Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Annisa Chairani Sudarmin
Abstrak :
ABSTRAK
Penyebaran penyakit menular di Indonesia masih meningkat setiap tahunnya. Maka dari itu pemerintah mengeluarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional yang salah satu isinya adalah pengendalian penyakit menular. Vaksin diperlukan dalam pengendalian penyakit menular. Vaksin sensitif terhadap suhu tertentu, sehingga suhu penyimpanan yang tidak tepat akan merusak vaksin dan menghilangkan efektivitasnya. Vaksin membutuhkan cold chain di dalam rantai pasoknya yang dapat memastikan bahwa vaksin disimpan pada suhu yang sesuai. Kelalaian yang terjadi dalam rantai pasok dapat merusak vaksin dan dapat membahayakan pasien. Kendala yang dialami rantai pasok vaksin dapat menghambat pemberian vaksin kepada yang membutuhkannya dan menghambat upaya pengendalian penyakit. Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk menganalisis prioritasi risiko yang mungkin terjadi pada rantai pasok vaksin di Indonesia serta mengembangkan strategi mitigasi risiko untuk membantu anggota rantai pasok dalam mengelola risiko yang ada. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah MCDM (Multi-criteria Decision Making) DEMATEL-Based ANP. Risiko yang didapat dari identifikasi sebanyak 32 risiko dengan lima dimensi yaitu pasokan dan pemasok, operasional, finansial, pemerintahan & permintaan pasar dan logistik. Hasil prioritasi dengan DANP menunjukkan bahwa terdapat 19 risiko yang perlu diprioritaskan. Selanjutnya dikembangkan strategi mitigasi risiko yang divalidasi oleh ahli. Hasil yang didapat adalah 23 strategi mitigasi risiko.
ABSTRACT
The spread of infectious diseases in Indonesia is still increasing every year. Therefore, the government issued a National Medium-Term Development Plan, one of which is the control of infectious diseases. Vaccines are needed in controlling infectious diseases. Vaccines are sensitive to certain temperatures, so improper storage temperatures will damage the vaccine and eliminate its effectiveness. Vaccines require cold chains in their supply chain that could ensure that vaccines are stored at the appropriate temperature. Negligence that occurs in the supply chain could damage the vaccine and could endanger the patient. Obstacles experienced by the vaccine supply chain can inhibit vaccine delivery to those who need it and hinder disease control efforts. Therefore this study aims to analyze the risk prioritization that might occur in the vaccine supply chain in Indonesia and develop a risk mitigation strategy to help supply chain members manage existing risks. The method used in this study is MCDM (Multi-criteria Decision Making) DEMATEL Based ANP. Risks obtained from the identification of 32 risks with five dimensions, namely supply and supplier, operational, financial, government & market demand, and logistics. The results of prioritization with DANP indicate that 19 risks need to be prioritized. Furthermore, risk mitigation strategies are validated by experts. The results obtained are 23 risk mitigation strategies.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sukma Azzah Kharisma
Abstrak :
Kesehatan merupakan hak dasar manusia yang harus dipenuhi dan terus ditingkatkan kualitasnya. Untuk menjaga kualitas layanan kesehatan bagi masyarakat merupakan tantangan besar. Salah satu aktivitas untuk menjaga kualitas layanan kesehatan adalah memastikan ketersediaan obat. Di Indonesia, sejak tahun 2010, pemerintah mewajibkan penggunaan obat generik dalam layanan kesehatan pemerintah. Dengan demikian, pasokan obat generik harus dapat memenuhi permintaan pada waktu, jumlah dan kualitas yang tepat. Namun, dalam praktiknya, pasokan obat generik dalam sistem pengadaan pemerintah melalui e-catalogue belum 100% memenuhi permintaan obat generik dari fasilitas kesehatan. Kekosongan obat generik dapat disebabkan oleh berbagai faktor termasuk risiko dalam aktivitas rantai pasoknya. Risiko rantai pasok dapat memengaruhi kontinuitas aliran informasi, material dan produk dari pemasok awal hingga proses pengiriman ke pembeli sehingga dapat menghambat ketersediaan pasokan obat generik. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan model manajemen risiko rantai pasok obat generik di Indonesia sehingga dapat mengidentifikasi, menilai, memprioritaskan serta menyusun strategi mitigasi risiko yang mungkin dapat terjadi di setiap aktor rantai pasok obat generik. