Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Natalie Tasya Wibowo
"ABSTRAK
Dehidrozingeron merupakan analog kurkumin yang cukup mudah didapatkan di Indonesia, baik secara ekstraksi dari tumbuhan maupun sintesis, namun masih belum banyak digunakan sebagai obat karena kurangnya efektivitas. Modifikasi menjadi turunan pirazol dan subtitusi basa mannich merupakan senyawa baru yang diharapkan dapat meningkatkan efek farmakologis dehidrozingeron. Sintesis dilakukan melalui dua tahap. Pertama sintesis dehidrozingeron fenilhidrazin dengan metode refluks pada suhu 120oC selama 168 jam, dan kedua dengan subtitusi derivat mannich 1-metilpiperazin menggunakan larutan formaldehid di dalam pelarut etanol dengan metode refluks selama 3 jam dan pengadukan selama 24 jam. Senyawa produk tahap 1 dan tahap 2 diuji kemurniannya menggunakan KLT serta dielusidasi strukturnya menggunakan spektrofotometri FT-IR, spektrometri 1H-NMR, dan 13C-NMR. Berdasarkan hasil elusidasi, disimpulkan bahwa senyawa tahap 1 adalah 2-Metoksi-4- 1-fenil-3-metil-1H-pirazol-5-il fenol dengan nilai rendemen sebesar 15,7816 dan senyawa tahap 2 adalah 2-Metoksi-4- 1-fenil-3-metil-1H-pirazol-5-il fenol tersubtitusi mannich 1-metilpiperazin pada salah satu cincin benzen, dengan nilai rendemen 32,3868.

ABSTRACT
Dehydrozingerone is a curcumin analog which is fairly easy to get in Indonesia, whether from plant extraction or synthesis. However, it has not been widely used as a drug because for lack of effectiveness. Modification into pyrazole derivatives and substitution of mannich base is a new compound that is expected to increase the pharmacological effects of dehydrozingerone. The synthesis was done through two stage. First, synthesis of dehydrozingerone phenylhydrazine by reflux method at 120oC for 168 hours, and second, an addition of 1 methylpiperazine mannich base to dehydrozingerone phenylhydrazine using formaldehyde solution in ethanol solvent by refluxing for 3 hours and stirring for 24 hours. The compound of stage 1 and 2 was evaluated for purity using TLC, and elucidated by using FT IR spectrophotometry, 1H NMR spectrometry, and 13C NMR spectrometry. Based on the elucidated results, it was concluded that the compound of stage 1 is 2 Methoxy 4 3 methyl 1 phenyl 1H pyrazol 5 yl phenol with 15,7816 yield value, and the compound of stage 2 is 2 Methoxy 4 3 methyl 1 phenyl 1H pyrazol 5 yl phenol with substituted 1 methylpiperazine mannich base on one of the benzene ring with 32,3868 yield value."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Asrianingtyas
"Dehidrozingeron merupakan sebuah analog kurkumin hasil isolasi dari tanaman jahe Zingiber officinale yang memiliki aktivitas farmakologis yang cukup luas, diantaranya adalah antiinflamasi dan antioksidan. Akan tetapi, dehidrozingeron masih belum digunakan sebagai obat karena efeknya belum optimal. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh senyawa baru yang diperoleh dari dehidrozingeron melalui modifikasi pada bagian a,b-karbonil menjadi sebuah cincin pirazol serta menambahkan gugus basa Mannich morfolin yang diharapkan mempunyai aktivitas yang lebih baik.
Sintesis dilaksanakan melalui 2 tahapan. Tahap pertama, kondensasi dehidrozingeron dengan fenil hidrazin hidroklorida dengan merefluks dalam asam asetat glasial. Tahap kedua, substitusi basa Mannich morfolin pada senyawa hasil tahap 1 melalui pereaksian dengan formaldehid dan morfolin dengan merefluks dalam etanol. Senyawa hasil sintesis tahap 1 dan 2 dimurnikan secara kromatografi lapis tipis KLT preparatif, diuji kemurniannya dengan KLT, dan dilakukan elusidasi struktur dengan menggunakan spektrofotometri FT-IR, spektrometri 1H-NMR, dan spektrometri 13C-NMR.
