Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Agus Aam Ruhyana
Abstrak :
Pada umumnya sistim komunikasi satelit terbagi atas dua bagian yaitu sistim transmisi analog dan sistim dijital . Sistim komunikasi satelit analog yang pertama mempergunakan teknik modulasi FM yang dikenal sebagai FDM/FM ( Frequency division multiple access / Frequency Modulation ) dan sistim SCPC/FM yang sampai saat ini dipergunakan untuk sinyal pembawa televisi.
Sejak tahun 1985 teknik TDMA ( Time division multiple access ) dipakai untuk sistim komunikasi satelit internasionaI oleh DMLSAT dikawasan IOR (Indian ocean region) dan AOR ( Allantik ocean region), sistim TDMA ini mempergunakan teknik modulasi dijital TDM/QPSK. Sistim ini mempunyai beberapa keuntungan dibanding sistim FDMA, tidak ada intermodulasi antara sinyal pembawa, pemakaian transponder satelit secara optimum, namun demikian TDMA ini mempunyai hambatan yang cukup serius dimana TDMA sangat peka terhadap degradasi /gangguan yang terjadi di satelit maupun di stasiun bumi dan hares ada kontrol sinkronisasi yang akurat.
Dengan adanya hambatan-hambatan tersebut dicarikan suatu alternatip yang lain untuk mengatasi kekurangan tersebut yaitu sistim IDR yang diperkenalkan oleh Intelsat sebagai pengganti FDMTM dan menutupi kekurangan sistim sebelumnya , IDR pertama di perkenalkan sekitar tahun 1984 [ Inte 89 ] dan diimplementasikan di Indonesia ( PT Indosat ) sekitar tahun 1990. Sistim IDR ini dapat digabungkan dengan DOME ( Digital circuit multiplication equipment ) yang dapat memberikan penguatan sampai 5 kali lebih besar dibanding tanpa DCME sehingga dapat menekan biaya operasional.
Dalam penulisan tugas akhir ini penubs membuat suatu perencanaan , analisa dan implementasi sistim IDR/DCME pada sistim komunikasi satelit internasional. IDR ini merupakan alternatip terbaik dalam sistim korunikasi satelit dijital scat ini dalam menyongsong era dijitalisasi kearah ISDN ( Pelayanan jaringan data terpadu antara suara,data dan gambar ).
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S38850
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ahmad Solihuddin
Abstrak :
ABSTRAK
Dalam era globalisasi ini pertukaran informasi antarnegara mclalui percakapan telepon sudah menjadi salah satu kebutuhan yang sangat panting dan memerlukan jaringan transmisi yang handal dan berkualitas. Saluran telepon dijital mempunyai kualitas dapat diandalkan, fleksibel dan kebal terhadap noise, dapat dilalui berbagai mode] informasi dijital, sclain itu menawarkan banyak kelebihan untuk dikembangkan maupun dioptimalkan.
Agar berbagai informasi tersebut dapat dikirimkan, diterima dan diolah dalam waktu yang relatif singkat, maka ketersediaan sa]urannyapun harus selalu terjamin. Semakin banyak terjadinya pertukaran informasi antarnegara maka akan semakin meningkat pula kebutuhan terhadap saluran transmisi intemasional.
Salah satu alteratif untuk memecahkan masalah keterbatasan saluran transmisi intemasional adalah mengoptimalkan saluran dijital yang sudah tersedia dengan cara menerapkan perangkat pengganda saluran dijital (Digital Circuit Multiplication Equipment, DCME).
Perangkat DCME (standar ITU-T G.763) menggabungkan proses DSI dan ADPCM dengan kemampuan menggandakan kapasitas kanal masing-masing proses adalah: Proses Digital Speech Interpolation, DSI (Interpolasi pembicaraan dijital) mampu menggandakan kapasitas kanal sampai 2,5 : L Proses Adaptive Differential Pulse Code Modulation, ADPCM (G.726) mampu menggandakan kapasitas kanal sampai 2 : 1. Sehingga perangkat DCME mempunyai kemampuan menggandakan saluran dijital sebesar rata-rata 5:1.
Dari pengamatan data lalulintas percakapan telepon dad Indonesia ke Norvegia dalam periode pengukuran selama tahun 1999, ternyata menunjukkan peningkatan kebutuhan saluran telepon intemasional. Sehingga perlu diantisipasi dengan penambahan saluran telepon intemasional yang baru.
Dengan pertimbangan saluran telepon dijital yang sudah ada mempergunakan media satelit IDR, maka untuk mengantisipasi pertumbuhan lalulintas percakapan telepon intemasional, dilakukan penambahan saluran telepon dijital dengan mempergunakan perangkat pengganda DCME.
Hasil analisa saluran telepon dijital dalam periode triwulan I tahun 2000 sesudah dipergunakan perangkat DCME ternyata menunjukkan kualitas yang baik sesuai standar ITU-T G.821, lebih efisien terhadap lebar pita transponder satelit yang dipergunakan, lebih efisien terhadap biaya sewn transponder dan efektif meningkatkan nilai rasio panggilan terjawab terhadap banyaknya jumlah panggilan (Answer to Seizure Ratio, ASR).
2000
S39849
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library