Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Knapp, Daniel R.
New York: John Wiley & Sons, 1979
543 KNA h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Meriska Sukandar
"Natrium alendronat merupakan salah satu obat yang dapat digunakan untuk osteoporosis yang termasuk golongan bifosfonat. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh kondisi yang optimal dari pembentukan senyawa derivat antara natrium alendronat dengan pereaksi fluorogenik dansil klorida. Reaksi pembentukan senyawa derivat menggunakan dapar natrium karbonat 0,1 M yang optimum pada pH 10,0 dengan penambahan dansil klorida sebanyak 270 μl kemudian dicampur dengan menggunakan termomixer pada temperatur 50 °C selama 50 menit, dan waktu selesai reaksi (kestabilan senyawa derivat) pada menit ke 30. Pembentukan senyawa derivat dianalisis menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi dengan kolom C18, fase gerak yang digunakan adalah asetonitril-metanol-dapar (25 mM KH2PO4 dan 25 mM asam sitrat) (20:15:65;v/v); kecepatan alir 1,0 mL/menit; dideteksi pada panjang gelombang eksitasi 320 nm dan emisi 495 nm dengan detektor fluoresensi. Waktu retensi natrium alendronat 19,758 menit, pada rentang konsentrasi 0,2-1 μg/ml dihasilkan kurva kalibrasi yang linier dengan koefisien korelasi (r) 0,9995 dan memberikan limit kuantitasi 0,114 μg/ml.

Sodium alendronate represent one of drugs that can be used for osteoporosis, this drug include in biphosphonate group. The aim of this research is to obtain optimum condition for forming derivative of compound sodium alendronate with fluorogenic reagent dansyl chloride. The reaction derivative of compound is use sodium carbonate 0,1 M as a buffer that optimum at pH 10,0 by added 270 μl dansyl chloride then mixing with termomixer at 50 °C for 50 minute and derivative of compound was stable in 30 minute. Derivative of compound was analysed by high performance liquid chromatography method using C18 column acetonitrile-methanol-buffer (25 mM KH2PO4 and 25 mM citric acid) (20:15:65;v/v) is using as a mobile phase; flow rate of 1,0 mL/minute; detection at wavelength of excitation 320 nm and emission 495 nm with fluorescence detector. Retention time of sodium alendronate was 19,758 minute, a curve of calibration linier at concentration 0,2-1 μg/ml with correlation coefficient ( r) 0,9995 and give limit of quantitation 0,114 μg/ml."
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2006
S33030
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Khoirunnisa
"ABSTRAK
Gelatin adalah suatu protein yang dihasilkan dari kolagen dengan cara hidrolisis asam atau basa. Komposisi dan susunan asam amino pada gelatin berbeda tergantung tiap sumber jaringan hewan tetapi selalu terkandung glisin, prolin, dan hidroksiprolin dalam jumlah yang besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi gelatin, mengetahui karakteristik gelatin dari kulit sapi dan memperoleh metode analisis yang optimum untuk penetapan kadar asam amino glisin, prolin, dan hidroksiprolin pada gelatin sapi. Kulit sapi dihidrolisis menggunakan natrium hidroksida 2 , suhu ekstraksi 70 C selama 3 jam dan suhu pengeringan 60 C. Pada ekstrak gelatin sapi dilakukan evaluasi uji meliputi uji organoleptis, analisis spektrum FTIR, pH, kadar abu, kadar air, dan viskositas. Hasil optimasi metode analisis untuk penetapan kadar asam amino glisin, prolin, dan hidroksiprolin pada gelatin sapi menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi dengan detektor fluoresensi pada panjang gelombang eksitasi 265 nm dan emisi 320 nm, komposisi fase gerak dapar asetat-asetonitril 55:45 dengan laju alir 0,8 mL/menit dan menggunakan kolom C18 dengan panjang kolom 250 mm, diameter dalam 4,6 mm, dan ukuran partikel 5 mm, serta dilakukan derivatisasi menggunakan pereaksi 9-Fluorenilmetoksikloroformat-klorida FMOC-Cl . Hasil menunjukkan kadar rata-rata glisin, prolin, dan hidroksiprolin pada sampel gelatin sapi adalah 25,10 0,09 , 14,28 0,11 , dan 13,50 0,05.

