Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Parasuram, K.S.
New Delhi: Tata McGraw-Hill, 1995
668.12 PAR s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Sofa Khodi
"Kombinasi TiO2 dan PalmPAS sebagai detergen yang stabil untuk mengangkat dan mendegradasi kotoran berupa methylene blue serta menghasilkan limbah hasil pencucian dengan PalmPAS pada air sadah telah dilakukan. Penelitian dilakukan dengan memvariasikan komposisi PalmPAS dan TiO2 dengan pengaturan pH dan proses sonikasi. Semua variasi yang dibuat menunjukkan kestabilan yang baik. Laju pengendapan TiO2 dalam detergen dibawah 1% selama 3 jam dan penurunan konsentrasi PalmPAS dibawah 2 % selama 14 hari. Komposisi optimum yang didapat adalah 0.1% TiO2-0.4% PalmPAS dengan pengangkatan kotoran sebesar 82% dan degradasi kotoran sebesar 92%. Pengujian pada air sadah dengan konsentrasi ion Ca2+ 20-60 ppm menyebabkan penurunan penangkatan kotoran sebesar 20-51% dan penurunan degradasi kotoran sebesar 33-43%.

Combination of TiO2 and PalmPAS as a stable detergent to remove and degradate methylene blue as dirt and produce a clean waste with minimum concentration of PalmPAS has been investigated. The research varies PalmPAS dan TiO2 concentration with pH adjustment and sonication process. All the variation exhibits good stability. Precipitation rate of TiO2 is below 1% after 3 hours preparation and the decrease in PalmPAS concentration is below2% after 14 days preparation. 0,1% TiO2-0,4% PalmPAS shows the most optimum concentration that have detergency up to 82% of the dirt and degrade 92% of the dirt. Detergent performance in hardness water with ion Ca2+ concentration from 20 to 60 ppm decreases the detergency of dirt by 20-51% and also decrease the dirt degradation by 33-43%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59254
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sofyan
"Tesis ini bertujuan untuk mengetahui hubungan menonton tayangan iklan Rinso di televisi dengan loyalitas para ibu rumah tangga dalam penggunaan deterjen merek Rinso. Beberapa teori yang digunakan untuk membahas masalah tersebut meliputi teory A I D C A (Rhenald Kasali), teory Hierarchy of Effect Model (Lavidge), teori perilaku konsumen (William Wells), dll yang pada dasarnya menyatakan bahwa agar iklan di televisi efektif, maka iklan tersebut harus ditonton oleh banyak orang, jelas, menyolok, memberi informasi tentang produk dan keunggulan produk. Iklan yang menarik akan diperhatikan dan ditonton oleh khalayak, mendorong orang untuk membeli produk yang ditawarkan, dan jika produk tersebut baik maka loyalitas konsumen terhadap produk tersebut akan tinggi.
Berdasarkan kajian teoritik tersebut penulis merumuskan beberapa hipotesis, untuk membuktikan kebenarannya secara empirik maka penulis melakukan penelitian lapangan. Penelitian dilakukan dalam bentuk survei terhadap 84 orang ibu rumah tangga di RW 04 Kelurahan Rawajati sebagai responden dan instrumennya menggunakan kuesioner, analisis data dilakukan secara kuantitatif dengan menggunakan SPSS. Hasil penelitin menunjukkan data dilakukan secara kuantitatif dengan menggunakan SPSS. Hasil penelitin menunjukkan bahwa intensitas menonton tayangan iklan Rinso di televisi mempengaruhi pemahaman terhadap isi iklan, pengetahuan dan kepercayaan terhadap produk Rinso. Responden percaya bahwa Rinso merupakan deterjen berkualitas baik, sehingga mereka loyal terhadap produk Rinso sebagai direpresentasikan dengan sering membeli dan sering menggunakan Rinso ketika mereka mencuci pakaian keluarga.
Hasil penelitian ini cukup lemah apabila digeneralisasikan pada populasi target, karena populasi terjangkaunya hanya pada tingkat RW yang berjumlah 512 orang. Kelemahan lain adalah dalam mengukur loyalitas produk juga tidak dibandingkan dengan penggunaan produk lain.
