Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Farhan Atha Zahra Fathurohman
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesiapan Indonesia, Thailand, dan Vietnam dalam dekarbonisasi di sektor tenagalistrikan. Pendekatan analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif yang didukung oleh data deskriptif dan membagikan kuesioner kepada tokoh yang ahli di sektor ketenagalistrikan. Hasil penelitian ini menujukkan Vietnam merupakan negara yang paling siap dalam dekarbonisasi di sektor ketenagalistrikan dibandingkan dengan Thailand dan Indonesia. Penelitian ini hanya menganalisis terbatas pada tiga negara dan fokus pada lima kriteria saja karena keterbatasan data yang tersedia dan waktu. Kesempatan Indonesia menjadi Presidensi ASEAN pada tahun 2023 diharapkan dapat menjadi potensi bagi Indonesia dalam memimpin untuk memonitoring negara anggota ASEAN megenai bagaimana cara mengatasi hambatan-hambatan untuk dekarbonisasi di sektor ketenagalistrikan. ......This study aims to determine the readiness of Indonesia, Thailand, and Vietnam in decarbonization in the electricity sector. The analytical approach used is a qualitative analysis supported by descriptive data and a survey of experts in the electricity sector. The results of this study show that Vietnam is the country that is most prepared for decarbonization in the electricity sector compared to Thailand and Indonesia. This study only analyzes limited to three countries and focuses on five criteria only because of the limited data available and time. Indonesia's opportunity to become the ASEAN Presidency in 2023 is expected to be a potential for Indonesia to take the lead in monitoring ASEAN member countries on how to overcome obstacles to decarbonization in the electricity sector.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Markus Aminius Gielbert
Abstrak :
Intergovernmental Panel Climate Change (IPCC) menargetkan dunia untuk membatasi kenaikan temperatur secara global hingga 1,5°C diatas level era praindustri pada tahun 2050. Untuk mencapai target tersebut, dunia harus mengurangi emisi CO2 hingga mencapai Net Zero Emission (NZE). Indonesia berkomitmen untuk mencapai NZE pada tahun 2060 yang dinyatakan COP 26. Penelitian ini bertujuan membangun model bottom-up dari sistem energi Indonesia, mencakup sektor pembangkit listrik dan sektor pengguna untuk mengembangkan perencanaan jangka panjang dekarbonisasi melalui optimisasi single objective menggunakan piranti lunak TIMES. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa strategi dekarbonisasi sektor pengguna meliputi: elektrifikasi untuk seluruh sektor pengguna, penggunaan teknologi yang lebih efisien, penggunaan hidrogen pada sektor transportasi dan industri, dan penerapan CCS serta penggunaan bahan bakar biomassa untuk sektor industri. Untuk sektor pembangkit listrik diperlukan pembangunan PLTS utilitas sebesar 495 GW yang didampingi dengan penggunaan power-to-gas dan baterai. Disamping itu teknologi BECCS juga diperlukan untuk dapat mencapai NZE 2060. Penurunan emisi GRK pada NZES mencapai 33.882,1 Mt CO2 – eq atau sebesar 69% dari baseline CPS. Untuk mencapai NZE 2060, biaya investasi yang harus disiapkan untuk sektor pembangkit listrik adalah sebesar 1.187 miliar USD dan untuk sektor industri adalah sebesar 1.056 miliar USD. ......The Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) targets the world to limit global temperature increase to 1.5°C above pre-industrial level by 2050. To achieve this target, the world needs to reduce CO2 emissions to reach Net Zero Emission (NZE). Indonesia is committed to achieving NZE by 2060, as stated in COP 26. This research aims to develop a bottom-up model of Indonesia's energy system, including the power generation sector and the demand sector, to develop long-term decarbonization planning through single-objective optimization using the TIMES software. The results of this research show that the decarbonization strategies for the demand sector include electrification across all user sectors, adoption of more efficient technologies, utilization of hydrogen in the transportation and industrial sectors, and the implementation of CCS and biomass fuel use in the industrial sector. For the power generation sector, the development of utility-scale solar PV installations of 495 GW is required, accompanied by the use of power-to-gas and battery . In addition, BECCS technology is also necessary to achieve NZE 2060. The GHG emissions reduction in the NZES amounts to 33,882.1 Mt CO2-eq, or 69% reduction from the CPS baseline. To achieve NZE by 2060, an investment cost of 1,187 billion USD is needed for the power generation sector and 1,056 billion USD for the industrial sector.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Donny Triana
