Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ismoyo Danurwindo
Abstrak :

Laju pernapasan (respiratory rate) merupakan salah satu dari lima tanda vital pada tubuh manusia. Pengukuran laju pernapasan yang paling sering dilakukan ialah dengan menghitung banyaknya napas yang dilakukan seseorang dalam satu menit. metode ini dinilai bersifat subjektif yang mana masing-masing pengukuran hasilnya akan bergantung kepada pengukur. Metode lain yang dapat digunakan ialah dengan mengunakan metode kontak, seperti strain gauges or impedance methods, transcutaneous CO2 methods, oximetry probe (SpO2) methods, dan ECG derived respiration rate methods. Namun, penggunaan metode kontak dapat menimbulkan beberapa masalah, seperti rasa tidak nyaman, iritasi kulit karena penggunaan elektroda, dan surface loading effect. Oleh karena itu, pada penelitian ini dirancang bangun sebuah sistem pengukuran laju pernapasan nonkontak berbasis sensor ultrasonik.

Pengukuran dilakukan dengan menghitung perubahan jarak antara area thoracoabdominal depan dengan sensor. Hasil pengukuran kemudian diolah menggunakan metode gaussian filter dan transformasi wavelet diskrit (TWD). Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh hasil bahwa metode pengukuran ini memiliki simpangan kesalahan rata-rata terkecil sebesar 4,48 menggunakan metode penyaringan gaussian filter dan menggunakan metode perhitungan pendekatan FFT. Oleh karena itu, metode ini dapat digunakan untuk mengukur laju pernapasan, tetapi perlu dilakukan beberapa peningkatan untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal.