ABSTRACT
Gelatin is a protein derived from partial hydrolysis of collagen either with acid or alkali. The amino acid composition and its sequences in gelatin are different from one source to another, but always consist of large amount of glycine, proline and hydroxyproline. This study aimed to isolate gelatin, determined characteristic and obtain analytical methods are optimum for the determination of glycine, proline, and hydroxyproline levels in bovine gelatin. Bovine hide is hydrolyzed using 2 sodium hydroxide, extraction temperature at 70 C for 3 hours and drying temperature at 60 C. The gelatin extract were evaluate with organoleptic test, FTIR analysis, pH, ash content, moisture content, and viscosity. The result of optimum analysis condition for the determination of glycine, proline, and hydroxyproline in bovine gelatin using high performance liquid chromatography HPLC with fluorescence detector at excitation wavelength 265 nm and emission 320 nm, mobile phase composition acetic buffer acetonitrile 55 45 with a flow rate 0,8 mL min and was used C18 column with a length of 250 mm, an inner diameter of 4.6 mm, and the particle size 5 mm. Derivatization amino acids using reagent 9 fluorenymthylchloroformate cloride FMOC Cl. The results showed average levels of glycine, proline, and hydroxyproline in bovine gelatin were 25.10 0.09 , 14.28 0.11 , and 13.0 0.05. "
Lengkap +
2017
S69540
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Teguh Rahayu
"[ABSTRAK
Asaro valproat adalah satu dari banyak obat yang digunakan sebagai antiepilepsi dan memiliki banyak efek samping, sehingga direkomendasikan untuk menentukan konsentrasinya di dalam plasma. Penelitian ini bertujuan untuk memvalidasi metode analisis asam valproat setelah diderivatisasi dengan 2,4-dibromoasetofenon di dalam plasma in-vitro dan in-vivo, menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi- Photo Diode Array.
Asam valproat dan asam nonanoat sebagai baku dalam diekstraksi dari plasma dengan etil asetat. Supematan yang diperoleh dinetralkan dan diuapkan, kemudian residu kering direkonstitusi dengan larutan penderivat-katalis dalam asetonitril kemudian diderivatisasi pada suhu 75°C selama 25 menit. Pemisahan dilakukan menggunakan kolom C18 Sunfire ® (250 mm x 4,6, 5 Jlm) dengan elusi isokratik menggunakan fase gerak asetonitril-air (73 :27). Pengukuran dilakukan pada panjang gelombang 294 nm dengan kecepatan alir 1,5 mL/menit. Metode ini valid berdasarkan hasil LOQ 4,75 flg/mL, perolehan kembali relatif konsentrasi rendah, sedang dan tinggi berturut-turut 100,67%, 99,78%, dan 93,16%. Koefisien variasi intra dan inter day dan persen penyimpangan (SD) dari metode ini masuk dalam kriteria penerimaan, yaitu dibawah ± 15%. Kurva kalibrasi linier dalam plasma in-vitro (Y = 0,0123 + 0,0085X) pada konsentrasi 4,75-237,75 Jlg/mL dengan nilai r =0,9999. Metode yang dihasilkan dapat diaplikasikan untuk menetapkan kadar asam valproat dalam plasma setelah pemberian secara oral tablet natrium divalproat 500 mg.

ABSTRACT
Valproic acid is one of mostly used antiepileptic drug which have side effects, so it is highly recommended to evaluate its plasma concentration The aim of the research was to validate a method for the determination valproic acid in plasma in-vitro and in-vivo after derivatization with 2,4-dibromasetofenon using high performance liquid chromatography-photo diode array. Valproic acid and internal standard nonanoic acid were extracted from plasma sample with ethyl acetate. Then supematan was neutralizatied and evaporated. dried residue reconsituted in derivate-catalyst solution then derivatized at 75°C for
25 minutes. The resulting derivatives were separated on a Sunfire C18 (250 mm x 4.6, 5 Jlm) reverse phase column with acetonitrile-water (73:27) as
mobile phase, were detected at 294 nm and analysis were tun at flow rate 1.5 mL/minute. The calibration curve in plasma in-vitro ( Y =0.0123 + 0.0085 x) presented good linier (r = 0.9999) between 4.75-237.75 Jlg/mL with LLOQ
4.75 Jlg/mL. The mean of relative recovery at low concentration, middle concentration and high concentration are 100.67%, 99.78%, and 93.16 %, respectively. Intra- and inter- day coefficient of variation and percent error value of the assay method were all acceptable range ± 15%. The presented method was might be applied to the determine of the valproic acid concentration in plasma after oral administration of 500 mg sodium divalproate.