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah MCDM (Multiple-criteria decision analysis) DANP (DEMATEL based ANP) dan ISM (Interpretive Structural Modelling). DANP digunakan untuk menilai serta mempriotitisasikan risiko sedangkan ISM digunakan untuk menyusun strategi mitigasi risiko yang sudah diprioritaskan. ......Health is a basic human right that should maintain and continuously improve in quality. To maintain the quality of health services for the citizen is a big challenge. One of the activities to support the preservation of the quality of health services is the supply continuity of medicines. In Indonesia, since 2010, the government has been encouraging the prescription of medicines by their generic names in all public facilities and pharmacists are allowed to choose the generic substitution for the prescribed non-generic medicines. Then, generic medicines supply chain should be able to meet the demand at the right time in the right quantity and the right quality. In practice, the supply of generic medicines in the government purchasing system of health services, which has been done in online system, has not 100% met the demand of health facilities. Generic medicines shortages can be caused by many factors, including the risks in generic medicines supply chain activities. Risks, which occur in supply chain activities, can affect the flow continuity of information, materials, and products, from the initial pemasok to the delivery of the products, which can hinder the supply of generic medicines. For this reason, supply chain risk management of generic medicines are important to keep the generic medicines supply. However, study about generic medicines supply chain risk in Indonesia are limited. Therefore, the aim of this study is to identify, priotize and mitigate the supply chain risks of general medicines. The results showed that supply chain risks of generic medicines that involve in the activities are demand risks, pemasok risks, transportation risks, information flow risks, financial risks, quality risks, inventory risks, production risks, and environment, social and regulation risks. Multi-criteria decision making methods which used in thise study were DANP (DEMATEL based ANP) and ISM (Intrepretive Strucural Modelling). DANP was used to priotize risks, meanwhile ISM was used to obtain hierarchy model of mitigation strategy.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meitreya Taris
Abstrak :
Sejak Covid-19 dinyatakan sebagai pandemi global oleh World Health Organization (WHO) pada 12 Maret 2020, berbagai kebijakan dibuat oleh pemerintah di seluruh dunia, salah satunya adalah lockdown. Kebijakan ini membuat perusahaan tidak dapat memproduksi dan mendistribusikan produknya sehingga menyebabkan gangguan rantai pasokan. Industri alat kesehatan merupakan salah satu rantai pasokan yang terkena dampak signifikan dari pandemi ini. Terdapat kekurangan alat pelindung diri (APD) dan alat kesehatan lainnya untuk perawatan Covid-19 pada rumah sakit di seluruh dunia. Salah satu negara yang mengalami gangguan dalam rantai pasokan alat kesehatan adalah Indonesia, karena ketergantungannya pada alat kesehatan dari negara lain, dan adanya larangan ekspor selama lockdown. Penting untuk mengadopsi ketangguhan rantai pasok karena ketergantungan dalam rantai pasokan. Ketika strategi ini diadopsi, diperlukan Key Performance Indicator (KPI) sebagai alat untuk memantau dan mengukur kinerja ketangguhan rantai pasokan pada industri alat kesehatan di Indonesia. Dalam penelitian ini, indikator yang dikumpulkan dari tinjauan literatur, terdapat 9 indikator dan 42 sub indikator untuk ketangguhan rantai pasokan. Setelah itu, indikator dan sub-indikator tersebut divalidasi oleh beberapa ahli dengan mengisi kuesioner. Dengan menggunakan modified kappa (k*) untuk validasi, didapatkan 35 sub indikator dinyatakan valid untuk industri alat kesehatan di Indonesia dengan nilai k* ≥ 0.74. Dengan menganalisa menggunakan Dematel-based ANP (DANP), indikator knowledge management merupakan indikator yang sangat mempengaruhi indikator lainnya sedangkan indikator agility merupakan indikator yang paling mudah dipengaruhi oleh indikator lainnya. ......Since Covid-19 was declared a global pandemic by the World Health Organization (WHO) on 12 March 2020, various policies have been made by governments around the world, one of which is a lockdown. This policy makes companies unable to produce and distribute their products, causing supply chain disruptions. The medical device industry is one of the supply chains significantly affected by this pandemic. There is a shortage of personal protective equipment (PPE) and other medical devices for Covid-19 treatment in hospitals around the world. One of the countries experiencing disruptions in the medical device supply chain is Indonesia, due to its dependence on medical device supplies from other countries, and the export ban during the lockdown. It is important to adopt Supply Chain Resilience (SCR) due to the dependency on the supply chain. When