Namun demikian hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan bagi penelitian lainnya yang berkaitan dengan iklan dan loyalitas produk, serta untuk mencari model komunikasi pemasaran lainnya yang lebih cocok."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T9055
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budy Septriyono
"ABSTRAK
Tujuan Penelitian adalah untuk mengkaji kemampuan mineral zeolit alam dalam mengolah limbah detergen. Penelitian dilakukan dalam skala Iaboratorium dengan menggunakan sistim kolom unggun diam (Fbced Bed). Zeolit yang digunakan adalah Zeolit Bayah dan limbah yang diolah adalah limbah buatan.
Parameter yang diukur untuk mengetahui kapasitas adsorpsi dari zeolit adalah COD, BOD dan MBAS.
Hasil analisa menunjukkan bahwa zeolil alam mampu menurunkan parameter-parameter COD, BOD dan MBAS dari Iimbah detergen. Penyerapan COD sebesar 69.90 %, penyerapan BOD sebesar 61.88 % dan MBAS 67.27 %.
Zeolit yang telah diaktifasi dengan pemanasan mampu menaikkan kapasitas adsorpsi dari zeolit, yaitu sebesar 73.76 % untuk penyerapan COD.
Waktu yang dibutuhkan oleh zeolit untuk mengadsorpsi parameter-parameter limbah detergen adalah 45 menit.

"
1996
S34595
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pangiastika Putri Wulandari
"ABSTRAK
Kebutuhan bahan pembersih yang terus meningkat dapat menyebabkan meningkatnya pencemaran lingkungan akibat penggunaan detergen komersial yang mengandung surfaktan bersifat toksik, seperti Sodium Lauryl Sulfate SLS , Linear Alkylbenzene Sulfonate LAS dan Sodium Laureth Sulfate SLES . Surfaktan Methyl Ester Sulfonate MES dapat mensubstitusi surfaktan toksik tersebut dalam detergen. Pembentukan MES dilakukan dengan esterifikasi dan transesterifikasi crude palm oil, sulfonasi, pemurnian, dan penetralan. Nanomaterial fotokatalis TiO2 ditambahkan sebagai bahan aditif untuk meningkatkan kinerja surfaktan dalam mengangkat kotoran dan mendegradasi senyawa organik. Variasi komposisi surfaktan MES dan TiO2 dilakukan untuk memperoleh kestabilan detergen. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah karakterisasi metil ester, surfaktan MES, dan detergen menggunakan instrumen spektrofotometer UV-Vis, FTIR, GC-MS, dan LC-MS. Kondisi optimum pada proses esterifikasi dan transesterifikasi adalah rasio mol 1:6 antara CPO dan metanol berdasarkan konversi tertinggi, yaitu 99 . Kondisi optimum proses sulfonasi adalah rasio mol 1:5 antara metil ester dan NaHSO3 berdasarkan nilai tegangan permukaan terendah, yaitu sekitar 36 dyne/cm . Komposisi detergen yang menunjukkan kestabilan terbaik adalah 0,1 TiO2-3 MES-2 CMC yang memiliki kemampuan mengangkat kotoran sekitar 86 dan sisa surfaktan dalam air sisa cucian menjadi sekitar 33.

ABSTRACT
The increasing need for cleaning agents can lead to increased environmental pollution due to the use of commercial detergents that containing toxic surfactants, such as Sodium Lauryl Sulfate SLS , Linear Alkylbenzene Sulfonate LAS and Sodium Laureth Sulfate SLES . The Methyl Ester Sulfonate MES surfactant may substitute the toxic surfactant in the detergent. The formation of MES is carried out by esterification and transesterification of crude palm oil, sulfonation, refining, and neutralization. The photocatalyst nanoparticle TiO2 is added as an additive to improve surfactant performance in removing impurities and degrading organic compounds. Variations of MES surfactant and TiO2 compositions were performed to obtain detergent stability. Data analysis technique in this research is methyl ester, MES surfactant, and detergent characterization using UV Vis spectrophotometer instrument, FTIR, GC MS, and LC MS. The optimum condition in esterification and transesterification process is 1 6 mole ratio between CPO and methanol based on the highest conversion, 99 . The optimum condition of the sulfonation process is the 1 5 mole ratio between methyl ester and NaHSO3 based on the lowest surface tension value, which is about 36 dyne cm. Detergent composition which showed the best stability was 0.1 TiO2 3 MES 2 CMC which has the ability to remove impurities by 86 and the remaining surfactant in residual water was 33."