, Valproic acid is one of mostly used antiepileptic drug which have side effects, so it is highly recommended to evaluate its plasma concentration The aim of the research was to validate a method for the determination valproic acid in plasma in-vitro and in-vivo after derivatization with 2,4-dibromasetofenon using high performance liquid chromatography-photo diode array. Valproic acid and internal standard nonanoic acid were extracted from plasma sample with ethyl acetate. Then supematan was neutralizatied and evaporated. dried residue reconsituted in derivate-catalyst solution then derivatized at 75°C for
25 minutes. The resulting derivatives were separated on a Sunfire C18 (250 mm x 4.6, 5 Jlm) reverse phase column with acetonitrile-water (73:27) as
mobile phase, were detected at 294 nm and analysis were tun at flow rate 1.5 mL/minute. The calibration curve in plasma in-vitro ( Y =0.0123 + 0.0085 x) presented good linier (r = 0.9999) between 4.75-237.75 Jlg/mL with LLOQ
4.75 Jlg/mL. The mean of relative recovery at low concentration, middle concentration and high concentration are 100.67%, 99.78%, and 93.16 %, respectively. Intra- and inter- day coefficient of variation and percent error value of the assay method were all acceptable range ± 15%. The presented method was might be applied to the determine of the valproic acid concentration in plasma after oral administration of 500 mg sodium divalproate.
]"
Lengkap +
2011
T44141
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mufid Idan Nugraha
"ABSTRAK
Glukosamin hidroklorida dan kondroitin sulfat merupakan senyawa glikosaminoglikan (GAGs) yang merupakan komponen struktural utama dari tulang yang akan membentuk proteoglikan. Kedua senyawa ini dapat merawat kesehatan tulang dengan menstimulasi sintesis cairan sinovial dan menghambat degradasi kartilage persendian, sehingga dapat digunakan untuk terapi osteoartritis. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh metode analisis yang selektif untuk penetapan kadar glukosamin hidroklorida dan kondroitin sulfat dalam sediaan tablet dan krim. Setelah diderivatisasi menggunakan pereaksi ortoftalaldehida dan 2-merkaptoetanol (OPA/2-ME), sampel dianalisis menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) dengan detektor fluoresensi pada panjang gelombang eksitasi 335 nm dan panjang gelombang emisi 445 nm. Glukosamin mempunyai gugus amin primer sehingga dapat diderivatisasi dengan OPA/2-ME, sedangkan kondroitin mempunyai gugus asetil pada gugus amin, sehingga perlu dilakukan deasetilasi menggunakan natrium hidroksida untuk memutus gugus asetil. Fase gerak yang digunakan tetrahidrofuran 0,25% dalam air-asetonitril (87:13) dengan laju alir 1,5 mL/menit. Kondisi analisis yang telah dioptimasi kemudian divalidasi mencakup akurasi, presisi, linieritas, selektivitas, batas deteksi, dan batas kuantitasi. Hasil menunjukkan kadar rata-rata glukosamin hidroklorida dan kondroitin sulfat pada sediaan tablet dan krim adalah 92,76%; 96,11% dan 101,15%; 100,33% memenuhi syarat keberterimaan.

ABSTRAK
Glucosamine hydrochloride and chondroitin sulphate are glycosaminoglycans (GAGs) compound which is a major structural component of bone that form proteoglycans. Both of these compounds can take care of bone health by stimulating the synthesis of synovial fluid and inhibit the degradation of joint cartilage, so it can be used for the treatment of osteoarthritis. The aimed of this study were obtain selective analytical method for the determination of glucosamine hydrochloride and chondroitin sulphate levels in tablet and cream dosage forms. After derivatization using orthophtalaldehyde and 2-mercaptoethanol (OPA/2-ME), samples were analyzed using high performance liquid chromatography (HPLC) with fluorescence detector at excitation wavelength of 335 nm and emission wavelength of 445 nm.. Glucosamine has a primary amine group that can be derivatized with OPA/2-ME, while chondroitin having an acetyl group at the amine group, so we needed deacetylation using natrium hydroxide to break the acetyl group. The mobile phase used tetrahydrofuran 0.25% in water-acetonitrile (87:13) with a flow rate 1.5 mL/min. Analysis conditions have been optimized, validated in terms of accuracy, precision, linearity, selectivity, limit of detection, and limit of quantitation. The results showed average levels of glucosamine hydrochloride and chondroitin sulphate in tablet and cream dosage forms were 92.76%; 96.11% and 101.15%; 100.33% and fulfilled the acceptance criteria.
