Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 410 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Hamdan Yuwaafii
Abstrak :
Saat ini pemberantasan vektor di tekankan pada pemberantasan biologis antara lain menggunakan Bacillus thuringiensis israelensis (Bti) untuk menghindari efek samping larvasida. Penggunaan Bti dalam memberantas vektor demam berdarah dengue (DBD), yaitu Ae. aegypti, masih dalam tahap laboratorium sehingga penelitian mengenai efektivitas Bti di lapangan perlu dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas Bti dalam pemberantasan Ae. aegypti di Kelurahan Cempaka Putih Barat, sebagai salah satu kelurahan dengan insidens DBD yang tinggi. Penelitian ini menggunakan desain eksperimental dengan single-larval method. Data diambil pada tanggal 28 Maret dan 25 April 2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa house index (HI) menurun dari 19% menjadi 10%, container index (CI) menurun dari 10,32% menjadi 4,37%, breteau index (BI) menurun dari 26 menjadi 11. Berdasarkan uji McNemar diketahui bahwa penurunan tersebut bermakna, namun tidak dapat dikatakan bahwa Bti efektif memberantas Ae. aegypti, karena tidak semua container mendapatkan Bti. Jumlah container positif dari seluruh container yang mendapatkan Bti mengalami penurunan setelah pemberian Bti namun tidak bermakna. Disimpulkan bahwa Bti tidak efektif dalam memberantas Ae. aegypti di Kelurahan Cempaka Putih Barat.
Nowadays, vector control is emphasized to biological agent like Bacillus thuringiensis israelensis (Bti) to avoid negative effect of insecticide. The using of Bti to control dengue hemorrhagic fever's (DHF) vector, Ae. aegypti, has only been conducted in laboratorium, so further research on the effectiveness of Bti to control Ae. aegypti in the domestic environment is needed. The aim of this study was to test the effectiveness of Bti in controlling Ae. aegypti in Kelurahan Cempaka Putih Barat, one of the district with highest DHF incidence in Jakarta. This method of this is experimental design using single-larval method. The data was collected on March 28th 2010 and April 25th 2010. The result showed that house index (HI) decreased from 19% to 10%, container index (CI) decreased from 10,32% to 4,37%, and breteau index (BI) decreased from 26 to 11. According to the McNemar test, this result was stastically significant, but it does not show that Bti is effective in controlling Ae. aegypti because there are some containers that did not get Bti. The number of positif containers from all containers that got Bti slightly decreased after treatment, but it is not significant. In conclusion, Bti is not effective in controlling Ae. aegypti in Kelurahan Cempaka Putih Barat.
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Ichsan Taufik
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Okta Priyani
Abstrak :
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis gambaran maupun identifikasi perbedaan secara spasial keterkaitan antara faktor-faktor risiko penyakit DBD, khususnya lingkungan fisik yaitu variasi iklim (suhu udara, kelembaban udara, dan curah hujan) dan demografi (kepadatan penduduk) terhadap penyebaran kejadian penyakit DBD di wilayah Kota Depok, Kota Bogor, dan Kabupaten Bogor tahun 2008-2010. Penelitian ini menggunakan studi ekologi dengan pendekatan spasial. Untuk mencari besarnya hubungan digunakan metode ekologi, yaitu penelitian epidemiologik analitik observasional yang digunakan untuk melihat hubungan antara variabel independen (kepadatan penduduk, suhu udara, kelembaban udara, curah hujan) dengan variabel dependen yaitu penyakit DBD. Unit analisis dalam penelitian ini adalah kecamatan di wilayah Kota Depok, Kota Bogor, dan Kabupaten Bogor pada tahun 2008-2010.
