Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
S6820
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The article alims to describe the development of urbanization which is increasing at fast pace in Indonesia
.."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lisna Yulianti
"Kecamatan Tangerang dan Kecamatan Batuceper merupakan dua kecamatan yang berada di Kota Tangerang dengan karakteristik yang berbeda. Kecamatan Tangerang dikenal sebagai wilayah pusat Kota Tangerang yang diperuntukkan bagi perdagangan dan jasa. Sedangkan Kecamatan Batuceper terletak di pinggiran Kota Tangerang dan diperuntukkan sebagai kawasan industri. Perbedaan karakteristik wilayah ini mempengaruhi partisipasi masyarakatnya dalam pemungutan suara pada pilkada. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan deskriptif keruangan. Hasil dari penelitian ini, berdasarkan ketertarikan akan isu, baik pemilih di wilayah politik suasana pedesaan-perkotaan, maupun pemilih di wilayah politik dominasi pengusahakaryawan, cenderung lebih tertarik pada isu jangka pendek, yakni isu mengenai kesejahteraan masyarakat dan lapangan pekerjaan. Berkaitan dengan partisipasi pemilih dalam Pemilihan Walikota Tangerang 2013, terdapat persepsi pemilih bernada negatif terhadap salah satu kandidat di wilayah politik suasana perkotaan dan wilayah politik dominasi pengusaha, dimana wilayah tersebut tingkat partisipasinya hanya mencapai 60%. Sementara itu, di wilayah politik suasana pedesaan dan wilayah politik dominasi karyawan, tingkat partisipasi mencapai di atas 60%. Namun tidak ada persepsi negatif di wilayah politik tersebut.

Tangerang and Batuceper District are two district in Tangerang City which have difference characteristics. Tangerang District, which known as the centre of Tangerang City, has function for trading centre. On the other hand, Batuceper district, which location is in the periphery of Tangerang city, has function for industry area. The characteristics can influence the voter turn out rate in Major of Tangerang City Election. This research uses quantitative method with spatial descriptive approach. The results show that people, who live in urban-rural political region or owner-worker political region, are prefer short-term issue than long-term issue. The issue which people think interesting is about people prosperity and job for the people. And voter perception about the candidate can influence voter turnout rate. In urban political region and owner political region, there is a negative perception that makes the voter turnout rate only 60%. On the other hand, in rural political region and worker political region, there is no negative perception and the voter turn out can above 60%.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S63773
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eky Susilowati
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang peran traits kepribadian dan lokasi tinggal desa-kota terhadap motivasi berprestasi pada siswa SMA, serta perbedaan pola traits kepribadian dan motivasi berprestasi ditinjau dari lokasi tinggal. Seratus sembilan belas siswa SMA di desa dan 100 orang siswa SMA di kota terlibat dalam penelitian ini. Hasil analisis regresi berganda menunjukkan bahwa lima dimensi traits berdasarkan Five Factor Model dan lokasi tinggal mampu menjelaskan 42.9 persen varians motivasi berprestasi pada siswa SMA. Adapun prediktor signifikan terhadap motivasi berprestasi terdiri atas trait neuroticism, extraversion, openness to experience dan conscientiousness. Sementara itu analisis menggunakan teknik statistik independent sample t-test menunjukkan bahwa siswa di kota memiliki tingkat neuroticism dan openness to experience yang lebih tinggi dibandingkan siswa desa. Adapun tingkat motivasi berprestasi siswa SMA di desa dan kota tidak memiliki perbedaan signifikan

ABSTRACT
The study aims to explore the role of personality traits and living location rural or urban on achievement motivation among high school students, and also find whether there are some differences on urban and rural students on personality traits patterns and achievement motivation. One hundred and nineteen rural students and one hundred urban students were involved in this study. The multiple regression analysis shows that all of the five personality dimension along with living location predicted 42.9 percents of achievement motivation rsquo variance. Neuroticism, extraversion, openness to experience, and conscientiousness were the significant predictors on achievement motivation. Meanwhile the independent sample t test analysis found that urban adolescents has a higher degree of neuroticism and openness to experience compared to the rural adolescents. Urban and rural rsquo adolescents were not significantly different regarding to their achievement motivation."