"
Lengkap +
2016
S65011
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Aditya Andayani
"ABSTRAK
Kolagen merupakan bahan baku tinggi protein, dimana hampir semua asam amino terkandung didalamnya dengan kandungan terbesarnya adalah glisin, prolin, dan hidroksiprolin. Pada penelitian ini, kolagen diisolasi, dimurnikan, dan dikarakterisasi dari kulit babi Sus scrofa domesticus , kemudian dilakukan pencarian kondisi analisis optimum untuk mendapatkan metode penetapan kadar asam amino glisin, prolin, dan hidroksiprolin pada sampel kolagen kulit babi. Metode terbaik untuk mengisolasi kolagen dari kulit babi menggunakan perendaman dalam NaOH 0,1 M dan diekstraksi dengan asam asetat 0,5 N, dipresipitasi dengan NaCl 0,9M kemudian disentrifugasi, dialisis sebagai proses pemurnian, dan terakhir di freeze-drying untuk memperoleh bentuk padatnya. Karakterisasi yang dilakukan meliputi uji organoleptis, pH, analisis gugus fungsi, kadar air, kadar abu, viskositas, dan pewarnaan Casson rsquo;s trichrome pada jaringan kolagen. Selanjutnya kolagen dihidrolisis dengan HCl 6N selama 24 jam lalu diderivatisasi menggunakan pereaksi 9-Fluorenilmetoksikarbonil klorida FMOC-Cl . Sampel selanjutnya dianalisis menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi KCKT dengan kolom C-18 dan detektor fluoresensi pada panjang gelombang eksitasi 265 nm dan panjang gelombang emisi 320 nm. Fase gerak yang digunakan dapar asetat pH 4,2 -asetonitril 55:45 dengan laju alir 0,8 mL/menit. Hasil menunjukkan kadar rata-rata glisin, prolin, hidroksiprolin berturut-turut adalah 33,663 0,215 ; 12,333 0,128 ; dan 11,303 0,354.

ABSTRACT
Collagen is a high protein feedstock with almost all amino acids are contained in it, but the greatest content of all are glycine, proline, and hydroxyproline. In this study, collagen was isolated, purified, and characterized from porcine skin Sus scrofa domesticus , then determination of the optimum conditions analysis on amino acid in collagen were performed to obtain a method for determination of glycine, proline, and hydroxyproline content in porcine skin collagen samples. The best method to isolate collagen was using 0.1 M NaOH, extracted with 0.5 N Qacetic acid, precipitated with 0.9M NaCl, then collagen was centrifuged, dialysed to purification, and freeze dryed to get the solid form. The characterization tests includes organoleptic, pH, Fourier Transform Infra Red analysis, moisture content, ash content, viscosity, and Casson 39 s trichrome staining on collagen tissue. After that, collagen was hydrolized using HCl 6N for 24 hours then derivatized using 9 Fluorenylmethylcarbonyl chloride. Collagen was analyzed using high performance liquid chromatography HPLC with C 18 column and fluorescence detector at excitation wavelength of 265 nm and emission wavelength of 320 nm. Mobile phase used was acetic buffer pH 4.2 acetonitrile 55 45 with flow rate 0.8 mL min. The results showed average contents of glycine, proline, and hydroxyproline were 33,663 0,215 12,333 0,128 and 11,303 0,354."
Lengkap +
2017
S68082
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irghazi Respayondri
"Bromat terbentuk ketika air yang mengandung bromida diozonisasi seperti pada proses pembuatan air minum dalam kemasan (AMDK). Bromat merupakan senyawa hasil samping anorganik yang keberadaannya dalam air minum harus diperhatikan karena sifatnya yang berpotensi karsinogen. Penelitian ini bertujuan mendapatkan metode yang sensitif, selektif, dan valid untuk analisis bromat dalam AMDK menggunakan KCKT secara derivatisasi pra kolom dengan elusi isokratik. Fase gerak yang digunakan metanol-air (65:35) dengan laju alir 1 mL/menit. Bromat yang ditambahkan bromida dengan jumlah berlebih dalam suasana asam dapat membentuk bromin. Bromin yang terbentuk segera bereaksi dengan asetanilida menjadi 4-Bromoasetanilida yang dapat terdeteksi pada panjang gelombang 250 nm. Kondisi analisis yang telah dioptimasi kemudian divalidasi mencakup akurasi, presisi, linieritas, selektivitas, batas deteksi (LOD), dan batas kuantitasi (LOQ). Metode ini tidak membutuhkan penanganan sampel yang khusus sehingga lebih cepat dan efisien dibandingkan metode derivatisasi lainnya. Batas deteksi (LOD) metode ini pada konsentrasi 2,61 ng/mL serta dapat menetapkan kadar bromat di atas konsentrasi 8,70 ng/mL.

