Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amanda Salsabila
"Latar belakang. PM2.5 dikenal sebagai salah satu faktor lingkungan yang paling berpengaruh terhadap beban kematian global. Pabrik dengan bahan baku semen merupakan kontributor utama dalam emisi PM tingkat global. Emisi PM2.5 dapat menurunkan fungsi paru manusia yang mengakibatkan PPOK. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara pajanan PM2.5 dengan risiko PPOK pada pekerja.
Metode. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional dengan data primer. Jumlah sampel penelitian sebanyak 84 pekerja, metode pengambilan sampel lingkungan menggunakan metode personal sampling, sedangkan sampel responden diambil menggunakan purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner IPAG untuk skrining PPOK dan Laser Egg untuk mengukur konsentrasi PM2.5.
Hasil. Berdasarkan hasil uji Chi-square terdapat hubungan yang signifikan antara konsentrasi PM2.5 OR = 3,627; 95 CI: 1,190-11,055 dan lama kerja OR = 0,352; 95 CI: 0,144-0,858 . Dari hasil uji regresi logistik ditemukan faktor paling dominan terhadap PPOK adalah konsentrasi PM2.5 OR = 4,000 dan lama kerja sebagai variabel protektif OR = 0,323. Simpulan. Konsentrasi PM2.5 merupakan variabel yang berpotensi untuk menyebabkan PPOK, sedangkan lama kerja menjadi variabel protektif terhadap kejadian PPOK.

Background. PM2.5 is known as one of the most influential environmental agent to the global death burden. Cement plants are major contributors to global level PM emissions. PM2.5 emissions can decrease human lung function resulting in COPD. Therefore, this study was conducted to see the relationship between PM2.5 exposure and the risk of COPD on workers.
Methods. Cross sectional study using primary data with personal sampling method for the environmental agent. Subjects in this study are 84 workers taken using purposive sampling. Instrument used was Laser Egg to measure PM2.5 concentration and IPAG questionnaire for COPD screening.
Results. Bivariate analysis shows PM2.5 concentration OR 3,627 95 CI 1,190 11,055 and years of working OR 0,352 95 CI 0,144 0,858 as variables that significantly related with COPD. The result from logistic regression test found the most dominant factor for COPD is the concentration of PM2.5 OR 4 and years of working as a protective variable OR 0,323. Conclusion. PM2.5 concentration is a potential variable to cause COPD whereas the years of working comes protective variable against COPD occurence.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zebian Paskalis
"Kremasi menghasilkan emisi debu partikulat yang mampu mencemari udara ambien, tak terkecuali udara ambien pada ruang krematorium. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan menganalisis konsentrasi debu partikulat dalam udara ambien pada ruang krematorium. Hal ini akan dikaitkan dengan kesehatan para pekerja krematorium. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode gravimetri menggunakan High Volume Air Sampler HVAS selama satu jam per sampelnya. Konsentrasi partikulat tertinggi terjadi pada kremasi dengan peti berbahan kayu jati, yaitu sebesar 216,919 ?g/m3. Bahan jenis lain yang digunakan adalah particle board. Enam dari delapan sampel yang diambil masih berada di bawah standar baku mutu. Dua sampel yang melewati standar baku mutu terjadi akibat kremasi dengan peti kayu jati. Standar baku mutu yang digunakan adalah Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara. Hasil pengukuran diameter partikulat menggunakan Scanning Electrone Microscope SEM menunjukkan bahwa adanya partikulat memiliki diameter kurang dari 10m PM10. Hal ini menunjukkan bahwa partikulat bisa masuk ke dalam saluran pernapasan dan membahayakan kesehatan. Komposisi kimiawi partikulat yang diuji menggunakan Energy Dispersive X-Ray Spectroscopy menunjukkan tiga unsur tertinggi adalah karbon C, oksigen O, dan kalsium Ca.

Cremation produce particulate matter emission which can contaminate ambient air, including ambient air in the crematory. The purpose of this study is to determine and analyze particulate matter concentration in ambient air in the crematory. The analysis will be linked to the crematory workers rsquo health. The method of sampling is gravimetric method using the High Volume Air Sampler for one hour per sample. The highest particulate matter concentration is 216,919 g m3, which occur on teak wood coffin cremation. The concentration of six samples is below the quality standard. The concentration of two sample, which is above the quality standard, caused by teak wood coffin cremation. The quality standard that is used is ldquo Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara. The results of particulate matter diameter, which is measured with Scanning Electrone Miscroscope, show the presence of PM10. It shows that particulate matter can enter the respiratory system and endanger health. Particulate matter chemical composition, which is tested using Energy Dispersive X Ray Spectroscopy, showed the highest three elements, which are carbon C, oxygen O, dan calcium Ca."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library