Berdasarkan hasil elusidasi, disimpulkan bahwa senyawa tahap 1 adalah 2-metoksi-4- 1-fenil-3-metil-1H-pirazol-5-il fenol dengan rendemen crude dan rendemen murni yang dihasilkan yakni 15,87 dan 6,74 . Senyawa tahap 2 yang terbentuk adalah senyawa 2-metoksi-4- 1-fenil-3-metil-1H-pirazol-5-il fenol tersubstitusi basa Mannich morfolin pada posisi orto dari gugus hidroksi dengan rendemen crude dan rendemen murni yang dihasilkan yakni 51,91 dan 15,57.

Dehydrozingerone is a curcumin analogue isolated from ginger Zingiber officinale which has wide variety of pharmacological activities, such as antiinflammation and antioxidant. However, dehydrozingerone has not been used as a drug yet because the effect has not optimal yet. The aim of this study is to obtain a new compound that obtained from dehydrozingerone by modification of a,b carbonyl moiety to obtain a pyrazole ring as well as adding morpholine mannich base which is expected to have better activity.
Synthesis was done through two phases. First phase, condensation reaction between dehydrozingerone and phenylhydrazine hydrocloride by reflux in glacial acetic acid. Second phase, morpholine mannich base was substituted to the new compound from phase 1 through reaction with formaldehyde and morpholine by reflux in ethanol. Product compound from phase 1 and 2 was purified by preparative TLC, then elucidated with FT IR spectrophotometry, 1H NMR and 13C NMR spectrometry.
Based on elucidation results, it was concluded that compound of phase 1 is 2 methoxy 4 3 methyl 1 phenyl 1H pyrazole 5 yl phenol with 15,87 crude yield value and 6,74 pure yield value. Compound of phase 2 is substituted 2 methoxy 4 3 methyl 1 phenyl 1H pyrazole 5 yl phenol with morfolin mannich base in the orto position of the hydroxy group with 51,91 crude yield value and 15,57 pure yield value.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rossiana Nurani Fauzan
"Dehidrozingeron DHZ merupakan senyawa dengan struktur setengah molekul kurkumin yang dapat diperoleh dari isolasi dari tanaman jahe Zingiber officinale. Dehidrozongeron memiliki beberapa aktivitas farmakologis, antara lain antiinflamasi dan antioksidan. Penelitian ini bertujuan memperoleh senyawa baru dari modifikasi dehidrozingeron tersubstitusi basa Mannich pirolidin yang berpotensi dapat meningkatkan aktivitas dehidrozingeron.
Penelitian dilakukan dua tahap. Pertama, memodifikasi gugus alpha,beta-keton tidak jenuh dehidrozingeron menjadi cincin pirazol dengan merefluks dehidrozingeron dan fenilhidrazin hidroklorida dalam pelarut asam asetat glasial. Kedua, melakukan substitusi terhadap senyawa hasil sintesis tahap 1 dengan basa Mannich pirolidin dengan merefluks senyawa hasil sintesis tahap 1 tersebut dengan formaldehida dan pirolidin dalam etanol. Kedua produk dimurnikan menggunakan kromatografi lapis tipis preparatif, reaksi tahap 1 dimurnikan menggunakan dengan fase gerak heksan-etil asetat 3 : 1, sedangkan untuk reaksi tahap 2 menggunakan fase gerak metanol.
Hasil elusidasi struktur menggunakan spektrofotometri IR, 1H-NMR, dan 13C-NMR menunjukkan bahwa senyawa hasil sintesis tahap 1 adalah 2-Metoksi-4- 1-fenil-3-metil-1H-pirazol-5-il fenol dengan rendemen sebesar 6,7252 , sedangkan hasil sintesis tahap 2 adalah 2-Metoksi-4- 1-fenil-3-metil-1H-pirazol-5-il fenol tersubstitusi basa Mannich pirolidin pada posisi orto dari gugus hidroksi, dengan rendemen sebesar 52,4953.