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
M. Tatang Puspajono
Abstrak :
Demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi masalah kesehatan utama di Asia dan Pasifik khususnya Indonesia. Angka kematian sindom syok dengue (SSD) di rumah sakit masih tinggi. Data di Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSCM antara 1 Januari 2003 sampai dengan 30 Juni 2004 didapatkan jumlah kasus DBD yang dirawat sebanyak 263 pasien. Jumlah kasus SSD pada periode tersebut sebesar 31,7% DBD derajat III, diikuti DBD derajat II sebesar 30,7% dan DBD ensefalopati pada DBD derajat 1V sebesar 1%. Salah satu gangguan keseimbangan asam basa adalah asidosis laktat, suatu bentuk asidosis metabolik. Kondisi ini terjadi akibat akumulasi laktat yang disebabkan oleh hipoksia atau iskemia jaringan. Asidosis laktat erat hubungannya dengan akumulasi laktat di dalam cairan ekstraseluler, akibat ketidakseimbangan antara suplai oksigen dengan pemakaian oksigen untuk kebutuhan metabolik. Kadar laktat darah telah banyak dipelajari dan digunakan sebagai petanda biokimia adanya hipoksia jaringan pada keadaan sakit gawat. Asidosis laktat dibuktikan sebagai faktor penyebab umum dan tersering dari berbagai keadaan sakit gawat. Hipoperfusi/hipoksia jaringan menjadi dasar patogenesis dari berbagai kasus asidosis laktat. Pengukuran laktat serial dapat memprediksi kemungkinan timbulnya syok septik dan gagal organ multipel lebih baik dibandingkan pengukuran variabel-variabel transpor oksigen. Beratnya asidosis laktat dapat dilihat dari nilai pH darah, senjang anion, dan kadar laktat darah dengan metode kuantitatif. Pemantauan kadar laktat darah dapat membedakan pasien-pasien yang akan tetap hidup dan pasien yang akan meninggal. Kadar laktat darah juga merupakan indikator yang lebih sensitif untuk daya tahan hidup dibandingkan dengan nilai curah jantung, hantaran oksigen, tumor necrosis factor a (TNF a), dan interleukin-6 (TL-6).
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evy Suryani Arodes
Abstrak :
Demam berdarah dengue (DBD) merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue (DENV) dan ditransmisikan oleh nyamuk yang hidup di daerah tropis dan subtropis. Insiden terjadinya demam dengue (DD) dan DBD meningkat secara dramatis di dunia selama beberapa dekade terakhir. Hingga saat ini belum ada terapi yang spesifik untuk infeksi dengue. Pengobatan hanya bersifat simptomatik. Walaupun demikian, pada kasus DBD dan SSD, perawatan dini dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas. Untuk itu diperlukan uji laboratorium yang akurat untuk membantu menegakkan diagnosis dini infeksi dengue. Deteksi Antigen non struktural-1 (NS-1) telah tebukti mampu mendeteksi dini infeksi DENV. Pemeriksaan ini dapat memberikan hasil lebih dini, akurat dan dengan harga yang lebih murah. Dalam usaha mengembangan uji diagnosis berdasarkan NS-1 diperlukan antibodi anti-NS1. Kami telah berhasil memproduksi IgG anti-NS1 DENV. Untuk mendapatkan antibodi anti-NS1 DENV, protein NS-1 (90 μg/ml) koleksi Mikrobiologi disuntikkan pada kelinci dan selanjutnya antibodi dilabel dengan HRP yang dapat digunakan untuk mendeteksi protein NS1 pada serum pasien terinfeksi dengue. Antibodi IgG HRP yang diperiksa menggunakan metode direct ELISA menunjukkan nilai absorbansi tertinggi pada pengenceran 1:100 dan terendah pada pengenceran 1:12800. Uji NS-1 pada serum pasien menunjukkan hasil positif pada semua serum pasien terinfeksi DENV, baik DENV 1, 2, 3 dan 4. Sedangkan hasil negatif ditunjukkan pada serum pasien yang terinfeksi CMV dan EBV, serta pada serum orang sehat. Hasil ini menunjukan bahwa antibodi yang dilabel HRP dapat digunakan untuk pengembangan uji diagnostik untuk mendeteksi keberadaan antigen NS1 virus dengue dalam serum pasien. ...... Dengue fever is a disease caused by dengue virus and is transmitted by mosquito in tropical and subtropical regions. Dengue fever (DF) and dengue hemorraghic fever (DHF) have been dramatically increased in recent decades. Specific therapy to dengue infection is not available. The therapy is only symptomatic. In DHF and dengue shock syndrome (DSS) cases, early therapy can reduce morbidity and mortality rate. Therefore, laboratory assay are needed to accurately diagnose dengue infection at early stage. Detection of nonstructural-1 (NS1) antigen has been proven to provide early