2017
T47605
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitranita
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T27149
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Semiarto Aji Purwanto
"Kajian mengenai pertanian kota menunjukkan bahwa kegiatan ini merupakan gejala yang dijumpai di hampir semua kota. Di negara-negara maju, pertanian kota dikaitkan dengan gerakan kembali ke alam, promosi bertani organik, usaha mempercantik kota, pendidikan lingkungan untuk warga, hobi dan sebagai mata pencaharian. Di negara-negara berkembang di Afrika, Amerika Selatan dan Asia, sejumlah kajian menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah dan dinamika kependudukan mewarnai munculnya pertanian kota di negara berkembang. Di Jakarta, karakteristik kota yang berbeda menyebabkan penjelasan munculnya pertanian kota sebagaimana di negara maju tidak relevan untuk dijadikan jawaban. Oleh karena itu, penjelasan mengenai pertanian kota di Jakarta tidak bisa dijelaskan dengan teori pertanian kota di negara maju atau semata-mata dari negara berkembang yang lain.
Penelitian yang saya lakukan pada komunitas petani kota di wilayah Jakarta Timur, yang merupakan migran dari Karawang, Jawa Barat, menunjukkan bahwa fenomena pertanian kota di Jakarta harus dilihat dalam perspektif keterkaitan desa-kota. Perhatian hanya pada dinamika migran di kota, adaptasi pendatang dan munculnya pertanian di kota di satu sisi, atau hanya melihat dinamika sosial budaya akibat industrialisasi di desa, kebijakan pembangunan pedesaan yang berubah dan berbagai faktor pendorong migrasi ke kota di sisi lain, tidak cukup untuk menerangkan pertanian kota yang saya temui di Jakarta Timur.
Secara teoretik saya menghadirkan argumen bahwa pendekatan antropologi perkotaan atau studi petani pedesaan belaka tidak mampu memberikan penjelasan yang utuh. Demikian pula dengan analisis di tingkat individu, yang tidak akan menerangkan secara lengkap pengaruh faktor eksternal: sosial, politik dan ekonomi yang melingkupi muncul dan bertahannya pertanian kota. Walaupun saya yakin bahwa pendekatan yang lebih luas dengan melihat keterkaitan dan hubungan desa-kota lebih mampu memberikan penjelasan, namun saya menemukan bahwa berbagai hal yang selama ini menjadi domain desa atau kota, dalam kasus petani kota migran Karawang di Jakarta, justru berlainan ceritanya. Pertanian yang selama ini menjadi domain desa, kali ini justru berlangsung di kota; sementara kota yang selama ini menjadi inspirasi budaya dari desa justru menambah pilihan pekerjaan yang stereotipik dengan desa. Dengan kasus ini saya menunjukkan bahwa pendefinisian desa dan kota secara eksklusif nampaknya sudah tidak lagi relevan.

Researches on urban agriculture indicated that it is common in almost every city in the world. In the developed countries, it has connection with back-to-nature movements, organic farming initiatives, city beautification, environment education, hobby and livelihood. While in the developing states, such as in Africa, South America and Asia, it is said that government policies and population dynamics have colored the emergence of urban agriculture. With its specific character as a city of a developing country, Jakarta?s urban agriculture will not be sufficiently explained by any theories and explanations derived from developed and other developing countries. Hence, it is necesarry to build its own expalanation.
My research conducted among communities of Karawang migrants in East Jakarta has shown how urban agriculture would be best seen within the perspective of rural-urban linkage. Solely giving attention to migrants? dymanics, adaptation process of new comers and the emerging of urban farming, or only by examining the socio-cultural dynamics as consequence of rural industrialization, changing rural policies and other push-factors for urbanization will not adequate to explain the case of urban agriculture in East Jakarta.
Theoretically, I argue that some approaches in urban anthropology and peasant studies fail to thoroughly and comprehensively answer my case. Similarly, analysis in individual level can not completely explain the external factors of social, political and economical issues. However, the rural-urban linkage that I believe will be able to give better explanation, in my case, has indicating other direction of rural-urban flows. Agriculture that commonly placed and seen as rural domain, in the case of urban agriculture practiced by Karawang migrants in East Jakarta, has obviously found in urban context. At the other hand, urban living that in many cases inspired rural tradition, has received rural contribution in term of choice in livelihood: agriculture that stereotypic to village. My finding and analysis have revealed that efforts to distinguish and constitute a finite and exclusive definition of rural (villlage) and urban (city) have now lost its relevance."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
D00911
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Imas Cempaka Mulia
"Skripsi ini membahas mengenai pengembangan kawasan agropolitan di Kota Banjar Jawa Barat melalui program agribisnis dalam rangka pencapaian visi sebagai daerah dengan basis pertanian yang maju. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif melalui studi lapangan dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program agribisnis dibagi menjadi dua sub sistem yaitu sub sistem agribisnis hulu dan sub sistem agribisnis hilir dan berjalan dengan cukup baik. Disisi lain, masih terjadi banyak masalah dalam setiap pelaksanaannya karena minimnya dukungan swasta dan masih adanya pengelolaan kelembangaan yang bersifat tradisional.

