Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ambar Setiyowati
"Dewasa ini aflatoksin mendapat banyak perhatian di kalangan banyak ahli, karena diduga keras bahwa senyawa tersebut merupakan bahan penyebab kanker (karsinogenik). Akibat yang paling mencemaskan bagi mereka yang mengkonsumsi bahan makanan yang tercemar aflatoksin ialah kerusakkan hati dari tingkat yang paling ringan sampai paling berat, yakni kanker hati. Penelitian ini dilakukan untuk identifikasi dan penetapan kadar cemaran aflatoksin dalam makanan yang mengandung kacang tanah dan kacang kedelai secara KLT densitometri, menggunakan fase diam lempeng KLT silika gel 60 GF254 dan fase gerak kloroform-etil asetat (7:3) dengan deteksi fluoresensi pada panjang gelombang eksitasi 354 nm.
Hasil dari pembuatan kurva kalibrasi aflatoksin B1 (AFB1) dan aflatoksin G1 (AFG1) antara 10-100 ppb; batas deteksi AFB1 dan AFG1 masing-masing 2,93 ppb dan 4,77 ppb.Penerapan metode ini pada sembilan macam sampel yang mengandung kacang tanah dan kacang kedelai menunjukkan hasil positif AFB1 pada delapan sampel dengan kadar 1-4 ppb dan satu sampel yang positif AFB1 dan AFG1, dengan kadar AFG1 4,43 ppb. Hasil ini lebih kecil dari LOD dan LOQ.

At present, aflatoxin is beginning to get more attention from the scientist, because highly suspected that this compound is carcinogenic. The most anxious effect to them who consumed food-contaminated by aflatoxin is liver damaged, which varied from the lowest level until the highly dangerous level (liver cancer). This study was designed to identified and determined the aflatoxin concentration in the food samples which contain peanut and beans. That using TLC-densitometry, the analitycal condition is using: TLC silica gel 60 GF254 as the stationary phase, chloroform-ethyl asetat (7:3) as the mobile phase, fluorescence measurement mode with the 354 nm.
The results showed calibration curve of AFB1 and AFG1 between 10-100 ppb; detection limit of AFB1 and AFG1 are 2.93 ppb and 4.77 ppb. The implementation of this method in 9 samples that contain peanuts and soy beans that sold in the market shows positive of AFB1 in 8 samples with concentration of AFB1 1-4 ppb and positive of AFB1 and AFG1 in only one sample with concentration 4.565 ppb. This results less than LOD and LOQ.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2006
S32886
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maggadani, Baitha Palanggatan
"Makanan tradisional pacar cina banyak dijumpai di pasaran dengan
warna merah dan hijau. Telah dilakukan analisis zat pewarna terhadap enam
sampel pacar cina merah dan hijau menggunakan reaksi warna dan
kromatografi kertas-densitometri, dengan serat bulu domba untuk ekstraksi
zat pewarna. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dua dari enam sampel
pacar cina warna merah mengandung Rodamin B (pewarna yang dilarang
untuk makanan) dan empat sampel warna merah lainnya menggunakan
pewarna Ponceau 4R. Semua sampel pacar cina warna hijau merupakan
campuran pewarna biru dan kuning yaitu Biru berlian dan Tartrazin. Ponceau
4R, Biru berlian dan Tartrazin diijinkan penggunaannya dalam makanan.
Kromatografi lapis tipis-densitometri digunakan untuk menetapkan kadar
pewarna-pewarna tersebut dan dibandingkan dengan persyaratan asupan
perhari dari FAO/WHO. Hasil penetapan kadar menunjukkan bahwa jumlah
Ponceau 4R, Biru berlian dan Tartrazin yang terkandung dalam sejumlah
pacar cina yang lazim dikonsumsi, tidak melebihi persyaratan asupan perhari
dari FAO/WHO."
