Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 36 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Universitas Indonesia, 2004
TA323
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2003
TA372
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"A material study for cathode tube of side window Geiger-Muller detector was carried out. Aim of the study is determine the counting correction factor to the absorpsion gamma radiation, so the type and thickness of materials tube can be sutled...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bristol: Institute of Physics, 1992
621.381 5 THI
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fransisca Yulia Dimitri
"Pada fantom air dibuat mekanik sistem pengendali ketinggian detektor menggunakan motor DC sebagai penggerak detektor dengan metode pengendalian proporsional.Penentuan ketinggian detektor menggunakan PC(LabView).Drat ulir yang digunakan terbuat dari besi dan sensor rotary encoder menghasilkan pulsa 8026 cacahan untuk 1mm. Alat ini telah diuji mampu bergerak sejauh 200 mm dengan hasil yang mendekati setpoint dan didapat error yang paling besar adalah 9 cacahan. Hasil PDD menggunakan fantom air ini mendekati nilai PDD acuan dengan akurasi yang paling besar adalah 99.43%danstandardeviasi0.05% "
Deepok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S29480
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Awang Gunadi
"Radiasi lingkungan yang melewati ambang batas yang diperkenankan dapat mempengaruhi kesehatan makhluk hidup. Terutama pada pekerja yang selalu memakai bahan radioaktif untuk itu perlu diukur sehingga selalu dalam batasannya. Pada Tugas Akhir ini, dibuat alat ukur radiasi sinar gamma yang portable sehingga mudah dibawa dengan praktis. Dimulai dari perancangan alat, persiapan kornponen dan pengetesan akhir. Setelah alat selesai, dapat dipakai untuk mengetahui besar radiasi disuatu tempat hanya meletakkan alat tersebut dimana radiasi lingkungan hendak diukur. Sedang proses kalibrasinya disesuaikan pada alat ukur yang sudah terkalibrasi atau pada daerah yang lingkungan radiasinya sudah diketahui sumber atau besar radiasinya. Teknologi yang dipakai menggunakan komponen transi tor sebagai amplifier dan conditioner-signal jadi lebih sederhana untuk penyetelan saat kalibrasi. Display yang terukur dibaca pada tampilan moving coil. Untuk sensomya dipakai tabu.ng Geiger-Mueller sebagai Ion chamber yang akan mendeteksi paparan radiasi. Dengan alat yang portable dan ringan diharapkan mudah digunakan dilapangan untuk pengembangan keamanan bagi penggunaan bahan-bahan radioaktif."
Depok: Universitas Indonesia, 2000
S39833
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Aprillya Rizki
"Penentuan spektrum sinar X perlu dilakukan untuk mengetahui kualitas radiasi yang keluar dari tabung sinar X, selain karakteristik detektor yang digunakan untuk pengukuran yang harus diketahui untuk mencegah terjadinya kesalahan penafsiran spektrum hasil pengukuran. Penelitian ini menggunakan pesawat sinar X YXLON YTU ? 320 D303 dan menggunakan detektor XR ? 100 ? CdTe serta software XCOMP5R. model pesawat ini diletakkan pada jarak 100 cm dari detektor, dengan ketebalan detektor CdTe sebesar 1 mm dan berjari ? jari sebesar 0.15 mm. Penelitian juga mencari hubungan spektrum sinar X dengan XCOMP5R untuk mencari karakteristik detektor CdTe dengan mengasumsikan spektrum XCOMP5R sebagai spectrum ideal, dari spektrum sinar X pengukuran dapat diketahui karakteristik dari detektor CdTe tersebut. Karakteristik detektor yang muncul pada saat pengukuran adalah energy K edge dan sinar X karakteristik Cd dan Te yaitu Cd nilai K edge 26.704 keV, ka1 22.982 keV, ka2 23.172 keV, kb1 26.093 keV, kb2 26.641 keV. Te nilai K edge 31.800 keV, Ka1 27.200 keV, Ka2 27.471 keV, Kb1 30.993 keV, Kb2 31.698 keV. Sebelum melakukan pengukuran spektrum, kita harus mengetahui karakter detektor untuk mencegah terjadinya penafsiran data.