This thesis discusses the development of agropolitan in Banjar, West Java through agribusiness program in order to achieve the vision of a region with advanced agricultural base. This research was conducted using a qualitative approach through fieldwork and literature studies. The results showed that the agribusiness program divided into two sub-systems, namely upstream agribusiness and downstream agribusiness subsystems. Both subsystem work well. On the other
hand, many problems still occur. It is caused by the lack of the support from private sector and the institutional management that forced using the traditional system.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S55443
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fany Alyaditha
"Penelitian ini membahas sebuah karya sastra tahun 1929 yaitu cerpen yang berjudul Suami Istri (夫妇 Fūfù) karya Shen Congwen. Cerpen ini berkisah tentang penangkapan sepasang lelaki dan perempuan yang dikira bertindak asusila, dan baru diketahui belakangan bahwa mereka adalah sepasang suami istri. Dalam menyelesaikan permasalahan penangkapan dan tuduhan, hadir dua pendapat dari penduduk desa dan orang kota yang kebetulan sedang berlibur di desa itu. Beberapa penelitian terdahulu menunjukkan adanya perbedaan pendapat antara orang desa dan kota, namun tidak membedah rinci seperti apa saja perbedaan itu muncul, dan juga mengarah pada kajian oposisi biner. Karena itu, penelitian ini bertujuan mengisi rumpang penelitian dengan menghadirkan perbedaan pendapat tersebut dengan mengemukakan oposisi biner yang nampak dari cerita dengan menggunakan teori oposisi biner untuk menemukan dikotomi orang kota dan desa tersebut. Siapa yang menjadi penentu penyelesaian kasus penangkapan ini, juga akan diungkap dalam penelitian ini.

This research discusses a literary work in 1929, namely a short story entitled Husband and Wife (夫妇Fūfù) by Shen Congwen. This short story revolves around the arrest of a man and a woman who were suspected do something immorally, afterwards, it turns out that they are husband and wife. In resolving the issue of capturing and punishing, there were two opinions from the villagers and the town man who was having a vacation in the village. Several previous studies have shown that there are differences of opinion between urban and rural people, but do not dissect in detail how these differences arise, and in this case also lead to a study of binary opposition. Therefore, by proposing a binary opposition that appears from the story, this research aims to fill the gap by presenting these differences of opinion using binary opposition theory to find the dichotomy of urban and rural people. The key person who will solve of this case, will also be revealed in this research.
Keywords: Husband and Wife (夫妇Fūfù) short story, the dichotomy of urban and rural people, city, village, binary opposition.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Widiningsih
"Skripsi ini membahas mengenai masyarakat Desa Segamai yang mengalami konvergensi dengan masyarakat Kota Tanjung Batu dalam hal pola konsumsi dan gaya hidup. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Orientasi ekonomi masyarakat desa menunjukkan orientasi ekonomi komersial. Hasil pendapatan digunakan untuk memenuhi pemahaman mereka mengenai kehidupan maju yang berorientasi pada kehidupan kota, melalui konsumsi terhadap berbagai barang yang berasal atau hanya bisa diperoleh dari kota. Lynch mengemukakan bahwa perputaran ide atau informasi yang berlangsung antara masyarakat desa maupun masyarakat kota disebabkan oleh perkembangan teknologi komunikasi media massa , transportasi, infrastruktur, dan migrasi. Meskipun masyarakat Desa Segamai memiliki keterbatasan infrastruktur dan transportasi menuju kota, tetapi tidak menutup adanya hubungan antara Desa Segamai dengan Kota Tanjung Batu. Selain perkembangan media massa, migrasi dalam rangka menjual hasil pertanian berperan penting atas perpindahan barang-barang dari Kota Tanjung Batu menuju Desa Segamai. Hal itu menunjukkan adanya perputaran lain yang tidak termasuk dalam model interaksi desa-kota Lynch, yakni perputaran barang-barang. Pemahaman mereka mengenai kemajuan yang berorientasi pada kota melalui konsumsi terhadap barang-barang kota tadi membuat Desa Segamai tidak bisa terlepas dari Kota Tanjung Batu.