2017
S67767
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Resi Levi Permadani
"ABSTRAK
Pada penelitian ini, detergen cair dalam bentuk nanofluida disintesis dari surfaktan MES dan nanopartikel TiO2. Selain itu, dilakukan juga penambahan CMC carboxymethyl cellulose sebagai penstabil detergen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh detergen ramah lingkungan dengan stabilitas dan kinerja yang optimum. Surfaktan MES disintesis dari minyak goreng bekas melalui proses pretreatment, transesterifikasi, dan sulfonasi yang dilanjutkan dengan tahap pemurnian dan netralisasi. Kemudian dilakukan sintesis detergen dengan variasi konsentrasi surfaktan MES dan CMC untuk mendapatkan komposisi optimum dari detergen nanofluida dengan konsentrasi TiO2 konstan sebesar 0,1 . Hasil menunjukkan bahwa minyak goreng bekas hasil pretreatment telah memenuhi kriteria untuk dapat dilangsungkan proses transesterifikasi. Pada proses transesterifikasi, yield metil ester tertinggi sekitar 96 diperoleh pada rasio mol minyak dan metanol sebesar 1:9. pH netralisasi optimum untuk proses sulfonasi adalah pada pH 7 dengan kandungan disalt sebesar 4,8 dan nilai tegangan permukaan terendah sebesar 32,4 mN/m. Analisis stabilitas detergen menunjukkan pada konsentrasi surfaktan MES 1,5 , diperoleh kestabilan terbaik mencapai 99 dan setelah penambahan CMC sebesar 4 , tidak terjadi pengendapan selama dua minggu pengamatan. Kinerja detergen dianalisis berdasarkan kemampuan detergen dalam mengangkat dan mendegradasi kotoran. Pada konsentrasi surfaktan MES 1,5 memiliki kemampuan dalam mengangkat kotoran terbaik dan tegangan permukaan terendah sebesar 32,8 dyne/cm. Setelah dilakukan penambahan CMC 4 , kemampuannya meningkat sebesar 14 . Pada uji degradasi kotoran, kinerja detergen dapat ditingkatkan dengan reaksi fotokatalisis TiO2 yang masing-masing meningkat sebesar 11 dan setelah penambahan CMC menjadi sebesar 5.

ABSTRACT
In this study, liquid detergent in the form of nanofluid was synthesized from MES surfactant and titanium dioxide nanoparticles. On the other hand, the addition of CMC carboxymethyl cellulose was done to improve detergent stability. The purpose of this study was to obtain an eco friendly detergent with optimum stability and performance. MES surfactant was synthesized from waste cooking oil WCO through pretreatment, transesterification and sulfonation process followed by purification and neutralization step. Then synthesis of detergent was done with concentration of MES surfactant and CMC were varied to achieve optimum composition of nanofluid detergent while TiO2 concentration was kept at 0.1 . The results showed that after pretreatment, WCO has fulfilled the criteria for transesterification process. In the transesterification process, the highest yield of methyl ester about 96 was obtained at mole ratio of oil and methanol 1 9. The optimum condition of pH neutralization after sulfonation process at pH 7 with disalt content of 4.8 and lowest surface tension value, 32.4 mN m. The analysis of detergent stability showed at MES surfactant concentration of 1.5 , detergent had the best stability about 99 and after addition of CMC 4 , no sedimentation occurred within two weeks. Performance test were studied by stain removal test and stain degradation test. At MES concentration of 1.5 has the best performance for stain removal and the lowest surface tension value, 32.8 dyne cm. After the addition of CMC 4 , detergent performance increased about 14 . While stain degradation test showed that detergent performance can be improved by TiO2 photocatalytic reaction, which respectively increased about 11 and after the addition of CMC increased 5 ."