Bromate is formed when water containing bromide is ozonated in production of drinking water. Bromate is the most important inorganic disinfection by-product whose concentration in water should be controlled because of its carcinogenic properties. This study aimed to obtain a sensitive, selective, and valid method for analyzing bromate in drinking water that was performed by using HPLC with pre-column derivatization and isocratic elution. Mobile phase was methanol-water (65:35) with flow rate of 1 mL/minute. Bromate was mixed with excess bromide in acid medium to form bromine. Bromine, which is formed, will immediately reacts with acetanilide and was converted to 4-Bromoacetanilide that detectable at wavelength of 250 nm. Optimized analytical conditions were further validated in terms of accuracy, precision, linearity, selectivity, limit of detection (LOD), and limit of quantitation (LOQ). This method did not need a special sample treatment so that was faster and more efficient than others derivatization methods. The limit of detection (LOD) was at the level 2,61 ng/mL and was successfully applied to assay bromate at the concentration above 8,70 ng/mL.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S60597
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Meilawati
"Dalam beberapa tahun terakhir ini terjadi infeksi mikroba yang menyebabkan tingginya morbiditas dan mortalitas. Infeksi yang disebabkan oleh spesies mikroba umum terjadi pada pasien dengan gangguan sistem kekebalan, luka yang tidak ditangani dengan benar, tidak tersedianya antibiotik dan penggunaan dosis antibiotik yang tidak tepat. Meningkatnya tingkat resistensi bakteri terhadap agen antimikroba klinis dan dampaknya terhadap pengobatan penyakit menular mulai menghadirkan banyak masalah di seluruh dunia. Resiko yang besar akan terjadi karena adanya bakteri patogen infeksius yang resistan terhadap obat, resistan terhadap beberapa obat (Multidrugs Resistance) dan resisten terhadap obat secara luas (Extensively Drug Resistance). Komplikasi yang semakin meningkat, menunjukkan fakta banyak agen antibakteri yang dapat menyebabkan mutasi dan resistensi, seringkali dengan mekanisme yang berbeda. Resistensi yang muncul dari beberapa spesies mikroba terhadap beberapa agen antimikroba sintetis, sehingga perlu untuk melanjutkan pencarian agen antimikroba baru. Asam sinamat merupakan kelompok senyawa asam karboksilat tak jenuh yang terdapat pada Alpinia sp, diketahui memiliki banyak aktivitas farmakologis yaitu sebagai anti bakteri, antitumor, antikanker, antioksidan, antimikroba, antiinflamasi. Salah satu aktivitas asam sinamat yaitu untuk meningkatkan aktivitas anti bakteri pada antibiotik dengan menghambat pertumbuhan MRSA, P. aeruginosa, dan E. coli. Dari hasil penelitian sebelumnya, diketahui bahwa asam sinamat merupakan senyawa yang diperoleh dari hidrolisis senyawa metil sinamat yang merupakan penanda (biomarker) dan komponen utama metabolit sekunder didalam tanaman Alpinia sp. Dalam kegiatan penelitian ini akan dipelajari aktivitas antibakteri dari derivatisasi asam sinamat. Penelitian ini berhubungan dengan bakteri Gram-positif dan Gram-negatif yang diisolasi secara klinis terhadap senyawa yang disintesis dan sebagian besar senyawa yang diuji bertindak sebagai agen antibakteri yang kuat. Aktivitas antibakteri akan dilakukan secara in vitro dari senyawa yang disintesis dengan melihat hambatannya dan nilai KHM.

