Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Putu Martha Gerynda Sukma
"Latar Belakang: Photoaging ditandai dengan perubahan struktur dan fungsi kulit yang terutama disebabkan oleh pajanan sinar ultraviolet (UV). Individu yang tinggal di daerah yang sering terpajan sinar matahari lebih rentan mengalami photoaging, contohnya daerah pesisir. Hingga saat ini, belum ada baku emas yang ditetapkan untuk mengidentifikasi photoaging. Skala penilaian subjektif yang paling banyak digunakan adalah skala Glogau. Dermoscopy Photoaging Scale (DPAS) adalah skala pemeriksaan objektif dan noninvasif untuk mendiagnosis photoaging. Tujuan: Menganalisis korelasi profil photoaging yang dinilai berdasarkan skala Glogau dan DPAS pada populasi daerah pesisir. Metode: Penelitian deskriptif analitik dengan desain potong lintang ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Cilincing, DKI Jakarta pada bulan Oktober 2022. Kriteria inklusi adalah individu yang tinggal di daerah pesisir, berusia ≥ 20 tahun, memiliki kulit tipe Fitzpatrick III – V, memiliki pekerjaan berisiko tinggi photoaging dengan rerata pajanan sinar matahari ≥ 3 jam per hari. Subjek dengan penyakit kulit lain, menggunakan obat yang memengaruhi penuaan kulit dan diskromia dalam 1 bulan terakhir, dan menjalani prosedur estetik medis dalam 6 bulan terakhir dieksklusi. Anamnesis dan pemeriksaan fisis dilakukan untuk menilai profil photoaging berdasarkan skala Glogau. Pemeriksaan dermoskopi dilakukan dengan acuan kriteria DPAS. Uji korelasi Spearman digunakan untuk menilai korelasi antara skala Glogau dan DPAS. Nilai p < 0,05 dianggap signifikan secara statistik. Hasil: Sejumlah 30 individu dengan rerata usia 41,5 ± 11,45 tahun direkrut menjadi subjek penelitian. Median skor Glogau adalah 3 (2 – 4). Rerata DPAS adalah 28,5 ± 5,59. Pada seluruh SP didapatkan tampilan klinis lentigo, hypo-hyperpigmented macule, telangiectasis, deep wrinkles, dan superficial wrinkles. Terdapat korelasi positif sedang bermakna antara skala Glogau dan DPAS (r = 0,536; p = 0,002). Terdapat korelasi positif sedang bermakna antara skala Glogau dan DPAS untuk komponen kerutan (r = 0,512; p = 0,004) dan pigmentasi (r = 0,486; p = 0,007). Kesimpulan: Semakin tinggi skor DPAS, semakin tinggi skala Glogau. Korelasi positif sedang bermakna antara skor Glogau dan DPAS ditemukan baik pada komponen kerutan maupun pigmentasi. DPAS dapat menjadi alat bantu diagnosis yang reliabel, mudah, praktis, dan cepat untuk mengidentifikasi proses photoaging.