This undergraduate thesis examines about rural in Segamai who convergence with urban in Tanjung Batu within lifestyles and consumption pattern. This is a qualitative research. Their economy orientation shows commercial economy orientation. The income is used to fulfill their understanding about progressive life that oriented on town life, with consumption any goods whom they can only get or buy in town. Lynch say that flow of idea or information around rural and urban is because of the blooming of mass media, transportation, infrastucture, and migration. Although the rural in Segamai has limitedness on infrastructure and transportation toward the town, but there is still interaction possibility between Segamai and Tanjung Batu. Not only the blooming of mass media, migration with purpose selling agriculture crop also has important role in flow of consumer goods from Tanjung Batu to Segamai. The study suggests there is another flow flow of goods or things , that is not consist on Lynch rsquo s rural urban interaction model. Their understanding about urban life with consuming urban goods has the result of continuum between Segamai and Tanjung Batu."
2016
S66208
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Brillian Muamar Khadafi
"ABSTRAK
Keterkaitan politik, administrasi, dan organisasi ditekankan kepada keterkaitan desa-kota oleh Rondinelli 1985 . Penelitian ini menganalisis keterkaitan secara inter dan intra regional Kabupaten Bogor melalui pendekatan postpositivist dengan pengumpulan data kualitatif. Keterkaitan politik antara desa dan kota di Kabupaten Bogor secara eksternal dengan Kota Bogor saling mempengaruhi, sedangkan secara politik lokal kota Kecamatan Cibinong memiliki superioritas mempengaruhi desa-desa disekitarnya. Secara pola kewenangan desa-kota dipengaruhi oleh perundang-undangan yang ada seperti UU Nomor 23 Tentang Pemerintah Daerah, UU Nomor 6 Tentang Desa dan perda terkait aspek kewilayahan maupun agropolitan. Secara arus belanja pemerintah kedua wilayah baik Kabupaten Bogor dan Kota Bogor tidak saling ada perhatian membangun wilayah hinterland nya, secara lokal municipalities Cibinong memiliki peran kuat sebagai pusat anggaran. Pada aspek transaksi antar yurisdiksi pemerintah kedua wilayah antara Kabupaten Bogor dengan Kota Bogor sangat saling tergantung karena spesialisasi wilayah masing-masing. Secara organisasi baik struktur dan ketergantungan organisasi, secara sosio-politis tentu sangat tergantung perundang-undangan, namun secara ekonomi kedua wilayah sangat tergantung dengan spesialisasi khusus antar wilayah. Selain itu Cibinong secara struktur ekonomi dan pelayanan merupakan wilayah dengan fasilitas terlengkap di kawasan Kabupaten Bogor.

ABSTRACT
Political, administrative, and organizational linkages are emphasized in rural urban linkage by Rondinelli 1985 . This research analyzes inter and intra regional linkages of Bogor Regency through a postpositivist approach with qualitative data collection. Political linkages between rural and urban areas in Bogor externally with Bogor city influence each other, while the local political basis Cibinong district town of superiority affect surrounding villages. In the pattern of rural urban authority is influenced by existing legislation such as UU No. 23 on Local Government, UU No. 6 On Village and related regulations and Agropolitan territorial aspect. In the flow of government expenditures both regions of Bogor and Bogor are not mutually concerned about building their hinterland area, locally Cibinong municipalities have a strong role as a budget center. In the aspect of transactions between the jurisdictions of the two regions between Bogor regency with Bogor City is highly interdependent because of the specialization of their respective areas. Organizationally, organizational structure and dependence, socio politically, is highly dependent on legislation, but economically both regions are highly dependent on specialization among regions. In addition Cibinong is an economic structure and service is the region with the most complete facilities in the area of Bogor Regency.rural urban linkage politics administration organization Bogor District Bogor City agropolitan , spatial region local government. "
2017
S67648
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>