detection of DENV infection. The assay can provide early and accurate result with less expensive cost. In a attempt to develop an NS1 - based diagnostic test, we successfully produced anti- NS1 DENV antibody. To obtain anti NS1 DENV antibody, NS1 protein (90 μg/ml) collection of Microbiology was injected to rabbit. The antibodiy was further labeled with HRP and be used to detect NS1 protein in dengue patient sera. The antibody labeled with HRP by direct ELISA method showed the highest absorbance value in 1:100 dilution and the lowest absorbance in dilution 1:12800. NS1 test of patients serum using this labelled antibody showed positive result in all the sera of patients infected with DENV, either DENV 1, 2, 3, and 4. Whereas negative results are shown in the serum of patients infected with CMV and EBV, as well as the serum of healthy people. Therefore, the antibody labeled with HRP could be used for developing diagnostic assay to determine the presence of dengue virus NS1 antigen in patient sera.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fenny Setianingrum
Abstrak :
Infeksi virus dengue masih merupakan masalah keseharian dalam praktik klinis kedokteran dan program pengendalian penyakit Kementerian Kesehatan di Indonesia. Perjalanan penyakit dan luaran outcome yang bervariasi, mengharuskan para klinisi di fasilitas kesehatan untuk mampu menegakkan diagnosa sesuai panduan klinis yang didukung berdasarkan pemeriksaan laboratorium yang standar, selain mengandalkan observasi gejala dan tanda klinis lainnya. Untuk dapat mengelola outcome dengan baik, Rumah Sakit Simpangan Depok telah menyusun dan mengoperasionalkan clinical pathway yang dapat digunakan sebagai acuan tata laksana Demam Berdarah bagi para dokter/dokter spesialis untuk menghasilkan luaran yang dapat meningkatkan kualitas layanan di fasilitas kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah melakukan analisis kepatuhan terhadap pelaksanaan clinical pathway untuk demam berdarah dengue I - II/demam dengue di RS Simpangan Depok sebagai alat untuk mengelola outcome sebagai salah satu indikator mutu pelayanan kesehatan. Menggunakan pendekatan kualitatif, analisis data sekunder dari rekam medik pasien dengan diagnosis demam berdarah dengue derajat I ndash; II/demam dengue selama periode Januari ndash; Agustus 2017 telah dilakukan, didukung inteview dari delapan responden terkait. Hasil analisis atas evaluasi rekam medis menunjukkan masih ada beberapa varian dalam tata laksana layanan pengobatan dengue dengan angka kepatuhan sebesar 11,3 . Informasi ini sangat berguna untuk memberikan umpan balik atas pelaksanaan Clinical pathway yang tujuannya untuk meningkatkan kualitas layanan di rumah sakit tersebut. Para pemberi pelayanan kesehatan merasakan manfaat adanya clinical pathway namun juga membatasi dalam pemberian terapi kepada pasien. Kesimpulan : Pelaksanaan clinical pathway dalam penatalaksanaan demam berdarah dengue derajat I ndash; II/demam dengue berguna sebagai alat pengelolaan outcome klinis, walau dibutuhkan upaya khusus agar para klinisi mematuhi Clinical Pathway yang telah disepakati agar terjadi peningkatan kualitas layanan di RS Simpangan Depok. ......Dengue virus infection remains to be a critical problem in the clinical practice of medicine and Communicable Disease Control program under the Ministry of Health in Indonesia. The variations in how the disease manifests and thus differences in clinical outcome, require clinicians to perform diagnosis according to standardized clinical guidelines that is supported by the standard laboratory results, in addition to symptoms observed and other clinical signs. To improve and manage outcomes, Simpangan Depok Hospital has developed a clinical pathway to be used as a standard reference for doctors in handling Dengue Fever in order to produce more consistent outcomes that can improve the quality of services provided. The purpose of this study is to analyze the compliance on implementation of clinical pathways for dengue hemorrhagic fever grade I II dengue fever in RS Simpangan Depok as a tool to manage clinical outcomes, as one indicator of the quality of health services. Through a qualitative approach, the study analyzes secondary data of medical records of patients with a diagnosis of dengue hemorrhagic fever grade I II dengue fever during the period January