Background: Photoaging is characterized by the changes of structures and functions of the skin, which is predominantly caused by ultraviolet (UV) radiation. Individuals who live in the area with high sun exposure are more susceptible to photoaging, for example those living in coastal area. To date, there has been no gold standard for the identification of photoaging. The most commonly used subjective assessment is Glogau scale. Dermoscopy Photoaging Scale (DPAS) is an objective and non-invasive diagnostic tool for photoaging identification. Objective: To analyze the correlation of photoaging profiles based on Glogau scale and DPAS in a coastal population. Methods: This analytic descriptive study with cross-sectional design was conducted at work area of Cilincing Municipal Health Center, DKI Jakarta in October 2022. The inclusion criteria were individuals living in coastal area, aged ≥ 20 years old, having Fitzpatrick skin type III – V, having an occupation with high risk of photoaging and mean duration of sun exposure of ≥ 3 hours per day. Subjects with other skin disorders, using drugs affecting skin aging and dyschromia in the past one month, and undergoing medical esthetic procedure in the last six months were excluded. History taking and physical examination were performed to assess the photoaging scale based on Glogau scale. Dermoscopic examination was performed according to DPAS criteria. Spearman correlation test was used to assess the correlation between Glogau scale and DPAS with p-value < 0.05 considered statistically significant. Results: A total of 30 individuals with mean age of 41.5 ± 11.45 years old were recruited. Median Glogau scale was 3 (2 – 4). Mean DPAS score was 28.5 ± 5.59. Lentigo, hypo-hyperpigmented macule, telangiectasis, deep wrinkles, and superficial wrinkles were identified in all subjects. There was moderate positive correlation between Glogau scale and DPAS (r = 0.536; p = 0.002). There were moderate positive correlations between Glogau scale and DPAS for wrinkle (r = 0.512; p = 0.004) and pigmentation (r = 0.486; p = 0.007) components. Conclusion: The higher DPAS score, the higher Glogau scale. Moderate positive correlations were significant between Glogau scale and DPAS score for both wrinkle and pigmentation components. DPAS can be a reliable, easy, practical, and fast diagnostic tool for photoaging identification."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Riris Asti Respati
"Photoaging merupakan penuaan kulit yang disebabkan oleh radiasi UV. Seiring berkembangnya teknologi kedokteran terdapat penelitian yang membuat dermoscopy photoaging scale (DPAS) sebagai skala pemeriksaan noninvasif untuk mendiagnosis photoaging. Individu yang secara geografis tinggal di daerah yang sering terpajan sinar matahari lebih rentan mengalami photoaging, contohnya daerah pesisir. Oleh karena itu, diperlukan penelitian untuk mengetahui profil photoaging dan membuktikan hubungan sun index dengan gambaran photoaging berdasarkan DPAS pada populasi daerah pesisir. Penelitian ini merupakan suatu penelitian observasional dengan desain potong-lintang. Dilakukan anamnesis untuk menilai skor sun index, pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan dermoskopi untuk menilai DPAS. Profil photoaging berdasarkan DPAS, usia, jenis kelamin, tipe kulit, dan rokok disajikan sesuai proporsi. Sejumlah 100 individu usia >18 tahun yang tinggal di Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara menjadi subjek penelitian. Median skor DPAS adalah 9 (1–21) dan median skor DPAS tertinggi didapatkan pada regio pipi kanan sebesar 3 (0–6) dan kiri, yaitu 3 (0–7). Median skor DPAS pada laki-laki adalah 9, lebih besar dibandingkan pada perempuan, yaitu 8. Terdapat peningkatan rerata DPAS seiring peningkatan usia dan hubungan bermakna skor DPAS dengan usia (p<0,001). Skor DPAS tidak berkorelasi dengan sun index. Kata kunci: dermoscopy photoaging scale, sun index, faktor yang memengaruhi

Repeated exposure to ultraviolet light are the most significant factors that contribute to photoaging. Along with the development of medical technology there is research that makes Dermoscopy Photoaging Scale (DPAS) as a noninvasive examination scale to diagnose photoaging. Individuals who geographically live in areas that are often exposed to sunlight are more susceptible to photoaging, for example coastal areas. Therefore, study dermoscopic features of photoaging and to relate these feature with sun index in the coastal population needs to be done. This is a descriptive cross-sectional study. History taking was performed to assess sun index score; physical examination and dermoscopy to determine DPAS score. Photoaging profiles in each group namely DPAS, age, gender, skin type, and smoking were reported in proportion. A total number of 100 subjects who lived in Cilincing, North Jakarta included in this study and scored a median DPAS of 9 (1–21). Regarding DPAS of facial anatomic area, the right cheek scored the highest median = 3 (0–6) and the left cheek 3 (0–7). Men have a higher median DPAS score of 9 than women, who have a score of 8. There was a significant difference between DPAS score and age (p<0,001). The average DPAS increased with age, with the 60-year-olds having the greatest average total DPAS score of 16, which is the highest of all age groups. Sun index are not correlated with DPAS score (p=0,957). "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library