Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Waruwu, Dermawan
Abstrak :
Kawasan Bawomataluo di Kabupaten Nias Selatan terdapat daya tarik wisata yang unik dan langka di dunia. Daya tarik wisata ini berupa rumah adat, atraksi lompat batu, situs megalitik, tarian tradisional, dan hasil kerajinan. Keunikan seni budaya ini ternyata kurang dikembangkan oleh pemerintah, pengusaha, dan masyarakat karena ada konflik kepentingan di antara stakeholder tersebut. Akibatnya, situs budaya banyak yang rusak dan dialihfungsikan sebagai tempat jemuran, serta sebagian sudah dihancurkan oleh masyarakat. Pelestarian daya tarik wisata budaya ini terkendala karena pemerintah menjalankan kebijakannya secara hegemonik, sehingga masyarakat melakukan perlawanan (kontrahegemoni). Permasalahannya adalah "bagaimana praktik hegemoni dalam pengembangan kawasan wisata budaya Bawomataluo, Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara?" Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan praktik hegemoni dan bermanfaat untuk pengembangan daya tarik wisata budaya serta menjadi reerensi bagi ilmu pengetahuan budaya di Indonesia. Artikel ini dianalis menggunakan metode kualitatif dengan perspektif kajian budaya serta dikaji dengan teori hegemoni, teori kekuasaan/pengetahuan, dan teori praktik. Penelitian ini menunjukkan bahwa telah terjadi praktik hegemoni dalam pengembangan kawasan wisata budaya Bawomataluo melalui: wacana pemerintah dalam pengembangan seni budaya, kontrol pemerintah dalam regulasi pembiayaan pelestarian budaya, kekuasaan DPRD dalam mempolitisasi APBD untuk pemeliharaan situs budaya, kebijakan bupati dalam mengubah dinas pariwisata dan kebudayaan, dan kewenangan kepala desa dalam menata kawasan wisata budaya Bawomataluo. Agar kawasan wisata budaya Bawamataluo berkembang maksimal diharapkan kerja sama yang baik antara pemerintah, masyarakat, dan penguasa secara berkelanjutan. Dengan demikian, kawasan wisata budaya Bawomataluo dapat berkembang tanpa praktik hegemoni dan praktik kontra-hegemoni, sehingga pelestarian budaya dapat dilakukan secara berkelanjutan.
Denpasar: Balai Pelestarian Nilai Budaya Bali, 2017
902 JPSNT 24:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Kurnia Laniati Syakira
Abstrak :
Prefektur Wakayama merupakan pelopor dari berkembangnya gaya kerja workation di Jepang. Perkembangan workation di Prefektur Wakayama juga mendorong upaya revitalisasi regional terutama di sektor pariwisata. Daya tarik wisata merupakan faktor utama yang memotivasi wisatawan mengunjungi suatu destinasi wisata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterkaitan daya tarik wisata dalam memengaruhi motivasi wisatawan memilih Prefektur Wakayama sebagai destinasi workation dan cara workation berdampak pada pengembangan pariwisata Wakayama. Penulis menggunakan teori daya tarik wisata Cho, 2000 untuk dan penelitian dianalisis menggunakan teknik analisis isi (content analysis). Hasil analisis menunjukkan bahwa upaya pemerintah Wakayama dalam membangun citra prefektur Wakayama dan mengembangkan potensi sumber daya wisata serta fasilitas workation yang membantu Prefektur Wakayama menjadi salah satu pilihan utama destinasi workation untuk wisatawan. Hasil dari perkembangan workation di Prefektur Wakayama merupakan upaya kolektif dari pemerintah Wakayama dan juga pihak swasta seperti perusahaan-perusahaan yang turut dalam kolaborasi dengan pemerintah mengirim karyawan dan membuka peluang revitalisasi ekonomi di Prefektur Wakayama. ......Wakayama Prefecture is a pioneer in the development of the workation style of work in Japan. The development of workation in Wakayama Prefecture also encourages regional revitalization efforts of the government, especially in the tourism sector. Tourist destination’s attractiveness is one of the main factors that motivates tourists to visit a destination. This study aims to determine the connection of tourist attraction in influencing the motivation of tourists to choose Wakayama Prefecture as a workation destination and how workation has an impact on the development of Wakayama tourism. The author uses the theory of destination attractiveness by Cho 2000 and analyzed using content analysis methods. The results of the analysis show that the efforts of the Wakayama government in building the image of Wakayama prefecture and developing the potential of tourism resources with abundant workation facilities have helped Wakayama Prefecture become one of the main choices of workation destinations for tourists. However, the result of the development of workation in Wakayama Prefecture is the collective effort of the Wakayama government and also private parties such as companies that participate in collaboration with the government to send employees and open up opportunities for economic revitalization in Wakayama Prefecture.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Raka Satrya Adizaputra
Abstrak :
Lanskap merupakan suatu wilayah di permukaan bumi yang terbentuk melalui interaksi dinamis antara komponen biotik dan abiotik yang memiliki nilai estetika dan rekreasi yang signifikan, yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pariwisata dan kesejahteraan manusia. Masyarakat yang bertempat tinggal di Jabodetabek yang memiliki gaya hidup terlalu fokus pada pekerjaan menjadikan sebagai potensi wisatawan yang besar bagi objek wisata di Kecamatan Babakan Madang. Aktivitas wisata yang melibatkan ruang terbuka hijau dan dikelilingi alam dalam memberikan manfaat secara psikologis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola lanskap dari Kecamatan Babakan Madang dan menganalisis hubungan antara pola lanskap dan daya tarik wisata. Data yang digunakan berupa data primer dan sekunder. Data primer yang digunakan adalah untuk proses uji akurasi citra satelit. Data sekunder yang digunakan adalah citra satelit Sentinel 2-L2A, DEMNAS, dan foto-foto pemandangan yang diunggah pada Google Maps Photos. Pola Lanskap diperoleh menggunakan raster tutupan lahan dengan unit analisis bentuk medan dengan tools overlay  pada aplikasi ArcGIS Pro yang kemudian diolah menggunakan aplikasi Fragstats 4.2 dengan analisis tingkat lanskap yang menggunakan indeks lanskap Number of Patches (NP), Patch Density (PD), Largest Patch Index (LPI), Landscape Shape Index (LSI), Interposition & Juxtasposition Index (IJI), Shannon’s Diversity Index (SHDI), dan Shannon’s Evenness Index (SHEI). