Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tria Putri Amalia
Abstrak :
Desa Tanjung Binga merupakan Desa Nelayan yang mayoritas dihuni oleh masyarakat pendatang yaitu masyarakat Bugis, Sulawesi Selatan. Pada awalnya desa ini dihuni oleh masyarakat Melayu Belitung. Namun seiring dengan waktu, masyarakat bugis yang menghuni desa ini semakin bertambah hingga Desa ini lebih dikenal dengan kampung bugis. Desa Tanjung Binga merupakan salah satu tempat tujuan wisatawan berkunjung. Hal ini disebabkan Desa Tanjung Binga memiliki struktur para-para yang membentang sepanjang pantai desa ini yang dinilai unik oleh para pengunjung dan menjadi landmark dari desa ini. Selain itu Desa Tanjung Binga ini tidak terlepas dari citra kota yang tertib dan rapih dari segi penataan pemukiman mereka. Seiring dengan berkembangnya aktivitas manusia tentu akan memberikan pengaruh atas berubahnya fisik lingkungan dimana manusia tersebut tinggal di dalamnya, begitu pula dengan Desa Tanjung Binga. Aktivitas merupakan salah satu alasan dari perubaha. ...... Tanjung Binga is a fisherman village which is mainly inhabited by migrant community, Buginese from West Sulawesi. At the beginning, this village inhabited by Malayan Belitung community. Over time, Buginese community grew larger that the village known as a Buginese village. Tanjung Binga village is one of many tourist destination to visit. The cause is Tanjung Bingan village has the rack structure that bent along the beach of the village, considered unique by visitors that it became the village's landmark. Also, Tanjung Binga village is inseparable from orderly and neat image, in terms of settlement arrangement. Along with the development of human activity, there will be certain impact on the physical changes in which human community dwells in it, also found in Tanjung Binga village. Activity is one of many reasons for changes that occur on settlement. Settlement meant to change so that it fulfill the needs of people who live in it.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63178
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Ester Nugraheny Natalia
Abstrak :
Salah satu permasalahan yang terdapat dalam pemenuhan energi adalah masih banyaknya daerah yang belum teraliri listrik. Padahal listrik adalah faktor penting untuk mengembangkan potensi ekonomi suatu daerah. Indonesia sebagai negara tropis memiliki banyak potensi energi terbarukan, salah satunya adalah tenaga surya. Dengan penggunaan PLTS sebagai sumber daya listrik, permukiman nelayan di Desa Arungkeke dapat menikmati energi listrik secara mandiri (off grid) tanpa memerlukan bahan bakar dan mesin pembangkit. Pemenuhan kebutuhan energi dipasok oleh PLTS dengan spesifikasi kapasitas 160 Wp sebanyak 46 unit dengan harga Rp 125.120.000,00, baterai tipe 1500 Ah dengan jumlah kebutuhan 2 buah baterai dengan total harga Rp 19.576.000,00, serta konverter seharga Rp 3.334.000,00. Sehingga total biaya yang dibutuhkan sebesar Rp 148.030.000,00.
One of the main problem in energy demand fulfillment is still no electricity in many regions. Whereas, electricity is the main factor for developing a city, or in this case is economy sector. Indonesia is a tropical country which has may potentional renewable energy, for example is solar power. By using solar power plant as power generation can make people in Arungkeke?s Village have access to electricity without fuel engine and off grid. The electricity will be provided by solar power plant with the specifications are: 46 units 160 Wp solar panel Rp 125.120.000,00, 2 batteries 1500 Ah Rp 19.576.000,00, and converter Rp 3.334.000,00. So the total amount is Rp 148.030.000,00.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64371
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library