Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Shofiya Rohmah Asyahida
Abstrak :
Depresi antenatal merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang sering kali luput dari perhatian. Penelitan ini dilakukan karena mengingat dampak yang ditimbulkan oleh depresi antenatal baik bagi ibu maupun janinnya dan belum adanya penelitian mengenai pengaruh status sosial ekonomi terhadap depresi antenatal menggunakan data sekunder berskala nasional yaitu IFLS V. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh status sosial ekonomi terhadap depresi antenatal di Indonesia. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional yang dilakukan pada bulan Desember 2020 – Januari 2021. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi kejadian antenatal di Indonesia yaitu sebesar 21.4%. Setelah dikontrol oleh confounder, nilai rasio odds terjadinya depresi antenatal lebih besar 1,32 kali pada status sosial ekonomi kuintil 3 (menengah ke atas) dibandingkan dengan status sosial ekonomi kuintil 4 (kaya), dan odds tersebut meningkat pada kuintil status sosial ekonomi 2 dan 1. Terlihat pada status sosial ekonomi kuintil 2 (menengah kebawah), odds terjadinya depresi antenatal 1.95 lebih besar dan pada status sosial ekonomi kuintil 1(miskin), odds terjadinya depresi antenatal lebih besar 1.84 jika keduanya dibandingkan dengan status sosial ekonomi kuintil 4 (Kaya). Kesimpulannya, prevalensi depresi antenatal di Indonesia tinggi dan terdapat pengaruh status sosial ekonomi terhadap kejadian depresi antenatal, oleh karena itu perlu dilakukan penyuluhan mengenai dampak, faktor risiko dan upaya pencegahannya, terumata pada ibu hamil dan keluarganya yang berada pada status sosial ekonomi rendah ......Antenatal depression is a public health problem that often goes unnoticed. This research was conducted because considering the impact of antenatal depression on both the mother and the fetus and the absence of research on the effect of socioeconomic status on antenatal depression using national-scale secondary data, namely IFLS V. This study aims to determine the effect of socioeconomic status on antenatal depression in Indonesia. The research design used was cross-sectional, which was conducted in December 2020 - January 2021. The results showed that the prevalence of antenatal incidence in Indonesia was 21.4%. After being controlled by confounders, the odds ratio value of antenatal depression was 1.32 times greater in the socioeconomic status quintile 3 (middle and upper) compared to the socioeconomic status quintile 4 (rich), and the odds increased in the socioeconomic status quintile 2 and 1. It can be seen that in the socioeconomic status of quintile 2 (middle to lower), the odds of antenatal depression are 1.95 greater and in quintile 1 (poor) socioeconomic status, the odds of antenatal depression are 1.84 greater if both are compared with the socioeconomic status of quintile 4 (Rich ). In conclusion, the prevalence of antenatal depression in Indonesia is high and there is an effect of socioeconomic status on the incidence of antenatal depression, therefore it is necessary to do counseling regarding the impact, risk factors and prevention efforts, especially for pregnant women and their families who are in low socioeconomic status.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gina Anindyajati
Abstrak :
Pendahuluan: Depresi antenatal dialami oleh satu dari lima ibu hamil dan hal ini memengaruhi kesehatan ibu serta bayinya. Gejala depresi antenatal sulit dikenali karena tumpang tindih dengan perubahan fisik dan psikologis saat hamil. Depresi antenatal juga dihubungkan dengan beragam faktor risiko. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui permasalahan depresi antenatal dan faktor risikonya di layanan kesehatan primer daerah urban. Metode: Studi potong lintang dengan metode pengambilan sampel secara konsekutif yang melibatkan ibu hamil di Poli Kesehatan Ibu Anak Puskesmas Kecamatan Matraman selama April-Agustus 2016. Responden mengisi kuesioner self-report berupa Kuesioner Data Umum untuk mendapat profil demografi, Lembar Pengenalan Gejala Depresi titik potong ge;5 untuk melihat gejala depresi pada ibu hamil, Kuesioner Dukungan Sosial titik potong ge;13 untuk melihat adanya dukungan sosial bagi ibu hamil, Kuesioner Kesesuaian Hubungan Suami Istri titik potong ge;16 untuk kesesuaian dalam pernikahan, serta derajat stres menggunakan Kuesioner Holmes-Rahe 300 stres berat . Data yang didapat diolah menggunakan analisis bivariat Chi-square dan analisis multivariat menggunakan regresi logistik. Hasil: 107 ibu hamil berpartisipasi dalam penelitian ini. 15 ibu hamil n=16 menunjukkan gejala depresi antenatal. Model faktor risiko untuk depresi antenatal adalah aktivitas yang menghasilkan uang, jumlah kehamilan, riwayat lahir hidup, usia kehamilan, dukungan sosial, serta stres yang dialami ibu hamil Prob > chi2 = 0.0021. Pembahasan: Depresi antenatal relatif banyak ditemukan di layanan primer area urban sehingga perlu menjadi perhatian khusus. Depresi antenatal berhubungan dengan faktor biologis dan psikososial terutama dukungan sosial dan stres saat hamil. ......Introduction: One of five pregnant mothers experienced antenatal depression and this could affect both mother's and baby's health outcome. Identification of antenatal depression is uneasy due to its similarities with physiological and psychological changes during pregnancy period. Also, antenatal depression is related with various risk factors. This study will describe antenatal depression and its associated risk factors among urban primary health care practice. Method: A cross sectional study with consecutive sampling method of pregnant mothers who utilized maternal health services in Matraman Primary Health Care during April August 2016. They were asked to fill in self report questionnaires. Demographical characteristics were collected using patient's identity form, antenatal depression was determined using self report questionnaire Lembar Pengenalan Gejala Depresi LPGD with cut off ge 5 for presence of depression, social support using Kuesioner Dukungan Sosial KDS with cut off ge 13, relationship situation with husband using Kuesioner Kesesuaian Hubungan Suami Istri KHSI with cut off score ge 16, and level of stress experienced in the past years using Holmes Rahe questionnaire 300 severe stress. Data collected was analyzed using chi square and further with logistic regression. Result: 107 pregnant mothers joined this study. Fifteen percent n 16 of them were found to have depressive symptoms. Risk factors model for antenatal depression is generating income activities, number of pregnancies, history of livebirth, gestational age, social support, and stress during pregnancy Prob chi2 0.0021. Discussion: Antenatal depression found to be common in urban primary health care practice. Antenatal depression is related with biological and psychosocial factors, mainly social support and stress during pregnancy.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library