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola lanskap di Kecamatan Babakan Madang terbagi menjadi dua terfragmentasi atau tersebar pada lanskap datar, landai, dan landai berbukit. Sedangkan lanskap yang bersifat teragregasi atau mengelompok pada lanskap undakan berbukit dan perbukitan. Persebaran foto pemandangan sebagian besar berada pada tutupan lahan vegetasi dengan bentuk lanskap undakan berbukit dan perbukitan. Persebaran titik foto pemandangan juga berada pada lanskap yang bersifat teragregrasi karena keseragaman yang indah untuk dilihat oleh mata manusia. ......Landscape is an area on the earth's surface that is formed through dynamic interactions between biotic and abiotic components that have significant aesthetic and recreational value, which can be used for the benefit of tourism and human welfare. The population residing in the Jabodetabek area, which has a lifestyle overly focused on work, becomes a great potential for tourists to visit tourist attractions in Babakan Madang District. Tourism activities involving green open spaces and surrounded by nature provide psychological benefits. This study aims to analyze the landscape patterns of Babakan Madang District and analyze the relationship between landscape patterns and tourist attractions. The data used consist of primary and secondary data. The primary data are used for the accuracy test process of satellite imagery. The secondary data used are Sentinel 2-L2A satellite imagery, DEMNAS, and landscape photos uploaded on Google Maps Photos. Landscape patterns were obtained using land cover raster data with terrain shape analysis units using overlay tools in the ArcGIS Pro application, which were then processed using the Fragstats 4.2 application with landscape level analysis using landscape indices including Number of Patches (NP), Patch Density (PD), Largest Patch Index (LPI), Landscape Shape Index (LSI), Interposition & Juxtaposition Index (IJI), Shannon’s Diversity Index (SHDI), and Shannon’s Evenness Index (SHEI). The results show that the landscape pattern in Babakan Madang District is divided into two: fragmented or dispersed landscapes on flat, gently sloping, and gently hilly landscapes, while landscapes that are aggregated or grouped are found on hilly and mountainous landscapes. The distribution of landscape photos is mostly on vegetated land cover with undulating and hilly landscapes. The distribution of landscape photo points also occurs in landscapes that are aggregated due to the beautiful uniformity appealing to the human eye.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moch Ghifari Agustama
Abstrak :
Babakan Madang merupakan Kecamatan di Kabupaten Bogor yang berada di dataran tinggi dengan bentang alam yang bervariasi dan udara yang sejuk. Potensi alam yang dimiliki Kecamatan Babakan Madang merupakan salah satu modal penting untuk menjadikannya daya tarik sebagai daerah tujuan wisata. Di Kecamatan Babakan Madang terdapat 13 objek wisata air terjun yang berlokasi di Desa Karang Tengah dan Desa Bojong Koneng. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tipologi dan tingkat daya tarik wisata alam air terjun yang ada di Kecamatan Babakan Madang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis spasial dan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan objek wisata alam air terjun di Kecamatan Babakan Madang memiliki tipologi yang beragam di antaranya tipe cascade, tipe cataract, tipe slide, tipe paralell, tipe chute, tipe birai menggantung. Tingkat daya tarik Objek wisata alam air terjun dengan tingkat daya tarik rendah ada pada Curug 3 Perjaka, Curug Cisalada, Curug Ngumpet, Curug Lewih Pariuk dan Curug Cikujang. Selanjutnya, objek wisata alam air terjun dengan tingkat daya tarik sedang ada pada Curug Lewih Asih, Curug Barong, Curug Love dan Curug Bidadari. Terakhir, air terjun dengan kategori tingkat daya tarik tinggi ada pada Curug Lewiheijo, Curug Benjol, Curug Putri Kencana dan Curug Cibingbin. ......Babakan Madang is a sub-district in Bogor Regency which is located in the highlands with varied landscapes and cool air. The natural potential of Babakan Madang District is one of the important capitals to make it an attraction as a tourist destination. In Babakan Madang District, there are 13 waterfall attractions located in Karang Tengah Village and Bojong Koneng Village. The purpose of this study was to determine the typology and level of natural tourist attraction of waterfalls in Babakan Madang District. The method used in this research is descriptive quantitative. The analysis used in this research is spatial analysis and descriptive analysis. The results showed that natural waterfall attractions in Babakan Madang District have various typologies including cascade type, cataract type, slide type, parallel type, chute type, and hanging ledge type. Level of attractiveness Waterfall natural attractions with a low level of attractiveness are Curug 3 Perjaka, Curug Cisalada, Curug Ngumpet, Curug Lewih Pariuk and Curug Cikujang. Furthermore, natural attractions of waterfalls with a moderate level of attractiveness are Curug Lewih Asih, Curug Barong, Curug Love and Curug Bidadari. Finally, waterfalls with a high level of attraction category are Curug Lewiheijo, Curug Benjol, Curug Putri Kencana and Curug Cibingbin.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library