Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rosemary Ceria
Abstrak :
Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue, yang sampai saat ini belum ada antivirus untuk penyakit ini. Angsana (Pterocarpus indicus Willd.) merupakan famili Fabaceae, tidak toksik untuk hewan coba, memiliki khasiat sebagai antibiotik berpotensi untuk menjadi kandidat antivirus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi ekstrak daun angsana mengeliminasi DENV-2 pada mencit dan toksisitasnya. Uji toksisitas dosis tunggal ekstrak etanol daun angsana (5 mg/kgBB, 50 mg/kgBB, 500 mg/kgBB) diberikan secara i.v pada 24 ekor mencit. Pengamatan dilakukan setiap hari 7-14 hari. Uji potensi ekstrak (dosis 125 mg/kgBB, 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB p.o) terhadap DENV-2 menggunakan 48 ekor mencit yang diinfeksi (i.p) dengan sel K562 terinfeksi DENV-2. Mencit dibagi 2 kelompok, pertama diberikan ekstrak daun angsana (p.o) 2 jam sebelum dan kedua, diberikan ekstrak daun angsana (p.o) 2 jam sesudah infeksi sel K562 terinfeksi DENV-2. Serum diambil 6 jam dan 24 jam setelah infeksi viremia dinilai dengan focus assay. Pengamatan toksisitas dilakukan pada mencit yang diberi ekstrak dosis 500 mg/kgBB p.o 24 jam setelah infeksi diperiksa hati dan ginjal secara makroskopis, mikroskopis dan pengukuran SGPT, SGOT, ureum, kreatinin serum mencit. Hasil pengamatan tidak terlihat gejala toksik yang signifikan pada seluruh kelompok mencit dengan ekstrak yang diberikan secara i.v. Ekstrak etanol daun angsana mempengaruhi pertambahan berat badan mencit, namun pada dosis 500 mg/kgBB yang diberikan i.v, terjadi penurunan berat badan, karena nekrosis di lokasi penyuntikan (ekstrak terlalu pekat), sehingga dosis tidak dilanjutkan lebih tinggi. Hasil uji potensi ekstrak p.o terlihat ada penurunan titer virus pada dosis 250 dan 500 mg/kgBB pada kelompok yang diberikan ekstrak 2 jam sesudah infeksi sel K562 terinfeksi DENV-2. Secara mikroskopis dan pengukuran kreatinin 24 jam setelah pemberian ekstrak 500 mg/kgBB p.o, ginjal mengalami kerusakan. Sebagai kesimpulan, ekstrak daun angsana secara i.v tidak menimbulkan gejala toksik sampai dosis 500 mg/kgBB. Ekstrak daun angsana juga berpotensi menjadi kandidat anti dengue (250 mg/kgBB dan 500 mg/kgBB p.o), namun secara mikroskopis dan pengukuran kreatinin serum mencit, kelainan ginjal terlihat pada dosis 500 mg/kgBB p.o (24 jam setelah pemberian ekstrak). Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan dosis yang efektif dan subfraksi untuk mendapatkan senyawa yang lebih aman.
Dengue is a disease caused by dengue virus. Until now, there has been no antiviral drug for dengue fever. Angsana (Pterocarpus indicus Willd.) is a family Fabaceae, not toxic to experimental animals, has efficacy as an antibiotics potentially become an antiviral candidate. The aim is to determine the potential of ethanol extract angsana leaves in eliminating DENV-2 in mice and its toxicity. Single dose toxicity of angsana leaves ethanol extract (5mg/kgBW, 50mg/kgBW, 500mg/kgBW) was administered i.v to 24 mice. Observations were made everyday up to 7-14 days later euthanized and necropsy at the end of the observation. A potential extract (dose of 125mg/kgBW, 250mg/kgBW, 500mg/kgBW) against DENV-2, 48 mice were infected (i.p) with K562 cells infected with DENV-2. Mice were divided into 2 groups, the first was given ethanol extract per oral 2 hours before and The second group was given 2 hours (P.O) after infection. Sera taken 6 hours and 24 hours after infection. Viremia was assessed with focus assay using Huh7it-1 cells. Observations of toxicity was also performed in mice given the extract dose of 500mg/kgBW 24 hours after infection. Liver and kidneys were checked macroscopic, microscopically, and serum SGPT, SGOT, urea, creatinine were measured. The result showed that significant toxic symptoms were not seen in all groups of mice with extract up to 500mg/kgBW) by i.v. The ethanol extract angsana leaves were seen weight gain in mice, but at 500 mg/kg iv, weight loss, due to necrosis at the injection site (extract too thick), so that the dose does not proceed higher. Extract potency test results seen the reduction in viral titer in a dose of 250 and 500 mg/kgBW P.O in the group of mice given 2 hours after infection of K562 cells infected with DENV-2. Microscopic and creatinine observation 24 hours after administration of 500 mg/kg extract P.O, suggested kidney damage. In conclusion, ethanol extract of angsana leaves does not cause toxic symptoms up to 500mg/kgBW). Ethanol extract of angsana leaves also has the potential to be candidates for anti-dengue (250mg/kgBW and 500mg/kgBW P.O), but suggested kidney damage in microscopic and urea, creatinine serum level at dose of 500 mg/kgBW (24 hours after P.O administration of the extract). Further research is needed to determine the effective dose and subfraction to get safe compound.