Universitas Indonesia, 2007
S32635
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Isolation of charantin from the extract of Momordica charantia L and validation of TLC densitometry for the determination of charantin has been done....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Produk tetes mata kloramfenikol yang beredar di pasaran menggunakan air sebagai pelarut dengan batas Daluwarsa yang relatif panjang, sehingga akan terjadi penguraian selama penyimpanan. Pada penelitian ini dilakukan analisis kuantitatif kloramfenikol dalam sediaan tetes mata dan sediaan salep mata kloramfenikol yang beredar di pasaran dengan menggunakan metode kromatografi lapis tipis ( KLT ) – spektrodensitometri. Analisis dilakukan dengan menggunakan fase gerak kloroform-metanol-asam asetat glasial ( 79:14:7 ); deteksi dengan instrumen TLC Scanner 3 pada panjang gelombang maksimum 282 nm. Dengan metode akurasi adisi, rata-rata perolehan kembali untuk tetes mata kloramfenikol dengan penambahan 0,1 % pada sampel adalah 101,00 % ± 0,73 % dengan RSD = 0,72 % dan dengan metode akurasi absolut, rata-rata perolehan kembali untuk salep mata kloramfenikol adalah 99,23% ± 1,63 % dengan RSD = 1,64 %. Hasil percobaan dengan 5 sampel tetes mata dan 3 sampel salep mata kloramfenikol ternyata ditemukan 2 sampel tetes mata kloramfenikol yang tidak memenuhi persyaratan kadar menurut Farmakope Indonesia edisi IV dengan kadar kloramfenikol 88,27 % ± 0,35 % dan 57,38 % ± 1,81 %."
Universitas Indonesia, 2007
S32609
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Zuspita Anggrarini
"Asam benzoat dan asam sorbat merupakan zat antimikroba yang digunakan sebagai bahan pengawet pada makanan. Pada penelitian ini dilakukan pemeriksaan asam benzoat dan asam sorbat yang terkandung dalam berbagai merek kecap yang beredar di kota Depok secara kromatografi lapis tipis (KLT) densitometri. Analisis dilakukan dengan menggunakan fasa gerak n-heksana : etil asetat (4:1) dengan penambahan asam asetat 1% volume; deteksi dengan Camag TLC Scanner III pada panjang gelombang maksimum 230 nm untuk asam benzoat dan 262 nm untuk asam sorbat.
Dengan metode ekstraksi AOAC, rata-rata perolehan kembali untuk asam benzoat dan asam sorbat masing-masing adalah 100,51% dan 85,06%; hasil percobaan dari 10 sampel ternyata ditemukan 6 sampel mengandung asam benzoat dengan kadar 87,48 - 3880,31 mg/kg kecap (dimana 1 sampel diantaranya melebihi kadar yang telah ditetapkan pemerintah); 2 sampel mengandung asam sorbat dengan kadar 15,74 - 20,46 mg/kg kecap dan 2 sampel lainnya tidak mengandung asam benzoat dan atau asam sorbat.

Benzoic acid and sorbic acid are antimicrobial substances that used as the food preservative substances. The purpose of this research was to analyze the level of benzoic acid and sorbic acid in some brands of soy sauce that were sold in Depok using thin layer chromatography (TLC) method. The analysis used n-hexane : etil acetat (4:1) with addition of 1% acetic acid as mobile phase; detection using Camag TLC Scanner at maximum wavelength 230 nm for benzoic acid and 262 nm for sorbic acid.