Determination of the X-ray spectrum is important to know the quality of the radiation of the X-ray tubes, in the other hand it is important to characterize the detector used for measurement to prevent misinterpretation of the spectrum from measurement results. The study use X-ray tube YXLON YTU - 320 D303 and using the detector XR ? 100 ? CdTe and XCOMP5R software. X-ray tube model is placed at a distance of 100 cm from the detector, CdTe detector with a thickness of 1 mm and the fingers of 0.15 mm. the studies also aim spectrum and also to characterize it to find relation between XCOMP5R X-ray spectrum and CdTe detector by assuming the spectrum XCOMP5R as an ideal spectrum. Detector characterize that appears at measurement is the energy of K edge and X-ray characteristics of Cd and Te. The value of Cd, K edge is 26.704 keV, Ka1 is 22.982 keV, Ka2 is 23.172 keV, Kb1 is 26.093 keV, Kb2 is 26.641 keV. Values of Te, K edge is 31.008 keV, Ka1 is 27.200 keV. Ka2 is 27.471 keV, Kb1 is 30.993 keV, Kb2 is 31.698 keV. Before using detector for measurements, we must know the characteristics of detector it is important that."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S849
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Riswal Nafi
"Dalam peringatan hari ginjal sedunia menunjukkan bahwa potensi gangguan fungsi ginjal terus meningkat seiring dengan pola hidup manusia yang kurang sehat, setres dan kurang olahraga. Deteksi dini sebagai upaya menjaga kesehatan sangat dianjurkan, agar tidak semakin parah menjadi gagal ginjal yang berlanjut pada cuci darah dan cangkok ginjal sebagai jalan keluar yang tak terelakkan. Perangkat deteksi dini fungsi ginjal di rumah sakit-rumah sakit kedokteran nuklir secara diagnosa pada umumnya secara in-vivo. yaitu memasukkan radioisotop kedalam tubuh pasien, perangkat tersebut diantaranya adalah Gamma Camera, SPECT ( a Single Photon Emission Computed Tomography ) dan PET ( Positron Emission Tomography ). Peralatan-peralatan tersebut merupakan peralatan canggih yang belum terjangkau masyarakat menengah ke bawah karena mahal. Sedangkan peralatan konvensional yang ada seperti tes kreatinin darah, tidak dapat menilai ginjal kanan atau ginjal kiri yang mengalami gangguan fungsinya. Perangkat teknologi nuklir yang melakukan diagnosa fungsi ginjal secara in-vitro diantaranya adalah perangkat Radioimmunoassay. Perangkat RIA yang terdapat di rumah sakit-rumah sakit juga merupakan perangkat yang mahal sehinggga belum terjangkau masyarakat menengah ke bawah."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
T40832
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Hikmah Syaumi
"Pada bidang radioterapi, dosimeter merupakan salah satu perangkat yang penting. Suatu dosimeter dianggap ideal jika mempunyai karakter ekivalen jaringan manusia, sensitifitas tinggi, berukuran kecil, memberikan resolusi spasial yang tinggi, dan tidak bergantung pada energi. Salah satu material yang dianggap memenuhi karakter tersebut adalah berlian. Akan tetapi, berlian alami mempunyai kekurangan dalam hal biaya, desain, dan jenis kristal. Untuk mengatasi kekurangan tersebut, maka dilakukan pengembangan berlian sintetis. Salah satu berlian sintetis tersebut adalah synthetic single-crystal diamond (SSCD) dengan konfigurasi dioda Schottky. Detektor microdiamond adalah detektor komersial SSCD pertama. Sebelum digunakan pada bidang radioterapi, maka suatu detektor harus diketahui karakteristiknya. Oleh karena itu, dilakukan penelitian mengenai ketergantungan energi dan arah pada detektor microdiamond dengan berkas FF 6 MV dan FF 10 MV. Uji kualitas detektor dilakukan sebelum pengukuran karakteristik untuk mengetahui akurasi output detektor microdiamond. Pengukuran karakteristik dilakukan dengan menggunakan teknik SSD 100 cm dan SSD 84 cm pada kedalaman 8 cm dengan fantom ABS. Pada pengukuran dengan SSD 100 cm, detektor microdiamond menunjukkan ketergantungan arah yang rendah, dengan simpangan maksimum 0,5 % untuk berkas FF 6 MV dan 0,25 % untuk berkas FF 10 MV. Pada pengukuran yang dilakukan dengan SSD 84 cm, detektor microdiamond juga menunjukkan ketergantungan arah yang rendah, dengan simpangan maksimum 0,12 % untuk berkas FF 6 MV dan 0,15% untuk berkas FF 10 MV. Detektor microdiamond menunjukkan ketergantungan energi yang rendah, dengan perbedaan antar nilai bacaan sebesar 6,3% untuk SSD 100 dan 9,89% untuk SSD 84.

