Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Theresia Thiofani
"Dipeptidyl peptidase-4 inhibitors (DPP-4) is an oral therapeutic agent used for treatment of type 2 diabetes that has proven to have a low risk of hypoglycemia and can be well tolerated. Non-selective inhibitory ability of DPP-4 enzyme causes several side effects such as alopecia, thrombocytopenia, splenomegaly, and etc. Quinazolinone analogs have been proven effective as antidiabetic DPP-4 inhibitor agents. Therefore, in context of developing new DPP-4 inhibitor drug, a new quinazolinone derivative compound was designed: "2 - ([4-oxo-2-morpholin-1-ylmethyl) quinazolin-3-yl] amino) benzonitrile" based on principle of bioisosterism towards existing compounds. Synthesis of this compound needs to be carried out through several steps. This study aims to obtain intermediate compounds of step 1 and 2 of target compound. First step is synthesis of 2‐ (2 ‐ bromoacetamido) benzoic acid by reacting anthranilic acid and bromoacetyl bromide in dimethylformamide-1,4-dioxane (1: 1) by stirring for 12 hours. The second step is synthesis of 2‐ [2‐ (morpholin ‐ 4 ‐ yl) acetamido] benzoic acid which is carried out by reacting 2‐ (2 ‐ bromoacetamido) benzoic acid in acetone and morpholine by reflux method. Product compounds were tested for purity by using TLC and melting point determination. The yield of pure compounds obtained in first and second steps were 82.49% and 7.85%, respectively. Characterization compound formed from synthesis of step 1 with FTIR shows that amine group substitution has occurred, shown by the presence of amide groups and C-Br bonds. Whereas characterization of compound that results from synthesis of step 2 with FTIR shows that there were visible C-N bonds, C-O bonds, aliphatic C-H bonds and ionized carboxylic group. These results indicate that intermediate compounds of 2‐ (2 ‐ bromoacetamido) benzoic acid and 2‐ [2‐ (morpholin ‐ 4 ‐ yl) acetamido] benzoic acid have been successfully synthesized. However, by NMR and MS are still needed to provide higher certainty regarding the chemical structure of compound.
Dipeptidyl peptidase-4 inhibitors (DPP-4) adalah agen terapeutik oral yang digunakan untuk pengobatan diabetes tipe 2 yang telah terbukti memiliki risiko rendah hipoglikemia dan dapat ditoleransi dengan baik. Kemampuan penghambatan non selektif enzim DPP-4 menyebabkan beberapa efek samping seperti alopesia, trombositopenia, splenomegali, dan lain-lain. Analog quinazolinone terbukti efektif sebagai agen penghambat DPP-4 antidiabetik. Oleh karena itu, dalam konteks pengembangan obat penghambat DPP-4 baru, senyawa turunan kuinazolinon baru dirancang: "2 - ([4-oxo-2-morpholin-1-ylmethyl) quinazolin-3-yl] amino) benzonitrile" berdasarkan prinsip bioisosterisme terhadap senyawa yang ada. Sintesis senyawa ini perlu dilakukan melalui beberapa tahapan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan senyawa antara tahap 1 dan 2 dari senyawa target. Tahap pertama adalah sintesis 2‐ (2 - bromoacetamido) asam benzoat dengan mereaksikan asam antranilik dan bromoasetil bromida dalam dimetilformamida-1,4-dioksan (1: 1) dengan diaduk selama 12 jam. Tahap kedua adalah sintesis asam benzoat 2‐ [2‐ (morpholin - 4 - yl) acetamido] yang dilakukan dengan mereaksikan 2‐ (2 - bromoacetamido) asam benzoat dalam aseton dan morfolin dengan metode refluks. Senyawa produk diuji kemurniannya dengan KLT dan penentuan titik leleh. Rendemen senyawa murni yang diperoleh pada tahap pertama dan kedua masing-masing adalah 82,49% dan 7,85%. Karakterisasi senyawa yang terbentuk dari sintesis tahap 1 dengan FTIR menunjukkan telah terjadi substitusi gugus amina yang ditunjukkan dengan adanya gugus amida dan ikatan C-Br. Sedangkan karakterisasi senyawa hasil sintesis tahap 2 dengan FTIR menunjukkan adanya ikatan C-N tampak, ikatan C-O, ikatan C-H alifatik dan gugus karboksilat terionisasi. Hasil ini menunjukkan bahwa senyawa antara asam benzoat 2‐ (2 - bromoacetamido) dan asam benzoat 2‐ [2‐ (morfolin - 4 - yl) asetamido] telah berhasil disintesis. Namun, dengan NMR dan MS masih diperlukan untuk memberikan kepastian yang lebih tinggi mengenai struktur kimia suatu senyawa."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syafura Az-Zahra