Using the AOAC extraction method, the average of recovery were 100.51% for benzoic acid and 85.06% for sorbic acid. The result of the test showed, 6 out of 10 sample consist of benzoic acid between 87.48 - 3880.31 mg/kg (which 1 sample consist more than maximum level); 2 sample consist 15.74 - 20.48 mg/kg; while 2 other samples did not contain benzoic acid and sorbic acid.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2006
S32892
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Aflatoksin B1 adalah salah satu jenis mikotoksin jamur yang dikenal karena efek toksik dan karsinogeniknya pada beberapa hewan coba dan manusia. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi kandungan aflatoksin B1 dalam susu dan yoghurt kemasan di wilayah Lembang, Bandung Utara, secara Kromatografi Lapis Tipis Densitometri. Kondisi optimum terdiri dari fase diam yang berupa lempeng KLT silika gel 60 F254 (Merck), ukuran 20 x 10 cm dan fase gerak berupa campuran pelarut kloroform-etil asetat (7:3). Deteksi dan kuantitasi dilakukan dengan Camag TLC scanner III, menggunakan detektor fluoresensi pada panjang gelombang eksitasi maksimum 354 nm dan emisi 432 nm. Hasil pengamatan menunjukkan data kurva kalibrasi yang linear antara 20-160 pg dengan koefisien korelasi 0,9998; batas deteksi 3,002 pg; dan batas kuantitasi 10,005 pg. Rata-rata uji perolehan kembali menggunakan matriks blangko susu dan yoghurt rasa durian sebesar 100,05% dan 98,24%. Penerapan metode ini terhadap masing-masing dua merk sampel susu murni dan yoghurt rasa buah menunjukkan tidak satupun yang tercemar aflatoksin B1."
Universitas Indonesia, 2007
S32586
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitriani Agustina Rezeki
"Telah dilakukan analisis terhadap minyak kelapa, minyak kelapa sawit, dan virgin coconut oil berdasarkan parameter yang terdapat pada SNI minyak kelapa seperti kadar air, bilangan peroksida, bilangan iod, bilangan penyabunan, dan bilangan asam, dengan menggunakan metode titrasi. Pada pengamatan hasil analisis terhadap dua sampel virgin coconut oil dari produk yang berbeda, terdapat perbedaan kualitas berdasarkan parameter SNI. Untuk minyak kelapa, minyak kelapa sawit, dan virgin coconut oil, perbedaan kualitas berdasarkan parameter SNI tidak terlalu besar antara ketiganya. Dalam penelitian ini dilakukan analisis terhadap asam laurat dalam keempat sampel minyak tersebut secara kromatografi lapis tipis(KLT) densitometri, namun metode ini tidak berhasil untuk menganalisanya.
Analysis of coconut oil, palm oil, and virgin coconut oil has been carried out based on SNI parameter such as water content, peroxide value, iodine value, saponification value, and acid number by using titration method. The analysis result of virgin coconut oil from difference products has showed differences quality based on SNI parameter. For the coconut oil, palm oil, and virgin coconut oil, there were small differences among them. It was also carried out Analyzing of lauric acid for all samples by thin layer chromatography densitometry, but the method applied did not work well."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2006
S33050
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Klorfeniramin maleat, atau yang lebih dikenal dengan nama CTM, merupakan obat golongan antihistamin yang terutama digunakan dalam sediaan antialergi dan antiinfluenza. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk penetapan kadar CTM secara kuantitatif, di antaranya titrasi bebas air, spektrofotometri UV, kolorimetri, dan kromatografi lapis tipis densitometri. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan metode-metode penetapan kadar bahan baku CTM tersebut dari segi akurasi dan presisi. Data hasil uji perolehan kembali relatif dari setiap metode untuk setiap kategori sampel diuji secara statistik dengan menggunakan analisis varians untuk mengetahui apakah keempat metode tersebut memberikan hasil yang sama atau berbeda ditinjau dari segi akurasi. Sedangkan nilai koefisien variasi dibandingkan secara langsung untuk mengetahui apakah keempat metode tersebut memberikan hasil yang sama atau berbeda ditinjau dari segi presisi. Metode yang paling baik adalah metode yang memberikan hasil dengan akurasi dan presisi tertinggi. Dari segi akurasi, metode titrasi bebas air, kolorimetri, dan KLT densitometri, memberikan hasil yang sama baiknya. Dari segi presisi, metode spektrofotometri UV memberi hasil yang terbaik. Namun, akurasinya paling rendah."