Abstrak :
Kebutuhan energi meningkat seiring pertumbuhan penduduk dan aktivitas ekonomi. Energi fosil masih mendominasi, menyebabkan peningkatan polusi udara. Kontribusi energi terbarukan yang ramah lingkungan masih minim dalam bauran energi nasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap ditinjau dari aspek tekno-ekonomi, sosial-ekonomi dan lingkungan, dengan contoh kasus di Jakarta. Pertama, estimasi luas atap potensial yang tersedia untuk memasang sistem PLTS atap PV dihitung dengan menganalisis data spasial penggunaan lahan dan tapak bangunan menggunakan Sistem Informasi Geografis dan menghitung potensi daya listrik yang dapat dibangkitkan dari luas atap potensial. Kedua, menghitung faktor reduksi emisi CO2 dengan memanfaatan listrik PLTS atap PV serta mengkaji kelayakan ekonomi skala rumah tangga. Terakhir, mengevaluasi difusi PLTS atap PV melalui simulasi model system dynamics untuk menghasilkan rekomendasi kebijakan. Berdasarkan hasil analisis diketahui, potensi listrik PLTS atap di Jakarta dapat memenuhi 69-135% dari kebutuhan listrik saat ini, menurunkan emisi CO2 per tahun 24,43-33,58 juta ton CO2-eq. Sistem PLTS atap PV skala rumah tangga di Jakarta dengan kapasitas 2 kW ke atas telah mencapai nilai keekonomian. ......Energy demand increase along with population growth and economic activity. Fossil energy still dominates, causing an increase in air pollution. The contribution of environmentally friendly renewable energy is still minimal in the national energy mix. This study aims to examine the potential of rooftop photovoltaics solar power generation in terms of techno-economic, socio-economic, and environmental aspects, with case study of Jakarta. First, an estimate of the potential available roof area for installing a rooftop PV system is calculated by analyzing the spatial data of land use and building footprint using a Geographic Information System and calculating the potential electrical power can be generated from the potential roof area. Second, calculating the CO2 emission reduction factor by utilizing PV rooftop PLTS electricity and assessing the economic feasibility of household scale. Finally, evaluating the diffusion of PV rooftop solar through system dynamics model simulations to generate recommendations. Based on the analysis, it is known that the electricity potential of rooftop PLTS in Jakarta able to fulfil 69-135% of the current electricity demand, reducing CO2 emissions per year by 24.43-33.58 million tonnes of CO2-eq. The household-scale PV rooftop solar system in Jakarta with a capacity of 2 kW and above has achieved economic value.
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Lubna Nazihah
Abstrak :
Indonesia merupakan negara urutan ke-6 di dunia yang menyumbang emisi CO2 terbanyak dari sektor energi pada tahun 2022. Hal ini didukung dengan 62% sumber energi listrik di Indonesia masih menggunakan bahan bakar batu bara. Namun, upaya Indonesia untuk dekarbonisasi dengan menaikkan target pembangkit listrik berbasis Energi Baru dan Terbarukan (EBT) berjalan cukup lambat. Hingga tahun 2023, tercatat bahwa realisasi investasi sektor EBT di Indonesia menunjukkan tren penurunan. Oleh karena itu, penelitian ini akan mengidentifikasi faktor pendorong dan penghambat dalam praktik pendanaan hijau khusus untuk pembangkit listrik EBT di Indonesia berdasarkan lima dimensi. Untuk menunjang hasil analisis, dilakukan uji validitas dengan Content Validity Index dan Modified Kappa untuk mengetahui relevansi faktor-faktor yang akan diteliti. Pada faktor yang terbukti valid, dilakukan perhitungan dengan metode DEMATEL berbasis ANP (DANP). Hasil penelitian mencakup pengelompokkan faktor dan dimensi berdasarkan nilai pengaruh, visualisasi hubungan antar faktor dalam setiap dimensi, dan analisis bobot prioritas kepentingan dari setiap faktor. ......Indonesia is the 6th country in the world that contributes the most CO2 emissions from the energy sector in 2022. This is supported by the fact that coal still accounts