2018
T51505
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Naufal
"Konsumsi sayuran di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Akan tetapi, sayuran menganding parasit usus yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia. Penggunaan pupuk dan irigasi berkontribusi dalam pencemaran sayuran ini. Sayuran yang memiliki risiko tinggi mentransmisikan parasit usus ke tubuh manusia adalah sayuran yang tergolong lalapan, contohnya kemangi.Kemangi 100 g dimasukkan dalam gelas. Perendaman dilakukan selama 24 jam menggunakan air atau larutan detergen. Melalui penyaringan, presipitat diambil dan disentrifuse 2500 rpm selama 5 menit. Endapan diambil dan dikumpulkan dalam 1 tabung dan didiamkan selama beberapa menit. Pengamatan di bawah mikroskop dilakukan pada endapan tabung tersebut. Terdapat kontaminasi parasit usus 100% pada sayuran dengan rincian Ascaris lumbricoides 4,6%, Trichuris trichiura 1,1%, cacing tambang 0%, Giardia lamblia 48,9%, Entamoeba histolytica 17,0%, Entamoeba coli 28,4%. Pasar tradisional mengandung 1.580 (56%) parasit usus dan pasar swalayan mengandung 1.240 (44%) parasit usus. Perendaman pada detergen menghasilkan 2.820 (70,3%) parasit usus dan air menghasilkan 1.190 (29,7%) parasit usus.Tidak terdapat perbedaan bermakna jumlah parasit usus pada sayuran kemangi yang dijual di pasar tradisional dan swalayan Jakarta. Perbedaan bermakna jumlah parasit usus ditemukan pada penggunaan media perendaman detergen dan air.

Vegetable consumption in Indonesia has increased from year to year. However, vegetables menganding intestinal parasites that can cause disease in humans. The use of fertilizers and irrigation contribute to the contamination of vegetables. Vegetables that have a high risk of intestinal parasites transmit to the human body is classified as vegetables fresh vegetables, such as basil. Basil 100 g inserted in the glass. Soaking for 24 hours using water or detergent solution. Through filtering, the precipitate was taken and centrifuged 2,500 rpm for 5 minutes. The precipitate was taken and collected in one tube and allowed to stand for a few minutes. Observation under a microscope performed on the sediment tube.There intestinal parasite contamination of vegetables by 100% on the details of Ascaris lumbricoides 4.6%, Trichuris trichiura 1.1%, 0% of hookworm, Giardia lamblia 48.9%, 17.0% Entamoeba histolytica, Entamoeba coli 28.4%. Traditional markets containing 1,580 (56%) and intestinal parasites containing 1,240 supermarkets (44%) of intestinal parasites. Soaking in detergent resulted in 2,820 (70.3%) of intestinal parasites and water produces 1,190 (29.7%) of intestinal parasites. There was no significant difference in the number of intestinal parasites in vegetables basil sold in traditional markets and supermarkets Jakarta. Significant differences in the number of intestinal parasites found in the use of detergent and water immersion media.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Catur Nitya Vinaya Natawidha
"ABSTRAK
Pengaruh fotokatalis komposit berbasis TiO2 dan batu apung dalam mendegradasi
senyawa Linear Alkilbenzena Sulfonat (LAS) telah diinvestigasi. Prekursor yang
digunakan adalah TiO2 P25 yang diberi dopan C dan CuO serta penggunaan batu
apung sebagai penyangga. Penelitian ini mencakup variasi dopan, komposisi CuO,
perbedaan sumber foton, dan waktu degradasi agar didapat fotokatalis yang aktif
serta bekerja optimal untuk degradasi LAS. Konsentrasi LAS sesudah degradasi
dianalisis dengan Spektrofotometer UV-Vis dengan metode MBAS (Methtylene
Blue Active Substance). Hasil analisis menunjukkan fotokatalis 1%CuO-TiO2
adalah fotokatalis dengan komposisi CuO yang paling optimal dengan tingkat
degradasi lebih dari 94% setelah 20 menit reaksi menggunakan sinar UV-A.
Dopan C mampu meningkatkan aktivitas TiO2 di bawah sinar tampak dengan
tingkat degradasi lebih dari 85% setelah 20 menit reaksi menggunakan lampu
merkuri sebagai sumber foton.