SCR is adopted, Key Performance Indicators (KPIs) are required as a tool to monitor and measure the performance of supply chain resilience in the medical device industry in Indonesia. In this study, indicators collected from the literature review, there are 9 indicators and 42 sub-indicators for supply chain resilience. After that, the indicators and sub-indicators were validated by several experts by filling out a questionnaire. Using modified kappa (k*) for validation, 35 sub-indicators were found to be valid for the medical device industry in Indonesia with a k* value ≥ 0.74. By analyzing using Dematel-based ANP (DANP), the knowledge management indicator is the indicator that strongly influences other indicators while the agility indicator is the indicator that is most easily affected by other indicators.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ellin Devihana Pratiwi
Abstrak :
Pemilihan vendor yang tidak tepat menjadi penyumbang terbesar dalam terjadinya kegagalan outsourcing, hal ini menunjukan bahwa kriteria yang digunakan dalam pemilihan vendor masih kurang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk merancangan kriteria pemilihan vendor pemeliharaan site Base Transceiver Station BTS perusahaan operator telekomunikasi. Penelitian ini menggunakan metode DEMATEL-Based ANP DANP dan Simple Additive Weighting SAW untuk mendapatkan penilaian kriteria vendor dari ahli. Penelitian ini menghasilkan Network Relation Map NRM dan bobot global melalui metode DANP dan penilaian masing-masing vendor melalui metode SAW. ......Improper selection of vendors is become the highest contributor to outsourcing failure, it is indicating that the criteria used in vendor selection are still less precise. This research aims to design of criteria in vendor selection of Base Transceiver Station's BTS Site on Telecommunication Operator Companies. This research uses DEMATEL Based ANP DANP and Simple Additive Weighting SAW method to get assessment of vendor criteria from expert. The result of this research are Network Relation Map NRM and global weighting through DANP method and assessment of each vendor through SAW method.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Denise Savia Anindita
Abstrak :
Kontribusi Industri Manufaktur terhadap PDB Indonesia diproyeksikan akan terus mengalami penurunan apabila tidak dilakukan upaya untuk merevitalisasi Industri Manufaktur. Seiringan dengan penurunan kontribusi tersebut, Indonesia beraspirasi untuk menjadi Top 10 PDB Global pada tahun 2030 melalui meningkatkan faktor kontributor ekspor netto. Pemerintah Indonesia memiliki inisiatif Making Indonesia 4.0 yang bertujuan untuk merevitalisasi Industri Manufaktur melalui implementasi teknologi Industri 4.0 pada lima sektor fokus dengan salah satu sektornya adalah sektor otomotif. Melalui inisiatif ini diharapkan ekspor netto negara dapat meningkat. Teknologi yang menjadi lapisan paling dasar implementasi Industri 4.0 adalah internet of things. Namun, penelitian menunjukkan bahwa hanya 26% perusahaan yang mengalami kesuksesan ketika mengimplementasikan IoT. Berdasarkan keadaan tersebut, perusahaan perlu mempertimbangkan key success factors (KSF) ketika mengimplementasikan IoT dimana tujuannya adalah untuk membantu memfokuskan aktivitas perusahaan dan menghindari pemborosan sumber daya pada aktivitas yang kurang penting sehingga mampu mendukung tercapainya tujuan perusahaan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi KSF, mencari hubungan antar KSF, mendapatkan bobot KSF, dan merancang strategi implementasi IoT di Industri Manufaktur pada sektor otomotif berdasarkan KSF prioritas. Hasil dari penelitian ini mendapatkan delapan dimensi dan dua puluh empat KSF implementasi IoT. Hasil perhitungan menunjukkan tiga KSF yang terpilih, yaitu market requirements, peraturan dan kebijakan pemerintah, dan technology standardization approach dimana masing-masing KSF tersebut dibuat rancangan strategi. ......The contribution of the Manufacturing Industry to Indonesia's GDP is projected to continue to decline if no efforts are made to revitalize the Manufacturing Industry. Along with the decline in this contribution, Indonesia aspires to become the Top 10 Global GDP in 2030 by increasing the net export contributor factor. The Indonesian government has the Making Indonesia 4.0 initiative which aims to revitalize the Manufacturing Industry through the implementation of Industry 4.0 technology in five focus sectors, one of which is the automotive sector. Through this initiative, it is hoped that the country's net exports can increase. The technology that is the most basic layer of the implementation of Industry 4.0 is the internet of things. However, research shows that only 26% of