penataan kota yang baik_ Mereka melakukan berbagai usaha untuk mcwujudkannya. Demikian juga halnya dengan pcnataan sualu Slmpping Street, contohnya adalah Shopping Sn-ee: di Jalan Dewi Sartika, Depok, yang tetap saja bertahan walaupun selalu digusur untuk dipindahkan kc lokasi lain.
Sebenamya Shopping Street tersebut muncul karena lokasi Jalan Dewi Sartika yang sangat dekat dengan permukiman penduduk dan pcnduduk yang tinggal di sisi Jalan Dewi Sartika mencoba membuka usah berupa warung-warung kecil yang mendukung semakin ramainya Jalan Dewi Sartika oleh wanmg-warung yang kemudian berkembang menjadi kios. Jurnlah kios tersebut semakin larna semakin banyak. Hal ini mcngundang pedagang lain untuk turut serta menjual dagangannya di sisi Jalan Dewi sartika. Para pedagang tcrsebut adalah pedagang kaki lima yang menggelar barang dagangannya di tempat-tempat yang masih kosong dan mereka amggap paling slrategis untuk berjualan.
Dengan semakin banyaknya pedagang kaki lima yang bezjualan di sisi Jalan Dewi Sartika maka scmakin banyak ruang yang dibutuhlcan olch para pedagang tersebut untuk berjualan Lama kelamaan jalan yang tadinya bertimgsi sebagai jalur kendaraan bermotor terpakai oleh para pedagang kaki lima tersebut untuk berjualan.
Pihak pemerintah mengambil tindakan dengan menertibl-:an para pedagang tersebut dan melarangnya berjualan di lokasi yang dilalui oleh kendaraan. Bahkan mereka menyediakan suatu lokasi baru yang dianggap cukup cocok untuk para pedagang tersebut. Hanya Saja pihak pemerintah tidak mempertimbangkan hal-hal yang
mendukung para pedagang kaki lima unluk tetap berjualan di sepanjangjalan Dewi Sartika.
Mereka hanya menyediakan suatu lokasi baru yang diangap tidak mengganggu kelancaran arus lalu lintas di kota Depok dengain tidal-c mempertimbangkan kerugiari yang diderita oleh para pedagang akibat lokasi baru yang jauh dari pcrmukiman penduduk dan kurang cocok di gunakan sebagai lcmpal hcrdagang"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S48333
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titik Pudjiastuti
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1992
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>