Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M. Mossadeq Bahri
"Sebagai studi awal didapatkan temuan bahwa penanaman modal asing Jepang yang bersifat langsung di Asia Tenggara sangat ditentukan oleh bentuk dan sifat dari masyarakat, sistem politik, sistem ekonomi dan jugs tingkat pendidikan dari negara penerima modal asing Jepang tadi. Sebagai contoh, PMA Jepang di Singapura banyak berkonsentrasi pada usaha yang sifatnya 'capital intensive', sedangkan PMA Jepang di Indonesia, lebih banyak yang berkonsentrasi dalam sektor 'labor intensive' pada bidang pengeboran minyak dan gas bumi. Sedangkan bagi PMA Jepang yang beroperasi di Malaysia, Thailand dan Philipina cenderung menggabungkan keduanya.
Selain itu, PMA Jepang juga membedakan bentuk dan skala dari berbagai perusahaannya yang menanamkan modalnya di negara dunia ketiga. Untuk bidang usaha yang sifatnya 'capital intensive', penanganannya diberikan pada perusahaan yang berskala besar, dan bentuknya lebih berupa bisnis perbankan. Untuk menangani bidang usaha yang berorientasi pada 'labor intensive', maka pemerintah Jepang menyerahkannya pada perusahaan mereka yang skalanya kecil, menengah, dan besar, bentuk usahanya adalah pengeboran minyak dan penyulingan gas bumi, karat, batubara dan sebagainya.
Dari literatur yang berhasil dikumpulkan didapat bahwa masuknya modal asing Jepang ke negara dunia ketiga bisa dikategorikan kedalam tiga gelombang besar. Gelombang pertama terjadi sejak awal tahun 1950, ketika perusahaan Jepang mulai melakukan investasinya di luar negeri, gelombang ini mencapai puncaknya pada tahun 1973. Gelombang kedua dimulai dengan beroperasinya perusahaan raksasa Jepang dalam bisnis di negara dunia ketiga, gelombang kedua ini berlangsung sampai akhir 1970an. Sedangkan gelombang ketiga berlangsung sejak awal 1980an, dan pada fase ini sektor usaha industri jasa dan perbankan menjadi sasaran utama perusahaan Jepang."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1998
LP 98 43
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Bagus Haryono
"ABSTRAK
Thesis ini bertujuan mendeskripsikan kekuasaan istri berpendidikan rendah pada kasus 8 keluarga Jawa menggunakan pendekatan ketergantungan Eichler (1981:201-215). Analisis dimensi sosial-strtktural dibedakan dengan dimensi personal-emosional. Kekuasaan dilihat menurut proses, dan diungkap dengan pendekatan kualitatif. Ketergantungan, awalnya ditetapkan menurut asal darimana/siapa pemilik resources/sumber-sumber, namun selanjutnya ditetapkan dengan perspektif emic, menurut bagaimana pasangan keluarga memahami sumber dan ketergantungannya terhadap sumber tersebut. Informan dan lokasi penelitian ditentukan secara purposive. Data dikumpulkan dengan wawancara mendalam, menjalin rapport, observasi dengan menafsirkan body language, dan alat perekam. Hasil penelitian ini, yaitu: kekuasaan setara (saling tergantung) pada dimensi kekayaan ekonomi, prokreasi, dan status/prestige didapatkan pada pasangan Lasmininingrum, Rukmini, Jumirah, Murtini, dan Mariyem; dan dalam dimensi afeksi, ditemukan pada pasangan Lasminingrum, Murtini, Rukmini, Jumirah, dan Yuliana. Kekuasaan tidak setara (dominasi suami) dalam dimensi kekayaan ekonomi, dan status/prestige ditemukan pada pasangan Wiwik; dalam dimensi seks ditemukan pada pasangan Yuliana dan Mariyem; dalam dimensi kelangsungan hidup ditemukan pada pasangan Lasminingrum, dan Rukmini; dan dalam dimensi afeksi ditemukan pada pasangan Mariyem. Kekuasaan tidak setara (dominasi istri) dalam dimensi seks ditemukan pada pasangan Ratih; dan dalam dimensi kelangsungan hidup ditemukan pada pasangan Jumirah; dalam dimensi afeksi ditemukan pada pasangan Ratih. kekuasaan setara (ketidaktergantungan simetris) dalam dimensi kelangsungan hidup ditemukan pada pasangan Wiwik, Ratih, Murtini, Yuliana dan Mariyem; dalam dimensi afeksi ditemukan pada pasangan keluarga Wiwik, akibatnya mereka lebih mandiri dalam sikap dan tindakan. Besarnya ketergantungan pada dimensi personal-emosional, justru semakin memperkuat saling tergantung Lasminingrum dan Murtini, membalikkan ketergantungan Yuliana, membalikkan kemandirian Yuliana dan Mariyem pada dimensi social-struktural. Kuatnya dominasi suami pada pasangan Mariyem dalam dimensi afeksi telah membalikkan kemandirian Mariyem dalam dimensi kelangsungan hidup dan prokreasi. Besarnya dominasi Ratih dalam dimensi afeksi, telah membalikkan ketidaktergantungannya dalam dimensi seks dan prokreasi. Hubungan saling tidak tergantung dalam dimensi personal-emosional pada pasangan Wiwik telah membalikkan ketidaktergantungannya dalam dimensi sosial-struktural. Ketergantungan pada dimensi personal-emosional terbukti menjadi mekanisme kontrol yang mampu merubah atau membalikkan ketergantungan pada dimensi sosial-struktural."
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library