companies experience success when implementing IoT. Based on these circumstances, companies need to consider key success factors (KSF) when implementing IoT where the goal is to help focus company activities and avoid wasting resources on activities that are less important so as to support the achievement of company goals. Therefore, this study aims to identify KSF, look for the relationship between KSF, get the weight of KSF, and design an IoT implementation strategy in the Manufacturing Industry in the automotive sector based on priority KSF. The results of this study get eight dimensions and twenty four KSFs of IoT implementation. The results of the calculation show that the three selected KSFs are market requirements, government regulations and policies, and the technology standardization approach where a strategy is designed for each KSF.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Eveline
Abstrak :
ABSTRAK
Sumber Daya Manusia SDM memiliki peran yang sangat penting dalam perusahaan, dan saat ini pun sistem informasi berperan penting dalam membantu kinerja Human Resource HR . Human Resource Information System HRIS dapat menunjang pemenuhan sumber daya manusia yang berkualitas. Dengan tersedianya sumber daya manusia yang berkualitas, maka diharapkan akan berpengaruh terhadap efisiensi dan efektivitas organisasi/perusahaan. Pada penelitian ini akan dilakukan perancangan kriteria Human Resource Information System HRIS yang mempengaruhi kinerja Human Resource HR di perusahaan menggunakan metode DEMATEL-Based ANP DANP . Kuesioner dirancang dengan studi literatur dan ditinjau kembali oleh 5 para ahli. Kuesioner tersebut disebar ke 10 HR perusahaan manufaktur yang berbeda. Dengan metode DANP didapatkan bahwa Dimensi Kualitas Informasi dengan bobot lokal sebesar 0,3268 dan kriteria Kualitas Tinggi Penyajian Data dengan bobot global akhir sebesar 0,1089 merupakan hal terpenting dalam penggunaan HRIS.
ABSTRACT
Abstract Human Resources HR had a very important role in the company, and also information system in helping HR works. HRIS Human Resources Information System could support the fulfilment of qualified human resources. With the availability of qualified human resources, it was expected to affect the efficiency and effectiveness of the organization company. This study designing criteria of Human Resource Information System HRIS that affected human resources in companies by using DEMATEL based ANP DANP method. The questioner was designed by literature review and reviewed by 5 experts. Then, it were distributed to 10 HR person from different manufacture companies. With DANP method it was found that Quality Information dimension with a local weight value of 0.3268 and High Quality Data Presentation criteria with final weight value of 0.1089 were the most important in the use of HRIS.
2018
T51065
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Farhan Al Ghifary
Abstrak :
Industri pertambangan batubara merupakan salah satu sumber energi utama di banyak negara termasuk di Indonesia. Namun, industri ini juga menghadapi tantangan dalam hal dampak lingkungan, termasuk emisi gas rumah kaca, dan polusi udara. Untuk menghadapi tantangan tersebut, para pelaku industri tambang batubara beserta pemerintah Indonesia perlu menerapkan konsep ekonomi sirkular demi mengurangi dampak lingkungan yang dihasilkan. Oleh karena itu, perlu ditentukan faktor pendorong dan penghambat utama yang dapat diimplementasikan pada industri pertambangan batubara. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan faktor pendorong dan penghambat implementasi ekonomi sirkular pada industri pertambangan batubara di Indonesia. Pada tahap awal, penelitian ini meninjau beberapa faktor pendorong dan penghambat yang ada untuk dijadikan daftar dari faktor pendorong dan penghambat awal. Kemudian daftar dari faktor pendorong dan penghambat tersebut dinilai dan divalidasi oleh lima ahli. Penelitian ini menggunakan metode Content Validity Index (CVI) untuk memvalidasi faktor pendorong dan penghambat dan metode DANP untuk menganalisis hubungan dan prioritas faktor pendorong dan penghambat. Dimensi yang paling penting  dari faktor pendorong dan faktor penghambat adalah dimensi financial dan faktor yang paling penting adalah adanya kerja sama industri untuk faktor pendorong dan penerapan teknologi yang rumit untuk faktor penghambat. Hasil penelitian ini dapat digunakan lebih lanjut oleh industri pertambangan batubara untuk menjawab tantangan tersebut. ......The coal mining industry is one of the main sources of energy in many countries, including Indonesia. However, this industry also faces challenges in terms of environmental impacts, including greenhouse gas emissions and air pollution. To address