The respiratory rate is one of the five vital signs in human body. The measurement that is most often done is by counting the amount of breath a person does in one minute. This method is considered to be subjective in which each outcome measurement will depend on the counter. Other method that can be used are by using contact method, such as strain gauges or impedance methods, transcutaneous CO2 methods, probe oximetry (SpO2) methods, and ECG derived respiration rate methods. However, the use of contact methods can cause several problems, such as skin irritation, and surface loading effect. Therefore, in this study a respiratory rate measurement system ultrasonic sensor based was designed.
Measurements were made by calculating the distance change between the front of thoracoabdominal area and the sensor. The results are then processed using the gaussian filter method and discrete wavelet transform (DWT). Based on the result of data processing, the result show that this measurement method has has the smallest error deviation of 4.48 using the gaussian filter filtering method and uses the FFT approach calculation method. Therefore, this method can be used to measure respiratory rate, but some improvement needs to be done to produce maximum results.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Natalia Rossarini
Abstrak :
Pengolahan citra merupakan salah satu bidang ilmu komputer yang terus mengalami perkembangan. Tujuan utama dan sebagian besar pengolahan citra adalah untuk mengambil /memisahkan feature-feature dari data citra, dimana deskripsi, interpretasi atau pemahaman terhadap citra disediakan oleh mesin computer vision. Dengan berkembang pesatnya Internet dan world wide web saat ini, jumlah data citra yang dapat diakses oleh pengguna menjadi sangat banyak. Akibatnya, database citra menjadi sangat besar dan luas, dan diperlukan suatu sistem yang mampu membagi citra secara efektif dan efisien. Segmentasi citra merupakan proses pembagian citra menjadi beberapa bagian atau objek. Dari hasil segmentasi region of interest (ROI) dan objek-objek pada citra lebih mudah dikenali. Pada skripsi ini ditampilkan suatu algoritma segmentasi citra dengan menggabungkan tiga metoda yaitu nilai ambang (thresholding), deteksi sisi (edge detection) dan wilayah tumbuh (region growing) dan representasi warna Hue­ Saturatian-Value (HSV) untuk membagi citra dengan karakteristik yang berbeda dan menghasilkan citra keluaran berupa objek-objek tunggal pada citra. Beberapa variasi maksmum block size dan small object threshold dilakukan untuk mendapatkan hasil segmentasi yang jelas bagi pengamalan manusia dan waktu proses yang kecil. Hasil simulasi menunjukkan bahwa ukuran blok maksimum 3, 4, 5, dan 6 serta nilai ambang objek kecil 2 dan 6 menghasilkan citra hasil segmentasi yang lebih baik dan jelas dalam pengamatan manusia, objek yang terdapat pada citra tersegmentasi dengan lebih baik, serta waktu proses yang dibutuhkan juga lebih kecil. Selain itu noise sangat mempengaruhi hasil dan waktu proses segmentasi.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S39264
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bernadeta Wuri Harini
Abstrak :
PMSM adalah motor listrik yang bekerja dengan putaran sinkron antara rotor dan medan putar stator, dengan rotor terbuat dari magnet permanen. Rotor terkunci dengan medan putar dan harus terus beroperasi pada putaran sinkron untuk semua keadaan beban. Penambahan beban dapat mengakibatkan hilangnya kekuatan torka dan motor tersebut kehilangan sinkronisasi. Jika beban mekanis pada motor dinaikkan ke titik dimana rotor ditarik keluar dari sinkronisasi, maka motor akan berhenti. Salah satu masalah apabila rotor dan stator tidak sinkron adalah ketika PMSM digunakan sebagai penggerak dalam sistem kendali. Beban yang besar dapat menyebabkan motor menjadi kehilangan sinkronisasi. Pada metode pengendalian tanpa sensor putaran, kondisi ketidaksinkronan ini dapat menimbulkan kesalahan dalam mengestimasi putaran sehingga putaran motor tidak sesuai dengan yang diinginkan. Pada penelitian ini difokuskan untuk mengatasi kesalahan estimasi yang disebabkan oleh kehilangan sinkronisasi akibat motor dikenai beban yang melebihi beban maksimal yang diijinkan. Metode yang digunakan untuk mengatasi terjadinya ketidaksinkronan antara stator dan rotor akibat fenomena kehilangan sinkronisasi meliputi metode untuk mendeteksi kehilangan sinkronisasi akibat beban dari luar yang besar dan metode kompensasi kehilangan sinkronisasi tersebut. Metode ini berbasis konsep bank observer, yaitu menggunakan lebih dari satu observer. Observer yang digunakan adalah observer MRAS ditambah satu observer yang berisi metode hitung putaran yang baru. Penambahan observer ini dikarenakan observer MRAS tidak dapat mendeteksi terjadinya kehilangan sinkronisasi. Oleh karena itu, untuk mendeteksi adanya kehilangan sinkronisasi, penulis mengusulkan metode deteksi kehilangan sinkronisasi ini yang terdiri dari observer untuk estimasi putaran yang lain yang dihitung dari arus stator dan tegangan serta algoritma untuk mengambil keputusan terjadinya kehilangan sinkronisasi. Perbedaan antara putaran estimasi kedua observer digunakan untuk menentukan terjadinya kehilangan sinkronisasi. Apabila terdeteksi terjadinya kehilangan sinkronisasi, maka kehilangan sinkronisasi ini dikompensasi dengan me- reset semua variabel observer MRAS sehingga motor kembali berputar apabila beban dihilangkan. Dengan dihasilkan metode deteksi kehilangan sinkronisasi berbasis bank observer pada sistem kendali motor sinkron permanen magnet tanpa sensor putaran ini diharapkan kinerja pengendalian PMSM tanpa sensor putaran/posisi dapat meningkat. ......PMSM is an electric motor that works in synchronous rotation between the rotor and the stator rotating field, with the rotor made of permanent magnets. The rotor is locked with a rotating field and must continue to operate in synchronous rotation for all load states. Increasing the load can result in a loss of torque strength and the motor loses synchronization. If the mechanical load on the motor is increased to the point where the rotor is pulled out of sync, the motor will stop. One of the problems if the rotor and stator are out of sync is when PMSM is used as a driver in the control system. Large loads can cause the motor to lose synchronization. In the control method without a speed sensor, this asynchronous condition can cause errors in estimating speed so that the motor speed is not as desired. This research focuses on solving the estimation error caused by loss of synchronization due to the motor being subjected to a load that exceeds the maximum allowable load. The methods used to overcome the inconsistency between the stator and the rotor due to the loss of synchronization phenomenon include methods for detecting synchronization losses due to large external loads and the method of compensating for the loss of synchronization. This method is based on the bank observer concept, which uses more than one observer. The observers used were the MRAS observer and an observer containing the new speed calculation method. The addition of this observer is because the MRAS observer cannot detect the loss of synchronization. Therefore, to detect the loss of synchronization, the authors propose a method for detecting loss of synchronization which consists of an observer for other estimated speed calculation from the stator current and voltage and an algorithm for making decisions of synchronization loss. The difference between the estimation speed of the two observers is used to determine the occurrence of synchronization loss. If a loss of synchronization is detected, this loss of synchronization is compensated by resetting all MRAS observer variables so that the motor operates again when the load is removed. By producing a synchronization loss detection method based on bank observer on the permanent magnet synchronous motor control system without speed sensor, it is expected that the PMSM sensorless control performance can be improved.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library