Dehydrozingerone DHZ is a compound with a half molecule structure of curcumin which can be obtained from the isolation of the ginger plant Zingiber officinale. Dehydrozingerone has several pharmacological activities, including anti inflammatory and antioxidant. This study aims to obtain new compounds from the modification of substituted dehydrozingerone pyrrolidine Mannich base which can potentially increase dehydrozingerone activities.
The study was conducted in two stages. First, modify the alpha,beta unsaturated ketone of dehydrozingerone into pyrazole ring by refluxing dehydrozingerone and phenylhydrazine hydrochloride in a glacial acetic acid solvent. Second, substitute the compound of the synthesis of the first stage with the pyrrolidine Mannich base by refluxing the compound of the synthesis of stage 1 with formaldehyde and pyrrolidine in ethanol. The two products were purified using preparative thin layer chromatography, the first stage reaction was purified using the mobile phase of hexane ethyl acetate 3 1, while for the second stage reaction using the mobile phase of methanol.
The results of structural elucidation using IR, 1H NMR, and 13C NMR spectrophotometry showed that the compound of the first stage synthesis product was 2 Methoxy 4 1 phenyl 3 methyl 1H pyrazole 5 yl phenol with yield of 6,7252, while the 2 methoxy 4 1 phenyl 3 methyl 1H pyrazole 5 yl phenol substituted pyrrolidine Mannich base at the orto position of the hydroxy group, with a yield of 52,4953.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Diana Pratiwi
"Inflamasi adalah respon fisiologis normal dari tubuh yang terjadi ketika tubuh diserang oleh agen infektif, respon stimulasi atau ketika terkena faktor fisik, perubahan kimia atau traumatis. Lini pertama dalam terapi inflamasi adalah obat antiinflamasi golongan non-steroid (AINS), akan tetapi pada penggunaannya dapat menimbulkan berbagai efek samping. Inflamasi timbul karena adanya metabolisme arakidonat yang menghasilkan produk lipoksigenase (leukotrien). Salah satu inhibitor kuat untuk menghambat jalur lipoksigenase adalah asam nordihidroguaiaretik (NDGA). Selain NDGA, terdapat senyawa dehidrozingeron yang merupakan konstituen dari jahe (Zingiber officinale) yang mempunyai aktivitas antiinflamasi. Namun senyawa dehidrozingeron bioaktivitas gugus fenolik yang kurang baik sehingga perlu dilakukan modifikasi struktur. Modifikasi struktur pada dehidrozingeron dilakukan dengan substitusi basa Mannich morfolin. Hasil modifikasi struktur dari dehidrozingeron tersebut kemudian disintesis dengan menghasilkan rendemen murni sebesar 35,11%. Senyawa hasil sintesis kemudian diuji aktivitas antiinflamasinya menggunakan metode inhibisi enzim lipoksigenase secara in vitro. Hasil IC50 yang diperoleh pada senyawa uji adalah 284,16 µM yang menunjukkan aktivitas relatifnya sebesar 0,95 kali daripada aktivitas NDGA yang dapat diartikan bahwa senyawa dehidrozingeron-morfolin masih kurang poten dibandingkan NDGA namun menunjukkan potensi interaksi terhadap enzim lipoksigenase.

Inflammation is a normal physiological response that occurs when the body has been attacked by physical factors, chemical factors, or infective agents. The first line of inflammatory therapy is a non-steroidal anti-inflammatory drug (NSAID). However, NSAID causes various side effects. Inflammation is generated from arachidonic acid metabolism which produces leukotrienes. One of the strongest inhibitor lipoxygenases is nordihydroguaiaretic acid (NDGA). Besides that, there is dehydrozingerone compound which is a constituent of ginger (Zingiber officinale) which has anti-inflammatory activity. However, dehydrozingerone can not be approved as a drug that needs modification in structure. Structural modification of dehydrozingerone was carried out by substitution of morpholine Mannich base. The modified structure of dehydrozingerone was then synthesized by producing a pure yield of 35.11%. The compound was then tested for anti-inflammatory activity using in vitro lipoxygenase enzyme inhibition method. The IC50  of the compound was 284.16 μM which showed 0.95 times than NDGA activity. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Freddyhan Suhargo
"Dehidrozingeron adalah analog kurkumin hasil isolasi dari jahe Zingiber officinale yang diketahui memiliki berbagai aktivitas farmakologis. Walaupun begitu, dehidrozingeron masih belum diakui sebagai obat karena efeknya yang belum optimal. Oleh karena itu, dilakukan modifikasi struktur melalui reaksi Mannich yang diketahui dapat meningkatkan aktivitas farmakologis senyawa.