ABSTRACT
Effects of composite photocatalysts based on TiO2 and pumice stone for
degradation of Linear Alkylbenzene Sulfonate (LAS) compound had been
investigated in this research. The precursor was TiO2 P25 doped by carbon and
CuO and also used pumice stone as support. This research investigated dope
variation, CuO composition, different photon source, and degradation time to get
photocatalyst which are active and give optimum work for degradation of Linear
Alkylbenzene Sulfonate. The concentration of Linear Alkylbenzene Sulfonate
after degradation was analyzed by UV-Vis Spectrophotometre with MBAS
(Methtylene Blue Active Substance) method. The results showed that 1%CuOTiO2
photocatalyst is the most optimum CuO doped photocatalyst with
degradation degree was more than 94% after 20 minutes reaction with UV-A
light. C doped could enhance TiO2 actvity under visible light with degradation
degree was more than 85% after 20 minutes reaction with mercury lamp.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43758
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gian Djohan Junior
"ABSTRAK
Pada penelitian ini detergen cair dalam bentuk nanofluida disintesis dari surfaktan metil ester sulfonat (MES) dengan bahan baku minyak jelantah dan nanopartikel ZnO. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh detergen ramah lingkungan dengan stabilitas dan kinerja yang optimum. Minyak jelantah difiltrasi untuk menghilangkan kotoran yang dapat disaring kemudian kandungan asam lemak bebas (ALB) pada minyak jelantah dikurangi dengan menambahkan NaOH pada proses netralisasi. Kemudian dilakukan bleaching dengan variasi konsentrasi massa karbon aktif 5%, 10%, 15%, 20% untuk mengurangi kandungan asam lemak bebas dan mendapatkan warna minyak jelantah yang lebih cerah mendekati warna minyak komersil. Minyak jelantah dan metil ester dikarakterisasi menggunakan GC-MS untuk mengetahui komposisi yang terkandung didalamnya. MES disintesis dengan melakukan sulfonasi pada metil ester menggunakan natrium bisulfit (NaHSO3). Hasil sulfonasi kemudian dipurifikasi dengan variasi konsentrasi methanol 10%, 20%, 30%, 40% dan dilanjutkan dengan netralisasi hingga pH 7. Karakterisasi MES menggunakan spektrofotometer FTIR untuk melihat ikatan kimia yang terdapat pada MES. Detergen cair dihasilkan dengan menambahkan 0,1% nanopartikel ZnO dan aquades kedalam MES dengan variasi konsentrasi massa 10,0%; 12,5%; 15,0%. Bleaching menggunakan 20% karbon aktif menghasilkan warna minyak jelantah paling cerah dan penurunan kadar ALB sekitar 31% dengan ALB akhir 0,6%. Purifikasi MES dengan 40% metanol menghasilkan surfaktan dengan tegangan permukaan terbaik sekitar 34 dyne/cm. Detergen cair dengan kualitas terbaik didapatkan pada konsentrasi MES 15% dengan stabilitas sekitar 88%, kemampuan pengangkatan kotoran sekitar 65%, dan kemampuan degradasi kotoran 82%.

ABSTRACT
The environmentally friendly anionic surfactant methyl ester sulfonate (MES) was synthesized from waste cooking oil (WCO). MES was combined with ZnO nanoparticles, producing nanofluidic detergent. Free fatty acid (FFA) in WCO was reduced by adding NaOH solution, while other impurites, such as food residues, were removed by means of filtration. Bleaching was also performed using activated carbon at various concentrations of 5%;10%;15%;20%wt. The purified cooking oil then underwent transesterification with oil-methanol molar ratio of 1:9. The as-produced methyl ester and WCO were analyzed using GC-MS to confirm their composition. Sulfonation was then performed by adding sodium bisulfite (NaHSO3) to produce MES surfactant.The product was then purified using methanol of various concentrations of 10%, 20%, 30%, 40%v/v. Finally, NaOH solution was added to neutralize the synthesized MES, and FTIR analysis was subsequently performed to scrutinize its chemical bonding properties. Combined with ZnO nanoparticles, nanofluidic detergent was producedat various MES concentrations of 10.0%, 12.5%, 15.0%wt. In this work, we establishedthe optimum condition for bleaching process beingin the use of 20% activated carbon,causing WCO color to alter from dark brown to light yellow while promotingsignificant reduction of FFA was about 31% with FFA final 0.6%. We also found that purification of MES using 40%v methanol results in surfactant with adequately low surface tension of 33.6 dyne/cm. Liquid detergent comprising of 15% MES concentration and 0.1% ZnO nanoparticles exhibit notable stability was about 88%, while retaining 65% stain removal as well as 82%.
"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library