Universitas Indonesia, 2007
S32610
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Epigalokatekin galat (EGCg) adalah senyawa polifenol dalam daun teh
yang mempunyai efek antioksidan. Tujuan penelitian ini adalah meneliti
secara kualitatif dan kuantitatif EGCg dalam sediaan teh hijau siap saji yang
disimpan dengan kondisi berbeda. Untuk itu diteliti teh hijau yang disimpan
dalam lemari pendingin dan yang dibiarkan terpapar sinar matahari. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa seluruh sampel mengandung EGCg.
Penetapan kadar EGCg pada sampel dilakukan dengan kromatografi lapis
tipis- densitometri menggunakan lempeng selulosa. Eluen terpilih adalah npropanol
– asam asetat – air (1:1:5). Persamaan regresi linier dari kurva
kalibrasi adalah y = -1204,071 + 7,495 x, dengan faktor korelasi (r) sebesar
0,99911. Pada 3 sampel yang disimpan di lemari es diperoleh kadar EGCg
pada sampel 1 adalah 0,00293 % b/v, sampel 2 adalah 0,00298 % b/v, serta
sampel 3 adalah 0,00328 % b/v. Kadar EGCg dalam sampel yang dibiarkan
terpapar sinar matahari lebih kecil dari 0,00272 % b/v."
Universitas Indonesia, 2007
S32618
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ryeke Medliyeni Rufyedi
"Mikonazol nitrat merupakan salah satu senyawa yang digunakan sebagai antijamur di dalam sediaan topikal. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh metode yang valid untuk penetapan kadar mikonazol nitrat dalam sediaan krim secara kromatografi lapis tipis-densitometri. Pemisahan zat dilakukan dengan menggunakan lempeng HPTLC silika gel 60 F254 (Merck). Fase gerak yang digunakan adalah n-heksan-kloroform-metanoldietilamin (70:25:5:1). Sampel diekstraksi menggunakan metanol 12 mL pada suhu 50oC dan disentrifugasi dengan kecepatan 4000 RPM selama sepuluh menit. Lempeng dianalisis dengan TLC scanner 3 (CAMAG), menggunakan detektor UV-Vis pada panjang gelombang 203 nm. Penelitian ini menghasilkan nilai linieritas yang cukup baik sebesar 0,9993 pada rentang konsentrasi 0,753-2,008 μg dengan batas deteksi 0,0595 μg; dan batas kuantitasi 0,1982 μg. Rata-rata perolehan kembali yang dihasilkan adalah 98,32% dengan simpangan baku relatif <2%. Kadar mikonazol nitrat dalam tiga sediaan krim ditetapkan dengan menggunakan metode ini menunjukkan bahwa kadar yang terdapat pada sampel 1, 2, dan 3 sesuai dengan etiket, yaitu 2,09%, 2,06%, dan 2,16% atau 104,5%, 103,0%, dan 108,0%, dihitung dari kadar yang tertera pada etiket (2%).

Miconazole nitrate is one of substance used as antifungal agent in topical product. The purpose of this research was acquiring the method of determination of miconazole nitrate in cream by densitometry using Thin Layer Chromatography-Densitometry, which was validated. The separation was done on HPTLC plate silica gel 60 F254 (Merck). The chosen mobile phase was n-hexane-chloroform-methanol-diethylamine (70:25:5:1). Samples was extracted with 12 mL methanol at the temperature 50oC and it was centrifugated at 4000 RPM for ten minute. The plates were scanned by TLC scanner 3 (CAMAG) using UV-Vis detector at 203 nm. This research resulting good linearity value of the method 0.9993 in calibration range 0.753-2.008 μg; limit of detection and limit quantitation were 0.0595 and 0.1982 μg respectively. The average of recovery study was 98.32%, with relative standard deviation less than 2%. The application of this method on three samples of miconazole nitrate creams showed that the concentration of miconazole nitrate in sample number 1, 2, and 3 match with each labels, namely 2.09%, 2.06%, and 2,16% or 104,5%, 103,0% and 108,0% counted from the concentration showed on the label (2%)."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2008
S33074
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>