these challenges, coal mining industry players and the Indonesian government need to implement the concept of circular economy to reduce the environmental impact produced. Therefore, it is necessary to determine the main driving factors and barriers that can be implemented in the coal mining industry. This research aims to develop driving factors and barriers for the implementation of circular economy in the coal mining industry in Indonesia. In the initial stage, this research reviews several existing driving factors and barriers to create a list of initial driving factors and barriers. Then, the list of driving factors and barriers is evaluated and validated by five experts. This study uses the Content Validity Index (CVI) method to validate the driving factors and barriers and the Decision-Making Trial and Evaluation Laboratory (DEMATEL) based Analytic Network Process (ANP)/DANP method to analyze the relationships and priorities of the driving factors and barriers. The most important dimension of the driving factors and barriers is the financial dimension, and the most important factor is industry collaboration for the driving factors and the implementation of complex technology for the barriers. The results of this study can be further utilized by the coal mining industry to address these challenges.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ellin Devihana Pratiwi
Abstrak :
Ketidakpuasaan Pelanggan menjadi opportunity lost bagi operator telekomunikasi pada layanan fixed broadband dalam melakukan ekspansi pasar. Permasalahan dalam ketidakpuasan pelanggan menunjukan perancangan kriteria yang digunakan dalam program loyalti yang diberikan kepada pelanggan masih kurang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk merancang kriteria kepuasan pelanggan pada operator telekomunikasi dalam layanan fixed broadband. Penelitian ini menggunakan metode DEMATEL-based ANP (DANP) dan Simple Additive Weighting (SAW) untuk mendapatkan program loyalti yang paling sesuai dengan kriteria kepuasan pelanggan. Penelitian ini menghasilkan 5 dimensi dan 22 kriteria kepuasan pelanggan pada operator telekomunikasi dalam layanan fixed broadband, dimana dimensi yang paling mempengaruhi adalah resource dan dimensi yang paling dipengaruhi adalah relationship. Program loyalty terbaik pada operator telekomunikasi untuk layanan fixed broadband di PT X adalah High Value Customer (HVC), sedangkan program loyalti terburuk adalah Aplikasi Pelanggan. ...... Customer dissatisfaction is an opportunity lost for telecommunications operators in fixed broadband services in expanding its market, it is indicating that the criteria used in designing the loyalty program that being provided to customer are still less precise. This research aims to provide recommendations for telecommunications operator loyalty programs for fixed broadband services based on customer satisfaction’s criteria. This research uses DEMATEL-Based ANP (DANP) and Simple Additive Weighting (SAW) method to get assessment of loyalty program that best fits the customer satisfaction’s criteria. This research resulted in 5 dimensions and 22 criteria of customer satisfaction for telecommunications operators in fixed broadband services, where the dimension that most influences is resource and the dimension that is most influenced is relationship. The best loyalty program for telecommunications operators in fixed broadband services at PT X is High Value Customer (HVC), while the worst loyalty program is Customer Application.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nora Nisrina
Abstrak :
Industri fesyen Indonesia terus mengalami peningkatan selama satu dekade terakhir. Namun, praktik pada industri fesyen ternyata menimbulkan dampak negatif bagi aspek lingkungan dan sosial. Untuk mengatasi masalah tersebut, pemerintah Indonesia mendorong industri fesyen untuk menerapkan praktik berkelanjutan demi mempertahankan dan meningkatkan daya saing di pasar global karena hal itu dipercaya sebagai masa depan bisnis. Oleh karena itu, perlu ditentukan indikator utama dalam penerapan sistem rantai pasok berkelanjutan di industri fesyen yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja sistem rantai pasok berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan indikator kinerja utama (KPI) yang relevan dalam penerapan rantai pasok berkelanjutan di industri fesyen Indonesia. Di tahap awal, penelitian ini meninjau indikator keberlanjutan yang ada untuk dijadikan shortlist indikator awal. Kemudian, indikator tersebut divalidasi dan dinilai oleh delapan ahli. Penelitian ini menggunakan metode Content Validity Index (CVI) untuk memvalidasi indikator dan metode DANP untuk menganalisis hubungan dan prioritas indikator. Penelitian