Sintesis dilaksanakan dengan dua metode. Metode pertama dilakukan melalui reaksi kondensasi aldol antara vanilin dan aseton, dilanjutkan dengan reaksi Mannich menggunakan morfolin dan formaldehid. Rendemen crude dan rendemen murni yang dihasilkan pada masing-masing tahap adalah 76,94 dan 32,48 serta 51,83 dan 19,71. Metode kedua dilakukan dengan mensintesis vanilin morfolin dengan reaksi Mannich, dilanjutkan dengan kondensasi aldol menggunakan aseton. Rendemen crude yang dihasilkan adalah 51,19 dan 35,99.
Hasil sintesis metode 1 diuji kemurniannya melalui uji KLT dan pengujian jarak lebur. Senyawa dielusidasi dengan spektrofotometri FT-IR, spektrofotometri UV-Vis, spektrometri 1H-NMR, spektrometri 13C-NMR serta MS. Setelah itu, dilaksanakan studi aktivitas antiinflamasi secara in vitro dan in silico. Uji in vitro dilakukan dengan teknik denaturasi albumin.
Hasil IC50 yang diperoleh untuk senyawa uji adalah 12.261 M yang menunjukkan aktivitasnya lebih rendah 0,65 kali daripada natrium diklofenak. Nilai ?G yang diperoleh melalui AutoDock lebih rendah daripada dehidrozingeron, yakni sebesar -6,94 kkal/mol dan -6,78 kkal/mol untuk target COX-1 dan COX-2.

Dehydrozingerone is a curcumin analogue isolated from ginger which is known to have a variety of pharmacological activities. However, dehidrozingeron isn rsquo t acknowledged as a drug yet as the effect is not optimal. Therefore, structure modification via Mannich reaction that is known to increase the pharmacological activities is then performed.
Synthesis is done in two methods. The first method is done by reacting vanillin and acetone, followed by Mannich reaction using morpholine. Crude yield and pure yield obtained from each step is 76,94 and 32,48 , and 51,83 and 38 respectively. The second method is done by synthesizing vanillin morpholine first, followed by aldol condensation using acetone. Crude yield obtained from each step is 51.19 dan 39.95.
The compound is then evaluated for purity by TLC and melting point determination, elucidated with FT IR and UV Vis spectrophotometry, 1H NMR and 13C NMR spectrometry and MS. After that, antiinflammatory activity is studied by in vitro and in silico methods. In vitro assay is done using albumin denaturation technique.
The IC50 result is 12.261 M, showing the activity to be 0.63 times lower than diclofenac sodium. G value from AutoDock is lower than dehydrozingerone, which is 6,94 kkal mol and 6,78 kkal mol for the COX 1 and COX 2.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S69495
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Johanes Bion Harjono
"Jahe (Zingiber officinale) adalah tanaman obat yang terbukti memiliki banyak khasiat untuk kesehatan manusia. Dehidrozingeron (DZ) adalah salah satu senyawa minor di dalam ekstrak jahe yang diketahui memiliki aktivitas antioksidan yang baik. Isolasi DZ dari jahe diketahui tidak efisien sehingga penting untuk mengetahui metode sintesisnya yang efektif. Reaksi aldol silang antara vanillin dan aseton telah banyak digunakan, dan atas dasar itu maka seharusnya analog DZ pun dapat disintesis dari derivat benzaldehid yang sesuai. Dehidrozingeron (DZ-1), analog DZ-2 dan DZ-3 secara berurutan disintesis dari vanillin, 4-hidroksi benzaldehid dan benzaldehid. Produk dikarakterisasi dengan UV-Vis, FT-IR dan MS. Untuk mengetahui aktivitas antioksidan produk dilakukan uji dengan DPPH. Diketahui bahwa semua produk memiliki aktivitas antioksidan yang menurun dari DZ-1, DZ-2, dan DZ-3.