In radiotherapy, a dosimeter is one of the important devices. A dosimeter is considered ideal if it has the character of tissue-equivalent, high sensitivity, small size, high spatial resolution, and not dependent on energy. One of the material that is considered has the character is diamond. However, natural diamonds has their drawbacks in terms of cost, design, and types of crystal. The development of synthetic diamonds were carried out to solve the problem of natural diamonds. Synthetic Single Crystal Diamond (SSCD) with Schotkky diode configuration is one of synthetic diamonds. Microdiamond detector is the first commercial SSCD detector. Before use a detector in radiotherapy, the characteristic of the detector must be known. Therefore, this research about energy dependence and directional dependence on microdiamond detector with FF 6 MV and FF 10 MV beam was carried out. Detector quality test was carried out before characteristic measurement to determine the accuracy of output of microdiamond detector. On measurement with SSD 100, microdiamond detector shows low directional dependence, with maximum derivation 0,5% for FF 6 MV beam and 0,25% for FF 10 MV beam. On measurement with SSD 84, microdiamond detector also shows low directional dependence, with maximum derivation 0,12% for FF 6 MV beam and 0,16% for FF 10 MV beam. Microdiamond detector also shows low energy dependence, with maximum differences 6,3% for SSD 100 and 9,89% for SSD 84."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajriah Rahmah
"Hasil pembakaran rokok mengandung berbagai senyawa berbahaya, salah satunya adalah toluena. Meskipun menurut IARC toluena belum dapat diklasifikasikan karsinogen terhadap manusia, seseorang yang terpapar toluena dapat mengalami kerusakan fungsi pada ginjal, hati, dan sistem syaraf pusat [ATSDR, 2000] dan adanya toluena dapat menjadi faktor meningkatnya risiko senyawa toksik lainnya [IPCS, 1985]. Oleh karena itu, diperlukan upaya biomonitoring terhadap paparan toluena tersebut agar dapat diketahui besarnya paparan yang terjadi. Pada penelitian ini, penentuan adanya paparan toluena pada perokok dilakukan dengan mendeteksi senyawa biomarker dari toluena dalam urin yaitu asam hippurat (AH). Pengukuran dilakukan menggunakan instrumen KCKT-detektor UV dengan panjang gelombang 225 nm, pada kolom fasa terbalik C18 dengan komposisi fasa gerak buffer fosfat pH 3,5 : asetonitril (85 : 15) dan laju alir 0,7 mL/menit, terdeteksi asam hippurat pada menit ke-7. Rerata kadar AH pada perokok adalah 0,2336 ± 0,0307 g/g kreatinin, secara signifikan lebih tinggi dari sampel nonperokok yaitu sebesar 0,0524 ± 0,0152 g/g kreatinin. Disimpulkan, terdapat indikasi paparan toluena yang tinggi akibat aktivitas merokok, sehingga meningkatkan risiko kesehatan pada perokok."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S30511
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>