August 2017, supported with in depth interviews from eight informants. The results of the secondary data analysis indicate some variance in the provision of treatment compliance rates of 11,3 . This information will serve as much needed feedback on the implementation of clinical pathways in dengue hemorrhagic grade I ndash II management in improving the quality of health care. Conclusions Implementation of clinical pathways in the treatment of dengue hemorrhagic fever grade I II dengue fever is critical tool in managing clinical outcome, though special efforts are needed to enable clinicians to comply with the agreed upon clinical pathway to ensure the quality of health services.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisa Amalia
Abstrak :
Latar Belakang: Infeksi dengue merupakan salah satu penyakit infeksius terpenting di negara tropis dan subtropid yang disebabkan oleh virus RNA single-stranded yang ditularkan melalui nyamuk. Penyakit ini menjadi beban ekonomi di daerah endemik, khusunya di Indonesia, yang merupakan daerah hiper-endemik. Keempat serotipe dari virus dengue terdapat di Indonesia, dan dapat menyebabkan siklus multi anual dari wabah dengue. Dengan keterbatasan dan ketidak-efektifan pengobatan demam dengue, ditambah dengan ketidak-efektifan dari vektor kontrol, beban penyakit dan ekonomi demam dengue perlu dievaluasi, sehingga kebijakan mengenai demam dengue dapat disusun dengan lebih baik. Riset ini ditujukan untuk menilai pengetahuan, sikap, dan praktik mengenai infeksi dengue di Kecamatan Sawangan, Kota Depok, yang merupakan faktor penting yang dapt mempengaruhi progonis demam dengue. Metode: Sebuah penelitian cross-sectional telah dilakukan pada bulan Maret 2019 dengan total responden sebanyak 98 orang yang berasal dari enam kelurahan di Kecamatan Sawangan. Karakteristik dari responden dan KAP masing-masing responden dikumpulkan menggunakan kuesioner yang telah diuji dan hasilnya diuji dengan tes korelasi Spearman’s rank menggunakan SPSS. Hasil: Dari 98 responden, hanya 28.6% responden yang memiliki pengetahuan yang baik mengenai demam dengue, sementara yang lainnya memiliki pengetahuan yang buruk (71.4%). Penemuan ini bertentangan dengan penemuan selanjutnya, dimana terdapat 79.6% responden yang memiliki sikap positif dan praktik pencegahan yang baik terhadap infeksi dengue, sementara yang lainnya memiliki sikap negatif dan praktik pencegahan yang buruk (20.4%). Konklusi: Walaupun level pengetahuannya rendah, masyarakat Kecamatan Sawangan memiliki sikap yang positif terhadap demam dengue dan mengerjakan praktik pencegahan dengan baik.  ......Background: Dengue Infection is one of the most important infectious disease in tropical and subtropical countries which caused by a single-stranded RNA virus transmitted through mosquito. The disease becomes economic burden in endemic countries, especially in Indonesia, where it is hyperendemic. All the four serotypes of DENV are present in Indonesia, which might lead to the multi-annual cycle of dengue outbreaks. With limited and ineffective treatment for dengue infection, in addition to ineffective vector control, the disease and economic burden of dengue infection in the society is needed for evaluation of interventions, thus better policy can be made. This study was aimed to assess the KAP of dengue infection among residents of Sawangan District, Depok City, which become important factors that can affect the prognosis of dengue infection. Method: A community-based cross-sectional study was conducted during March 2019 with a total of 98 participants from six kelurahan in Sawangan District. The characteristic of participants and their KAP regarding dengue infection was collected using pre-tested questionnaire and the results were tested using Spearman’s rank correlation test with SPSS. Results: Out of 98 participants, there are only 28.6% of participants who had good knowledge regarding dengue infection while the others had poor knowledge (71.4%). In the contrary, 79.6% of the participants had positive attitude and good preventive practices, while the others had negative attitude and poor preventive practices (20.4%). Conclusion: Despite the low knowledge level, the residents of Sawangan District had positive attitude towards dengue infection and perform good preventive practices against dengue infection. 