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fikry Dwi Anjan
Abstrak :
Daun angsana (Pterocarpus indicus Willd.) telah banyak digunakan secara empiris untuk mengobati sariawan, antibakteri dan penyakit ginjal. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara ilmiah efek nefroprotektif daun angsana pada tikus putih jantan yang diinduksi gentamisin ditinjau dari kadar urea dan kreatinin plasma yang keduanya merupakan parameter fungsi ginjal. Pada penelitian ini, digunakan 30 ekor tikus putih jantan galur Sprague Dawley yang dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan yaitu kelompok kontrol normal (aquadest dan aqua p.i.), kelompok induksi (gentamisin 80mg/kg bb/hari i.p), dosis I (rebusan daun angsana 28,8 mg/kg bb/hari), dosis II (rebusan daun angsana 57,6 mg/kg bb/hari), dosis III (rebusan daun angsana 115,2 mg/kg bb/hari). Semua kelompok diberikan perlakuan selama 21 hari. Pada hari ke-15 diberikan injeksi gentamisin selama 7 hari. Pada hari ke-22, pengambilan darah dilakukan melalui sinus orbital. Kadar urea dan kreatinin diukur menggunakan metode berthelot untuk urea dan metode kolorimetri untuk kreatinin. Hasilnya menunjukan pemberian dosis III (rebusan daun angsana 115,2 mg/kg bb/hari) dapat menurunkan kadar urea dan kreatinin plasma serta memiliki perbedaan bermakna (p<0,05) dengan kelompok induksi sehingga dapat disimpulkan bahwa daun angsana dosis III (rebusan daun angsana 115,2 mg/kg bb/hari) memiliki potensi untuk mencegah kerusakan ginjal yang disebabkan oleh gentamisin. ......Angsana leaves (Pterocarpus indicus Willd.) has been widely used empirically for treat canker sore, antibacterial and kidney disease. This study aimed to demonstrate the scientific of nephroprotective effect from angsana leaf on male rats induced by gentamicin reviewed from urea and creatinine plasma levels were both parameters of renal function. In this study, thirty male rats strain Sprague Dawley divided into five treatment groups were normal control group (aquadest and aqua p.i.), induction group (80 mg/kg bw/day i.p ), dose I group (28.8 mg/kg bw/day), dose II group (57.6 mg/kg bw/day), dose III group (115.2 mg/kg bw/day). All groups were given treatment for 21 days. At the 15th day, the animals were given gentamicin injection for 7 days. At the 22th day, the blood was collected from sinus orbital. The urea and creatinine plasma levels were measured by berthelot method for urea and colorimetric method for creatinine. The result show dose III (115.2 mg/kg bw/day) was decreased urea and creatinine plasma levels also has significantly different (p<0,05) with induction group. So, stew angsana leaf dose III group (115.2 mg/kg bw/day) has potential to prevent kidney damage by gentamicin induced.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
S63374
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahra Adiyati
Abstrak :
Penyakit ginjal merupakan salah satu penyakit yang banyak ditemukan di kalangan masyarakat Indonesia. Daun dari pohon angsana (Pterocarpus indicus Willd.) merupakan salah satu alternatif yang digunakan secara empiris oleh masyarakat Indonesia untuk mengobati dan mencegah penyakit ginjal. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara ilmiah efek nefroprotektif rebusan daun angsana ditinjau dari volume urin, kadar natrium dan kalium urin. Tiga puluh ekor tikus putih jantan Sprague-Dawley dibagi menjadi lima kelompok perlakuan; kelompok 1 sebagai kelompok kontrol normal, kelompok 2 sebagai kelompok induksi, dan kelompok 3,4,5 sebagai kelompok dosis. Dosis rebusan daun angsana yang digunakan berturut-turut adalah 28,8 mg/kg bb, 57,6 mg/kg bb, dan 115,2 mg/kg bb yang diberikan secara oral selama 21 hari dalam dosis tunggal. Antibiotik gentamisin digunakan sebagai senyawa nefrotoksik dengan dosis 80 mg/kg bb yang diberikan secara intraperitonial pada hari ke-15 hingga 21. Efek nefroprotektif diamati dari volume urin, kadar natrium, dan kadar kalium urin. Hasil penelitian menunjukan kelompok yang diberikan dosis 3 (23,04 mg/200 g bb) mengalami penurunan kadar natrium dan peningkatan kadar kalium urin serta memiliki perbedaan bermakna (p<0,05) dengan kelompok induksi sehingga dapat disimpulkan bahwa daun angsana dosis 3 (115,2 mg/kg bb/hari) berpotensi memiliki efek nefroprotektif, namun pengamatan terhadap volume urin 24 jam tidak menggambarkan signifikansi pada efek nefroprotektif. ......Kidney disease is a common disease among the people of Indonesia. The leaves from angsana tree (Pterocarpus indicus Willd.) is an alternative used empirically by Indonesian people to treat and prevent kidney diseases. The aim of this study was to demonstrate the scientific nephroprotective effect of water-boiled angsana leaves evaluated from urine volume, urinary sodium and potassium levels which are parameters for renal damage. Thirty white male Sprague-Dawley rats were divided into five treatment groups; group 1 as normal control group, group 2 as induction group, and group 3 to 5 as dose groups. Doses for angsana leaves were variated to 28,8 mg/kg bw; 57,6 mg/kg bw; and 115,2 mg/kg bw which were given orally for 21 days as single doses. The antibiotic gentamicin is used as a nephrotoxic agent at 80 mg/kg given by intraperitoneal injection from day 15 to 21. Nephroprotective effects were observed from levels of urinary output, urinary sodium, and urinary potassium. Obtained results show the group given the highest dose (115,2 mg/kg bw) resulted in decreased sodium levels and increased levels of urinary potassium as well as having a significant difference (p<0,05) with the induction group. It can be concluded that the leaves of angsana at the dose 115,2 mg/kg bw/day has potential nephroprotective properties. Observed 24-hour urine volume, however, did not show significant signs for nephroprotective effects.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
S65402
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library