"Diabetes melitus tipe 2 (DMT2) merupakan penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia dalam keadaan puasa atau setelah pemberian glukosa selama tes toleransi glukosa oral. Di dalam tubuh terdapat enzim dipeptidil peptidase-4 (DPP-4) menyebabkan degradasi Glucagon Like Peptide-1 (GLP-1) dan Glucose-dependent Insulinotropic Polypeptide (GIP) sehingga mengurangi bioavailabilitas dan efek inkretin. Penyakit DMT2 yang terjadi secara kronis dapat menyebabkan respon inlamasi hingga stres metabolik yang ditandai dengan meningkatnya kadar IL-1β, IL-6, TNF-α, dan CRP. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengevaluasi aktivitas antidiabetes, anti-inflamasi, dan antioksidan in vitro senyawa 2-(Striril)-N-(2-siano) benzil-kuinazolinon dan lima analognya. Pengujian ini diukur menggunakan Glomax-Multi Detection System dan spektrofotometer UV-Vis. Pengujian ini dilakukan pada berbagai konsentrasi uji dan dihitung nilai IC50 dan atau persen/nilai aktivitasnya. Berdasarkan hasil uji, aktivitas antidiabetes in vitro menggunakan mekanisme penghambatan enzim DPP-4 memiliki IC50 dengan rentang (0,7545 – 28,4742 μM) dengan senyawa QBNS-OCH3 memberikan aktivitas penghambatan terbaik dengan IC50 (0,7545 μM), aktivitas anti-inflamasi in vitro menggunakan mekanisme denaturasi protein menunjukkan % inhibisi dengan rentang (-67,4364% – 39,1948%) dengan senyawa QBNS-CF3 memberikan % inhibisi terbaik (39,1948%), aktivitas antioksidan in vitro menggunakan mekanisme DPPH menunjukkan % inhibisi dengan rentang (4,4124% – 13,2371%) dengan senyawa QBNS-OH memberikan % inhibisi terbaik (13,2371%), aktivitas antioksidan in vitro menggunakan mekanisme FRAP menunjukkan nilai FeEAC dengan rentang (0,2845 – 0,4919) dengan senyawa QBNS-OH memberikan nilai FeEAC terbaik (0,4919). Berdasarkan hasil uji, senyawa uji memiliki aktivitas yang kurang baik sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai subtituen-substituen yang nemiliki aktivitas penghambatan antidiabetes, anti-inflamasi, dan antioksidan yang lebih poten.

Type 2 diabetes mellitus (T2DM) is a metabolic disease characterized by hyperglycemia in the fasting state or after glucose administration during an oral glucose tolerance test. In the body, the enzyme dipeptidyl peptidase-4 (DPP-4) causes the degradation of Glucagon Like Peptide-1 (GLP-1) and Glucose-dependent Insulinotropic Polypeptide (GIP), thereby reducing bioavailability and incretin effects. T2DM chronic disease can cause an inflammatory response to metabolic stress, characterized by increased levels of IL-1β, IL-6, TNF-α, and CRP. This study evaluated the in vitro antidiabetic, anti-inflammatory and antioxidant activities of 2-(Striril)-N-(2-cyano) benzyl-quinazolinone and its five analogues. This test was measured using the Glomax-Multi Detection System and a spectrophotometer UV-Vis. This test is carried out at various test concentrations, and the IC50 value and or percent/activity value is calculated. Based on the test results, in vitro antidiabetic activity using the DPP-4 enzyme inhibition mechanism had IC50 in the range (0,7545 – 28,4742 μM), with the QBNS-H compound giving the best inhibitory activity with IC50 (0,7545 μM), In vitro anti-inflammation activity using a protein denaturation mechanism showed a wide range of % inhibition (-67,4364% – 39,1948%) with the QBNS-CF3 compound giving the best % inhibition (39,1948%), in vitro antioxidant activity using the DPPH mechanism showed a wide range of % inhibition (4,4124% – 13,2371%) with QBNS-OH compound giving the best % inhibition (13,2371%), antioxidant activity in vitro using the FRAP mechanism showed FeEAC values in the range (0,2845 – 0,4919) with QBNS-OH compound giving the best FeEAC value (0,4919). Based on the test results, the tested compounds had poor activity, so further research is needed on substituents that have antidiabetic, anti-inflammatory, and antioxidant inhibitory activities that are more potent."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library