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novia Astarina
Abstrak :
Demam berdarah dengue di Kota Administrasi Jakarta Selatan mengalami fluktuasi selama 5 tahun terakhir dan pada tahun 2016 angka insiden naik lebih dari 3 kali lipat dari tahun sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor iklim curah hujan, kelembaban, suhu dan kepadatan penduduk dengan angka insiden DBD. Studi ini merupakan studi ekologi time series dan dianalisis dengan uji korelasi. Data angka insiden DBD diperoleh dari Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan. Data iklim bulanan diperoleh dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Jakarta. Data kepadatan penduduk diperoleh dari Badan Pusat Statistika DKI Jakarta. Hasil penelitian menyatakan bahwa suhu dan kepadatan penduduk tidak memiliki hubungan bermakna dengan angka insiden DBD p > 0,05 . Angka insiden DBD memiliki hubungan yang bermakna dengan curah hujan r = 0,384 ; p = 0,002 , kelembaban r = 0,496 ; p = 0,000.
Dengue hemorrhagic fever DHF in South Jakarta Administration City was fluctuating during 2012 2016 and in 2016 the incidence rate IR was more than tripled from the previous year. This study aims to determine the relationship between climatic factors rainfall, humidity, temperature and population density with the incidence rate IR of DHF. This study is a time series ecology study and was analyzed by correlation test. Incidence rate IR data was obtained from the South Jakarta District Health Office. Monthly climate data was obtained from the Meteorology, Climatology and Geophysics Department of Jakarta. Population density data was obtained from the Central Statistics Department of DKI Jakarta. The results demonstrate that temperature and population density have no significant correlation with dengue incidence rate p 0,05 . The incidence rate IR had a significant correlation with rainfall r 0.384 p 0.002 , humidity r 0.496 p 0,000.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S68781
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alyssa Putri Mustika
Abstrak :
ABSTRACT
Demam berdarah dengue DBD merupakan masalah kesehatan di dunia termasuk di Indonesia. DBD disebabkan oleh dengue virus DENV yang ditransmisikan melalui nyamuk. Manifestasi klinis infeksi DENV dapat berupa demam dengue, DBD dan dapat berlanjut menjadi dengue shock syndrome yang akan menyebabkan kematian. Hingga saat ini usaha preventif berupa vaksin dengue. Tata laksana kuratif hanya bersifat suportif. Calophyllum nodusum merupakan tanaman yang tumbuh di Indonesia memiliki efek sebagai anti mikroba. Potensi C. Nodusum sebagai antivirus DENV pelu diteliti. Penelitian antivirus DENV dilakukan dengan metode in-vitro menggunakan fraksi etanol ekstrak C. Nodusum, DENV-2 strain New Guinea C NGC dan sel Huh7it-1. Pengujian efek antivirus dengan menggunakan metode focus assay sedangkan uji sitotoksisitas terhadap sel menggunakan 3- 4,5-dimethylthiazol-2-yl -2,5-diphenyltetrazolium bromide MTT assay. Nilai half inhibitory concentration IC50 ekstrak C. Nodusum sebesar 2,12 g/ml serta nilai half cytotoxic concentration CC50 sebesar 54,01 g/ml. Nilai indeks selektivitas adalah 25,48. Pada hasil focus assay tidak terlihat adanya perbedaan bermakna antara kelompok perlakuan dengan kontrol DMSO 0,1 p>0,01. C. Nodusum memiliki potensi sebagai kandidat antivirus DENV.