Ginger (Zingiber officinale) is a well known and proven medicinal plant that has been used by humans since ancient times. Dehydrozingerone (DZ) is one of the minor components in the ginger extract that is known to having good antioxidant properties. However its isolation from ginger is deemed inefficient, so it’s necessary to find a facile way to synthesize it. Crossed aldol reaction between vanillin and acetone is known to yield DZ, and then it should be possible to synthesize its analogs through the similar pathway. Dehydrozingerone (DZ-1), analog DZ-2 and DZ-3 were synthesized from vanillin, 4-hydroxy benzaldehyde and benzaldehyde respectively. Products then were characterized by UV-Vis, FT-IR and MS. DPPH test was conducted to examine the products’ antioxidant activity. It was observed that all products exhibited antioxidant activity with DZ-1 being the strongest, followed by DZ-2 and DZ-3 respectively.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S55389
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Discka Winda Syafiqah
"Inflamasi adalah respon tubuh normal terhadap rangsangan luka yang berasal dari berbagai macam agen berbahaya. Respon inflamasi yang berlangsung secara terus-menerus dapat menyebabkan penyakit, salah satunya adalah osteoartritis. Osteoartritis merupakan penyakit peradangan pada sendi yang dapat menyebabkan disabilitas. Osteoartritis dapat diobati dengan obat antiinflamasi, umumnya adalah obat golongan AINS. Walaupun AINS adalah pengobatan yang efektif, penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan cedera pada saluran gastrointestinal, ginjal, dan kerusakan hati, serta meningkatnya resiko infark miokardial dan terganggunya fungsi serebrovaskuler. Karena efek samping yang cukup serius, perlu dikembangkan obat antiinflamasi baru dengan efek samping yang ringan.
Dehidrozingeron, sebuah bahan alam, adalah analog kurkumin yang dapat dikembangkan sebagai agen terapi baru. Dehidrozingeron memiliki aktivitas antiinflamasi, namun aktivitas biologis tersebut masih lebih rendah dibandingkan dengan AINS. Karena itu, dibutuhkan modifikasi struktur pada senyawa dehidrozingeron menggunakan reaksi Mannich. Reaksi Mannich dilakukan dengan mencampurkan reagen dehidrozingeron, paraformaldehid, dan amin sekunder dimetilamin dalam pelarut asetonitril untuk direfluks pada suhu 800C dan dimurnikan dengan kromatografi kolom.
Metode sintesis ini menghasilkan produk dengan rendemen sebesar 38,89. Hasil elusidasi menunjukkan bahwa sintesis senyawa turunan Mannich dehidrozingeron berhasil dilakukan, dimana uji in-vitro senyawa tersebut menunjukkan aktivitas antiinflamasi dengan nilai IC50 sebesar 18.714,75 M dengan aktivitas relatif sebesar 42,64 dari aktivitas natrium diklofenak.

Inflammation is an usual body response towards injury stimuli which comes from different types of noxious stimuli. Continuous inflammation response can causes many types of disorder, one of which is osteoarthritis. Osteoarthritis is an inflammatory disorder in joint which can cause disability. It is treated with anti inflammatory drug, mainly NSAIDs. Despite NSAIDs effectiveness, a long term use can cause injuries in gastrointestinal tract, kidney, and liver damage, also increase risk in myocardial infarction and cerebrovascular function disorder. With serious side effects, development in new anti inflammatory agent with lesser side effects is needed.
Dehydrozingerone, a nature product, is an analogue of curcumin which can be developed as new therapy agent. Dehydrozingerone has an anti inflammatory activity, but its biologic activity still lower than NSAIDs. Thus, structure modification is needed in dehydrozingerone using Mannich reaction. Mannich reaction is performed with dehydrozingerone, paraformaldehyde, and secondary amine dimethylamine in acetonitrile as a solvent to be refluxed in 800C and purified with column chromatography.