ini menghasilkan 21 indikator dari tiga dimensi berkelanjutan. Dimensi yang paling penting adalah ekonomi dan indikator yang paling penting adalah biaya operasional, kepuasan pelanggan, kepatuhan lingkungan, penggunaan teknologi ramah lingkungan, serta pendidikan dan pelatihan. Hasil penelitian ini dapat digunakan lebih lanjut oleh industri fesyen untuk meningkatkan kinerja keberlanjutan mereka. ......The Indonesian fashion industry has continuously been growing since the last decade. However, the fashion industry practices produce negative environmental and social consequences. To overcome these issues, the Indonesian government encourages Indonesian fashion industries to adhere to sustainable practices to maintain and improve competitiveness in the global market since it is believed to be the future of the business. Therefore, it is necessary to determine the main indicators of sustainable practices in the fashion industry to measure the performance of a sustainable supply chain system. This study aims to develop a set of relevant key performance indicators (KPIs) in implementing a sustainable supply chain for the Indonesian fashion industry. Initially, this study reviewed the existing sustainability indicators to develop an initial short-list of indicators. Then, indicators were validated and assessed by a group of eight experts. This study utilized content validity index (CVI) methods to validate the indicators and DANP method to analyze and prioritize the indicators. This study resulted in 21 indicators from three sustainability dimensions. The most important dimension was economic and the most important indicators were operating costs, customer satisfaction, environmental compliance, implementation of environmentally friendly technology, and education and training. The result of this study could be further used by the fashion industries to improve their sustainability performance.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angywa Nadhira
Abstrak :
Perkembangan teknologi diharapkan dapat menjadi salah satu solusi untuk mengurangi tingkat kelelahan para tenaga medis ICU dengan mempermudah mereka dalam memberikan pelayanan yang lebih efektif dan efisien kepada pasien di ICU. Internet of Things (IoT) sebagai suatu tren baru dalam teknologi dapat membantu tenaga medis dalam memberikan pelayanan kesehatan. Penerapan IoT khususnya di ICU memberikan kemudahan untuk melakukan pengamatan pasien berkelanjutan, mengurangi terjadinya error, dan meningkatkan komunikasi antar tenaga medis yang lebih efisien. Penerapan IoT di ICU membutuhkan beberapa pertimbangan yang dilakukan oleh pihak rumah sakit seperti dari segi kemampuan teknologi, keamanan, kemampuan organisasi, dan lingkungan pendukung. Penelitian ini menggunakan metode ANP (Analytical Network Process) berbasis DEMATEL (Decision-Making Trial and Evaluation Laboratoy) \ untuk melihat secara lebih jelas pengaruh dan prioritas dari faktor-faktor pertimbangan penerapan Internet of Thing (IoT) di ICU pada rumah sakit di Jakarta dan Depok. Selain itu, metode COPRAS (Complex Proportional Asessment) digunakan untuk mengetahui prioritas teknologi yang dapat diterapkan. Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa teknologi pemantauan infus pintar berbasis IoT merupakan prioritas teknologi pertama untuk diterapkan di ICU rumah sakit di Jakarta dan Depok.
......The development of technology is expected to give a solution to reduce the level of difficulty on medical staff in the ICU by facilitating them in providing more effective and efficient services for patients in the ICU. Internet of Things (IoT) as a new trend in technology can help medical staff in providing health services. The application of IoT especially in the ICU makes it easy to conduct continuous patient observation, reduce the occurrence of errors, and improve communication between medical staff more efficiently. The implementation of IoT in ICU requires several considerations carried out by the hospital such as in terms of technological capability, security, organizational capability, and supporting environment. This study uses DEMATEL (Decision-Making Trial and Evaluation Laboratory) based ANP (Analytical Network Process) method to see more clearly the influence and priority of the factors considering the implementation of the Internet of Thing (IoT) in hospital ICUs at Jakarta and Depok. In addition, the COPRAS (Complex Proportional Assessment) method is used to determine technological priorities that can be applied. The results of this study found that IoTbased smart infusion monitoring technology is the first technology priority to be applied in hospital ICUs at Jakarta and Depok.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library