ABSTRACT
Dengue hemorrhagic fever DHF is one of the world rsquo s health problem, as well in Indonesia. DHF caused by dengue virus DENV that transmitted by mosquito. Clinical manifestations of DENV infection is dengue fever, DBD and dengue shock syndrome that leads to death. Until now, the preventive method is using dengue vaccine. The curative method is still using supportive ways. Calophyllum nodusum is a plants that growth in Indonesia and also has anti microbial effect. The potency of C. nodusum as antiviral of DENV needs to be examined. This antiviral of DENV research use ethanol fraction from C. nodusum, DENV 2 New Guinea C NGC strain, Huh7it 1 cell with in vitro method. The antiviral effect examined by using focus assay method while cytotoxicity effect examined by using 3 4,5 dimethylthiazol 2 yl 2,5 diphenyltetrazolium bromide MTT assay method. The value of half inhibitory concentration IC50 from C. nodusum extract is 2,12 g ml and the value of half cytotoxic concentration CC50 is 54,01 g ml. the value of selectivity index is 25,48. In focus assay method shows that there is no significance difference between tested variable and DMSO 0,1 as control p 0,01. C. nodusum has potency as the candidate of DENV antiviral.
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Yasin
Abstrak :
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang disebabkan oleh virus dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegyptie diduga memiliki hubungan dengan kondisi iklim. Pada penelitian ini, dengan menggunakan desain studi ekologi, penulis ingin mengetahui hubungan antara variabilitas iklim dengan insiden DBD di Kota Bogor dalam kurun waktu 2004-2011. Penelitian menggunakan data sekunder dimana data kasus DBD diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Bogor, sedangkan data iklim diperoleh dari Stasiun Klimatologi Klas 1 BMKG, Dramaga-Bogor. Variabel iklim yang digunakan adalah suhu, curah hujan, hari hujan, dan kecepatan angin. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat dengan menggunakkan distribusi frekuensi dan analisis bivariat dengan uji korelasi dan regresi linier. Berdasarkan hasil penelitian dinyatakan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara curah hujan dengan insiden DBD (nilai-p = 0,046; r = 0,204) serta adanya hubungan yang signifikan antara hari hujan dengan insiden DBD (nilai-p = 0,001; r = 0,362). Sedangkan untuk variabel suhu dan kecepatan angin tidak terdapat hubungan yang signifikan dengan insiden DBD dengan nilaip berturut-turut sebesar 0,874 dan 0,519.
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) are caused by a virus and transmitted by Aedes aegyptie mosquitoes was suspected of having links with climatic conditions. In this study, using the ecological design studies, the authors wanted to determine the relationship between climate variability with the incidence of dengue in Bogor City in the period 2004 to 2011. The study used secondary data which of dengue cases data obtained from the Bogor City Health Department, while the climate data obtained from the Climatological Station Class 1 BMKG, Dramaga - Bogor. Climate variables used were temperature, rain fall, rainy days, and wind velocity. The analysis used the univariate analysis by using frequency of distribution and the bivariate analyzes by using correlation and linear regression. Based on the results of the study revealed that is a significant relationship between rainfall and dengue incidence (p-value = 0.046; r = 0.204) and significant relationship between the incidence of dengue rainy days (p-value = 0.001; r = 0.362). However there are no significant relationship between variable temperature and wind velocity with the dengue incidences, p-values respectively of 0.874 and 0.519.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>