In recent years there have been microbial numerous infections which caused high morbidity and mortality. Infections caused by microbial species are common in patients with compromised immune systems, high medical costs and significant mortality. The increasing levels of bacterial resistance to clinical antimicrobial agents and their impact on the treatment of infectious diseases are starting to present many problems worldwide. A great risk will occur because of the presence of infectious pathogenic bacteria that are resistant to drugs, resistant to several drugs (Multidrug Resistance) and resistant to drugs widely (Extensive Drug Resistance). Complications are increasing, indicating the fact that many antibacterial agents can cause mutations and resistance, often by different mechanisms. Resistance is emerging from some microbial species to some synthetic antimicrobial agents, so it is necessary to continue the search for new antimicrobial agents. Cinnamic acid is a group of unsaturated carboxylic acid compounds found in Alpinia sp. It is known to have many pharmacological activities, namely as anti-bacterial, antitumor, anticancer, antioxidant, antimicrobial, and anti-inflammatory. One of the activities of cinnamic acid is to increase the anti-bacterial activity of antibiotics by inhibiting the growth of MRSA, P. aeruginosa, and E. coli. From the results of previous studies, it is known that cinnamic acid is a compound obtained from the hydrolysis of methyl cinnamic compounds which is a biomarker and the main component of secondary metabolites in Alpinia sp. In this research activity, the antibacterial activity of cinnamic acid derivatization will be studied. This study related Gram-positive and Gram-negative bacteria isolated clinically to the synthesized compounds and most of the tested compounds acted as strong antibacterial agents. Antibacterial activity will be carried out in vitro from the compound synthesized by looking at the resistance and MIC value."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Savira Ayusandra Putri
"Dalam jangka waktu satu tahun, Indonesia dapat menghasilkan 33.000 hingga 39.000 ton limbah cangkang telur bebek. Jumlah limbah cangkang telur bebek yang besar memiliki potensi untuk diolah menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis dan menciptakan nilai baru dengan memanfaatkan membrannya untuk produksi kolagen. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh metode ekstraksi yang optimum dengan menggunakan dua faktor utama sebagai variasi kondisi perlakuan dan memperoleh kadar kolagen dengan menganalisis senyawa hidroksiprolin pada membran cangkang telur bebek. Variasi tersebut yaitu suhu (4°C dan 22-23°C) dan kondisi dengan adanya pengadukan dan tanpa adanya pengadukan. Pada proses pre-treatment, membran direndam menggunakan NaOH 0,1 M dan ekstraksi dilakukan dengan tiga cara yaitu ekstraksi menggunakan larutan asam asetat 0,5 M, menggunakan larutan enzim pankreatin 4NF 0,1%, dan menggunakan larutan keduanya. Tahap selanjutnya untuk mendapatkan kolagen padat dilakukan proses freeze drying. Sampel kolagen padat kemudian diderivatisasi menggunakan FMOC-CI (9-Fluorenilmetoksikarbonil klorida). Sampel dianalisis dengan kromatografi cair kinerja tinggi menggunakan kolom C18 dan detektor fluoresensi pada panjang gelombang eksitasi 255 nm dan emisi 320 nm. Fase gerak yang digunakan untuk analisis adalah larutan dapar asetat (pH 4,2) – asetonitril (60:40) dengan laju alir 0,8 mL/menit. Hasil penelitian menunjukkan ekstraksi dengan larutan asam asetat 0,5 M pada suhu 4°C tanpa adanya pengadukan merupakan metode yang optimum, sehingga diperoleh rendemen kolagen sebesar 1,284% dan kadar rata-rata kolagen 1,9488%.

Within the span of a year, Indonesia has the capability to produce 33,000 to 39,000 tons of duck eggshell waste. A large amount of duck eggshell waste has the potential to be processed into something of economic value as well as generating new value by utilizing the membrane for collagen production. The aimed of this study was to obtain the optimum extraction method by the use of two main factors as variations in the treatment conditions and quantified collagen content by analyzed hydroxyproline in duck eggshell membrane. These variations include temperatures (4°C and 22-23°C) along with conditions, namely, with and without stirring. During the pre-treatment processed, the membranes were soaked using 0.1 M NaOH, and the extraction was carried out in three ways, by using 0.5 M acetic acid solution, 0.1% NF pancreatic enzyme solution, and both solutions. The next step in the formation of solid collagen was the freeze drying process. Solid collagen samples were then derivatized by using FMOC-CI (9-Fluorenylmethoxycarbonyl chloride). The samples were analyzed by high performance liquid chromatography used column C18 and fluorescence detector at excitation wavelength of 255 nm and emission wavelength of 320 nm. The mobile phase used for the analysis was acetate buffer (pH 4.2) - acetonitrile (60:40) with a flow rate of 0.8 mL/min. The results showed that extraction with 0.5 M acetic acid solution at 4°C without the presence of stirring was the optimum method. The collagen yield was 1.284% with average collagen content was 1.9488%."
Lengkap +
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library