for 62% of Indonesia's electrical generation. However, Indonesia's efforts to decarbonize by increasing the number of renewable energy-based power plants have been slowly implemented. Until 2023, investment in the renewable energy sector in Indonesia shows a decline. This study will analyze the drivers and barriers of green finance for renewable energy power plants in Indonesia based on five categories. To support the analysis' findings, a validity test is performed using the Content Validity Index and Modified Kappa to determine the relevance of the factors. Calculations on valid factors are carried out using the DEMATEL-based ANP method (DANP). The study's findings include grouping of factors and categories based on the values of influence, visualizing the relationship between factors in each category, and analyzing the priority weight of each factor's importance.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chatarina Petra
Abstrak :
Aktivitas pada terminal peti kemas di pelabuhan merupakan salah satu penunjang perekonomian pada suatu wilayah. Tingginya aktivitas pada terminal tersebut menarik perusahaan untuk membuka usahanya, sehingga klaster terminal peti kemas terbentuk, yang mendukung aspek sosial. Namun, aktivitas di terminal tersebut menghasilkan banyak emisi.  Sebagai salah satu kunci dekarbonisasi, sejak 1 Januari 2020, International Maritime Organization (IMO) memberlakukan kebijakan yang membatasi penggunaan bahan bakar dengan kandungan sulfur maksimal 0,5% v/v. Dekarbonisasi yang perlu segera diwujudkan, kebijakan penggunaan bahan bakar rendah sulfur yang wajib dipenuhi, serta adanya kepentingan dalam mempertimbangkan aspek sosial dan ekonomi pada klaster terminal peti kemas menyebabkan timbulnya suatu kebutuhan akan suatu alternatif kebijakan. Model sistem dinamis dikembangkan dalam penelitian ini untuk menganalisis rekomendasi kebijakan dekarbonisasi yang paling sesuai untuk diimplementasikan pada klaster terminal peti kemas. Sebagai acuan pengembangan model, pelabuhan Tanjung Priok yang mewadahi klaster terminal peti kemas terbesar di Indonesia digunakan sebagai objek penelitian. Selain itu, analisis dua belas aktor dan tiga skenario diinkorporasikan untuk mendapatkan analisa yang lebih mendalam. Penelitian ini menguji dan menganalisis tujuh alternatif kebijakan yang dapat diterapkan pada klaster pelabuhan Tanjung Priok, yaitu Free-Trade Zone, Shore Power System, Sulfur Emission Control Area, serta kombinasi dari kebijakan tersebut, untuk mendapatkan rekomendasi alternatif yang paling disarankan dalam mendukung dekarbonisasi yang turut mempertimbangkan isu berkelanjutan yang mencakup aspek lingkungan, ekonomi, dan sosial. ...... Container terminal activities at the port is one of the economic supports in a region. The high activities at the terminal attracted companies to open a business, that formed a container cluster terminal, which supports the social aspect. However, the terminal activities generate a lot of emissions. As one of the keys to decarbonization, since 1 January 2020, the International Maritime Organization (IMO) has implemented a policy that limits the use of fuels with a maximum sulfur content of 0.5% v/v. Decarbonization that needs to be implemented immediately, obligation on using low sulfur fuel, as well as the importance in considering social and economic aspects of the container terminal cluster have created a need for an alternative policy. A system dynamics model was developed in this study to analyze the most appropriate decarbonization policy recommendations that can be implemented in the container terminal cluster. As a reference for the model development, Tanjung Priok port which accommodates the largest container terminal cluster in Indonesia was used as the object of the research. In addition, the analysis of twelve actors and three scenarios was incorporated to obtain a deeper analysis. This study examines and analyses seven alternative policies that can be applied to the Tanjung Priok port cluster, namely the Free-Trade Zone, Shore Power System, Sulfur Emission Control Area, as well as the combinations of these policies, in order to obtain the most recommended alternative recommendations to support decarbonization while also considering sustainable issues that include environmental, economic, and social aspects.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library