This synthesis method produces product with yield 38.89. Elucidation results show that Mannich derivate dehydrozingerone compound is succesfullly obtained, whereas in vitro assay of this compound shows that it has anti inflammatory activity with IC50 18,714.75 M, with relative activity 42.64 of sodium diclofenac activity.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S68840
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fransisca Fortunata
"Dehidrozingeron merupakan analog kurkumin yang memiliki aktivitas antiinflamasi yang baik, namun masih belum digunakan sebagai obat karena efeknya yang belum optimal. Substitusi basa Mannich dapat meningkatkan aktivitas biologis sebagian besar senyawa. Oleh karena itu, dilakukan percobaan sintesis dehidrozingeron tersubstitusi basa Mannich 2,6-dimetilmorfolin dan dievaluasi aktivitas antiinflamasinya.
Sintesis dilakukan melalui dua jalur. Pertama, sintesis dehidrozingeron dengan metode pengadukan vanilin dan aseton selama 24 jam pada temperatur kamar, dilanjutkan dengan penambahan basa Mannich 2,6-dimetilmorfolin menggunakan larutan formaldehid dalam pelarut etanol dengan metode refluks 30 menit dan pengadukan selama 7 jam. Kedua, penambahan basa Mannich 2,6-dimetilmorfolin pada vanilin menggunakan larutan formaldehid dalam pelarut etanol dengan metode refluks 30 menit dan pengadukan selama 7 jam, dilanjutkan kondensasi dengan aseton melalui metode pengadukan selama 18 jam pada temperatur kamar.
Senyawa produk tahap 1 dan 2 jalur A diuji kemurniannya menggunakan KLT dan penetapan jarak lebur serta dielusidasi strukturnya menggunakan spektrofotometri UV-Vis, spektrofotometri FT-IR, dan spektrometri 1H-NMR. Sedangkan senyawa tahap 2 dielusidasi lebih lanjut menggunakan spektrometri 13C-NMR dan MS. Berdasarkan hasil elusidasi, disimpulkan bahwa senyawa tahap 1 adalah dehidrozingeron dengan nilai rendemen sebesar 32,49.
Senyawa tahap 2 adalah derivat Mannich dehidrozingeron dengan substitusi basa Mannich 2,6-dimetilmorfolin pada salah satu cincin benzen dengan nilai rendemen sebesar 27,05. Kedua senyawa diuji aktivitas antiinflamasi in vitro dan didapatkan bahwa aktivitas antiinflamasi senyawa 2 sebesar 61,48 dari senyawa natrium diklofenak. Sedangkan, senyawa 1 tidak dapat ditentukan nilai IC50-nya.

Dehydrozingerone is curcumin analog which has good antiinflammatory activity. However, it has not been used as a drug because the activity has not optimal yet. Mannich base substitution can improve biological activity of many compounds. Therefore, substituted dehydrozingerone with 2,6 dimethylmorpholine Mannich base was synthesized and its antiinflammatory activity was evaluated.
The synthesis was done through two routes. First, synthesis of dehydrozingerone by reacting vanillin and acetone by stirring for 24 hours at room temperature, continued with an addition of the 2,6 dimethylmorpholine Mannich base using formaldehyde solution in ethanol by refluxing for 30 minutes and stirring for 7 hours. Second, an addition of 2,6 dimethylmorpholine Mannich base to vanillin using formaldehyde solution in ethanol by refluxing for 30 minutes and stirring for 7 hours, and was continued by condensation with acetone by stirring at room temperature for 18 hours.
The compound of stage 1 and 2 of the route A was evaluated for purity by TLC and melting point determination, and elucidated by using UV Vis spectrophotometry, FT IR spectrophotometry, and 1H NMR spectrometry. Further, a compound of stage 2 was elucidated using 13C NMR spectrometry and MS. Based on the elucidation results, it was concluded that compound of stage 1 is dehydrozingerone has 32,49 yield value.
The compound of stage 2 is derivate Mannich of dehydrozingerone with substituted 2,6 dimethylmorpholine Mannich base on one of the benzene ring has 27,05 yield value. Both compounds were evaluated for in vitro antiinflammatory assay and antiinflammatory activity of compound stage 2 is 61,48 of diclofenac sodium. Meanwhile, IC50 of compound stage 1 could not be determined.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S69986
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library